DUSCUSSION
Modul : Maloclussion
Presentan : Dina Anisawati (20204020082)
Perceptor : Dr.drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort
LAPORAN DASAR
REFLEKSI
KASUS TEORI
01. LAPORAN KASUS
EKSPAN LATERAL
RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH
Chief complain :
Pasien datang dengan keluhan gigi seri rahang atasnya yang sedikit maju ke depan serta gigi bagian depan rahang
bawahnya yang tidak rapi.
Present Illnes :
Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, pasien merasa terganggu dengan keluhan tersebut karena
makanan sering terselip di daerah tersebut. Tidak terdapat rasa sakit pada pasien. Terkadang pasien merasa
kurang percaya diri.
Social History :
Pasien merupakan mahasiswa akhir UNY, jarang mengkonsumsi sayur dan buah, cukup dalam mengkonsumsi
air putih, sering berolah raga, dan tidak merokok. Ketika SD (kelas 1-4), pasien masih suka minum dengan botol
dot dan sewaktu SMP pasien memiliki kebiasaan suka menghisap-hisap kuku ketika sedang stress tanpa disadari.
Untuk saat ini pasien tidak memiliki kebiasaan buruk terkait rongga mulutnya.
1. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
• Pasien mengatakan bahwa dulu gigi susunya sehat dan tumbuh rapi.
Gigi desidui
• Pasien mengaku sebagian besar gigi susunya yang goyah dibiarkan tanggal dengan
sendirinya kemudian digantikan oleh gigi permanen. Gigi susu pasien tanggal karena
Gigi memang sudah goyah karena gigi permanennya sudah tumbuh dan bukan karena berlubang.
bercampur
• Pasien merasa gigi seri depan atasnya agak maju dan gigi depan bawahnya yang tidak
Gigi rapi.
permanen
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF (ekstraoral)
Bentuk Kepala : Brakisefali
Bentuk Muka : Hiperleptoprosop Garis Simon (Bidang Orbital): Posisi rahang
Profil Muka : Cembung terhadap bidang orbital/garis simon
Garis tengah rahang atas terhadap rahang bawah : Tidak segaris, rahang bawah bergeser 1,5 mm ke kanan.
Garis Interinsisivi sentral terhadap garis tengah wajah : Segaris
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
ANALISIS FOTO MUKA
Brakisefali-Hiperleptoprosop-Cembung
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
RELASI SENTRIK
Oklusi Sentrik Tampak Kanan Oklusi Sentrik tampak depan Oklusi Sentrik Tampak Kiri
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
OKLUSAL
Parabola U-Form
FOTO STUDY MODEL
HASIL PERHITUNGAN
HASIL PERHITUNGAN
DETERMNIASI LENGKUNG
Biru : lengkung mula-mula
Merah : lengkung ideal
Metode Carey
Berdasarkan metode Carey, kekurangan ruang rahang atas sisi kiri adalah -1.4 mm dan rahang bawah
sisi kanan adalah -3.8 mm.
Rahang atas sisi kiri : n < ¼ gigi 14 yaitu 2 mm maka dapat dilakukan grinding lebar m-d gigi anterior
atau ekspansi jika lengkung gigi kontraksi. Dalam kasus ini dilakukan ekspansi karena lengkung gigi
mengalami kontraksi.
Rahang bawah sisi kanan : >1/4n<1/2 gigi 44 yaitu 2.05 mm dan 4.1 mm maka dapat dilakukan
ekspansi kombinasi grinding m-d gigi karena lengkung gigi kontraksi.
3. ASSESMENT
DIAGNOSIS
Maloklusi Angle kelas I tipe 1 dan 2 dewey dengan overjet 4,65 mm, overbite 3,3 mm dengan malrelasi edge to
edge gigi 13 dan 43 serta gigi 23 dan 34, Disertai malposisi gigi individual berupa:
16 : Mesiopalatoversi
15 : Mesiopalatoversi
11 : Labioversi
23 : Distolabioversi
21 : Labioversi
31 :Mesiolinguotorsiversi
34 : Distobuccoversi
35 : Mesiolinguotorsiversi
36 : Mesiolinguotorsiversi
41 : Distolabiotorsiversi
42 : Linguoversi
43 : Mesiolabiotorsiversi
45 : Mesiolinguotorsiversi
46: Linguoversi
4. TREATMENT PLANNING
1. Perawatan kepada pasien/KIE
- Kondisi gigi dan mulut pasien
- Rencana perawatan
- Cara pemakaian alat
- Cara pembersihan alat
2. Analisis ketersediaan ruang/pencarian ruang
3. Koreksi malposisi gigi individual
4. Penyesuaian oklusi
5. Retainer
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
Plat ekspansi lateral, yang dilengkapi dengan :
1. Skrup ekspansi RAHANG ATAS TAHAP 1
2. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
3. Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless steel
wire Æ 0.7 mm
4. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless
steel wire Æ 0.7 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi alat selama 1 minggu
2. Aktifkan skrup ekspansi tipe fisher sebanyak 2x¼ putaran (0.18-2mm)
perminggu. Untuk melakukan ekspansi lateral (kanan sebesar 1.5 mm dan
kiri sebesar 1.5 mm) maka diperlukan pemutaran sebanyak 15x putaran
3. Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dalam keadaan pasif
4. Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi
5. mengurangi verkeilung pada gigi 21 dan 11 agar tidak terjadi
pergeseran/ timbul celah di bagian interdental gigi tersebut (saat aktivasi
1)
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
RAHANG ATAS TAHAP 2
Plat aktif, yang dilengkapi dengan :
1. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
2. Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24
dengan stainless steel wire Æ 0.7 mm
3. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26
dengan stainless steel wire Æ 0.7 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi alat selama 1 minggu
2.Pengaktifan labial arch disertai dengan
pengurangan plat pada bagian palatal sekitar 1-2 mm
dibawah garis servikal gigi dengan cara mengecilkan
U-loop untuk mendorong gigi (terutama gigi 21 dan
11) ke arah palatal.
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
RAHANG BAWAH TAHAP 1
IPW : jarak antara pit distal dari oklusal groove p1 - Maloklusi klas I angle dengan modifikasi dewey klas I
IMW : jarak antara pit central M1
REVIEW JURNAL
KESIMPULAN :
• Ditemukan bahwa semua parameter menunjukkan peningkatan jarak
• Dalam 10 kasus yang disajikan pada jurnal ini, kondisi rongga mulut (crowding dan maloklusi) kasus saya yang
mendekati adalah pada kasus 1 dengan kesamaan parameter pengukuran perkembangan ekspan memakai jarak lebar Inter-
P dan Inter-M
• Dalam kasus ini eliminasi diskrepansi panjang lengkung dilakukan ekspansi rahang atas dan terdapat penambahan ukuran
lengkung setelah dilakukan ekspansi dengan plat removable modifikasi Schwarz. Desain alat yang digunakan pada kasus
ini dengan kasus saya sedikit memiliki perbedaan yaitu pada jumlah Adam klamer yang dugunakan, terdapat labial arch
dan arah panah ekspansinya. Pada aktivasi alat dilakukan seminggu sekali dengan aktivasi 1-2 minggu sekali sebanyak ¼
putaran. Dalam hal edukasi, pada kasus saya hampir sama dengan edukasi pada kasus di jurnal laporan kasus ini seperti
memakai alat selama 24 jam kecuali saat makan dan menyikat gigi dan tetap menjaga kebersihan mulut
• Pada 10 kasus dalam jurnal ini setelah diaplikasikan alat ekspan dilanujutkan dengan alat cekat sedangkan pada kasus
saya dilanjutkan dengan pemasangan plat aktif.
• Aktivasi alat yang cepat lebih dari 2-4 mm per minggu kemungkinan akan menyebabkan kerusakan jaringan, sementara
aktivasi lambat tidak akan memberikan kekuatan yang cukup untuk membuka sutura.
REFLEKSI DIRI
1. Diagnosa pada kasus saya adalah Maloklusi Angle kelas I tipe 1 dan 2 dewey dengan
overjet 4,65 mm, overbite 3,3 mm dengan malrelasi edge to edge gigi 13 dan 43 serta gigi
23 dan 34, Disertai malposisi gigi individual pada beberapa gigi di rahang atas dan bawah
anterior.
2. Saya merasa masih kesulitan dan harus banyak berlatih dalam hal menentukan malposisi
gigi individual, perhitungan, determinasi lengkung, dan desain alat untuk memberikan
treatment perawatan kepada pasien yang lebih baik dan tepat.
3. Perbaikan bagi saya adalah mempelajari kembali khususnya macam-macam alat dan
komponennya serta berlatih kembali dalam hal pemeriksaan dan analisa-analisa yang
dibutuhkan untuk menetapkan diagnosis.
4. Diperlukan komunikasi yang baik antara operator dan pasien dimana operator harus dapat
memberikan motivasi kepada pasien untuk selalu tertib memakai alat agar treatment
planning dapat berhasil.
”
TERIMA KASIH ☺