Anda di halaman 1dari 33

CASE BASED

DUSCUSSION
Modul : Maloclussion
Presentan : Dina Anisawati (20204020082)
Perceptor : Dr.drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort

Kamis, 17 Maret 2022


OUTLINE

LAPORAN DASAR
REFLEKSI
KASUS TEORI
01. LAPORAN KASUS
EKSPAN LATERAL
RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH

Nama Pasien : Tn.X


No. CP3DG : 082939
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 22 tahun
Alamat : Kulon Progo
Pekerjaan : Mahasiswa
1. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Chief complain :
Pasien datang dengan keluhan gigi seri rahang atasnya yang sedikit maju ke depan serta gigi bagian depan rahang
bawahnya yang tidak rapi.

Present Illnes :
Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, pasien merasa terganggu dengan keluhan tersebut karena
makanan sering terselip di daerah tersebut. Tidak terdapat rasa sakit pada pasien. Terkadang pasien merasa
kurang percaya diri.

Past Dental History :


Pasien terakhir ke dokter gigi sekitar 10 tahun yang lalu untuk melakukan perawatan pencabutan gigi susu,
memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x sehari saat mandi pagi dan mandi sore.
1. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Family History :
Ayah : Tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik dengan susunan gigi yang normal.
Ibu : Tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik dengan susunan gigi yang normal.
Adik : Tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik dengan susunan gigi yang normal.

Past Medical History:


Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat atau makanan, tidak pernah rawat inap di rumah sakit dalam kurung
waktu 1 tahun terakhir, dan tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik.

Social History :
Pasien merupakan mahasiswa akhir UNY, jarang mengkonsumsi sayur dan buah, cukup dalam mengkonsumsi
air putih, sering berolah raga, dan tidak merokok. Ketika SD (kelas 1-4), pasien masih suka minum dengan botol
dot dan sewaktu SMP pasien memiliki kebiasaan suka menghisap-hisap kuku ketika sedang stress tanpa disadari.
Untuk saat ini pasien tidak memiliki kebiasaan buruk terkait rongga mulutnya.
1. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Riwayat Petumbuhan dan Perkembangan Gigi

• Pasien mengatakan bahwa dulu gigi susunya sehat dan tumbuh rapi.
Gigi desidui

• Pasien mengaku sebagian besar gigi susunya yang goyah dibiarkan tanggal dengan
sendirinya kemudian digantikan oleh gigi permanen. Gigi susu pasien tanggal karena
Gigi memang sudah goyah karena gigi permanennya sudah tumbuh dan bukan karena berlubang.
bercampur

• Pasien merasa gigi seri depan atasnya agak maju dan gigi depan bawahnya yang tidak
Gigi rapi.
permanen
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF (ekstraoral)
Bentuk Kepala : Brakisefali
Bentuk Muka : Hiperleptoprosop Garis Simon (Bidang Orbital): Posisi rahang
Profil Muka : Cembung terhadap bidang orbital/garis simon

TMJ : Normal, TAK Maksila


Tonus otot mastikasi : Normal, TAK Kanan : 1/3 distal C (Normal)
Tonus otot bibir : Normal, TAK Kiri : 1/3 distal C (Normal)
Bibir posisi istirahat : Normal (tertutup)
Free Way Space : 2 mm (Normal) Mandibula
- Rest position : 69 mm Kanan : 1/3 distal P (Protrusif)
- Oklusi sentrik : 67 mm Kiri : Interdental C dan P (Normal)
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF (PEMERIKSAAN INTRA ORAL dan RELASI
GIGI-GIGI PADA OKLUSI SENTRIK)
Malposisi gigi individual ANTERIOR
16 : Mesiopalatoversi
• Overjet : 4,65 mm (diukur dari mesial 11 terhadap mesial 41)
15 : Mesiopalatoversi
• Overbite : 3,3 mm (diukur dari mesial 11 terhadap mesial 41)
11 : Labioversi
• Palatal bite : Tidak Ada
• Deep bite : Tidak Ada
23 : Distolabioversi
• Open bite : Tidak Ada
21 : Labioversi
• Edge to edge bite : Ada (gigi 13 dan 43, 23 dan 34)
• Cross bite : Tidak Ada
31 :Mesiolinguotorsiversi
34 : Distobuccoversi
35 : Mesiolinguotorsiversi POSTERIOR
36 : Mesiolinguotorsiversi • Cross bite : Tidak Ada
• Open bite : Tidak Ada
41 : Distolabiotorsiversi • Scissor bite : Tidak Ada
42 : Linguoversi • Cup to Cup bite : Tidak Ada
43 : Mesiolabiotorsiversi
45 : Mesiolinguotorsiversi
46: Linguoversi
Lanjutan….
RELASI

a. Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I Angle


b. Relasi Molar Pertama Kiri : Klas I Angle
c. Relasi Kaninus Kanan : Klas I
d. Relasi Kaninus Kiri : Klas I

Garis tengah rahang atas terhadap rahang bawah : Tidak segaris, rahang bawah bergeser 1,5 mm ke kanan.
Garis Interinsisivi sentral terhadap garis tengah wajah : Segaris
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
ANALISIS FOTO MUKA

Brakisefali-Hiperleptoprosop-Cembung
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
RELASI SENTRIK

Oklusi Sentrik Tampak Kanan Oklusi Sentrik tampak depan Oklusi Sentrik Tampak Kiri
2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

OKLUSAL

Parabola U-Form
FOTO STUDY MODEL
HASIL PERHITUNGAN
HASIL PERHITUNGAN
DETERMNIASI LENGKUNG
Biru : lengkung mula-mula
Merah : lengkung ideal

• Rahang Atas : lengkung anterior mengikuti posisi gigi


13 dan 12 dengan gigi 11 dan 21 dimundurkan/ diretraksi
sebesar 1.6 mm, dan lengkung gigi posterior kanan
berubah dan lengkung gigi posterior kiri tetap. Maka
didapatkan kelebihan/kekurangan ruang sebesar :
Kanan : 0 mm kiri : -1,4 mm
• Rahang bawah : Lengkung gigi anterior mengikuti
posisi gigi 32 dan 33 dan lengkung gigi posterior
berubah. Maka didapatkan kelebihan/kekurangan ruang
sebesar :
Kanan : -3,8 mm kiri : 0 mm
DETERMINASI LENGKUNG EKSPAN
Biru : lengkung mula-mula Untuk mengatasi kekurangan ruang dilakukan ekspansi kearah lateral pada
Merah : lengkung ideal rahang atas sebesar 1.5 mm dan ekspansi ke arah lateral pada rahang bawah
sebesar 2mm kanan dan kiri.
Jika gigi disusun dalam lengkung ekspansi lateral :
Rahang atas:
Gigi anterior rahang atas mengikuti lengkung gigi 12 dan 11 yang
dianggap ideal dan gigi posterior di ekspansi kearah lateral sebesar 1,5
mm per sisi, sehingga didapat kelebihan/kekurangan ruang sebesar:
Kanan: +0.9 mm Kiri: 0 mm
Rahang bawah
Gigi anterior rahang bawah mengikuti lengkung gigi 32 dan 33 yang
dianggap ideal dan gigi posterior di ekspansi kearah lateral sebesar 2.0
mm, sehingga didapat kelebihan/kekurangan ruang sebesar
Kanan: -1.9 mm → kombinasi grinding pada gigi anterior
Kiri: 0 mm
PENCARIAN RUANG

Metode Carey

Berdasarkan metode Carey, kekurangan ruang rahang atas sisi kiri adalah -1.4 mm dan rahang bawah
sisi kanan adalah -3.8 mm.
Rahang atas sisi kiri : n < ¼ gigi 14 yaitu 2 mm maka dapat dilakukan grinding lebar m-d gigi anterior
atau ekspansi jika lengkung gigi kontraksi. Dalam kasus ini dilakukan ekspansi karena lengkung gigi
mengalami kontraksi.
Rahang bawah sisi kanan : >1/4n<1/2 gigi 44 yaitu 2.05 mm dan 4.1 mm maka dapat dilakukan
ekspansi kombinasi grinding m-d gigi karena lengkung gigi kontraksi.
3. ASSESMENT
DIAGNOSIS
Maloklusi Angle kelas I tipe 1 dan 2 dewey dengan overjet 4,65 mm, overbite 3,3 mm dengan malrelasi edge to
edge gigi 13 dan 43 serta gigi 23 dan 34, Disertai malposisi gigi individual berupa:
16 : Mesiopalatoversi
15 : Mesiopalatoversi
11 : Labioversi
23 : Distolabioversi
21 : Labioversi
31 :Mesiolinguotorsiversi
34 : Distobuccoversi
35 : Mesiolinguotorsiversi
36 : Mesiolinguotorsiversi
41 : Distolabiotorsiversi
42 : Linguoversi
43 : Mesiolabiotorsiversi
45 : Mesiolinguotorsiversi
46: Linguoversi
4. TREATMENT PLANNING
1. Perawatan kepada pasien/KIE
- Kondisi gigi dan mulut pasien
- Rencana perawatan
- Cara pemakaian alat
- Cara pembersihan alat
2. Analisis ketersediaan ruang/pencarian ruang
3. Koreksi malposisi gigi individual
4. Penyesuaian oklusi
5. Retainer
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
Plat ekspansi lateral, yang dilengkapi dengan :
1. Skrup ekspansi RAHANG ATAS TAHAP 1
2. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
3. Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless steel
wire Æ 0.7 mm
4. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless
steel wire Æ 0.7 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi alat selama 1 minggu
2. Aktifkan skrup ekspansi tipe fisher sebanyak 2x¼ putaran (0.18-2mm)
perminggu. Untuk melakukan ekspansi lateral (kanan sebesar 1.5 mm dan
kiri sebesar 1.5 mm) maka diperlukan pemutaran sebanyak 15x putaran
3. Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dalam keadaan pasif
4. Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi
5. mengurangi verkeilung pada gigi 21 dan 11 agar tidak terjadi
pergeseran/ timbul celah di bagian interdental gigi tersebut (saat aktivasi
1)
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
RAHANG ATAS TAHAP 2
Plat aktif, yang dilengkapi dengan :
1. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
2. Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24
dengan stainless steel wire Æ 0.7 mm
3. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26
dengan stainless steel wire Æ 0.7 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi alat selama 1 minggu
2.Pengaktifan labial arch disertai dengan
pengurangan plat pada bagian palatal sekitar 1-2 mm
dibawah garis servikal gigi dengan cara mengecilkan
U-loop untuk mendorong gigi (terutama gigi 21 dan
11) ke arah palatal.
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
RAHANG BAWAH TAHAP 1

Plat ekspansi lateral, yang dilengkapi dengan :


1. Skrup ekspansi
2. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
3. Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless steel wire Æ
0.7 mm
4. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless steel wire
Æ 0.7 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi alat selama 1 minggu
2. Aktifkan skrup ekspansi tipe fisher sebanyak 2x¼ putaran (0.18-2mm)
perminggu. Untuk melakukan ekspansi lateral sebesar 4 mm (kanan sebesar 2
mm dan kiri sebesar 2 mm) maka diperlukan pemutaran sebanyak 20x putaran
3. Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dalam keadaan pasif
4. Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46 sebagai retensi
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
RAHANG BAWAH TAHAP 2

Plat aktif, yang dilengkapi dengan :


1. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
2. Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dengan
stainless steel wire Æ 0.7 mm
3. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan
stainless steel wire Æ 0.7 mm
4. Simple spring diletakkan pada gigi 31 dan 42 dengan
stainless steel wire Æ 0.6 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi selama 1 minggu
2. Labial arch dalam keadaan pasif
3. Pengaktifan simple spring pada gigi 31 dan 42 untuk
mendorong gigi ke arah labial
KOREKSI MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL
RAHANG BAWAH TAHAP 3

Plat aktif, yang dilengkapi dengan :


1. Plat akrilik setebal 1.5-2.0 mm
2. Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan
44 dengan stainless steel wire Æ 0.7 mm
3. Adam klamer yang diletakkan pada gigi 36
dan 46 dengan stainless steel wire Æ 0.7 mm
4. Finger spring diletakkan pada mesial gigi 43
dengan stainless steel wire Æ 0.6 mm
Jalannya Perawatan :
1. Adaptasi selama 1 minggu
2. Labial arch dalam keadaan pasif
3. Pengaktifan finger spring untuk
menggerakkan gigi 43 kearah distal
PEMASANGAN RETAINER
02
DASAR TEORI
JURNAL PENDUKUNG

Judul Jurnal : Long-Term Results of a Modified


Removable Expansion Plate to Increase Arch
Length: A Series of 10 Cases
Author : Alka M. Banker1 , Rahul P. Muchhadia1,
Bhagyashree B. Desai2, and Priyanka A. Shah2

1 Department of Orthodontics, Goenka


Research Institute of Dental Science,
Pethapur, Gandhinagar, Gujarat, India
2 PULSE Orthodontia, Ahmedabad, Gujarat, India
REVIEW JURNAL
• Tujuan ekspansi adalah untuk mengurangi kebutuhan ekstraksi pada gigi
permanen melalui eliminasi diskrepansi panjang lengkung dan koreksi
ketidakseimbangan basis tulang.
• Penulis memodifikasi desain dan protokol aktivasi sekrup removable
Schwarz plate sedemikian rupa sehingga memberikan ekspansi yang efisien
dan stabil serta penguatan perimeter lengkung dengan mekanika yang lebih
sederhana. Alat ini sederhana dan mudah digunakan, tidak menyebabkan
rasa sakit atau trauma berlebih, dan memberikan hasil yang stabil dalam
jangka panjang.
Laporan Kasus
• Penelitian dilakukan pada 10 pasien (usia 12-15 tahun) dengan keluhan utama
gigi berjejal. Profil yang relatif normal dan hubungan molar Kelas 1. Semua
pasien memiliki lengkung rahang atas yang sempit dengan crowding anterior dan
tidak ada cossbite.
• Pasien diberi modified screw plate dan instruksi tentang protokol aktivasi.
Setelah 3-4 bulan, pasien memakai alat cekat tanpa protokol retensi.
Dokumentasi diambil pada T0 (pra perawatan), T1 (pasca ekspansi), T2
(perawatan alat cekat tengah), T3 (de bonding), dan T4 (pasca retensi). Foto
radiografi diambil pada T0, T1, dan T3.
REVIEW JURNAL
Parameter Pengukuran dalam Penelitian

IPW : jarak antara pit distal dari oklusal groove p1 - Maloklusi klas I angle dengan modifikasi dewey klas I
IMW : jarak antara pit central M1
REVIEW JURNAL
KESIMPULAN :
• Ditemukan bahwa semua parameter menunjukkan peningkatan jarak
• Dalam 10 kasus yang disajikan pada jurnal ini, kondisi rongga mulut (crowding dan maloklusi) kasus saya yang
mendekati adalah pada kasus 1 dengan kesamaan parameter pengukuran perkembangan ekspan memakai jarak lebar Inter-
P dan Inter-M
• Dalam kasus ini eliminasi diskrepansi panjang lengkung dilakukan ekspansi rahang atas dan terdapat penambahan ukuran
lengkung setelah dilakukan ekspansi dengan plat removable modifikasi Schwarz. Desain alat yang digunakan pada kasus
ini dengan kasus saya sedikit memiliki perbedaan yaitu pada jumlah Adam klamer yang dugunakan, terdapat labial arch
dan arah panah ekspansinya. Pada aktivasi alat dilakukan seminggu sekali dengan aktivasi 1-2 minggu sekali sebanyak ¼
putaran. Dalam hal edukasi, pada kasus saya hampir sama dengan edukasi pada kasus di jurnal laporan kasus ini seperti
memakai alat selama 24 jam kecuali saat makan dan menyikat gigi dan tetap menjaga kebersihan mulut
• Pada 10 kasus dalam jurnal ini setelah diaplikasikan alat ekspan dilanujutkan dengan alat cekat sedangkan pada kasus
saya dilanjutkan dengan pemasangan plat aktif.
• Aktivasi alat yang cepat lebih dari 2-4 mm per minggu kemungkinan akan menyebabkan kerusakan jaringan, sementara
aktivasi lambat tidak akan memberikan kekuatan yang cukup untuk membuka sutura.
REFLEKSI DIRI
1. Diagnosa pada kasus saya adalah Maloklusi Angle kelas I tipe 1 dan 2 dewey dengan
overjet 4,65 mm, overbite 3,3 mm dengan malrelasi edge to edge gigi 13 dan 43 serta gigi
23 dan 34, Disertai malposisi gigi individual pada beberapa gigi di rahang atas dan bawah
anterior.
2. Saya merasa masih kesulitan dan harus banyak berlatih dalam hal menentukan malposisi
gigi individual, perhitungan, determinasi lengkung, dan desain alat untuk memberikan
treatment perawatan kepada pasien yang lebih baik dan tepat.
3. Perbaikan bagi saya adalah mempelajari kembali khususnya macam-macam alat dan
komponennya serta berlatih kembali dalam hal pemeriksaan dan analisa-analisa yang
dibutuhkan untuk menetapkan diagnosis.
4. Diperlukan komunikasi yang baik antara operator dan pasien dimana operator harus dapat
memberikan motivasi kepada pasien untuk selalu tertib memakai alat agar treatment
planning dapat berhasil.

TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai