PENDAHULUAN
1
salah satu tahap penting dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah
geligi tiruan.
Oleh karena itu, penulis memilih judu “PERAWATAN KASUS KENNEDY
RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH KELAS 3 MODIFIKASI 1” dalam
makalah ini untuk dapat mengetahui bagaimanacara mendesain gigi tiruan dalam
kasus tersebut denganbaik.
2
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
3
Grup A
Kasus Grup A antara lain apabila sadel pendek, gigi penyangga sehat dan bone
loss minimal di sekitar akar gigi. Pada kondisi ini restorasi pilihan adalah fixed
bridge, tetapi unilateral partial denture dengan konstruksi dan desain yang baik dapat
juga digunakan pada kasus non-modifikasi.
Grup B
Kasus Grup B antara lain pada kasus satu atau lebih gigi penyangga tidak
dapat menjadi support bagi denture. Hal ini dapat dikarenakan sadel yang panjang,
morfologi akar atau panjang gigi penyangga tidak memadai, beban oklusal yang
terlalu besar, atau terdapat resorpsi akar di sekitar gigi penyangga. Dalam keadaan ini,
bilateral denture diperlukan dan tidak bisa digunakan unilateral atau fixed bridge.
Grup C
Kasus Grup C antara lain kasus dengan sadel panjang dengan salah satu gigi
penyangga tidak dapat menjadi support bagi denture. Salah satu contohnya adalah
saat penyangga posterior berupa gigi molar kedua atau ketiga dan penyangga anterior
adalah insisif lateral dengan akar pendek. Pada kasus ini sadel di anterior harus berupa
mucosa borne.
2.2.1 Prinsip Desain GTSL dari Kennedy Kelas III
Kelas III Kennedy merupakan daerah tak bergigi terletak di antara gigi-
gigi yang masih ada (bounded saddle) di bagian posterior maupun anteriornya dan
unilateral tetapi tidak melewati median line (Gunadi et. al., 1995).
Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi
Kennedy masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau
ruangannya. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak
bergigi (Harty dan Ogston, 2001).
4
Gambar 2.6: Kelas III Kennedy tanpa modifikasi
Gambar 2.8: Kelas III Kennedy modifikasi 2 (Harty dan Ogston, 2001)
Desain GTSL kelas III Kennedy hanya menggunakan support dari gigi
penyangga sehingga biomekaniknya seperti pada gigi tiruan tetap (GTT) yang
bergantung pada kesehatan jaringan periodontal gigi penyangga. Penempatan rest seat
pada GTSL kelas III Kennedy harus dipastikan tidak mengubah dimensi oklusi
vertikal. Rest seat dapat ditempatkan pada cingulum dari kaninus, pada sisi mesial
atau distal dari oklusal premolar maupun molar (Jones et al., 2009).
Retensi yang dipergunakan pada GTSL kelas III Kennedy bergantung pada
keberadaan undercut pada permukaan mesiobukal, mid - bukal, dan distobukal gigi
penyangga, keadaan jaringan periodontal gigi penyangga, serta pertimbangan estetik.
Direct retainer yang umum dipergunakan adalah circumferential clasp atau
infrabulge clasp (I - bar atau modifikasi 1/2 - T clasp). (Jones et al., 2009).
Untuk mencegah pergerakan rotasi atau terungkitnya gigi tiruan,
dibutuhkan indirect retainer. Posisi indirect retainer ditentukan pada posisi tegak
lurus terhadap garis fulkrum. Pada desain GTSL kelas III Kennedy, tidak lagi
5
diperlukan indirect retainer karena direct retainer pada bagian anterior juga berfungsi
sebagai indirect retainer.
Gambar 2.9: Tampak oklusal model rahang atas : garis hitam menandakan garis
fulkrum, sedangkan garis biru menentukan posisi indirect retainer (Jones et al.,
2009)
Desain GTSL pada kasus Kennerdy kelas III dapat berupa unilateral
denture, bilateral denture, sectional denture, long posterior saddle, dan saddle
denture (Lammie and Laird, 1986).
2.2.2 Konektor
Apabila oral hygiene dan kondisi gigi penderita baik, konektor yang
terbuat dari metal lebih disarankan untuk digunakan dalam desain GTSL kelas III
Kennedy karena metal memiliki kekuatan yang lebih besar dan hanya sedikit jaringan
yang tertutup. Pemilihan konektor untuk desain GTSL kelas III Kennedy sebagai
berikut: (Tyson et. al., 2007)
1. Rahang atas
Dapat digunakan konektor berupa antara lain anterior bar, middle bar,
posterior bar, ring, dan anterior plate.
2. Rahang bawah
Dapat digunakan konektor berupa antara lain lingual atau sublingual bar,
lingual bar dengan accesory konektor, dental bar, dan lingual plate.
Apabila pasien memiliki oral hygiene yang buruk dan gigi banyak yang
mengalami kegoyangan, maka lebih disarankan menggunakan konektor yang terbuat
6
dari akrilik yaitu palatal atau lingual plate. Akan tetapi, konektor yang terbuat dari
akriliki memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dan lebih banyak
jaringan yang harus ditutup oleh akrilik. (Tyson et. al., 2007)
2.2.3 Unilateral Denture
Ciri utama desain ini adalah meliputi jaringan dalam salah satu sisi rahang
saja. Gigi tiruan semacam ini dapat menjadi tidak stabil dan hanya bisa menerima
beban yang terbatas. Karena desain ini biasanya tooth-borne, maka resistensi terhadap
kekuatan vertikal lebih baik jika didapat dari gigi akar ganda dan besar (Lammie and
Laird, 1986).
Indikasi: (Lammie and Laird, 1986)
1. Kehilangan gigi tidak lebih dari dua gigi
2. Beban oklusal ringan
3. Gigi penjangkaran tanpa restorasi besar
4. Kedua gigi penjangkaran dengan mahkota klinis yang sempurna, tumbuh sempurna
dan tegak, mahkota anatomis berbentuk genta dan mempunyai double bracing
dan retention.
7
denture (Lammie and Laird, 1986):
Kehilangan gigi lebih dari dua
Gigi penjangkaran tidak memenuhi syarat
8
LAPORAN KASUS
3.1 Data Kasus
Penderita wanita usia 51 tahun, datang ke klinik RSGMP ingin dibuatkan Gigi
Tiruan Lepasan, supaya makan dengan enak. Dia bekerja sebagai kasir supermarket,
Gigi lubang karena dicabut.Pencabutan terakhir 3 bulan yang lalu bawah kiri.Biaya
ditanggung sendiri.
3.2 Anamnesis
1. Keluhan utama
Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan lepasan untuk mengganti giginya yang
hilang karena dicabut, supaya makan dengan enak.
2. Riwayat geligi
Pencabutan terakhir 3 bulan yang lalu region kiri bawah.
3. Pengalaman dengan gigi tiruan (GT)
Penderita belum pernah memakai gigi tiruan.
4. Pembiayaan
Pembiayaan 100% ditanggung oleh penderita.
9
3.2 Foto Artikulator sisi kiri
10
a. Oklusi
a. Oklusi statik
Kiri : ovoid
11
RB kanan : ovoid
Kiri : ovoid
h. Torus mandibula flat
i. Exotosis tidak ada
j. Frenulum labial rendah
Bucal rendah
k. Tuber maxilla kecil
l. Retromylohyoid kecil
Diagnosa
gigi hilang 15,16,25,26,36,46
12
RENCANA PERAWATAN
4.1 Rahang Atas
a) Perawatan Utama
I. Rahang Atas
Kelas III Modifikasi I Kennedy
1. Akrilik sebagai basis GTSL
2. Anasir Gigi : Akrilik pada gigi 15, 16, 25, 26
3. Klamer 3 jari : gigi 14, 17, 24, 27
4. Peninggian plat hingga di atas cingulum gigi 13, 12, 11, 21, 22, dan
23.
b) Perawatan Alternatif
Rahang Atas
a. Bridge pada 13, 14, 15, 16, 23, 24, 25, dan 26
13
b. Gigi abutmen: Gigi 13, 14, 17, 23, 24, dan 27 menggunakan full crown
porselen
c. Pontik: Gigi 15, 16, 25, dan 26 menggunakan desain pontik tumpang lingir
berbahan logam chrom-cobaltt pelapis porselen
Gambar 4.2
4.2 Rahang Bawah
a) Perawatan utama
II. Rahang Bawah
Kelas III Modifikasi I Kennedy
1. Akrilik sebagai basis GTSL
2. Anasir gigi : gigi 36, 46
3. Klamer 3 jari : gigi 37, 47
4. Klamer half Jackson : gigi 35, 45
14
Gambar 4.3
b) Perawatan Alternatif
Rahang Bawah
a. Bridge pada 34, 35, 36, 44, 45, 46
b. Gigi abutmen: Gigi 34, 36, 44, dan 46 menggunakan full crown porselen
c. Pontik: Gigi 35 dan 45 menggunakan desain pontik sanitari berbahan
logam chrom-cobaltt pelapis porselen
Gambar 4.4
15
PEMBAHASAN
16
KESIMPULAN
17