Disusun oleh :
J3A019009
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
NIM : J3A019009
Disetujui Oleh :
Pembimbing
A. Latar Belakang
Gigi tiruan sebagian lepasan atau GTSL merupakan suatu gigi tiruan sebagai
pengganti satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah
yang dapat dilepas-pasang oleh pasien. Perawatan dengan menggunakan gigi tiruan
sebagian lepasan dapat dipilih untuk merestorasi kehilangan gigi pada pasien yang
sebagian besar memiliki keluhan kehilangan gigi sebagian yang membutuhkan
biayanya yang terjangkau (Gunadi dkk., 1991).
Dampak dari kehilangan gigi sebagian yang tidak digantikan adalah
Migrasi dan rotasi gigi asli yang masih ada, erupsi berlebihan, penurunan
efisiensi kunyah, gangguan pada sendi temporomandibular, beban berlebihan pada
jaringan pendukung, gangguan bicara, estetis yang buruk, terganggunya kebersihan
mulut, atrisi, serta efek yang tidak diinginkan pada jaringan lunak merupakan
dampak dari akibat kehilangan gigi sebagian di dalam rongga mulut yang tidak
digantikan. Fungsi dari gigi tiruan sebagian lepasan itu sendiri antara lain
memperbaiki fungsi pengunyahan, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan
fungsi fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap
sehat (Jones dan Garcia, 2009).
Operator perlu mengetahui klasifikasi, desain, dan penatalaksanaan pada
kasus kehilangan gigi sebagian pada pasien. Pengetahuan dan teori mengenai
klasifikasi, desain, dan penatalaksanaan pada kasus tersebut diperlukan untuk
menentukan rencana perawatan yang tepat bagi pasien.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan perawatan gigi tiruan
sebagian lepasan pada pasien yang kehilangan sebagian giginya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Klas II
Mempunyai daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral
free end).
c. Klas III
Mempunyai daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi-gigi yang
masih ada di bagian posterior maupun anteriornya dan unilateral.
d. Klas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dari gigi-gigi yang
masih ada dan melewati garis tengah rahang.
b. Klas II
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi
yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi rahang saja (unilateral free end).
c. Klas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga tidak lagi
mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.
d. Klas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis
median.
e. Klas V
Keadaan tidak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat
dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah
f. Klas VI
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga gigi asli
dapat dipakai sebagai penahan.
4. Konektor
Konektor dibagi dua, yaitu:
a. Mayor konektor
Merupakan bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan yang
menghubungkan bagian protesa yang terletak pada satu sisi
rahang dengan sisi rahang lainnya. Menghubungkan dua sadel
kanan dan kiri.
b. Minor konektor
Merupakan penghubung antara mayor konektor dengan bagian-
bagian lain pada kerangka gigi tiruan seperti cangkolan
1. Retensi
adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah yang
cenderung memindah protesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan
retensi adalah:
a) lengan retentif
b) klamer
c) oklusal rest
d) kontur dan landasan gigi
e) oklusi
f) adhesi
g) tekanan atmosfer
h) surface tension
2. Stabilisasi
adalah perlawanan atau ketahanan terhadap perpindahan gigi tiruan
dalam arah horisontal. Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan berfungsi.
Gigi yang mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi, sedangkan
gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
3. Estetika
a) Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat
dalam posisi bagaimanapun juga
b) Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna
gigi dan inklinasi/ posisi tiap gigi
c) Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien
Syarat-syarat pemilihan gigi abutment yang digunakan sebagai
pegangan klamer adalah:
1) Gigi abutment harus cukup kuat
a) Akarnya panjang
b) Masuk ke dalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar
c) Makin banyak akar makin kuat
d) Gigi abutment tidak boleh goyang
e) Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi abutment.
2) Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer
yang digunakan.
3) Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus
alveolaris, gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk
abutment
4) Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan
5) Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan
gigi yang letaknya sejajar. (Gunandi dkk., 1995)
Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam, yaitu sadel tertutup
(paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Ada tiga pilihan
untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari gigi, dari
mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi), sedangkan untuk sadel
berujung bebas, dukungan bisa berasal dari mukosa, atau gigi dan
mukosa (kombinasi).
Pengalaman pasien
Stabilisasi
Bahan gigi tiruan
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
1 Nama : Mr Marcell S.X
2 Tempat, Tanggal Lahir : Brasil , 12 Desember 1950
3 Usia : 70 tahun
4 Jenis Kelamin : Pria
5 Status : Menikah
6 Suku/Ras : Eastern Origin
7 Pekerjaan : Pedagang
8 Alamat Rumah : Brasil
9 No. Telepon / Hp : 01701XXXXXXX
10 Nomor RM : 54321
3. Riwayat Medis
Pasien dalam keadaan sehat, tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik maupun herediter.
4. Riwayat Gigi Terdahulu
Pasien datang ke dokter gigi untuk mencabut gigi kanan atas
belakang 2 tahun yang lalu, kemudian 8 bulan yang lalu mencabut
seluruh gigi pada rahang atas kanan dan kiri (kecuali gigi 13).
Kebiasaan menyikat gigi 2x sehari, ketika pagi dan sore setelah mandi,
serta memiliki kebiasaan buruk meyikat gigi dengan kencang. Tidak
memakai obat kumur ataupun benang gigi sebagai alat penunjang
membersihkan gigi, sebelumnya pasien belum pernah memakai gigi
palsu dan ingin dibuatkan gigi palsu sebagian lepasan agar gigi yang
hilang kembali utuh sehingga kualitas hidup kembali baik.
5. Riwayat Keluarga
Ibu dalam keadaan sehat, tidak ada penyakit sistemik dan Ayah
dalam keadaan sehat tidak ada penyakit sistemik serta saudara kandung
juga dalam keadaan sehat tidak ada penyakit sistemik.
6. Riwayat Sosial
Pasien merupaan seorang pedagang sayuran, jarang berolahraga
dan gemar mengkonsumsi teh atau kopi, setiap pagi mengkonsumsi kopi
hitam serta rutin mengkonsumsi sayur dan buah. Tidak mengkonsusmsi
alkohol dan masih mengkonsumsi rokok.
D. Keadaan Umum
1 Berat Badan : 67 kg
2 Tinggi Badan : 172 cm
3 Pernapasan : 15 x permenit
4 Nadi : 80 x permenit
5 Cacat Fisik : Tidak Ada
6 Warna Kulit Muka : Tidak Ada
7 Daerah Kulit Yang Tampak : Tidak Ada
8 Jaringan parut : Tidak Ada
3 TMJ
a) Luas pergerakan : Normal
b) Nyeri tekan pada TMJ : Tidak Ada
c) Suara : Tidak Ada
d) Locking : Tidak Ada
e) Dislokasi : Tidak Ada
H. Diagnosa
Dx Edentelous ridge gigi 36,37, dan 45,46.
Klassifikasi Kennedy’s Class II Modification 1.
I. Prognosis
Bonam (Baik).
J. Rencana Perawatan
Dari hasil anamnesis, diperoleh informasi bahwa pasien ingin
dibuatkan gigi palsu sebagian agar gigi yang hilang kembali utuh dan dapat
mengunyah makanan dengan nyaman kembali sehingga kualitas hidup
kembali baik, sebelumnya pasien belum pernah memakai gigi palsu. Pada
pemeriksaan klinis (pemeriksaan Obyektif dan Subyektif), kesehatan umum
pasien baik dan tidak ada riwayat penyakit sistemik sehingga rencana
perawatan yang akan dilakukan adalah pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan akrilik.
K. Desain Gigi
a. Desain Utama Rahang Bawah
A
B
A
B
C. Pencetakan
Terdapat dua macam pencetakan untuk model kerja gigi tiruan sebagian
lepasan yaitu cetakan non fungsional (mukostatik) dan cetakan fungsional
(mukokompresi). Pada indikasi kasus Kelas VI modifikasi IA Applegate
Kennedy menggunakan cetakan mukostatik dengan bahan alginat dan
menggunakan stock tray. Hal ini bertujuan untuk mencetak keadaan rongga
mulut dalam keadaan statis (Jahongiri dkk., 2011) .
Tujuan utama mencetak adalah mereproduksi permukaan jaringan yang
akan menyangga gigi tiruan (denture bearing tissue ) sehingga didapatkan
basis gigi tiruan yang mampu beradaptasi akurat dengan penyangga dan
mampu menahan beban. Salah satu yang dapat mendukung keberhasilan gigi
tiruan adalah keakuratan dimensi dan detail kontur model studi dan kerja yang
didapat dari percetakan. Model studi merupakan replika anatomical landmark
yang digunakan untuk keperluan diagnostik dan penentuan rencana perawatan,
terbuat dari cetakan yang menggunakan bahan irreversible hydrocolloid
(alginat).
Posisi pasien dan operator saat mencetak rahang atas dan rahang bawah
dengan mengatur posisi pasien pada kursi dental unit. Pasien duduk dalam
posisi tegak dengansandaran kepala sejajar dengan tubuh pasien. Lap dada
dipasang supaya baju pasien tidak kotor.
5 Instruksi khusus pada pasien saat mencetak Rahang atas yaitu meminta
pasien untuk bernafas melalui hidung sehingga reflekes untuk muntah
berkurang.
6 Setelah adonan mengeras, lepaskan sendok cetak dari mulut pasien. Cuci
bersih pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran/saliva yang
menempel dan didesinfektan dengan cairan khusus.
7 Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas dan detail cetakan, apakah
ada landmark anatomi yang tidak bercetak (mis: ridge. Peripheral,
retromolar pad, retromylohyoid, frenelum, tuber maksila) detail hasil
cetakan haruslah akurat dan tidak boleh robek. Apabila kurang baik, ulang
kembali tahapan diatas.
D. Model kerja
Model kerja merupakan replika anatomis dalam rongga mulut pasien yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam tahap pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan(Jahongiri dkk., 2011).
I. Penyusunan Gigi
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam seleksi elemen gigi
anterior dan posterior adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan
bahan dari elemen. Dalam penyusunan gigi yang dapat menjadi panduan
adalah:
1. Gigi geligi harus disusun tepat pada puncak ridge
2. Gigi geligi disusun harus kontak dengan gigi sebelahnya, serta gigi
antagonis. Sehingga diperoleh oklusi gigi yang harmonis antara gigi asli
dengan anasir gigi tiruan, atau antar anasir gigi tiruan.
J. Kontur Akhir
Kontur pada malam dilakukan agar mendapat bentukan menyerupai
anatomis asli jaringan lunak yang menyangga gigi geligi. Kontur dilakukan
saat gigi tiruan saat di packing akrilik (Tamin dkk., 2012).
M. Insersi
Saat pemasangan akhir atau insersi padapasien perlu diperhatikan oklusi
sentrik, artikulasi rahang, kenyamanan pasien, estetik, dan fungsi fonetik.
Operator mengajarkan kepada pasien cara memasang dan memakai gigi tiruan
sebagian lepasan. Kemudian pasien diberikan instruksi penggunaan dan
pemeliharaan gigi tiruan sebagai berikut (Carr and Brown, 2011):
1. Bersihkan gigi tiruan dengan sikat halus sehabis dipakai
2. Gigi tiruan direndam dengan air bersih suhu kamar sewaktu dilepas
3. Pada malam hari sebelum tidur, lepaskan gigi tiruan agar jaringan otot
dibawahnya istirahat
4. Sebagai latihan, pertama-tama makan-makanan yang lembut dan lunak.
Apabila tidak ada keluhan dan terbiasa, maka boleh makan makanan yang
biasa
5. Biasakan menguyah pada kedua sisi rahang secara bersamaan
6. Apabila ada rasa tidak nyaman, sakit, gangguan bicara, gigi tiruan tidak
stabil, kerusakan pada kawat atau gigi tiruan, dapat segera menghubungi
operator.
N. Kontrol
Pada kunjungan ini, perlu diperoleh riwayat yang cermat dari keluhan
seperti rasa sakit atau longgarnya gigi tiruan tersebut serta kenyamanan dan
kesesuaian gigi tiruan tersebut pada rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Carr, A.B., McGivney, G.P., Brown, D.T., 2011, McCracken’s removable partial
prosthodontics, Elsevier Mosby, St.Louis.
Gunadi, H., Margo, A., Burhan, L., 1991, Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian
lepasan, Hipokrates, Jakarta.
Grant, A.A., Heath, J.R., and Cord, J.F., 2005, Complete Prosthodontics Problem,
Diagnosis, and Management, Wolfe, New York.
Jahongiri, L., Moghadham, M., Choi, M., and Fergusm, M. 2011.Clinical
Cases inProsthodontics (Terj). Singapore: Blackwell Publishing
Jones, J.D., Garcia, L.T., 2009, Removable partial dentures: a clinician’s guide,
Wiley-Blackwell, Iowa.
Seals, R.R.,Jones, J.D., 2003, Evidence Based Practice in Removable
Prosthosontics, Texas Dent, J., 12 (12):1138.
Tamin, H.Z., Zulkarnain, M., Ariyani, 2012, Bahan ajar ilmu gigi tiruan Sebagian
lepasan, Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas
Sumatera Utara, Medan.
The Academy of Denture Prosthetics, 2005, The Glossary of Prosthodontic Terms,
J Prosthet Dent: 31-68.