KEPANITERAAN KLINIK
PROSTHODONSIA
No. RM : XXXX
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
karies yang tidak dapat direstorasi, lesi periapikal serta faktor lainnya
masih ada akibat adanya pergeseran gigi mendekati area gigi yang
Gigi tiruan merupakan protesa yang terdiri dari gigi dan gusi
tiruan, yang dibuat dari bahan tertentu dan dipasangkan dalam rongga
1) Sandaran oklusal
2) Sandaran internal
2) Insisal
Sandaran insisal disebut juga dengan embrasure hook ditempatkan
pada sudut insisal gigi anterior dengan preparasi mencapai
enamel. Sandaran insisal berukuran mesiodistal 3 mm dan
vertikal 2 mm.
3) Restorasi
4) Lingual sirkumferensial (Gunadi, 2012)
3. Anasir Gigi
Anasir gigi merupakan bagian GTSL yang berfungsi untuk
menggantikan gigi asli yang hilang. Pemilihan anasir gigi perlu
memperhatikan beberapa faktor tertentu, diantaranya:
a) Ukuran : meliputi panjang gigi dan lebar gigi
b) Bentuk : meliputi bentuk permukaan labial gigi depan, garis
luar distal gigi, dan garis luar mesial gigi
c) Jenis kelamin : pria memiliki garis luar gigi depan atas
bersudut lebih tajam disebut kuboidal, sedangkan wanita garis
luar gigi berbentuk kurve disebut spheroidal
d) Tekstur permukaan : memperhatikan estetik, meliputi garis
retak, daerah hipoplasia, groove, dan sebagainya
e) Warna : dapat mempengaruhi posisi, bentuk, dan kesan
hidupnya gigi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan warna anasir gigi diantaranya, lingkungan kamar
praktek meliputi sifat sinar, sumber cahaya, pakaian dan
warna kamar, serta perhatian kondisi pasien
f) Bahan elemen : biasanya terbuat dari bahan porselen atau
akrilik (Gunadi, 2012)
4. Basis
Basis gigitiruan adalah komponen yang mendukung anasir gigitiruan
dan menerima gaya fungsional dari oklusi serta pendukung rongga
mulut. Adapun syarat basis gigi tiruan yang ideal, diantaranya adalah:
c. Kelas III : Daerah tak bergigi terletak diantara gigi yang masih
ada pada bagian anterior maupun posterior dalam satu
lengkung rahang
a.
f) Cengkeram panah
g) Cengkeram adam
h) Rush anker crib
2) Cengkeram gingival (bar type clasp)
DESKRIPSI KASUS
keluhan sulit makan dan ingin dibuatkan gigi tiruan yang tidak dilepas pasang.
regio kanan dan deviasi saat buka mulut, warna kulit sawo matang, dan bentuk
wajah oval. Pemeriksaan intraoral ditemukan kehilangan gigi 17,18, 25, 26,
27, 28 pada RA dan 35, 36 dan 46,47,48. Gigi 11,21 goyang derajat 3. Bentuk
residual ridge RA oval dan RB tapered dengan ketinggian sedang. Bentuk dan
aktifitas lidah normal. Gigi 15 dan 16 ekstrusi 2 mm. Kalkulus kelas 2 dan
OHIS sedang. Kualitas saliva mucous serous dan kuantitas normal. Palatum
molle house kelas 3 dan Refleks muntah tinggi. Sikap mental exacting..
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Tn. X
TTL : Semarang, 20 Juli 1980
Jenis Kelamin : Laki – laki
Bangsa : Indonesia (Jawa)
Alamat : Jl. Padi Raya blok A1 no 2 Kota Semarang
Pekerjaan : Wiraswasta
Usia : 40 tahun
Agama : Islam
No. RM :-
Tanggal Pemeriksaan : 17 November 2021
II. INFORMASI MEDIS
Golongan Darah :-
Hipertensi : d.t.a.k
Penyakit Jantung : d.t.a.k
Paru-Paru : d.t.a.k
Penyakit Diabetes : d.t.a.k
Haemofilia : d.t.a.k
Hepatitis : d.t.a.k
Penyakit Lainnya : d.t.a.k
Alergi Terhadap Obat :
Tidak Ada Alergi Terhadap
Makanan :
Tidak Ada
III. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Motivasi : Pasien datang ingin ingin dirawat dan ingin
dibuatkan gigi tiruan yang tidak dilepas
pasang dengan kemauan sendiri, karena
kesulitan saat makan serta kurang percaya diri
Chief Complain : Pasien datang mengeluhkan sulit makan
karena giginya banyak yang hilang pada
rahang atas dan rahang bawah
Present Illness : Pasien merasa tidak nyaman dengan
kondisi giginya banyak yang hilang, dan
menyebabkan pasien kesulitan saat makan
Past Dental History : Pasien belum pernah dibuatkan gigi tiruan
Past Medical History :
- Rawat inap di rumah sakit : d.t.a.k
- Penyakit Diabetes Mellitus : d.t.a.k
- Penyakit Hipertensi : d.t.a.k
- Penyakit Gastroinstentinal : d.t.a.k
- Penyakit Jantung : d.t.a.k
- Penyakit Limfe : d.t.a.k
- Penyakit Liver : d.t.a.k
- Penyakit Ginjal : d.t.a.k
- Penyakit Kulit : d.t.a.k
- Penyakit Paru – paru : d.t.a.k
- Riwayat Perdarahan : d.t.a.k
- Alergi : d.t.a.k
- Epilepsy : d.t.a.k
Family History : d.t.a.k
- Penyakit Infeksi menular : d.t.a.k
Posterior Dextra :-
4. Lokasi Undercut : Tidak ada
5. Mukosa Bibir : Resilient, tidak ada kelainan
6. Mukosa Pipi : Resilient, tidak ada kelainan
B. KEDALAMAN VESTIBULUM
- Maxilla
Anterior :-
Posterior Sinistra :-
Posterior Dextra :-
- Mandibula
Anterior :-
Posterior Sinistra :-
Posterior Dextra :-
C. FRENULUM
Maxilla
Labial :-
Buccal Sinistra :-
Buccal
Dextra : - Mandibula
Labial :-
Buccal Sinistra :-
Buccal Dextra :-
D. LIDAH
Mukosa : Normal, tidak ada kelainan
Ukuran : Normal, tidak ada kelainan
Reflek muntah : Tinggi
E. BENTUK PALATUM
- Palatum Mollle : Palatum molle house kelas 3
- Reflek muntah tinggi
F. TORUS
- Maxilla :-
- Mandibula :-
G. PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
11 ( 51 ) SOU SOU ( 61 ) 21
12 ( 52 ) SOU SOU ( 62 ) 22
13 ( 53 ) SOU SOU ( 63 ) 23
14 ( 54 ) SOU SOU ( 64 ) 24
15 ( 55 ) SOU MIS ( 65 ) 25
16 SOU MIS 26
17 MIS MIS 27
18 MIS MIS 28
48 MIS SOU 38
47 MISS SOU 37
46 MISS MIS 36
45 ( 85 ) SOU MIS ( 75 ) 35
44 ( 84 ) SOU SOU ( 74 ) 34
43 ( 83 ) SOU SOU ( 73 ) 33
42 ( 82 ) SOU SOU ( 72 ) 32
41 ( 81 ) SOU SOU ( 71 ) 31
Desain GTSL
- Menentukan kelas dari masing-masing daerah yang tidak bergigi (sadel)
a. Maxilla : Kelas 1 Modifikasi 1A
b. Mandibula : Kelas II Modifikasi 1P
- Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
a. Maxilla : dukungan gigi dan mukosa (kombinasi)
b. Mandibula : dukungan gigi dan mukosa (kombinasi)
- Menentukan penahan
a. Maxilla : Direct Retainer : klamer 2 jari pada gigi abutment 16, 24 dan
klamer half jackson pada gigi abutment 13
Indirect Retainer :
a. Occlusal rest sebagai modifikasi klamer 2 jari pada
mesial gigi abutment 16 dan 24.
b. Perluasan basis ke distal dan basis anterior setinggi
cingulum.
c. Perluasan basis akrilik area labial pada gigi 11,21
d. Gigi anasir pada gigi 18,17,11,21,25,26,27,28
e. Plat akrilik
b. Mandibula :
Direct Retainer : klamer 3 jari pada gigi abutment 37 dan 34, Klamer 2 jari
pada gigi 45, klamer half jackson pada gigi abutment 43
Indirect Retainer :
a. Occlusal rest sebagai modifikasi klamer 2 jari pada mesial gigi abutment 45.
b. Perluasan basis ke distal dan basis anterior setinggi cingulum.
c. Gigi anasir pada gigi 36,35,46,47,48
e. Plat akrilik
- Menentukan Macam Konektor
a. Maxilla : plat palatal akrilik
b. Mandibula : plat lingual akrilik
Gambar Desain Alat
Rahang Atas (Maxilla)
6
4
5 1
2
3
Keterangan:
1. Perluasan basis bukal
2. Gigi anasir
3. Plat akrilik
4. Cengkeram half Jackson
5. Cengkram 3 jari
6. Cengkeram 2 jari kombinasi oklusal rest
7. Perluasan basis bukal
Rahang Bawah (Mandibulla)
4
3
7
1
6
2
5
Keterangan :
1. Perluasan basis bukal
2. Cengkeram 3 jari
3. Plat akrilik
4. Cengkeram 3 jari
5. Cengkeram half jackson
6. Cengkeram 2 jari kombinasi oklusal rest
7. Perluasan basis bukal
Melakukan Prosedur Pembuatan Sendok Cetak Individual
1. Pembuatan batas sendok cetak pada model studi.
Model study yang sudah jadi tersebut dibuat sendok cetak individual khusus pada
RA dan RB dengan batas-batas yang telah ditentukan dengan bahan shellac, dengan
batas 2 mm lebih pendek dari batas GTSL agar tersedia ruang yang cukup untuk
memanipulasi bahan pembentuk tepi (border material).
2. Pembuatan sendok cetak individual dengan bahan shellac yang dipanaskan pada
lampu spirtus lalu ditekan di atas study model. Shellac dipotong sesuai batas-batas
yang telah digambar pada study model. Shellac dipotong dengan menggunakan
gunting saat masih lunak atau dengan bur bila sudah mengeras.
3. Pembuatan lubang pada sendok cetak RA dan RB untuk mengalirkan kelebihan
bahan cetak, karena bila tertahan akan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada
gigi tiruan pada jaringan pendukungnya, sehingga lubang dibuat pada daerah yang
tidak menerima tekanan. Lubang dibuat dengan menggunakan bur metal bulat low
speed no. 8 dengan jarak masing-masing 5 mm.
4. Melakukan prosedur pembuatan gagang sendok cetak.
Pegangan sendok cetak individual rahang atas dibuat ke arah bawah sedangkan
untuk rahang bawah mengarah ke arah atas agar sendok tidak terhalang oleh bibir
pasien saat pencetakan.
5. Melakukan penghalusan tepi sendok cetak dengan rubber bur
KUNJUNGAN 2
1. Preparasi gigi abutment
Preparasi gigi abutment yang akan dijadikan sebagai sandaran oklusal. Preparasi
dilakukan pada gigi 33, 35, 44
2. Mencoba Sendok Individual
- Stabilisasi : menghindari muscular attachment
- Relief area : tercakup semua baik rahang bawah
- Sendok cetak : sendok cetak individual (shellac)
- Bahan cetak : elastomer
- Metode mencetak : mukodinamik
3. Pembuatan Border moulding
Setelah sendok cetak sesuai dengan bawah tidak ada retensi pada saat
dipasang dan dilepas, tahap selanjutnya Border moulding menggunakan greenstick
1. Panaskan greenstick compound pada lampu spirtus.
2. Aplikasikan greenstick pada tepi sendok cetak di daerah sadle.
Landasan sendok cetak pada bagian tepinya yang sudah dipotong diberi greenstick
coumpound untuk mendapatkan cetakan dengan peripheral seal yang baik. Setelah
greenstick dipanaskan diatas lampu spirtus, rendam sebentar ke dalam air beberapa
detik agar saat greenstick dipanaskan pasien tidak terkena panas secara langsung.
Greenstick ditambahkan sedikit demi sedikit pada tepi luar sendok cetak. . Malam
tersebut dilunakkan dan diaplikasikan di seluruh linggir sendok cetak custom
setinggi 2-3 mm.
3. Insersi sendok cetak ke mulut pasien saat greenstick masih hangat
4. Gerakkan otot mulut pasien agar greenstick dapat mencetak batas dan bentuk
mukobukal fold.
Border molding dilakukan dengan menstimulasi fungsi jaringan. Untuk rahang atas
pada aspek labial dan bukal, stimulasi jaringan dilakukan dengan menarik bibir
keluar untuk aspek labial, dan ke lateral dari sudut mulut untuk aspek bukal.
Setelah itu tentukan hamular notch dengan menggunakan T burnisher dilanjutkan
dengan menentukan “AH’line. Untuk rahang bawah pada bagian lingual, pasien
diminta menggerakan lidah sampai menyentuh bibir atas dan mukosa bukal kanan
kiri.
4. Melakukan Prosedur Pencetakan Model Kerja
Sendok cetak : sellac base plate
Bahan cetak : elastomer (polyvinylsiloxane)
Metode mencetak : mucodynamic
Bahan elastomer ini bersifat hidrofobik sehingga harus dalam keadaan kering agar
dapat tercetak dengan baik. Mukosa yang akan di cetak dikeringkan terlebih dahulu
dengan cotton roll. Pasien diinstruksikan untuk tegak agar bahan cetak tidak
mengalir ke belakang.
Cara mencetak :
1. Posisi ergonomis.
RA : posisi operator di samping kanan belakang pasien
RB : posisi operator di samping kanan depan pasien
2. Asisten mengaduk bahan cetak elastomer monophause atau tipe 3 dengan
perbandingan base : katalis = 1 : 1
3. Taruh bahan cetak pada sendok cetak
4. Cetakkan pada mulut pasien
RA :
a. Pasien mengucapkan “ah” untuk mencetak vibrating line.
b. Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum
labialis superior.
RB :
a. Pasien diminta menjulurkan lidah untuk mencetak frenulum lingualis.
b. Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis dan frenulum
labialis inferior.
5. Tunggu sampai bahan cetak mengeras. Kemudian cetakan dilepas dan dicuci.
Setelah itu dicor menggunakan gips stone.
-
4. Bersihkan dan sterilkan dengan disemprot alcohol.
Melakukan Prosedur Penanaman Artikulator
1. Penanaman dengan meja articulator atau jika tidak ada dengan bantuan lilin mainan
2. Jika dengan meja articulator, daerah gigi dan bite rim RA posterior sejajar meja
articulator
3. Jika menggunakan malam mainan, model RA dan RB dioklusikan, daerah posterior
sejajar karet gelang yang dibentangkan pada tiang vertical dan tengah pin insisal
4. Pin insisal menyentuh median line RA
5. Aduk gips plaster tuangkan pada basis model RA tunggu sampai mengering
6. Articulator dibalik, posisi model RB diatas
7. Aduk gips tuangkan pada basis model RA tunggu sampai mongering
2. Wax contouring RA RB
1. Seluruh permukaan fasial, lingual/palatal dan
oklusal/insisal gigi anasir dibersihkan dari malam merah yang menempel
2. Batas margin gingiva terlihat
3. Membuat kontur akar dan festoon pada sayap bukal
4. Permukaan wax halus dan mengkilap
3. Processing
a. Melakukan flasking,
b. Melakukan boiling out, yaitu untuk menghilangkan malam dengan jalan di godog
dari model malam dalam cuvet untuk mendapatkan suatu mould space
c. Kemudian melakukan packing dan deflesking
4. finishing dan polishing
a. hilangkan akses akrilik dengan menggunakan tungsten bur/ fresher bur. Jangan
lakukan langkah tersebut pada polishing surface. Kemudian haluskan polishing
surface dengan menggunakan amplas.
b. Lakukan evaluasi fitting surface, tandai ekses kecil ( akibat gelembung udara)
c. Hilangkan akses kecil menggunakan fine tunhsten bur. Hati- hati jangan sampai
melukai fitting surface.
d. Campur serbuk pumice dengan air hingga konsistensi seperti bubur. Hal ini
berfungsi meningkatkan kontak pumice dengan gigi tiruan & mencegah akrilik
tergores. Poles polishing surface dengan menggunakan sikat dan pumice.
e. Sesuaikan ukuran sikat yang digunakan sesuai dengan daerah yang ingin disikat.
f. Dengan menggunakan polishing wax untuk mengkilapkan polishing surface
g. Pemolesan gigi tiruan dengan menggunakan soft wool mop. Polishing surface
tampak mengkilap dan bebas dari goresan
h. Rendam gigi tiruan yang telah dilakukan polishing didalam air bersih selama 48 jam
sebelum diinsersikan.
KUNJUNGAN 6
1. Melakukan Prosedur Insersi
a. Part Of Insertion And Part Of Removement.
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan
pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan gigi tiruan (hanya pada
bagian yang perlu saja).
b. Retensi
Yaitu kemampuan bertahan terhadap pelepasan yang merupakan kemampuan gigi tiruan
sebagian untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan ke arah oklusal.
Retensi ini merupakan satu cara untuk memberi kekencangan kepada gigi tiruan sebagian di
dalammulut. Pengecekan dilakukan dengan menggerakan mukosa dan bibir, jika protesa
lepas, maka retensi harus diperbaiki. Diperiksa direct retainer pada lengan klamer dan
indirect retainer pada tepi plat protesa yang menempel pada cingulum gigi asli.
c. Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan gigi tiruan sebagian terhadap gaya yang menyebabkan
perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi
35
terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan
dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan
tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini.
d. Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior. Dilakukan
pengecekan terhadap balancing side, working side serta ada tidaknya premature kontak.
Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah,
kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi
diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang
tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada
oldusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode
selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
Prosedur Insersi :
1. GTSL yang akan diinsersi telah direndam dalam
wadah berisi air selama 24 jam untuk menghilangkan monomer sisa
2. Periksa kehalusan tepi GTSL diluar mulut
3. Insersikan pada mulut pasien
4. Periksa adaptasi cengkram dengan gigi penyangga
5. Periksa retensi dan stabilisasi (GTSL tidak terlepas
saat ditekan di salah satu sisi)
6. Periksa oklusi dan artikulasi dengan articulating paper
(kurangi daerah yang bertanda jejas menebal pada gigi anasir sampai tanda tekanannya
merata dengan stone bur)
7. Instruksi pasien :
a. Ajarkan cara memasang dan melepas GTSL pada
pasien
b. GTSL dipakai selama 24 jam untuk adaptasi
c. GTSL dilepas saat istirahat dan ditaruh wadah yang
berisi air dingin dan bersih agar tidak berubah ukuran
d. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan
lengket
e. Membersihkan GTSL dengan sikat halus dan sabun
cair
f. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan gigi
tiruan sebagian lepasan, pasien harap segera kontrol.
g. Kontrol 1 minggu dan 6 bulan sekali.
KUNJUNGAN 7
1. Melakukan Evaluasi Perawatan Yang Telah
Diberikan/Dilakukan Sebelumnya)
1. Melakukan anamnesis
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan
stomatognatik
3. Pemeriksaan subyektif : Dilakukan
pemeriksaan subyektif apakah pasien memiliki keluhan pada saat pemakaian
4. Pemeriksaan obyektif
- Rasa sakit akibat tepi gigi tiruan sebagian lepasan yang tajam maupun karena bagian
yang tertekan.
- Terdapat suara akibat sentrik oklusi yang tinggi sehingga menimbulkan suara pada
bagian oklusal
- Retensi yang kurang menyebabkan gigi tiruan sebagian lepasan tidak stabil
- Muntah akibat plat yang terletak terlalu ke posterior
- Kesukaran berbicara akibat overjet terlalu besar sehingga retensi kurang
- Kesukaran dalam mengunyah akibat oklusi yang tidak seimbang
- Saliva berlebihan : adanya stimulasi pada glandula saliva karena gigi tiruan, namun
dapat hilang setelah beradaptasi
5. Melakukan komunikasi, informasi, dan
edukasi tentang evaluasi hasil perawatan GTSL yang telah digunakan pasien
BAB V
SKEMA TAHAPAN RENCANA PERAWATAN
BAB VI
PROGNOSA
Prognosa dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan ini diperkirakan baik, dengan
mempertimbangkan:
1) Jaringan pendukung sehat
2) Oral hygiene pasien baik
3) Kesehatan umum pasien baik
4) Pasien kooperatif dan komunikatif dan memerhatikan penampilannya
DAFTAR PUSTAKA
Natto Z.S., dkk. 2014. Factors contributing to tooth loss among the
elderly: A cross sectional study. Singapore Dental Journal. Vol. 35, Hal. 17-22
Dosumu O.O., dkk. 2014. Knowledge Of Consequences Of Missing Teeth
In Patients Attending Prosthetic Clinic In U.C.H. Ibadan. Ann Ib Postgrad Med.
Vol. 12(1), Hal. 42-48
Faizah D. 2018. Introduction to Removable Partial Dentures. University of
Baghdad
Setyowati O. dkk. 2019. Pola Permintaan Pembuatan Gigi Tiruan Pada
Laboratorium Gigi Di Surabaya, Indonesia. Journal of Vocational Health Studies.
Vol. 03, Hal. 1-5
Kassim, N.B. 2012. New Technique Of Producing Removable Complete
Denture Using Rapid Tooling Approach, Malaysia. Thesis. University Tun
Hussein Onn Malaysia
Gunadi H.A. dkk., 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.
Jakarta, Hipokrates
Djunaedi Y.M. dkk. 2012. Pengaruh Derajat Keasaman Saliva Terhadap
Microhardness Plat Gigi Tiruan Polyamide Dan Polycarbonate. J. Kedokteran
Gigi. Vol. 6 (1), Hal. 55 - 61
Rosa., dkk. 2017. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik dengan bare root
gigi 45 ekstrusi. MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal)
UGM. 3(1): 19 – 25
Soelarko, R.M dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung
LEMBAR
PENGESAHAN
CASE RECORD
KEPANITERAAN KLINIK
PROSTHODONSIA
Disusun oleh
M. Nur Kholis
2110900073