NIM : 10617046
2. Konektor minor
Konektor minor merupakan komponen GTSL yang menghubungkan
antara konektor mayor dengan basis atau klamer atau indirect retainer atau
sandaran oklusal. Konektor minor dapat berfungsi untuk menyalurkan tekanan
fungsional ke gigi penyangga. Syarat konektor minor harus rigid, biasanya
diletakkan pada daerah embrasur gigi dan berbentuk lancip ke arah gigi
penyangga.
c. Anasir gigi
Anasir gigi merupakan bagian GTSL yang berfungsi untuk menggantikan
gigi asli yang hilang. Pemilihan anasir gigi perlu memperhatikan beberapa
faktor tertentu, diantaranya.
1. Ukuran, meliputi panjang gigi dan lebar gigi. Panjang gigi dapat
diketahui dari bertambahnya usia yang menyebabkan permukaan insisal aus
sehingga mahkota klinis menjadi lebih pendek, panjang bibir atas yang pendek
sehingga gigi depan terlihat sampai setengahnya, kedalaman overbite yang
dalam cenderung menyebabkan gigi anterior terlihat, dan garis tertawa yang
dapat memperlihatkan 2/3 panjang gigi. Lebar gigi menurut John H. Lee bahwa
jarak antara kedua ujung tonjol kaninus atas sesuai dengan lebar hidung,
menurut Sears, ukuran enam gigi anterior atas sama dengan 1/3 jarak bi-
zigomatikus, sedangkan lebar gigi insisif sentral seperdelapan belasnya.
2. Bentuk, meliputi bentuk permukaan labial gigi depan, garis luar distal
gigi, dan garis luar mesial gigi. Permukaan labial yang konveks gigi akan
tampak lebih kecil, gigi dengan sudut distal besar akan tampak lebih kecil, dan
garis mesial konkaf akan membuat gigi lebih kecil. Selain itu, bentuk gigi perlu
memperhatikan bentuk muka agar harmonis
3. Jenis kelamin, pria memiliki garis luar gigi depan atas bersudut lebih
tajam disebut kuboidal, sedangkan wanita garis luar gigi berbentuk kurve
disebut spheroidal.
4. Tekstur permukaan, memperhatikan estetik, meliputi garis retak,
daerah hipoplasia, groove, dan sebagainya.
5. Warna, dapat mempengaruhi posisi, bentuk, dan kesan hidupnya gigi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna anasir gigi
diantaranya, lingkungan kamar praktek meliputi sifat sinar, sumber cahaya,
pakaian dan warna kamar, serta perhatian kondisi pasien.
6. Bahan elemen, biasanya terbuat dari bahan porselen atau plastic.
d. Retainer
Retainer merupakan bagian GTSL yang berfungsi memberikan retensi dan
menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu direct retainer dan indirect retainer.
1. Direct retainer
Direct retainer merupakan bagian yang berkontak langsung dengan gigi
penyangga dan dapat berupa clasp atau cengkeram.
2. Indirect retainer
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengimbangi gerakan rotasi
dan pemindahan gigi tiruan. Gerakan rotasi apabila basis berotasi pada
sandaran yang tetap pada tempatnya, sedangkan gerakan pemindahan apabila
sandaran oklusal bergerak dan terangkat sehingga protesa terlepas. Penggunaan
indirect retainer berfungsi untuk mencegah pergerakan basis berujung bebas
menjauhi lingir sisa, mengurangi gaya torsional dalam arah antero-posterior
pada gigi penyangga, menambah stabilisasi, membantu splinting gigi anterior,
dan mencegah konektor utama tertekan pada jaringan
e. Sandaran (rest)
Sandaran merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada
permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan
vertikal pada protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal
gigi posterior atau pada permukaan lingual gigi anterior (Wahjuni, dan
Mandanie, 2017).
2. Prosedur Pemeriksaan kasus GTSL
Prosedur diagnostik perlu diaplikasikan pada pasien yang akan
1. Pemeriksaan Subyektif
a. Informasi Sosial
nomor telepon dan pekerjaan pasien. Informasi ini diperlukan bila akan
kronis lainnya serta obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus dapat
dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui. Lama jangka waktu
antara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya pembuatan gigitiruan
satu sisi dan bruxism. Selain itu perlu diketahui kelainan rongga mulut
yang pernah diderita serta perawatan yang pernah diterima oleh pasien.
penting untuk dijadikan petunjuk bagi dokter gigi agar dapat mengetahui
2. Pemeriksaan Obyektif
palpasi pada mukosa rongga mulut, linggir alveolar, palatum, lidah dan
posisi gigi dan hubungannya terhadap lidah, pipi dan bibir, sebelum
3. Pemeriksaan Radiografik
periodontal gigi yang masih ada serta vitalitasnya, tebal submukosa yang
3. Desain GTSL
Pembuatan desain GTSL dilakukan melalui empat tahapan, yaitu.
a. Tahap I, menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi
Daerah tak bergigi pada setiap rahang dapat bervariasi, baik panjang,
jumlah, macam, dan letaknya. Klasifikasi edentulous sesuai dengan
klasifikasi Applegate Kennedy.
1. Pencetakan pendahuluan
Pencetakan pendahuluan merupakan pencetakan rahang untuk
menghasilkan model diagnostik. Pencetakan pendahuluan dilakukan untuk
merencanakan preparasi mulut yang harus dilakukan sebelum nantinya
menggunakan protesa. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan
sendok cetak perforasi dengan nomor sesuai ukuran rahang pasien. Posisi
pasien duduk tegak dengan bidang oklusal sejajar lantai. Pencetakan
pendahuluan dilakukan dengan menggunakan bahan cetak alginat untuk
membuat cetakan negatif. Cetakan yang baik meliputi beberapa bagian
berikut.
a. Semua detail gigi terlihat, batas gingiva dengan gigi, serta
preparasi sandaran.
b. Daerah lingir, semua bagian lingir dan jaringan lunak
tercetak.
c. Perlekatan otot, hingga mukosa bergerak dan tidak
bergerak.
d. Batas cetakan untuk rahang atas bagian posterior meliputi
fovea palatini dan Ah line, pada bagian lateral meliputi
hamular notch, sedangkan pada rahang bawah bagian
posterior meliputi retromolar pad, lateral berupa ridge
oblique externa dan frenulum bukalis, lingual meliputi
seluruh lingir sampai dasar mulut.
e. Detail lain, cetakan tidak terdapat gelembung udara,
lipatan, atau robekan, serta tidak boleh lepas dari sendok
cetak (Gunadi dkk., 2012).
Hasil pencetakan pendahuluan selanjutnya dilakukan pengisian dengan
menggunakan gipsum tipe III dental stone.
2. Preparasi mulut
Preparasi mulut terbagi menjadi dua tahapan, yaitu.
3. Pencetakan utama
Pencetakan utama dilakukan setelah semua tindakan preparasi
mulut telah selesai dan pasien telah siap untuk perawatan gigi tiruan.
Pencetakan utama dilakukan untuk menghasilkan model kerja dengan
menggunakan gips tipe III dental stone.
4. Survei model rahang
Survei model rahang merupakan prosedur untuk menentukan lokasi dan
garis luar dari kontur dan posisi gigi dan jaringan sekitarnya pada model
rahang. Survei model rahang dilakukan sebelum pembuatan desain gigi
tiruan dengan menggunakan alat survei yang disebut dengan surveyor.
Bagian-bagian pada surveyor gigi terdiri dari basis datar (horizontal base),
tiang tegak (upright column), lengan datar (horizontal arm), gelendong
tegak (vertical spindle), dan meja basis (table base). Survei dilakukan
untuk dapat menganalisis hubungan dimensi antara jaringan lunak dan
jaringan keras dalam mulut, membantu dalam menentukan gigi yang akan
dijadikan penyangga, dan juga penentuan letak cengkeram. Berikut tujuan
dilakukan survei model rahang.
a. Menentukan arah pemasangan terbaik,
b. Menemukan permukaan proksimal yang bisa disejajarkan,
sehingga bisa digunakan sebagai bidang bimbing,
c. Menetapkan apakah daerah-daerah hambatan pada tulang
maupun gigi perlu dibuang atau cukup dengan pemilihan
arah pemasangan lain saja,
d. Menentukan dan mengukur daerah yang dapat
dimanfaatkan sebagai retensi,
e. Menggambar garis kontur terbesar pada gigi penyangga
dan menentukan undercut yang tidak diharapkan yang
perlu dihindari atau dihilangkan (Gunadi dkk., 2012).
Padjadjaran, Bandung.