Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gigi Tiruan Lepasan

Gigi tiruan lepasan adalah bagian dari ilmu prostodonsia yang

menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi asli yang

hilang serta dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh penderita (Wagner 2012,

Mendoza 2012).

Tujuan pembuatan gigi tiruan lepasan adalah untuk mengembalikan

fungsi mastikasi, estetis, bicara, membantu mempertahankan gigi yang masih

tertinggal, memperbaiki oklusi, serta mempertahankan jaringan lunak rongga

mulut yang masih ada agar tetap sehat (Wagner 2012, Mendoza 2012).

Gigi tiruan lepasan ada dua macam yaitu, gigi tiruan lengkap lepasan

(GTLL) dan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL). Gigi tiruan lengkap lepasan

adalah gigi tiruan yang menggantikan satu rahang penuh pada rahang atas

maupun rahang bawah serta dapat dibuka dan dipasang kembali oleh

penderita (Ozkan, 2012).

II.1.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

II.1.1.1 Pengertian

Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah sebuah protesa yang

menggantikan satu atau beberapa gigi asli yang hilang, pada rahang atas

maupun rahang bawah dan dapat dilepas serta dapat dipasang oleh penderita

tanpa pengawasan dokter gigi. (Ozkan, 2012). GTSL merupakan alternatif


perawatan gigi tiruan lepasan yang tersedia dengan biaya yang lebih

terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi. Semua jenis

GTSL sebaiknya dilepaskan dari mulut setiap selesai makan untuk dibersihkan

(Wagner, 2012).

Komponen dari gigi tiruan sebagian lepasan yaitu (Gambar II.1)

a. mayor connector merupakan komponen dari GTSL yang

menghubungkan bagian-bagian gigi tiruan yang terletak pada sisi kiri

dan kanan rahang. Bagian-bagian lain dari gigi tiruan terhubung secara

langsung maupun tidak langsung pada mayor connector. Komponen ini

juga memberikan stabilitas untuk membantu menahan pergerakan dari

tekanan fungsional.

b. minor connector merupakan penghubung antara mayor connector atau

basis GTSL dengan komponen yang lain dari gigi tiruan.

c. direct retainer merupakan komponen yang terletak pada gigi

penyangga, berfungsi mencegah lepasnya gigi tiruan dan memberi

retensi pada gigi tiruan.

d. indirect retainer merupakan komponen yang memberi retensi terhadap

gaya yang menekan kearah gingiva.

e. denture base merupakan komponen yang mendukung anasir gigi tiruan

dan menerima gaya fungsional dari oklusi serta pendukung rongga

mulut (www.repositoryusu.ac.id)
Komponen gigi tiruan sebagian lepasan, a. mayor connector, b. minor connector, c.
direct retainer, d. indirect retainer, e. denture base (Gambar II.1).

II.1.1.2 Jenis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Berdasarkan Jaringan Pendukung

Victor L.S mengklasifikasikan GTSL berdasarkan jaringan

pendukungnya, yaitu:

a. Tooth borne, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi

asli.

b. Mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari

jaringan mukosa.

c. Tooth and mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan

dari mukosa dan gigi.


a. Tooth borne, b. Mucosa borne, c. Tooth and mucosa borne (Gambar
II.2).

Berdasarkan Waktu Pemasangan

a. Convensional denture, gigi tiruan yang dibuat dan dipasang sesudah

luka pencabutan sembuh.

b. Immediate denture, yaitu gigi tiruan yang dibuat sebelum pencabutan

dan segera dipasang setelah pencabutan.

II.2 Gigi Tiruan Imidiat

II.2.1 Pengertian

Gigi tiruan imidiat dapat didefinisikan sebagai gigi tiruan yang dibuat

atau dikonstruksikan terlebih dahulu sebelum gigi asli dicabut, dan segera

diinsersikan setelah pencabutan gigi tersebut (Bath,2013).

Secara umum, ada dua tipe gigi tiruan imidiat, yaitu conventional

immediate denture (CID) yang dimaksudkan sebagai protesa jangka panjang.

Tipe kedua adalah interim immediate denture (IID/transitional) yang didesain


untuk penggunaan jangka pendek. Biasanya setelah fase penyembuhan akan

digantikan dengan protesa yang kedua (Rahn,2009)

Gigi tiruan imidiat dapat berupa gigi tiruan penuh atau gigi tiruan

sebagian. Penggantian gigi tiruan imidiat untuk gigi anterior merupakan jenis

yang paling sering digunakan. Ada dua macam bentuk gigi tiruan imidiat, yaitu

gigi tiruan imidiat dengan sayap atau labial flanged dan gigitiruan imidiat tanpa

sayap atau open face/socketing (Basker 1996, Davenport 1996, Tomlin 1996).

Gigi tiruan imidiat dapat dibuat pada satu rahang ataupun kedua rahang

yaitu rahang atas dan rahang bawah pada beberapa penderita. Hal ini

sebaiknya dibuat bersamaan untuk memastikan estetika dan hubungan oklusi

yang optimal (Arbree,2004).

II..2.2 Keuntungan

a. Penderita terhindar dari rasa tidak nyaman dan khawatir bila terlihat

tidak bergigi atau ompong karena dapat segera memakai gigi tiruan.

b. Perawatan ini memungkinkan penderita untuk tetap melakukan

kegiatan sosial ataupun bisnis.

c. Memelihara posisi lidah, bibir, dan pipi.

d. Rasa sakit pasca operasi berkurang karena lokasi ekstraksi terlindungi

dari lidah dan makanan yang masuk ke dalam soket gigi sehigga dapat

mencegah terjadinya trauma (Gottlieb 2001, Rahn 2009, Zarb dkk

2013).
II.2.3 Kekurangan

a. Membutuhkan relining berulang-ulang karena tanpa melewati fase

pasang coba sehingga membutuhkan biaya perawatan lebih mahal.

b. Diperlukan kerjasama dan waktu perawatan yang lebih lama antara

dokter gigi, pasien dan laboratorium dental (Saveerda,2015).

II.2.4 Indikasi gigi tiruan imidiat

Penderita mengalami karies yang parah pada gigi anterior atau perubahan

warna sehingga estetik kurang baik.

a. Gigi yang mengalami kelainan periodontal yang parah ditandai dengan

hilangnya perlekatan periodontal dan kerusakan pada tulang alveolus

yang menyebabkan gigi goyang.

b. Kelainan posisi, susunan gigi anterior seperti protusi, retrusi,

berdesakan, gigitan terbalik atau gigitan silang, kebutuhan atau

permintaan penderita (George 2010, Tad 2013).

II.2.5 Kontraindikasi gigi tiruan imidiat

Penderita mengalami abses periapikal/periodontal kondisi oral hygiene buruk.

a. Penderita lanjut usia.

b. Penderita menjalani terapi radiasi.

c. Penderita diabetes tidak terkontrol.

d. Riwayat pencabutan gigi yang sukar.

e. Penderita yang tidak kooperatif (George dkk 2010, Tad 2013, Saveedra

dkk 2015).
II.3 Basis gigi tiruan

II.3.1 Pengertian

Basis gigi tiruan merupakan salah satu komponen dari gigi tiruan yang

digunakan sebagai tempat anasir gigi tiruan dan bagian yang bersandar di atas

tulang alveolar. Basis gigi tiruan berfungsi untuk menggantikan tulang alveolar

yang telah hilang, mengembalikan estetis wajah, serta mendukung anasir gigi

tiruan (Carr dkk, 2011).

II.3.2 Persyaratan

Persyaratan dari bahan basis gigi tiruan yaitu non-toxic dan tidak

menyebabkan iritasi, memiliki penampilan yang mirip dengan ginggiva asli,

memiliki stabilitas dimensi yang baik, merupakan pengantar termal yang baik,

memiliki permukaan yang keras sehingga tidak mudah tergores atau aus serta

halus dan mengkilat, memiliki modulus elastisitas, flexural strength, kekuatan

impak dan fatique yang tinggi dan ketahanan terhadap abrasi, memiliki

stabilitas warna yang baik, tidak larut dan menyerap cairan, mudah

dimanipulasi, dan mudah dibersihkan (Manappallil, 2003).

II.3.3 Bahan Basis Gigi Tiruan

Bahan basis gigi tiruan yang digunakan dalam pembuatan GTSL dapat

terbuat dari bahan logam dan non logam ( Akrilik dan nylon thermoplastic).

Untuk menghasilkan gigi tiruan yang retentif dan stabil basis gigi tiruan didisain

sedemikain rupa sehingga daya retensi dan stabilisasi dapat diperoleh secara

optimal (Amiyatun,2012).
II.3.3.1 Basis Logam

Bahan basis logam contohnya terbuat dari logam cobalt chromium

(CoCr), gold alloys, Nikel Chromium (NiCr) dan Titanium (Ti). Bahan basis

logam memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut

antara lain memberikan stimulasi ke jaringan yang dibawahnya, dan mencegah

terjadinya atropi pada tulang alveolar yang mungkin terjadi pada basis

berbahan resin, sehingga basis logam dapat mempertahankan kesehatan

jaringan yang berkontak dengan basis logam tersebut. Bahan basis logam juga

memiliki konduktivitas termal yang baik serta ketebalan basis yang minimal

sehingga lebih nyaman dipakai, akurat dan bentuknya tetap atau tidak

berubah, namun bahan basis logam ini juga memiliki kekurangan seperti

mudah mengalami korosi, relatif lebih mahal, cara pembuatannya yang lebih

sulit serta kurang estetis karena warna basis yang tidak sewarna dengan

gingiva (Carr dkk 2011, Tamin dkk 2017).

Menurut Dinarto dan Mujiah (2002), gigi tiruan kerangka logam terbuat

dari landasan basis logam, karena bahan logam cukup kuat, landasan basis

logam dapat dibuat lebih tipis dan lebih kecil sehingga pemakaian akan lebih

nyaman. Mneurut Geramy, Adibard dan Sahabi (2010), gigi tiruan kerangka

logam (frame) lebih ideal dibandingkan gigi tiruan resin akrilik, karena dapat

dibuat lebih sempit, lebih tipis, lebih kaku, dan lebih kuat, sehingga dapat

dibuat disain yang ideal.


II.3.3.2 Basis Non Logam

II.3.3.2.1 Resin akrilik

Resin akrilik dikembangkan pada tahun 1930 yang dikenal dengan

polimetilmetakrilat (PMMA), pertama kali digunakan dibidang kedokteran gigi

pada tahun 1940-an serta menggantikan bahan-bahan yang sebelumnya

digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan (Hatrick 2003, Eakle 2003, Bird

2003). Resin akrilik paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi sebagai

basis gigi tiruan (Gladwin 2009, Bagby 2009)

Jenis resin akrilik berdasarkan American Dental Association (ADA)

adalah heat cured dan cold cured. Bahan yang sering digunakan pada

pembuatan gigi tiruan lepasan adalah heat cured.

Keuntungan

a. Biokompatibel

b. Harga terjangkau

c. Manipulasinya mudah

d. Menggunakan peralatan sederhana

e. Mudah direparasi serta mudah dipulas

Kekurangan

a. Mempunyai sisa monomer

b. Mudah menyerap air atau cairan, sisa makanan atau bahan kimia

c. Mudah patah bila terjatuh pada permukaan yang keras (Anusavice

2003, Titik dkk 2013).


II.3.3.2.2 Nylon thermoplastic

Nylon thermoplastic merupakan basis gigi tiruan fleksibel yang pertama

di dunia dan diperkenalkan dalam kedokteran gigi pada tahun 1950. Bahan

dasar dari nylon thermoplastic adalah poliamida yang berasal dari asam

dikarboksilat, diamina, asam amino dan laktam.

Keuntungan

a. bebas monomer

b. Bersifat hipoalergenik sehingga dapat menjadi alternatif yang berguna

bagi penderita yang sensitif terhadap resin akrilik, nikel chromium atau

cobalt chromium

c. Hampir tidak memiliki porositas

d. Bersifat ringan serta tidak mempunyai cengkeram logam

e. Lebih tipis sehingga penderita lebih nyaman

f. Warnanya lebih transparan dibandingkan resin akrilik

Kekurangan

a. Anasir gigi tiruan dan nylon thermoplastic hanya memiliki ikatan

mekanis, sehingga anasir mudah lepas dari gigi tiruan

b. Memerlukan peralatan khusus yang mahal (Jain,2015)

Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan nylon thermoplastic sebagai

bahan basis gigi tiruan semakin meningkat dan dapat dijadikan salah satu

alternatif untuk menggantikan bahan basis gigi tiruan kerangka logam dan

resin akrilik (Tyson 2007, Kortalkulkij 2008, Dattreya 2009, Awing 2013,

Sharma 2014, Fueki 2014).


Nylon thermoplastic merupakan bahan yang tidak mengalami

perubahan struktur kimia dalam proses pembuatannya. Bahan ini mempunyai

keuntungan dapat dilunakkan dan dibentuk kembali pada suhu dan tekanan

tanpa adanya perubahan kimia, karena hasil akhir dari resin ini sama dengan

struktur aslinya hanya saja berbeda dalam bentuknya. (Manappallil, 2003).

Komponen yang termasuk kedalam nylon thermoplastic ini adalah:

Asetal Thermoplastic

Merupakan bahan termoplastik pertama yang diusulkan sebagai bahan

GTSL yang tidak dapat pecah pada tahun 1971 (Nandal dkk 2012) Asetal

thermoplastic sebagai homo-polymer memiliki sifat mekanis jangka pendek

yang baik, sedangkan sebagai co-polymer memiliki stabilitas jangka panjang

yang lebih baik. Asetal thermoplastic sangat kuat, tahan terhadap air, tidak

mudah patah, dan cukup fleksibel. Meskipun kuat, asetal termoplastik tidak

memiliki translusensi dan vitalitas yang alami dibandingkan dengan akrilik dan

polikarbonat, bahan ini menawarkan hasil yang lebih baik untuk gigi tiruan

sementara atau jangka pendek (Negrutiu dkk, 2005)

Polikarbonat thermoplastic

Polikarbonat thermoplastic merupakan rantai polimer dari bisphenol-A

carbonate. Sama seperti asetal thermoplastic, polikarbonat thermoplastic juga

sangat kuat, tahan patah dan cukup fleksibel. Polikarbonat thermoplastic tidak

dapat dipakai sebaik asetal thermoplastic selama adanya tekanan oklusal dan

akibatnya tidak akan mempertahankan dimensi vertikal dalam waktu lama.

Bahan ini memiliki translusensi alami, hasil akhir yang sangat baik dan
menghasilkan estetik yang baik, namun polikarbonat thermoplastic kurang

cocok digunakan untuk gigi tiruan penuh maupun sebagian, polikarbonat

thermoplastic ini lebih cocok untuk mahkota dan jembatan sementara (Nandal

dkk 2012, Negrutiu dkk 2005).

II.4 Vertex Thermosens

II.4.1 Pengertian

Vertex Thermosens adalah bahan termoplastik yang digunakan untuk

pembuatan gigi tiruan yang terbuat dari campuran poliamida dan pigmen.

Pengembangan Vertex thermosens digunakan untuk gigi tiruan lengkap, gigi

tiruan sebagian, mahkota sementara dan jembatan (Ali dkk, 2004).

II.4.2 Keuntungan

a. Vertex thermosens merupakan bahan termoplastik yang fleksibel untuk

gigi tiruan sebagian lepasan karena lebih baik dan lebih kuat.

Fleksibilitas bahan ini memungkinkan gigi tiruan agar tidak mentransfer

tekanan ke gigi dan jaringan yang berdekatan dengan demikian

mencegah trauma pada gigi tiruan sebagian.

b. Warna basis gigi tiruan termoplastik cocok dengan jaringan mulut.

c. Menghilangkan penggunaan cengkram logam seperti pada gigi tiruan

sebagian lepasan lainnya.

d. Bersifat biokompatibel yang bebas monomer dan sangat cocok untuk

pasien yang tidak mau atau tidak dapat menerima gigi tiruan yang

terbuat dari bahan yang bisa menimbulkan reaksi alergi


e. Hampir tidak ada penyusutan, berbeda dengan gigi tiruan akrilik yang

memiliki tingkat penyusutan 8%, Vertex thermosens telah berhasil untuk

mengurangi tingkat penyusutan menjadi <1%, yang memastikan gigi

tiruan akan fit dengan baik didalam mulut penderita

f. Hampir tidak bisa dipecahkan

g. Tersedia dalam 10 warna

h. mudah dan cepat dipoles.

i. Tidak mudah menyerap air sehingga tidak mudah menyebabkan

perubahan warna karena tingginya kepadatan bahan termoplastik.

Cairan tidak dapat menembus kedalam bahan, meminimalisir

perubahan warna menjadi kuning atau coklat pada penderita peminum

kopi berat, perokok, atau penderita yang suka minuman asam (Saleh

2018, Omar 2018, Ibrahim 2018).

Anda mungkin juga menyukai