PENDAHULUAN
Gigi geligi memiliki banyak fungsi bagi setiap orang diantaranya untuk
pada usia 35-44 tahun sebesar 0,4% dan pada usia 65 tahun ke atas yaitu sebesar
mulut agar tetap sehat, serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Gigi tiruan
secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu gigi tiruan tetap dan lepasan.
Gigi tiruan tetap/fixed adalah gigi tiruan yang disemenkan pada gigi pasien secara
permanen (tidak dapat dilepas pasang oleh pasien), sedangkan gigi tiruan
lepasan/removable denture adalah gigi tiruan yang dapat dilepas pasang sendiri
oleh pasien. Gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan lengkap dan
gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) menggantikan satu atau
beberapa gigi yang hilang yang didukung oleh gigi, mukosa, atau kombinasi gigi
dan mukosa. Perawatan gigi tiruan sebagian lepasan ini dilakukan apabila kondisi
rongga mulut tidak dapat dirawat dengan gigi tiruan cekat misalkan pada kasus
sebagian besar kehilangan gigi, selain itu GTSL juga merupakan alternatif
Secara umum, komponen gigi tiriuan sebagian lepasan terdiri dari basis,
konektor, dan penahan. Basis merupakan bagian gigi tiruan yang terletak diatas
mukosa sebagai tempat elemen gigi tiruan diletakkan. Beberapa syarat basis gigi
tiruan yang harus dimiliki yaitu dapat beradaptasi dengan jaringan, tidak
mengiritasi jaringan, kuat menahan fraktur atau distorsi saat penggunaan, estetis
yang dapat digunakan sebagai basis diantaranya resin akrilik, kerangka logam,
estetis yang baik, warnanya menyerupai gingiva, ringan, harga relatif murah,
tahan terhadap fraktur, mudah direparasi, dan cukup stabil terhadap panas.
untuk pasien dengan dukungan gigi dan jarak antar lengkungnya tidak memadai.
Kerangka logam lebih baik dibandingkan akrilik, karena dapat dibuat lebih
sempit, tipis, rigid, dan kuat. Kekurangan kerangka logam yaitu secara estetis
kurang baik dan proses pembuatannya lebih rumit sehingga biayanya lebih mahal
ketahanan fraktur tinggi, warna menyerupai gingiva dan tidak memerlukan kawat
yaitu pengerutan, perubahan dimensi, penyerapan air tinggi, dan sulit untuk
TINJAUAN PUSTAKA
menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang pada rahang atas maupun bawah
dan dapat dilepas pasang oleh pasien. Perawatan dengan GTSL ini sangat
dibutuhkan karena apabila gigi tidak diperbaiki maka akan menimbulkan beberapa
kondisi seperti migrasi dan rotasi gigi sebelahnya, penurunan efisiensi daya
tidak menimbulkan kerusakan pada gigi yang tersisa dan jaringan pendukung,
dapat dilepas pasang oleh pasien, mudah dibersihkan, mudah diperbaiki, stabil,
kelas. Hal ini untuk memudahkan komunikasi antar paktisi klinis dalam
menentukan keadaan rongga mulut yang akan dibuatkan gig tiruan. Beberapa
klasifikasi yang digunakan untuk menentukan jumlah gigi yang hilang dan
Skinner, Applegate dan lain-lain. Syarat-syarat suatu klasifikasi antara lain harus
Kennedy. Klasifikasi Kennedy membagi keadaan tak bergigi menjadi 4 kelas yaitu
1. Kelas I: daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih
2. Kelas II: daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada dan hanya pada salah satu rahang saja (unilateral)
3. Kelas III: daerah tak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada bagian
4. Kelas IV: daerah tak bergigi terletak pada anterior dari gigi yang masih
(bilateral free end). Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan
2. Kelas II: Daerah yang tak bergigi sama dengan kelas II Kennedy
4. Kelas IV: Daerah tak bergigi sama dengan kelas IV Kennedy, daerah tidak
5. Kelas V: Daerah tak bergigi para dental, dimana gigi tetangga anterior
tidak dapat dipakai sebagai gigi penyangga atau tak mampu menahan gaya
kunyah.
6. Kelas VI: Daerah yang tak bergigi para dental dengan kedua gigi
modifikasi untuk daerah takk bergigi tambahan. Misalnya tambahan terletak pada
atau 2A, untuk posterior 1P atau 2P dan seterusnya (Gunadi dkk., 2012).
1. Penahan (retainer)
Penahan merupakan bagian yang berfungsi untuk memberi retensi
gaya yang dapat terjadi saat kondisi istirahat atau saat melakukan
fungsinya seperti gaya gravitasi, gaya oklusal, dan lateral. Penahan dibagi
b. Penahan tak langsung bekerja pada basis untuk melawan gaya yang
dapat melepas protesa ke arah oklusal dan berkerja pada basis. Retensi
2. Sandaran (rest)
molar, atau lingual anterior. Sandaran pada gigi posterior dapat berupa
sandaran oklusal, sandaran internal, sandaran onlay, dan sandaran kail,
3. Konektor
lainnya.
Elemen gigi tiruan merupakan bagian GTSL yang akan menggantikan gigi
asli. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memlilih gigi tiruan
yaitu ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen gigi
tiruan.
5. Basis
gigi yang telah hilang. Basis berfungsi untuk mendukung elemen gigi
lingir sisa, memberi stimulasi jaringan yang berada dibawah gigi tiruan,
merupakan span yang dibatasi gigi asli, lalu tekanan oklusal secara
sandaran oklusal.
dukungan dari gigi tersebut sedangkan basis yang jauh akan didukung
LAPORAN KASUS
Mulut Unsoed dengan keluhan ingin dibuatkan gigi palsu lepasan karena beberapa
gigi bawahnya yang hilang. Pasien merasa kesulitan pada saat mengunyah
pembersihan karang gigi. Pasien seorang guru dan tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik.
A. Identitas Pasien
2. Usia : 50 tahun
3. Alamat: Ledug
B. Pemeriksaan Subjektif
1. Pemeriksaan Ekstraoral
2. Pemeriksaan Intraoral
a. Pemeriksaan Umum
1) Saliva
a) Kuantitas : Normal
b) Konsistensi : Normal
2) Lidah
a) Ukuran : Normal
c) Mobilitas : Normal
ortognati
5) Mukosa Mulut : Tidak ada kelainan
7) Vestibulum
8) Prosesus Alveolaris
Rahang Atas :
a) Bentuk : Oval
d) Ketinggian : Sedang
Rahang Bawah :
a) Bentuk : Oval
kiri tajam
d) Ketinggian : Sedang.
9) Frenulum
g) Lingualis : Sedang
10) Palatum
a) Bentuk : Oval
b) Kedalaman : Dalam
14) Lainnya :
Pasien mengalami kehilangan gigi pada elemen 37, 36, 44, 46 dan
47
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Sikap Mental
Filosofis
F. Model Studi
G. Diagnosa
H. Rencana perawatan
J. Tahapan perawatan
atau tooth and mucosa borne yaitu dukungan yang didapatkan dari gigi
pasca perawatan endodontik, gigi karies yang telah ditumpat, dan gigi
berakar ganda. Gigi penyangga yang digunakan pada kasus ini adalah
pada kasus. Retensi yang digunakan pada kasus ini berupa direct
jari pada gigi 48, dan Half Jackson pada gigi 45. Anasir gigi yang
digunakan pada elemen gigi 36, 37, 44, 46,47. Anasir ini berguna
K. Penatalaksanaan
3. Pencetakan
Pencetakan dilakukan menggunakan cetakan mukostatik dengan bahan
Model kerja berupa cetakan gigi anatomis dalam rongga mulut pasien
sebagian lepasan).
baik
gigi.
Lempeng dan galangan gigit terbuat dari malam merah. Lempeng gigit
7. Penetapan gigit
Penetapan gigit digunakan sebagai kunci oklusi agar didapat gigitan
yang sesuai. Penetapan tinggi gigit yang tepat dapat diperoleh dengan
cara galangan gigit rahang atas dimasukkan terlebih dahulu hingga ada
kontak antara galangan dan gigi lawan, kemudian catat kontak antara
8. Klamer
yaitu
sebelah.
trauma.
Pada penyusunan anasir gigi, seleksi elemen gigi anterior dan posterior
antara lain.
serta gigi antagonis, sehingga diperoleh oklusi gigi yang baik antar
gigi asli dengan anasir gigi tiruan atau antar anasir gigi tiruan.
a. Retensi
Penempatan occlusal rest harus sesuai dengan rest seat dan lengan
b. Stabilisasi
c. Oklusi
Pengasahan pada gigi tidak boleh mengurangi tinggi cusp gigi dan
disesuaikan kontak dari gigi antagonis asli maupun anasir gigi
tiruan.
diperhatikan yaitu.
b. Tidak boleh ada bagian yang kasar dan tajam pada pemukaan gigi
bentuknya.
13. Insersi
pasien, estetik dan fungsi fonetik. Selain itu operator juga harus
b. Gigi tiruan dilepas pada malam hari agar jaringan otot dibawahnya
dapat istirahat.
c. Gigi tiruan sebagian lepasan direndam dengan air bersih dalam
lembut. Jika tidak ada keluhan dan sudah terbiasa, maka boleh
secara bersamaan.
tiruan tidak stabil, rusak pada kawat maupun bagian lain pada gigi
14. Kontrol
Gunadi, H.A., Margo, A., Burhan, L.K., Suryatenggara, F., Setiabudi, I., 2012,
Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1, EGC, Jakarta.
Jatuadomi, Gunawan, P.N, SIagian, K.V, 2016, Alasan Pemakaian Gigi Tiruan
Lepasan pada Pasien Poliklinik Gigi di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, Jurnal e-Gigi, 4(1): 40-45.
Naini, A., 2012, Perbedaan Stabilitas Warna Bahan Basis Gigi Tiruan Resin
Akrilik dengan Resin Nilon Termoplastis terhadap Penyerapan Cairan,
Stomatognatic J.K.G Unej, 9(1): 28-32.
Tamin, H. Z., Zulkarnain, M., dan Ariyani, 2012, Bahan Ajar Ilmu Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan, Medan: Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran
Gigi Univeritas Sumatera Utara.
Wahjuni, S., Mandanie, S.A., 2017, Fabrication Of Combined Prosthesis With
Castable Extracoronal Attachments (Laboratory Procedure), Journal of
Vocational Health Studies, 1(2): 75-81.