Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kasus

Lesi Merah

Denture Stomatitis

Dosen Pembimbing:

drg. Rinawati Satrio, M.Si

Disusun Oleh:

Firda Aziza

G4B017004

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2019
A. Gambaran Umum

Denture stomatitis merupakan inflamasi pada mukosa mulut akibat


pemakaian denture atau gigi tiruan lepasan baik sebagian maupun lengkap.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penyebutan denture stomatitis antara lain,
denture sore mouth, denture induced stomatitis, inflammatory papillary
hyperplasia, dan chronic antropic candidiasis. Persentase kasus yang terjadi yaitu
antara 30-50% pada pemakaian gigi tiruan lengkap yang banyak ditemukan pada
usia lanjut serta lebih banyak terjadi pada wanita (Herawati dan Novani, 2017).
Denture stomatitis seringkali terjadi di mukosa maksila daerah palatal, walaupun
begitu pada beberapa kasus terkadang juga timbul di mukosa mandibular. Tanda
dan gejala yang terjadi yaitu adanya bercak kemerahan, terkadang disertasi
pebengkakan, dengan permukaan halus ataupun bergranul yang disertai rasa sakit
(Gade dkk., 2015).

Berdasarkan klasifikasi Newton (1962) kasus denture stomatitis dapat


dibedakan menjadi 3, antara lain (Pattanaik dkk., 2015).

1. Localized simple inflammation atau pinpoint hyperemia


2. Erythematous atau generalized simple type yang terlihat sebagai eritema
difus yang dapat mengenai seluruh mukosa yang tertutup oleh gigi
tiruan.
3. Granular type (inflammatory papillary hyperplasia yang tampak di
bagian tengah dari palatum durum atau mengenai lingir alveolar.

B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi terjadinya denture stomatitis yaitu gigi tiruan
yang traumatik, adanya keterlibatan mikroba umunya adalah Candida spp, atau
gabungan dari keduanya. Faktor predisposisi yang juga dapat mempengaruhi yaitu
diabetes mellitus, defisiensi nutrisi seperti asam folat dan B12, serta penggunaan
obat-obat imunosupresif. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan penurunan daya
tahan tubuh dan kualitas jaringan epitel (Herawati dan Novani, 2017).
Gigi tiruan yang menyebabkan traumatik dapat terjadi karena sayap
landasan yang terlalu panjang sehingga dapat menjadi trauma kronik pada mukosa.
Kondisi ini akan lebih parah jika pasien sering menggunakan gigi tiruan tersebut
untuk beraktivitas seperti mengunyah dan berbicara (Gade dkk., 2015).

C. Rencana Perawatan
Perawatan yang dilakukan yaitu dengan menghilangkan penyebabnya yaitu gigi
tiruan yang menyebabkan trauma. Pasien diminta untuk mengurangi penggunaan
gigi tiruan terebut khususnya saat makan. Pasien juga diminta untuk tetap menjaga
kebersihan rongga mulut dan kebersihan gigi tiruan. Selain itu pasien diminta untuk
mejaga kondisi tubuhnya agar tetap dalam kondisi yang sehat karea hal tersebut
juga akan berpengaruh terhadap penyembuhan mukosa rongga mulut. Gigi tiruan
kemudian diperbaiki dengan mengurangi dan menghaluskan pada bagian-bagian
yang menyebabkan trauma khususnya pada bagian sayap landasan bagian bukal.
Selain itu pasien juga diberikan medikasi berupa kortikosteroid topikal yang
diaplikasikan 2 kali sehari untuk mengatasi ulserasinya (Herawati dan Novani,
2017).
Laporan Kasus
Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke RSGMP Unsoed dengan
keluhan adanya rasa sakit pada rahang bawah saat mengunyah. Pasien baru saja
menggunakan gigi tiruan dan telah dipakai selama 1 bulan. Pada pemeriksaan
ekstraoral tidak ada kelainan, sedangkan pada pemeriksaan intraoral terdapat
eritema pada gingiva bagian bukal regio 3 dengan ukuran panjang 1 cm. Bagian
tepinya ditemukan ulserasi dengan diameter 3 mm yang permukaannya ditutupi
oleh pseudomembran putih. Eritema juga ditemukan pada mukosa bagian bukal
posterior pada regio 4, dengan ukuran panjang 2 cm. Bagian tengahnya juga
terdapat beberapa ulserasi dengan ukuran 3-4 mm, permukaannya ditutupi oleh
pseudomembran berwarna putih. Pasien sering bekerja di sawah dan tidak memiliki
riwayat penyakit sistemik.

A. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain : Pasien ingin memeriksakan kondisi rongga
mulutnya yang terasa sakit dan terdapat sariawan pada rahang bawahnya.
2. Present Illness : Pasien mengalami rasa sakit ketika sedang
mengunyah.
3. Post Medical History : Tidak ada kelainan
4. Post Dental History : Pasien pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi
untuk memasang gigi tiruang lengkap.
5. Social History : Pasien adalah seorang pekerja sawah
6. Family History : Tidak ada kelainan.

B. Pemeriksaan Obyektif
1. Ekstraoral
a. Wajah : Simetri
b. Warna : Cokelat
2. Mata : Sejajar
a. Warna sclera : Putih
b. Warna kulit sekitar: cokelat
c. Warna kelopak mata bagian dalam : merah (tidak pucat)
3. Limfonodi : Tidak ada kelainan
4. Kulit sekitar mulut : normal

C. Intraoral

1. Deskripsi lesi/ kelainan yang ditemukan:


a. 12 Terdapat lesi eritema berbentuk tak beraturan dengan ukuran
panjang 1 cm berjumlah 1 buah pada daerah gingiva bagian bukal
pada regio 3. Bagian tepi permukaannya terdapat ulserasi dengan
ukuran 4 mm dan ditutupi oleh pseudomembran bewarna putih
b. 16 Terdapat lesi eritema berbentuk tak beraturan dengan ukuran
panjang 2 cm berjumlah 1 buah pada daerah mukosa bagian bukal
posterior pada regio 4. Bagian tengah permukaannya terdapat
ulserasi dengan ukuran 3- 4 mm berjumlah multiple dan ditutupi
oleh pseudomembran bewarna putih.
2. Foto lesi

Kunjungan pertama Kunjungan pertama


Kunjungan kedua Kunjungan kedua
D. Diagnosis Banding
Stomatitis konta alergi (stomatitis venenata) et causa akrilik,
E. Diagnosis
Denture stomatitis
F. Rencana Perawatan
Pemberian kortikosteroid topikal dan edukasi
KESIMPULAN

Berdasarkan kasus tersebut, penggunaan gigi tiruan yang tidak


sesuai (traumatik), dapat menimbulkan lesi di rongga mulut berupa eritema
yang disertai ulserasi sehingga mengakibatkan rasa sakit. Perawatan yang
dapat dilakukan yaitu menghilangkan faktor iritan yaitu gigi tiruan serta
pemberian medikasi berupa antiinflamasi. Gigi tiruan dapat kembali
digunakan setelah pasien sembuh dan gigi tiruan tersebut telah diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA

Gade, J., Pawar, V.S., Singh, N., 2015, Review on Denture Stomatitis:
Classification, Clinical Features, and Treatment, IOSR Journal of
Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS), 14(1): 114-122.

Herawati, E., Novani, D., 2017, Denture Stomatitis Terkait Trauma: Gambaran
Klinis dan Tatalaksananya, Jurnal Kedokteran Gigi, 29 (4): 23-26.

Pattanaik, S., Vikas, B.V.J., Pattanaik, B., Sahu, S., Lodam, S., 2015, Denture
Stomatitis: A Literature Review, JIAOMR, 22 (3): 136-140.

Anda mungkin juga menyukai