meluas hingga lapisan subkutan. Penyebab dari lesi ulseratif bervariasi yang paling
umum yaitu karena faktor mekanik dan reaktif, dapat juga terjadi karena penyakit
secara umum lesi yaitu berupa diskontinuitas jaringan akibat hilangnya semua lapisan
epitel. Lesi ulser dapat berupa primer ataupun sekunder. Berikut beberapa jenis lesi oral
a. Ulkus Traumatikus
Lesi ini disebabkan karena trauma mekanik, kimia, perubahan termal, ataupun
yaitu protesa, peranti ortodonsi, terdapat gigi yang tajam, karena benda asing, atau
tergigit. Lesi ini dapat muncul pada mukosa bergerak dan tidak bergerak, lokasi
yang sering terjadi yaitu diantaranya pada lidah, bibir dan mukosa bukal dengan
persentase yaitu mukosa bukal (42%), lidah (25%), dan bibir bawah (9%). Secara
klinis memiliki permukaan berwarna putih kekuningan dan daerah kemerahan atau
eritema yang tipis dan keras pada tepi lesinya. Namun, kondisi lain juga dapat
ditemui pada tepi lesi berwarna putih karena adanya hyperkeratosis (Mortazavi
Lesi akan terasa nyeri, terasa lunak saat dilakukan palpasi, rasa nyeri berkurang
setelah 3 hari dan perlahan akan sembuh dengan sendirinya ketika penyebab
dihilangkan tanpa adanya jaringan parut dalam waktu 6-10 hari. Diagnosis
ditentukan berdasarkan riwayat lesi dan gambaran klinis. Lesi yang menetap lebih
dari 10-12 hari perlu dilakukan biopsi untuk memastikan kemungkinan terjadinya
kanker. Diagnosis banding lesi ini yaitu ulkus raftosa rekuren, ulkus eosinofilik,
kasinoma sel skuamosa. Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
inflamasinya yaitu steroid topikal dalam jangka waktu pendek, antiseptik dan
Ulkus Traumatikus
merupakan peradakan pada jaringan lunak rongga mulut yang ditandai dengan
ulkus yang rekuren dan tanpa disertai dengan gejala lain. Lesi ini sering terjadi
dengan prevalensi 10-25% pada populasi umum, dan paling sering terjadi yaitu
RAS tipe minor mencapai 80%. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun
predisposisi yang terkait yaitu trauma, alergi, genetik, gangguan endokrin, stress
emosional, dan defisiensi hematologi (zat besi, vitamin B12, dan asam folat).
Gambaran klinisnya yaitu terdapat 3 tipe ulkus ini diantaranya (Thantawi dkk.,
2014).
1. Minor: ulkus yang terjadi pada mukosa bergerak dengan gejala nyeri dan
jumlah lesi dapat berupa single maupun multiple. Memiliki diameter < 0,5
cm dengan durasi nyeri 7-10 hari dan dapat menghilang tanpa meninggalkan
vesikel
2. Mayor: ulkus yang terjadi pada mukosa bergerak dengan gejala nyeri yang
namun memiliki bentuk yang sama. Durasi lesi 3-6 minggu dan dapat
terbentuk jaringan parut setelah sembuh, namun lesi muncul tanpa didahului
vesikel.
size)yang berlokasi pada mukosa bergerak dan tidak bergerak. Durasi lesi
1-2 minggu dan muncul tanpa didahului vesikel. Lesi ini tidak disebabkan
oleh virus.
yang cepat biasanya mengenai anak-anak di bawah usia 6 tahun tetapi dapat juga
pada rongga mulut terlebih dahulu selama 2-3 hari pertama lalu diikuti dengan
gejala prodromal seperti demam, malaise, dan myalgia serta terjadi limfadenopati
pada daerah servikal. Lesi dapat tersebar pada seluruh rongga mulut, lesi ulser
berupa multipel vesikel dan biasanya gingiva akan mengalami eritema secara
general. Pada anak-anak kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya (Ongole dan
B N, 2013).
yaitu pemberian asupan cairan yang cukup untuk membantu meningkatkan hidrasi
secara sistemik, pemberian medikasi oral analgesik dan antipiretik, atau pemberian
obat anestesi kumur untuk meredakan nyeri seperti dyclonine hydrochloride 0,5%.
baik secara oral maupun topikal seperti acyclovir atau valacyclovir (Ongole dan B
N, 2013).
Treponema sp. Terdapat beberapa faktor predisposisi antara lain imunitas yang
turun, malnutrisi, stress psikologi, kebersihan rongga mulut yang buruk, merokok,
serta trauma lokal. Karakteristik lesi ini yaitu ulserasi yang berkembang secara
progresif dimulai dari ujung gingiva papillaris interdental hingga meluas ke gingiva
marginalis. Apabila tidak ditangani ulserasi dapat meluas hingga jaringan
interdental dan marginal akan mengalami edema dan eritema, ujung dari papilla
membentuk lesi beupa kawah (punched-out crater like). Ulserasi tersebut dilapisi
oleh pseudomembran berwarna putih keabuan dan terasa sangat sakit. Pasien akan
mengalami bau mulut dan juga mengalami kondisi sistemik demam, malaise, dan
keadaan rongga mulutnya. Pasien merasakan adanya luka kecil di bagian bibir kanan
bawah dan tidak mengeluhkan adanya rasa sakit. Luka tersebut muncul 1 minggu yang
lalu dan pasien juga telah mengonsumsi vitamin. Terdapat lesi ulserasi pada mukosa
labialis dekstra berukuran ± 1 cm, lesi berbentuk tak beraturan tertutup membran berwarna
putih dengan tepi kemerahan. Pasien sudah pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi
untuk menumpat gigi dan membersihkan karang gigi. Pasien seorang mahasiswa dan tidak
A. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain : Pasien ingin memeriksakan kondisi rongga mulutnya yang
terdapat luka pada bibir bagian kanan bawah
2. Present Illness : Pasien tidak mengalami rasa sakit, luka timbul 1 minggu yang
lalu, dan pasien telah mengonsumsi vitamin
3. Post Medical History : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
4. Post Dental History : Pasien pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi untuk
membersihkan menumpat gigi dan karang gigi
5. Social History : Pasien adalah seorang mahasiswa
6. Family History : Kakek pasien menderita penyakit sistemik
B. Pemeriksaan Obyektif
1. Ekstraoral
a. Wajah : Simetris
b. Warna : Cokelat
2. Mata : Sejajar
a. Warna sclera : Putih
b. Warna kulit sekitar: cokelat
c. Warna kelopak mata bagian dalam : merah (tidak pucat)
3. Limfonodi : Tidak ada kelainan
4. Kulit sekitar mulut : normal
C. Intraoral
D. Diagnosis Banding
Carcinomatous ulcer, primary herpetic gingivostomatitis, dan Reccrurent Aphtous
Stomatitis (RAS)
E. Diagnosis
Ulkus traumatikus
F. Rencana Perawatan
Edukasi untuk menghilangkan penyebab dan pemberian kortikosteroid topikal
KESIMPULAN
Lesi ulkus traumatikus merupakan kondisi ulserasi akibat adanya trauma lokal
yang dapat mengenai mukosa bergerak atau tak bergerak. Lesi ini cenderung
memiliki bentuk yang tidak beraturan, berwarna putih kekuningan dengan tepi
kemerahan. Lesi ini dapat sembuh dengan sendirinya apabila penyebab trauma
mempercepat penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Angelia, L., Pangemanan, D.H.C., Mintjelungan C.N., 2015, Gambaran Lesi Traumatik
Mukosa Mulut pada Lansia Pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan di
Panti Wreda Kabupaten Minahasa, Jurnal E-Gigi, 3(2):1-8.
Mortazavi, H., Safi, Y., Baharvand, M., Rahmani, S., 2016, Diagnostic Features of
Common Oral Ulcerative Lesions: an Updated Decision Tree,
International Journal of Dentistry, 2016: 1-14.
Ongole, R., B N, P., 2013, Oral Medicine, Oral Diagnosis, and Oral Radiology,
Elseiver, New Delhi.
Thantawi, A., Khairiati, Nova, M.M., Maritsa, S., Bakar, A., 2014, Stomatitis Apthosa
Rekuren (SAR) Minor Multiple Pre Menstruasi (Laporan Kasus), Odonto
Dental Journal, 1(2):57-62.