Anda di halaman 1dari 18

DENTURE STOMATITIS DISERTAI FISSURE TONGUE

PADA PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN


Oleh :
Yona Anindita
141611101027
Pembimbing :
Dr. drg. Sri Hernawati, M.Kes
Praktikum Putaran III
Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2017/2018
Pendahuluan
DENTURE STOMATITIS?
Denture stomatitis adalah inflamasi
pada mukosa yang tertutup oleh
permukaan anatomis gigi tiruan, baik gigi
tiruan sebagian atau gigi tiruan lengkap.
Beberapa istiah denture stomatitis yang
banyak digunakan yaitu stomatitis
prostetica, denture sore mouth,
inflammatory papillary hyperplasia dan
candidiasis associated denture stomatitis.
Faktor – faktor yang menyebabkan denture
stomatitis yaitu trauma dari gigi tiruan dan
adanya keterlibatan mikroba umumnya
disebabkan oleh jamur Candida spp atau
akibat kedua faktor tersebut
Penelitian epidemiologi menunjukan
prevalensi denture stomatitis cukup tinggi
yaitu berkisar antara 30 % - 50% pada
pengguna gigi tiruan lengkap. Pada
umumnya ditemukan pada usia lanjut dan
lebih banyak ditemukan pada wanita. Gigi
tiruan yang dapat menyebabkan trauma
adalah gigi tiruan yang kurang retentif
sehingga menyebabkan longgar pada saat
mengunyah dan menimbulkan trauma pada
jaringan mukosa mulut.
Denture stomatitis jarang terdapat
pada pasien yang masih bergigi dan
mandibula.
Gambaran klinisnya berupa lesi merah yang tidak bergejala. Faktor penyebab
terjadinya denture stomatitis atau chronic athropic candidiasis adalah gigi tiruan
yang ill fitting dan menyebabkan iritasi kronis. Gigi tiruan lepasan yang tidak dilepas
pada malam hari, serta pembersihan gigi tiruan yang tidak adekuat dapat
menyebabkan multiplikasi jamur Candida.

Tahap awal denture stomatitis


atau chronic athropic
candidiasis adalah daerah merah dari hiperemia yang
ukurannya seujung jarum dan terbatas pada orifisium kelenjar
saliva minor palatum.

Tahap kedua menghasilkan eritema yang besar dan


kadang-kadang disertai dengan deskuamasi epitel.

Tahap ketiga adalah hiperplasia papula, terdiri atas


beberapa papula yang mirip fibroma, dengan
berjalannya waktu, papula akan membesar dan
membentuk nodula yang berwarna merah
Fissure Tongue?

Fissure tongue seringkali dikenal dengan scrotal tongue atau plicated


tongue adalah sebuah kondisi varian normal yang ditandai dengan adanya
celah dalam pada dorsum lidah, dan umumnya tidak ada gejala sakit.
Namun, apabila ada sisa makanan yang terjebak pada celah-celah
tersebut, pasien bisa mengeluhkan sakit atau rasa terbakar pada lidahnya
(Scully, 2008). Fissure tongue merupakan keadaan yang jinak berupa celah-
celah dengan kedalaman 2-6 mm pada permukaan dorsal lidah dan
bertambah parah dengan bertambahnya usia (Rathee, 2009).
Etiologi dari varian ini tidak diketahui, tetapi herediter memegang
peranan penting. Kondisi ini merupakan herediter, terlihat saat lahir, atau
mungkin menjadi jelas ketika usia lanjut. Umur dan faktor lokal lingkungan
dapat mempengaruhi perkembangannya.
Laporan Kasus
Pasien perempuan berusia 57 tahun, suku Madura dengan berat badan
55 kg dan tinggi 163 cm. Pasien datang ke bagian Penyakit Mulut RSGM
Universitas Jember pada tanggal 7 Juni 2018 dengan keluhan sakit dan
rasa terbakar pada rongga mulutnya. Kondisi ini telah dialami pasien sejak
3 bulan yang lalu ketika mengunyah dan makan-makanan yang pedas
ataupun panas. Pasien belum pernah mengobati keluhannya. Pasien
mengaku telah menggunakan gigi tiruan selama 8 tahun dan ketika tidur
dimalam hari pasien tidak melepaskan gigi tiruannya. Pasien mengaku rajin
membersihan gigi tiruan miliknya
Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan tidak adanya abnormalitas. Hasil
pemeriksaan intraoral menunjukkan pasien pernah membuat gigi tiruan
lengkap lepasan di RSGM Universitas Jember sekitar 8 tahun yang lalu.
Pada palatum terlihat adanya eritema, lesi merah, tampak seperti bludru,
batas jelas namun tidak dapat dikerok (Gambar 1). Pada gingiva rahang
atas terlihat eritema sepanjang alveolar ridge dan perih. Pada lidah terlihat
adanya fissure multiple, kedalaman 2 mm, kemerahan dan sakit (Gambar
2).
KONDISI PASIEN SAAT PERTAMA KALI BERKUNJUNG KE RSGM
UNEJ TANGGAL 7 JUNI 2018

Gambar 1. Kondisi klinis palatum pasien saat kunjungan pertama


KONDISI PASIEN SAAT PERTAMA KALI BERKUNJUNG KE RSGM
UNEJ TANGGAL 7 JUNI 2018

Gambar 2. Kondisi klinis dorsum lidah pasien saat kunjungan


pertama
Diagnosa sementara dan akhir dari kasus ini ialah denture
stomatitis pada palatum dan disertai fissure tongue pada dorsum
lidah.
Penatalaksanaan Kasus
Terapi yang diberikan pada pasien adalah berupa terapi kausatif
menggunakan anti inflamasi topikal non steroid (Aloe vera gel tube),
antiseptik topikal (hyaluronic acid 0,1%) dan terapi suportif berupa
pemberian multivitamin becomzet dengan kandungan B complex, vitamin
A, C, E, dan Zinc, serta instruksi–instruksi untuk diterapkan di rumah.
Adapun terapi yang dilakukan di RSGM UNEJ saat kunjungan pertama
adalah terapi denture stomatitis dan fissure tongue dengan cara sebagai
berikut:
1. Terapi denture stomatitis
 Pasien diinstruksikan berkumur dengan air
 Palatum dikeringkan dengan tampon
 Palatum diolesi dengan aloe vera gel secara merata
 Tunggu 20-30 menit pasien tidak diperkenankan makan, minum, atau
berkumur.
Penatalaksanaan Kasus
2. Terapi fissure tongue
 Pasien diinstruksikan berkumur dengan air
 Pasien diinstruksikan berkumur dengan obat kumur
hyaluronic acid 0,1% sebanyak 5 ml
 Setelah berkumur dibuang
Resep
R/ Aloe vera gel tube No I
ʃ 3 d d I lit. or
R/ Hyaluronic acid 200ml Fl No I
ʃ 2 d d I garg
R/ Multivitamin B Complex tab No VII
ʃ1ddI

Instruksi:
 Menjaga kebersihan rongga mulut
 Memakai obat sesuai anjuran
 Konsumsi makanan teratur dan bergizi seimbang serta
konsumsi multivitamin
 Kontrol 1 minggu kemudian
Setelah dilakukan terapi di atas, pasien diinstruksikan untuk
menggunakan obat anti inflamasi topikal, antiseptik topikal dan
multivitamin becomzet sesuai anjuran. Pasien juga akan dilakukan
rujukan ke klinik Prostodonsia untuk dibuatkan gigi tiruan yang
baru karena gigi tiruan saat ini longgar. Pasien dianjurkan untuk
makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup serta kontrol 1
minggu kemudian.
Pada tanggal 2 Juli 2018, pasien datang kembali ke RSGM UNEJ untuk
kontrol (Gambar 3). Pasien mengatakan bahwa langit-langit mulut dan
lidahnya sudah tidak sakit lagi. Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan
bahwa pada eritema, kemerahan pada palatum sudah berkurang, namun
masih ada. Fissure tongue sudah mengalami penyembuhan dan sudah tidak
sakit lagi.

Gambar 3. Pada tanggal 2 Juli 2018, pasien datang kembali


ke RSGM UNEJ untuk kontrol
Pembahasan
Diagnosa kasus ini mengarah pada denture stomatitis disertai fissure
tongue didukung oleh hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis intraoral.
Saat dilakukan anamnesa, pasien menyatakan sakit dan rasa terbakar
pada rongga mulutnya. Hasil pemeriksaan intraoral yang menunjukkan
adanya lesi merah terlihat seperti bludru, memiliki batas yang jelas pada
palatum serta terdapat bentukan celah atau alur permukaan dorsum lidah.
Etiologi pada kasus ini adalah gigi tiruan yang tidak stabil (ill-fitting
denture) atau sayap landasan yang terlalu panjang akan menyebabkan
trauma kronis pada mukosa. Trauma kronis ini akan mengakibatkan
inflamasi lalu menghasilkan jaringan granulasi dan adanya sel – sel
inflamasi kronis yang akan melepaskan local growth factor yang lebih
meningkat. Peranan local growth faktor untuk mengirimkan signal ke sel
fibroblas sehingga sel tersebut berproliferasi dan menghasilkan serat –
serat kolagen yang bermanifestasi sebagai jaringan hiperplastik reaktif.
Pada kondisi normal sel fibroblas merupakan komponen dari lamina propria
yang berfungsi menjaga integritas jaringan konektif dengan cara
menghasilkan serat kolagen yang memiliki tingkat poliferasi yang sangat
rendah.
Terapi denture stomatitis tergantung pada faktor predisposisinya.
Perawatan denture stomatitis yang berkaitan dengan trauma misalnya
trauma karena gigi tiruan maka harus dilihat kondisi gigi tiruan tersebut.
Pada umumnya trauma diakibatkan oleh gigi tiruan yang sudah tidak stabil,
bagian sayap gigi tiruan yang terlalu panjang dapat merupakan iritasi
terhadap mukosa mulut sehingga menimbulkan lesi berupa nodula yang
merupakan jaringan hiperplastik. Tahap pertama perawatan pada kasus
denture stomatitis yang terkait trauma adalah harus menghilangkan iritan
tersebut, yaitu memperbaiki gigi tiruan atau mengganti gigi tiruan
(Herawati, 2017). Selain itu, pasien juga diberikan terapi obat anti
inflamasi non steroid topikal. Terapi fissure tongue dilakukan dengan
pemberian antiseptik topikal seperti Sanorine mouthwash yang
mengandung hyaluronic acid 0,1% untuk meminimalkan akumulasi sisa
makanan dan bakteri (Langlais, dkk, 2013).
Pasien juga diberikan terapi suportif berupa pemberian multivitamin
Becomzet yang mengandung vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin E,
asam folat dan zinc. Multivitamin diberikan dengan pertimbangan pasien
mengalami kekurangan nutrisi dikarenakan intake makan makanan bergizi
yang kurang seimbang. Vitamin B kompleks berperan dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan asam amino. Vitamin B12 sendiri merupakan
komponen dari beberapa koenzim yang berperan dalam sintesis asam
nukleat dan myelin, sehingga berpengaruh pada pematangan sel. Vitamin C
berperan dalam pembentukan kolagen dan proteoglikan. Vitamin E bersifat
antiokasidan dan berperan dalam memelihara integritas membran sel,
Daftar Pustaka
 [1] Herawati, E, dan D. Noviani. 2017. Denture Stomatitis Terkait Trauma:
Gambaran Klinis dan Tatalaksananya. Jurnal Kedokteran Gigi. 29(4): 22-26.
 [2] Langlais, R. P., Miller, C. S., Nield-Gehrig, J. S. 2013. Atlas Berwarna Lesi
Mulut yang sering ditemukan. 4th Edition. Jakarta: EGC
 [3] M Rathee, A Hooda, A Kumar. 2009. Fissure Tongue : A Case Report and Review
of Literature. The Internet Journal og Nutrition and Wellness: 10(1).
 [4] Pattanaik S, Vicas BVJ, Pattanaik B, Sahu S, Lodam S. Denture Stomatitis:
Literature Review. Jaypee Brothers Philadelphia. 2010. h. 136-140.
 [5].Scully, Crispian. 2008. Oral and maxillofacial medicine : the basis of diagnosis
and treatment.
 [6] Sulistiawati F. 2009. “Pengaruh Suplementasi Vitamin C dan Multivitamin
Mineral terhadap Status Gizi, Kesehatan dan Fungsi Ginjal”. Tesis. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai