Anda di halaman 1dari 14

SOCA GTL

Oleh:
Mastika Widya Ningrum
NIM. 180631127

Dosen Pembimbing:
Ricca Chairunnisa, drg., Sp. Pros (K)
NIP. 198009242005122003

DEPARTEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
SOAL SOCA GTL COVID-19
Acit nai gusiku
Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke klinik RSGM, mengeluhkan rasa perih dan
terbakar pada rongga mulutnya sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya
rasa kebas pada bagian depan rahang atas yang semakin lama semakin terasa dan gigi
palsunya selalu berbunyi bila digunakan saat makan dan berbicara. Hasil anamnesis
menunjukkan pasien sudah menggunakan gigi tiruan penuhnya selama 11 bulan dan rutin
membersihkan serta membukanya setiap malam. Pasien juga sudah berulang menyampaikan
keluhan perihal GTL yang berbunyi saat digunakan makan dan rasa kebas nya kepada DRG
yang merawatnya namun hanya diberikan obat kumur saja. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik maupun konsumsi obat-obatan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan intra oral :


- Terdapat lesi bercak yang multipel, eritema dan oedem pada daerah palatum, gingiva,
mukosa labial rahang atas dan bawah yang berkontak denganGTL

Berdasarkan Pemeriksaan GTP yang lama :


- Papilla insisivus dan torus palatinus tidak dibebaskan
- Free way space  0.5mm

Pasien memohon perawatan yang terbaik untuk keluhannya dan bersedia menggantikan GTP
nya bila dibutuhkan.

Produk :
1. Jelaskan kemungkinan penyebab keluhan rasa perih dan terbakar di rongga mulut
pasien pada kasus diatas!
2. Jelaskan prosedur diagnosis untuk keluhan rasa perih dan terbakar di rongga mulut
pasien pada kasus diatas!
3. Apakah diagnosis banding dan diagnosis yang paling tepat untuk keluhan rasa perih
dan terbakar di rongga mulut pasien pada kasus di atas ?
4. Jelaskan penyebab keluhan pasien terkait gigi palsunya selalu berbunyi bila digunakan
saat makan dan berbicara !
5. Jelaskan penyebab rasa kebas pada regio anteriorRA!
6. Apakah rencana perawatan untuk kelainan jaringan lunak mulut tersebut dan jelaskan
alasannya !
7. Apakah rencana perawatan untuk GTL pasien tersebut dan jelaskan alasannya!
8. Jelaskan prosedur pencetakan fisiologis untuk pembuatan GTL yang baru pada pasien
tersebut!
9. Gambarkan desain basis rahang atas GTL yang tepat untuk kasus diatas!
10. Jelaskan prosedur pemasangan GTL yang baru pada pasien tersebut!
11. Jelaskan instruksi pasca pemasangan untuk pasientersebut!

Learning Issue :
1. Prosedur diagnosis
2. Perawatan pendahuluan
3. Persiapan jaringan pendukungGTP
4. Rencana perawatan untuk pasien tanpa gigitersisa
5. Kelainan mukosa akibat gigi tiruan penuh
6. Pencetakan Fisiologis
7. Desain BasisGTL
8. PemasanganGTL
1. Jelaskan kemungkinan penyebab keluhan rasa perih dan terbakar di rongga
mulut pasien pada kasus diatas!
Rasa nyeri pada mukosa jaringan pendukung gigi tiruan sering dijumpai pada
pasien yang memakai gigi tiruan penuh (GTP). Kadang-kadang gejala rasa nyeri
dapat berupa rasa gatal, pedih, panas/rasa terbakar dan mukosa jaringan
pendukung sangat sensitif. Tekanan di bawah gigi tiruan bisa merupakan
penyebab awal terjadinya iritasi kemudian menyebabkan rasa nyeri. Jaringan
pendukung yang rusak tersebut akan mengeluarkan substansi histamin dan
prostaglandin yang mendukung terjadinya inflamasi dan meningkatkan
sensitivitas.
Kemungkinan penyebab rasa perih dan terbakar berdasarkan kasus :
 Kesalahan pada desain dan fungsi gigi
Pemakaian gigi tiruan merupakan faktor penyebab lokal dari rasa
terbakar di mulut. Berdasarkan pemeriksaan GTP yang lama yaitu papilla
insisivus dan torus palatinus tidak dibebaskan serta free way space 0.5
mm. Kesalahan pada desain dan fungsi gigi tiruan. Jika tidak terdapat
keseimbangan oklusal atau permukaan oklusal tinggi yaitu meningkat
lebih dari batas toleransi pasien, maka tekanan pada mukosa oral akan
meningkat. Dalam hal ini, terasa sakit saat palpasi pada papila
incisive dan diatas mukosa palatal foramina. Sensasi rasa terbakar pada
sebagian anterior palatum mungkin akibat tekanan berlebihan dari basis
gigi tiruan pada papila incisive. Beberapa pasien usia tua mempunyai
toleransi yang rendah terhadap gigi tiruan. Beban oklusal melebihi
potensi dari daya tahan jaringan pada gigi tiruan dapat menyebabkan
sensasi rasa terbakar secara umum. Kekuatan pengunyahan harus dengan
pengaturan khusus yang sangat besar pada daerah yang mungkin untuk
memperkecil tekanan lokal dengan desain yang tepat dan pemilihan gigi
yang sesuai..
 Alergi dengan bahan akrilik
Reaksi alergi dikatakan sebagai salah satu penyebab rasa terbakar di
dalam mulut. Substansi pada bahan gigi tiruan daat menyebabkan alergi.
Contohnya : monomeric methyl metachrylate, epoxy resin, bishpenol A
dan bahan akrilik dari merek tertentu. Tanda khusus dari sensasi rasa
terbakar ada mukosa oral yang kontak dengan gigi tiruan dapat
disebabkan oleh kontak reaksi alergi (tipe IV) terhadap komponen bahan
gigi tiruan. Kontak antara basis gigi tiruan resin akrilik dengan mukosa
mulut dapat menimbukan warna kemerahan dan terasa panas.
 Faktor Psikogenik atau Idiopatik
Sensasi rasa terbakar pada jaringan pendukung gigi tiruan merupakan
keluhan yang sangat umum, khususnya pada wanita postmenopause
karena tidak ada tanda klinis yang jelas. Pasien seringkali mengeluh
bahwa terdapat gejala-gejala dalam hubungannya dengan perawatan
prostetik yang dilakukan. Pada kasus, pasien sudah berulangkali
menyampaikan keluhan perihal GTL yang berbunyi saat digunakan
makan dan rasa kebasnya kepada dokter gigi yang merawatnya namun
hanya diberikan obat kumur saja). Hal ini menunjukkan bahwa faktor
psikogenik kadang terlihat dengan gejala emosional berupa depresi
mental dan gelisah yang berlebihan. Faktor ini kemungkinan juga dikuti
gejala somatik seperti rasa tidak enak didalam mulut sehingga
menimbulkan rasa perih dan seperti terbakar didalam mulut.

2. Jelaskan prosedur diagnosis untuk keluhan rasa perih dan terbakar di rongga
mulut pasien pada kasus diatas!
Prosedur Diagnosis (Pemeriksaan subjektif dan objektif)
 Pemeriksaan subjektif (anamnesis)
- Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, ras, agama dan tempat
tinggal)
- Riwayat medis : pada pasien yang memiliki penyakit sistemik akan
diperlukan instruksi spesifik, follow up yang spesifik untuk evaluasi respon
jaringan rongga mulut terhadap pemakaian gigitiruan.
- Riwayat dental ( keluhan utama, lamanya pasien edentulous, riwayat
pemakaian gigi tiruan)
 Pemeriksaan Objektif (pemeriksaan ekstraoral dan intraoral)
 Pemeriksaan ekstra oral meliputi profil wajah dari arah depan dan
samping, bentuk bibir philtrum, nasolabial folds, sulkus nasolabial,
lebar vermillion border, tonus otot dan pemeriksaan TMJ
 Pemeriksaan intra oral meliputi :
 Pemeriksaan kondisi gigi geligi yang tersisa, gigi yang sudah hilang,
oklusi, artikulasiwarna gigi, kebersihkan mulut resesi gingiva dan
rontgen foto.
 Pemeriksaan mukosa : warna mukosa, kondisi mukosa, dan ketebalan
mukosa
 Pemeriksaan residual ridge, meliputi ukuran lengkung, bentuk
lengkung yang terdiri dari square, ovoid, atau taper.
 Pemeriksaan palatum keras, yang di klasifikasikan :
- Kelas I : Palatum berbentuk U. Keadaan palatum yang seperti ini
baik karena akan menyediakan retensi dan resistensi terhadap gaya
vertikal dan horizontal.
- Kelas II : Palatum berbentuk V. Palatum dengan bentuk seperti ini
akan mempunyai prognosa perawatan yang buruk karena gaya
vertikal cenderung menganggu seal.
- Kelas III : Palatum lebar dan rata. Baik menerima tekanan vertikal
dan buruk menerima tekanan lateral.
 Pemeriksaan torus merupakan penonjolan abnormal pada tulang yang
ditemukan pada bagian tengah palatum pada maksila dan pada sisi
lingual, region premolar pada rahang bawah. Sebaiknya pembedahan
dihindari kecuali torus sangat besar dan mengganggu pemasangan gigi
tiruan.
 Pemeriksaan frenulum : Perlekatan Frenulum yang terlalu dekat dengan
linggir akan menyebabkan gigitiruan tidak stabil saat difungsikan
sehingga butuh pembedahan.
 Pemeriksaan lidah : pemeriksaan ukuran dan posisi perlu dilakukan
karena lidah yang besar dan hipertonus akan membuat gigitiruan
menjadi tidak stabil.
 Pemeriksaan Radiografi yang paling dianjurkan untuk pasien edentulus
adalah panoramik karena dapat memperlihatkan keseluruhan kondisi
maksila dan mandibula

Penegakan diagnosa : setelah pemeriksaan ekstraoral dan intraoral serta data-


data dari anamnesis maupun model diagnostik, maka penegakan diagnosa dapat
dilakukan.

3. Apakah diagnosis banding dan diagnosis yang paling tepat untuk keluhan
rasa perih dan terbakar di rongga mulut pasien pada kasus di atas ?
Diagnosa kasus : Stomatitis Kontak Alergi
Suatu inflamasi pada jaringan mukosa oral yang disebabkan reaksi alergi
terhadap suatu zat. Biasanya terjadi karena bahan-bahan kedokteran gigi
seperti bahan gigi tiruan. Stomatitis kontak alergi termasuk ke dalam reaksi
hipersensitivitas tipe IV. Reaksi hipersensitivitas dipicu oleh alergen yang
berkontak dengan mukosa oral dan berinfiltrasi ke dalam epitel. Keluhan yang
dirasakan pasien biasanya adalah sensasi terbakar. Tampilan klinis lesi
mukosa oral dapat berupa lesi eritema, lesi ulseratif, dan vesikel. Tampilan
klinis pada kondisi kronis yang timbul adalah lesi eritema, lesi putih seperti
lichenoid reaction, dan hyperkeratosis.
Diagnosis banding :
 Sindroma mulut terbakar (burning mouth syndrome)
Sindroma mulut terbakar (SMT) merupakan simtom sensasi terbakar
atau panas pada lidah, bibir dan mukosa dalam mulut tanpa adanya
kelainan patologik di rongga mulut. Etiologi SMT belum diketahui
dengan pasti namun beberapa faktor dikatakan dapat
mempengaruhinya. Beberapa kelainan di rongga mulut dapat
menyebabkan timbulnya rasa terbakar yang menyerupai SMT, namun
dengan etiologi yang jelas. Kandidiasis oral, penurunan sekresi saliva,
perubahan pada jaringan lunak rongga mulut yang dapat disebabkan
oleh penipisan epitel dan hilangnya integritas epitel. Kondisi lainnya
seperti ill fitting dentures, oral parafungsional habits, alergi terhadap
material kedokteran gigi atau hipersensitifitas makanan juga dapat
berhubungan dengan sindroma ini.
 Kandidiasis Eritematosa Kronik (Denture Stomatitis) adalah inflamasi
kronis yang disebabkan karena penetrasi jamur kandida ke dalam basis
gigi tiruan yang terbuat dari resin akrilik dan biasanya asimtomatik.
Umumnya disebabkan oleh trauma pemakaian gigi tiruan basis akrilik.
Secara klinis, lesi terlihat kemerahan dan eritematosa, terlokalisir pada
jaringan yang tertutupi gigi tiruan. Denture stomatitis pada beberapa
pasien mengeluhkan rasa gatal, terbakar, tidak nyaman dan perdarahan
pada waktu tertentu.

4. Jelaskan penyebab keluhan pasien terkait gigi palsunya selalu berbunyi bila
digunakan saat makan dan berbicara !
Karena adanya pengukuran vertikal dimensi yang salah, berdasarkan free way
space pasien hanya 0,5 mm dimana free way space yang normal 2-4 mm artinya
vertikal dimensi yang ditentukan oleh operator sebelumnya terlalu tinggi. Jika
vertikal dimensi terlalu tinggi dapat menyebabkan tidak adanya space untuk
berbicara kemudian terjadi prematur kontak, kontraksi otot berlebih, gigi tiruan
tidak stabil, gigi tiruan tidak nyaman digunakan, profil pasien menjadi kurang
baik, terjadi luka pada jaringan pendukung gigi dan adanya pada gangguan sendi
temporomandibular. Frenulum tidak di bebaskan menyebabkan adanya tekanan
dari otot frenulum tersebut ke basis sehingga gigi tiruan tidak stabil atau
bergoyang.

5. Jelaskan penyebab rasa kebas pada regio anterior RA!


Karena pada daerah papila insisivum dan torus palatinus yang tidak di relief
saat pembuatan gigi tiruan. Karena pada daerah tersebut terdapat nervus palatinus,
pembuluh darah yang apabila tertekan oleh gigi tiruan maka akan menyebabkan
kebas pada regio anterior rahang atas.

6. Apakah rencana perawatan untuk kelainan jaringan lunak mulut tersebut dan
jelaskan alasannya !
Dalam manajemen Stomatitis kontak alergi perlu diperhatikan bahwa
pemberian informasi yang tepat pada penderita sangat penting.
 Dapat diberikan antihistamin yang dikombinasikan dengan anestesi topikal.
Untuk tatalaksana kondisi kronis gunakan obat kortikosteroid topikal dapat
dilakukan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien dan mengatasi peradangan
yang dapat mempercepat proses penyembuhan.
 Karena pasien alergi dengan bahan akrilik, maka mengganti gigi tiruan yang
lama dengan gigi tiruan yang baru dengan bahan lain seperti nilon
termoplastik. Nilon termoplastik harus dikombinasi dengan kerangka logam
sebagai basis gigi tiruan dan menggunakan valplast (flexi denture) untuk
menghubungkan dengan anasir gigi tiruan.
 Jika pasien mampu dan tidak ada masalah dengan biaya, maka dapat dibuat
gigi tiruan lengkap dengan dukungan implan, kemudian dibagian atas
dibuatkan restorasi seperti GTC dengan bahan PVM. Hal ini secara fungsi,
estesis, kestabilan, retensi, dianggap paling ideal.

7. Apakah rencana perawatan untuk GTL pasien tersebut dan jelaskan


alasannya!
1. Fase pre-eliminari: Mengevaluasi protesa yang mengiritasi sehingga
dilakukan perawatan pendahuluan pada jaringan lunak yang mengalami
kelainan.
2. Setelah dilakukan perawatan penduhulan, perawatan dilanjutkan dengan
pembuatan gigi tiruan penuh pada pasien.
3. Fase II : Tidak dilakukan pada kasus ini
Pasien memiliki torus palatine yang luas, dari gambaran klinis torus
ditutupi jaringan mukosa dan tidak mempengaruhi cara bicara, penelanan
dan fungsi oral lainnya, sehingga tidak perlu dilakukan bedah.
4. Fase III: Pembuatan gigi tiruan. .
a. Cetakan pendahuluan dilakukan dengan menggunakan alginate dan
pembuatan model studi dan membuat desain gigi tiruan
b. Pembuatan sendok cetak individual
c. Pembuatan border molding
d. Pembuatan basis gigi tiruan
e. Penetapan relasi rahang dan relasi vertical
f. Penetapan oklusi
g. Penentuan anasir gigi tiruan
h. Penyusunan anasir gigi tiruan
i. Pemasangan gigi tiruan
j. Evaluasi terhadap fase III
5. Fase IV (fase pemeliharaan) : Pasien diminta untuk dating 1 minggu
kemudian untuk mengevaluasi adaptasi gigi tiruan, kemuadian pasien
diminta untuk dating 6 bulan sekali melakukan pemeriksaan gigi rutin

8. Jelaskan prosedur pencetakan fisiologis untuk pembuatan GTL yang baru


pada pasien tersebut!
 Membuat sendok cetak individual dari shellac baseplate dan membuat
lubang-lubang untuk mengalirkan bahan cetak yang berlebih sehingga
mengurangi tekanan sewaktu mencetak
 Mencoba sendok cetak individu ke pasien : pastikan tidak ada undercut yang
dapat menghalangi pada saat pencetakan fisiologis nanti.
Border moulding dengan green stick compound yang dipanaskan. Setelah
dipanaskan diatas lampu spiritus, rendam sebentar ke dalam air panas selama
beberapa detik agar pasien tidka merasakan panas dan agar tidak terlalu cair
 Ketika sendok cetak sudah diletakkan kedalam mulut, pasien diinstruksikan
melakukan gerakan fisiologis
 Pada rahang atas membuka mulut dan menggerakkan rahang bawah ke kanan
dan ke kiri serta ke depan untuk membentuk hamular notch dan sayap bukalis
 Selanjutnya untuk daerah frenulum bukalis, pipi dan bibir pasien ditarik ke
luar, ke belakang, ke depan dan ke bawah. Untuk sayap labial, bibir ditarik ke
depan dan ke bawah serta penarikan bibir atas ke depan untuk daerah
frenulum labialis.
 Untuk membentuk daerah posterior palatum durum pasien diinstruksikan
mengucapkan ‘ah’
 Pasien diinstruksikan yang sama untuk melakukan border molding rahang
bawah
 Tahap selanjutnya adalah membuat cetakan dengan bahan elastomer.
Sebelum dicetak mukosa harus dalam keadaan kering
 Setelah selesai mencetak, cetakan negatif tadi di cor dengan menggunakan
gips stone

9. Gambarkan desain basis rahang atas GTL yang tepat untuk kasus diatas !
Gambar 1. Gigi tiruan lengkap dengan basis logam kombinasi flexi

Gambar 2. Gigi tiruan lengkap dukungan implan

10. Jelaskan prosedur pemasangan GTL yang baru pada pasien tersebut!

 Pemeriksaan Gigi Tiruan : permukaan intaglio gigi tiruan tidak ada


gelembung-gelembung akrilik, permukaan poles harus licin dan berkilat,
sayap gigi tiruan tidak boleh tajam dan terlalu tebal dan tepi gigi tiruan harus
membulat, halus dan tidak berkepanjangan.
 Penyesuaian basis GTP dengan bahan PIP (pressure indicating paste)
 Penyesuaian tepi sayap GTP menggunakan disclosing wax yang
diaplikasikan pada tepi GT yang bersih dan kering kemusian direndam air
hangat selama 5 detik. Gigi tiruan dimasukkan ke dalam mulut pasien dan
pasien diminta melakukan gerakan border molding. Gigi tiruan dikeluarkan
dengan hati-hati. Bagian tepi sayap GT yang terekspos berarti overekstensi
dan harus dilakukan pengurangan. Prosedur ini dilakukan sampai tidak
terdapat lagi sayap yang berkepanjangan.
 Pemeriksaan kembali bentuk wajah untuk estetis yaitu : susunan gigi terhadap
profil wajah, tepi insisal dari gigi anterior maksila terhadap bibir dan garis
senyum
 Pemeriksaan retensi dan stabilisasi dengan cara memeriksa seal tepi dari gigi
tiruan. Diberikan dengan tekanan lembut pada gigi anterior tegak lurus
dengan arah pasang. Hal ini akan menyebabkan ungkitan pada bagian
posterior gigi tiruan. Jika seal nya memadai, maka akan terasa tahanan.Seal
anterior diperiksa dengan cara menarik gigi tituan melawan arah pasang, bila
terasa tahanan berarti terdapat cukup retensi. Stabilisasi diperiksa dengan
adanya posisi gigi tiruan selama pengunyahan, bicara dll.
 Pemeriksaan oklusi dan artikulasi
Pemeriksaan okusi dengan kertas artikulasi. Pemeriksaan artikulasi dengan
mengucapkan huruf ‘s’, ujung lidah dekat gigi anterior rahang atas namun
tidak berkontak, mandibula bergerak ke anterior dan gigi RA dan RB hampir
berkontak. Pasien diinstruksikan untuk mengucapkan bunyi linguoalveolar
dimana normalnya lidah menyentuh bagian anterior dari palatum. Bila basis
terlalu tebal suara yang dihasilkan akan blunt dan shallow.
 Instruksi khusus untuk pasien : GT akan berubah seiring waktu sehingga
membutuhkan penyesuaian

11. Jelaskan instruksi pasca pemasangan untuk pasien tersebut!


 Pasien diinstruksikan untuk melatih otot-otot pipi, lidah dan bibir agar
mempertahankan GT pada posisi yang benar selama mastikasi.
 Pasien harus diberi tahu untuk menjaga kebersihan GTP yang baru agar
tidak terjadi penumpukan plak, kalkulus dan stein sehingga menyebabkan
kandidiasis kronis dan halitosis. Rendam GT minimal selama 30 menit
dalam larutan pembersih GT.
 Melepaskan dan membersihkan gigi tiruan sesudah makan dan pada
malam hari direndam dalam wadah berisi air.
 Latihan bicara dan membaca keras-keras dan mengulangi kata-kata yang
maish terasa sulit untuk diucapkan.
 Hubungi dokter gigi apabila gigi tiruan tidak nyaman dan menyebabkan
iritasi.

Anda mungkin juga menyukai