Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis


tersebut? Jelaskan secara lengkap!
Pemeriksaan periodontal secara lengkap umumnya akan selesai dalam 2 sesi kunjungan,
tetapi untuk kasus yang sederhana dapat selesai dalam 1 kali kunjungan.
Pemeriksaan periodontal terdiri dari 2 sesi, yaitu
SESI PERTAMA:
Anamnesis
Anamnesis merupakan percakapan profesional terencana antara dokter-pasien dalam
rangka menyusun riwayat penyakit. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan kita
tanyakan selama anmanesis:
1. Penilaian pasien secara umum
Pada penilaian pasien secara umum ada beberapa hal yang harus kita amati, yaitu
status mental dan emosionil, temperamen, sikap, usia fisiologis, perubahan warna
kulit pasien yang bisa menggambarkan adanya penyakit (misalnya: kekuning-
kuningan, pucat, sianosis, dll), cara bernapas pasien (normal/sesak), obesitas,
anggota gerak pasien (misalnya: kontrol gerakan/ oedema).
2. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama
3. Riwayat medis:
Riwayat medis diperlukan dalam melakukan pemeriksaan karena penting untuk
proteksi pasien “high risk”, seperti alergi, penyakit jantung, DM, dll dan untuk
mencegah penyebaran infeksi, seperti AIDS, hepatitis.
Riwayat medis harus mengungkapkan hal-hal berikut:
a. Apakah pasien sedang dalam perawatan dr.umum/spesialis
b. Apakah pasien pernah dirawat inap di rs dan menjalani pembedahan. Jika ya,
perlu dicatat diagnosis, jenis pembedahan, komplikasi anastesi, perdarahan,
dan infeksi.
c. Apakah pasien sedang mengonsumsi obat-obatan baik resep dokter maupun
dibeli atas inisiatif sendiri. Pasien dengan terapi antikoagulan dan
kortikosteroid perlu diperhatikan dosis dan lama pemakaiannya.
d. Riwayat masalah medis (kardiovaskular, hematologi, endokrin)
e. Kecenderungan perdarahan abnormal
f. Riwayat alergi
g. Riwayat medis keluarga (mencakup gangguan perdarahan dan diabetes)
4. Riwayat dental
a. Riwayat kesakitan saat ini/ yang menjadi keluhan utama. Dari skenario
diketahui bahwa pasien mengeluhkan gigi belakang terasa goyang dan
gigi belakang tidak nyaman ketika mengunyah makanan. Pasien juga
mengeluhkan ada daerah kasar berwarna putih di pipi kiri bagian dalam
b. Riwayat dental masa lalu (riwayat kunjungan ke dokter gigi sebelumnya,
penyikatan gigi, perawatan ortodonti, nyeri pada gigi dan gusi yang pernah
dialami sebelumnya, kebiasaan, mobility gigi, riwayat masalah periodontal
sebelumnya). Dari skenario, diketahui bahwa pasien sebelumnya pernah
berkunjung ke dokter gigi untuk mencabut giginya yang goyang. Selain
itu, diketahui pula bahwa pasien memiliki kebiasaan merokok 5x sehari
dan sering menggigit-gigit daerah pipinya, terutama saat kesal dan
cemas.

Pemeriksaan radiografis/penunjang

Dapat menggunakan metode bitewing ataupun periapikal. Pada pemeriksaan radiografi


dapat terlihat:

 Kontinuitas lamina dura pada krista septum interdental


 Jumlah tulang yang hilang. Pada skenario dijelaskan bahwa gigi 46 mengalami
kehilan tulang secara vertical.
 Pola destruksi tulang (horizontal/vertical)
 Kepadatan tulang alveolar pendukung
 Lebar ruang ligament periodontal pada mesial dan distal akar gigi
 Rasio mahkota gigi
 Deposit/tumpatan yang mengemper pada permukaan proksimal gigi

Bila memungkinkan maka pada sesi 1 dilaksanakan juga pemeriksaan


 Pencetakan gigi geligi untuk pembuatan model. Ada beberapa fungsi pencetakan
gig geligi, yaitu
- Lebih mudah mengamati posisi tepi gingiva, posisi serta inklinasi gigi, kontak
proksimal, daerah foot impaction
- Media visual untuk diskusi kasus dengan pasien
 Pengambilan fotografi (pemotretan kasusnya)
SESI KEDUA:
Pemeriksaan Klinis
1. Pemeriksaan oral:
 Akumulasi food debris, plak, material alba, kalkulus. Pada skenario
diketahui bahwa skor OHIS pasien buruk.
 Bau mulut
 Pemeriksaan rongga mulut secara keseluruhan, meliputi bibir, dasar mulut,
lidah, palatum, dan saliva. Pada skenario dikatakan bahwa pada mukosa
bucal pasien terdapat plak putih, disertai daerah erosi, terkadang ada
bagian mukosa buccal yang terlepas , tetapi tidak menimbulkan sakit.
2. Pemeriksaan nodus limfe
 Membesar/mengeras  metastase maligna
 Enlarged, palpable, tendensi empuk, immobile  peradangan limfe
3. Pemeriksaan gigi geligi
 Keausan gigi : ada kehilangan substansi gigi yang terjadi secara perlahan-
lahan
 Stein : dapat dilihat dari perubahan warna gigi
 Sensitif pada termal atau stimulasi taktil, caranya dengan menggesek-gesek
daerah servikal gigi dengan probe atau semprotan udara
 Hubungan kontak proksimal : kontak proksimal yang sedikit terbuka
mengarah ke impaksi makanan
 Mobility gigi : diperiksa menggunakan 2 tangkai instrument atau 1 tangkai
instrument dengan 1 jari. Pada skenario diketahui bahwa gigi 46 mobiliti
derajat II.
 Migrasi patologis: harus diperiksa gigi dan sumber tekanan yang
menyebabkan migrasinya gigi. Pada skenario, Pemeriksaan klinis
menunjukkan hampir seluruh gigi terjadi migrasi epitel penyatu ke arah
apikal.
 Sensitivitas terhadap perkusi : merupakan tanda adanya infalamasi aku pada
ligament periodontal. Caranya gigi diperkusi secara hati-hati dalam segala
arah
 Gigi geligi dalam keadaan tertutup:
- Overbite: gigi menekan gingiva rahang antagonisnya sehingga terjadi
impaksi makanan, poket, dan pembesaran gingiva
- Openbite : pembersihan makanan (-)
- Crossbite: menyebabkan trauma karna oklusi
 Gigi individual : karies gigi, tumpatan, restorasi cekat
 Gigi tiruan dan piranti ortodonti

4. Pemeriksaan periodonsium
 Gingiva dikeringkan terlebih dahulu sehingga observasi lebih baik

 Pemeriksaan visual dan eksplorasi dengan instrument (PROBE), palpasi


untuk mendeteksi kelainan patologis dan posisi pus. Pada skenario
diketahui bahwa memiliki poket absolut dengan kedalaman 8 mm.
 Pengamatan: warna, ukuran, kontur, konsistensi, tekstur permukaan, posisi,
perdarahan saat probing, dan nyeri. Pada skenario, dikatakan bahwa
gingiva pada gigi 46 oedematus.
5. Setelah semua tahap ini, dilakukan analisis fungsi berupa oklusi, pemeriksaan
prematuritas, dan sendi temporomandibula dan otot pengunyah.

Sunarto H. Perawatan pemeliharaan sebagai tahapan penting dalam menunjang


keberhasilan perawatan periodontal. Jakarta: Dept. Periodonsia FKG UI, 2014: 8-
11

Anda mungkin juga menyukai