Anda di halaman 1dari 13

BLOK 9 – DIAGNOSIS DAN INTERVENSI TERAPI

TINGKAT SEL DAN JARINGAN


PEMICU 2
“ULKUS DI LIDAH YANG TAK SEMBUH-SEMBUH”

Disusun Oleh:
NASYA AYU VIANDINI
200600110
KELOMPOK 5

FASILITATOR :
Tri Widyawati, dr., M.Si, Ph.D

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara
Medan
2021

BAB I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu proses
multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kanker ini. Namun, penyebab pasti dari kanker ini masih belum jelas, hanya
terdapat faktor-faktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker. Faktor-faktor
tersebut dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal (herediter dan
faktor pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obat-
obatan, radiasi, trauma, panas, dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut dapat berperan
secara individual atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat mencetuskan
kanker. Oleh karena itu, sangat diperlukan upaya pola hidup sehat guna mencegah
terjadinya kanker ini. Penatalaksanaan secara tepat juga harus dilakukan sedini mungkin
guna mencegah kemungkinan-kemungkinan terburuk.

b. Deskripsi Topik
Seorang pasien laki-laki, berumur 55 tahun, perokok berat datang berobat ke
dokter gigi dengan keluhan ada luka yang tidak sembuh-sembuh pada pinggir kanan lidah
sejak 2 tahun yang lalu. Dari hasil anamnese menyatakan luka tersebut telah diobati
dengan salep antibiotik. Pasien merokok sejak 15 tahun lalu dengan mengonsumsi 2
bungkus kretek per hari. Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya ulkus
berdiameter 2x2 cm, merah, tepi meninggi, dan keras. Permukaan ulkus kotor dan bau.
Ulkus tersebut tidak sakit kecuali bila tergigit. Pemeriksaan gigi menunjukkan gigi 16
elongasi hampir ke permukaan alveolus regio 46. Gigi 15 karies dengan permukaan gigi
tajam dan kasar. Gigi 46, 47 edentulous. Hygiene mulut kotor diikuti dengan gingivitis
baik pada gigi rahang atas maupun rahang bawah. Pada pemeriksaan ekstra oral,
menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening daerah submandibularris kanan
berdiameter 3 cm, dapat digerakkan, dan tidak sakit. Selanjutnya pasien dirujuk ke bagian
Patologi Anatomi FK USU untuk dilakukan scapping pada ulkus lidah dan aspirasi jarum
halus pada kelenjar getah bening submandibularis kanan. Diagnosa histopatologi berupa
squamous carcinoma pada lidah dan metastase lokal pada kelenjar getah bening.
Pertanyaan:
1. Jelaskan keadaan patofisiologis iritasi kronis yang menyebabkan luka pada
bagian pinggir lidah pada kasus di atas.
2. Jelaskan faktor karsinogenik dan ko-karsinogenik yang menyebabkan
kelainan pada lidah yang terjadi pada kasus di atas.
3. Jelaskan mekanisme perubahan genetik sel (p53) menyebabkan terjadinya
squamous cell carcinoma.
4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 16 yang elongasi, gigi 15
permukaan kasar, oral hygiene buruk, 46 edentulous pada kasus di atas.
5. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.
6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk
mendiagnosa kasus di atas (disertai gambar).
7. Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh
meskipun telah diolesi salep antibiotic.
8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian
obat (CPO) serta keuntungan dan kerugiannya.

Bab II
Pembahasan
1. Jelaskan keadaan patofisiologis iritasi kronis yang menyebabkan luka
pada bagian pinggir lidah pada kasus di atas.
Pada pemeriksaan intraoral gigi, ditemui gigi 16 elongasi hampir ke permukaan
alveolus regio 46, gigi 15 karies dengan permukaan gigi tajam dan kasar, gigi 46, 47
edentulous. Yang dimana, permasalahan tersebut tentu bisa menyebabkan luka pada
lidah. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Salah satu luka yang
terjadi di rongga mulut adalah ulkus traumatikus yang disebabkan oleh gaya mekanik
yang melukai. Penyembuhan luka atau iritasi tersebut akan terhambat jika iritan masih
ada sehingga regenerasi epitelnya akan terus terhambat. Akibatnya, terjadilah iritasi
kronik pada lidah pasien tersebut.
Selain itu, penyebab terjadinya iritasi kronis hingga menimbulkan luka terjadi
karena adanya mutasi genetik pada sel-sel lidah. Hal ini menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel di lidah menjadi tidak terkendali. Diketahui kebiasaan merokok
dari kasus di atas bisa meningkatkan risiko timbulnya luka pada bagian pinggir lidah.
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko munculnya kanker mulut, termasuk
kanker lidah. Racun dalam asap rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh,
sehingga membuat tubuh sulit untuk melawan sel kanker. Selain itu, zatzat yang yang
terkandung pada rokok juga dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu timbulnya kanker.
2. Jelaskan faktor karsinogenik dan ko-karsinogenik yang menyebabkan
kelainan pada lidah yang terjadi pada kasus di atas.
Faktor karsinogen merupakan faktor pendukung yang langsung berperan dalam
proses terjadinya kanker. Faktor karsinogen tersebut bekerja dengan cara mencegah dan
menghambat proses kematian sel secara normal (apoptosis) sehingga tidak terjadi
kematian sel secara terprogram dan terjadilah pembelahan sel yang tidak terkendali. Hal
tersebut dapat menjadi awal mula terjadinya tumor dan keganasan. Jika dikaitkan dengan
skenario, faktor karsinogen yang menjadi penyebab laki-laki tersebut mengalami SCC
ialah kebiasaan merokok pasien yang sudah dilakukan selama 40 tahun dengan frekuensi
yang berulang dan jumlah yang banyak. Perubahan panas akibat merokok, menyebabkan
perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur. Merokok juga dapat merangsang
papilla filiformis sehingga bentuknya menjadi lebih panjang (hipertropi). Rangsangan
asap rokok yang lama, dapat menyebabkan kerusakan pada bagian mukosa mulut yang
terpapar, penebalan menyeluruh bagian epitel mulut, hingga dapat menimbulkan bercak
putih keratotik yang menandai leukoplakia dan kanker mulut.(1)
Bahan-bahan karsinogen yang terkandung di dalam rokok sebagai pemicu kanker
ialah tembakau. Tembakau merupakan bahan dasar rokok mengandung banyak molekul
karsinogenik, seperti hidrokarbon polisiklik, nitrosamin, nitrosodicthanolamine,
nitrosoproline, dan polonium. Paparan tembakau menyebabkan perubahan progresif dari
mukosa mulut dan penggunaan dalam waktu lama menyebabkan transformasi keganasan
terutama dalam ekspresi mutasi p53.(6)
Faktor ko-karsinogen merupakan suatu zat atau bahan kimia maupun fisis yang
tidak menyebabkan kanker tetapi bisa meningkatkan aktivitas dari bahan karsinogen atau
faktor pendorong terbentuknya kanker secara tidak langsung. Berdasarkan skenario, yang
menjadi ko-karsinogen ialah infeksi dan keadaan oral hygiene pasien yang buruk, seperti
adanya gigi yang karies, tajam dan, kasar, yang dimana, dengan keadaan gigi yang tajam
dan kasar inilah bisa menjadi awal mula timbulnya ulkus yang tidak sembuh-sembuh
pada rongga mulut laki-laki tersebut yang jika tidak diobati keadaan tersebut bisa terus
melukai mukosa mulut sehingga ulkus pada mukosa mulutnya tidak sembuh-sembuh.
Luka yang tidak kunjung sembuh ini lama-kelamaan bisa berubah menjadi kanker.
Sedangkan untuk infeksi, beberapa mikroorganisme yang berhubungan dengan
kanker mulut adalah jamur Candida albicans. Hubungan antara Candida albicans dengan
penyakit speckled leukoplakia pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada
tahun 1965. Beberapa studi menunjukkan bahwa, sekitar 7-39% dari leukoplakia
dijumpai adanya candida hyphae. Penyakit ini mempunyai kecenderungan berubah
menjadi kanker.(2)
3. Jelaskan mekanisme perubahan genetik sel (p53) menyebabkan
terjadinya squamous cell carcinoma.
Protein p53 (p53) berperan sebagai tumor-suppressor disandi oleh gen TP53
(p53). p53 merupakan faktor transkripsi dengan fungsi utama sebagai pengatur siklus sel
dan sering mengalami mutasi pada berbagai kasus keganasan manusia. Fungsi p53 dalam
mengatur respon sel terhadap stress lingkungan berperan besar dalam mencegah
timbulnya tumor, sehingga p53 dikenal sebagai salah satu contoh dari gen penekan tumor
(Tumor Suppressor Gene). Mutasi pada gen p53 bisa menyebabkan hilangnya fungsi
penekan tumor dengan mekanisme alterasi fungsi protein p53 sebagai factor induksi
apoptosis, dan sebagai factor transkripsi.
Respons seluler di ujung jalur adalah sintesis protein yang merangsang siklus sel
(Gambar 4). Biasanya, jalur seperti itu tidak akan beroperasi kecuali dipicu oleh faktor
pertumbuhan yang sesuai. Tetapi, mutasi tertentu pada gen ras dapat menyebabkan
produksi protein Ras hiperaktif yang memicu kaskade kinase bahkan tanpa adanya faktor
pertumbuhan, yang mengakibatkan peningkatan pembelahan sel. Bahkan, versi hiperaktif
atau jumlah berlebih dari komponen jalur mana pun dapat memiliki hasil yang sama,
yaitu pembelahan sel yang berlebihan.
Sinyal intraseluler mengarah pada sintesis protein yang menekan siklus sel.
Dalam kasus ini, sinyalnya merusak DNA sel dan pengoperasian jalur pensinyalan ini
memblokir siklus sel hingga kerusakan telah diperbaiki. Jika tidak, kerusakan mungkin
berkontribusi pada pembentukan tumor dengan menyebabkan mutasi atau kelainan
kromosom. Dengan demikian, gen untuk komponen jalur bertindak sebagai gen penekan
tumor. Gen p53, dinamai dengan berat molekul 53.000 dalton dari produk proteinnya,
adalah gen penekan tumor. Protein yang dikodekan adalah faktor transkripsi spesifik
yang mendorong sintesis protein penghambat siklus sel. Itulah sebabnya mutasi yang
menghancurkan gen p53, seperti mutasi yang mengarah pada protein Ras yang hiperaktif,
dapat menyebabkan pertumbuhan sel dan kanker yang berlebihan.

4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 16 yang elongasi, gigi 15


permukaan kasar, oral hygiene buruk, 46 edentulous pada kasus di
atas.

Edentulou ialah suatu kondisi kehilangan gigi permanen pada rahang atas dan
rahang bawah di dalam rongga mulut yang dapat disebabkan oleh penyakit periodontal,
karies, dan trauma dan digambarkan sebagai tanda akhir kerusakan atau penyakit pada
rongga mulut.(3) Edentulous menyebabkan berkurangnya fungsi pengunyahan gigi dan
mukosa mulut menjadi rentan terkena inflamasi. Edentulous pada gigi 46 menyebabkan
elongasi gigi 16 karena gigi 16 tidak memiliki antagonis penahan gigi sehingga
mengalami supra erupsi, miring, atau bergeser. Gigi 46 yang edentulous juga dapat
mengakibatkan lidah melebar kearah edentulous, sehingga risiko lidah terkena gigi 15
yang memiliki permukaan kasar, tajam menjadi lebih besar. Adanya permukan gigi 15
yang kasar dan tidak dirawat menyebabkan terjadinya ulkus pada lidah. Dan tidak dapat
sembuh oleh karena etiologi (gigi 15) tidak dihilangkan. Sebagaimana kita mengetahui
tata laksana ulkus yang pertama adalah menghilangkan etiologic.
5. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.
Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan keganasan yang berasal dari
epitel mukosa rongga mulut. Tanda progresifitas tumor adalah kemampuan sel tumor
menginvasi jaringan sekitar melewati membran basalis yang disebabkan oleh karena
adanya kelemahan adhesi antar sel sehingga terjadi disosiasi. Kejadian pembesaran dari
kelenjar getah bening pasien diakibatkan adanya metastasis sel abnormal dari lidah
melalui pembuluh darah ke sekitar jaringan lidah termasuk kedalam kelenjar getah
bening. Proses ini dipengaruhi karena terjadinya mutasi sel p53. Protein p53 berperan
sebagai penjaga integritas genom yang melindungi dan mencegah sel-sel bertransformasi
menjadi ganas. Pada siklus sel, p53 bertugas mengenali sel yang menyimpang dan
menghentikan pertumbuhan sel tersebut, sehingga diharapkan sel yang menyimpang
tersebut dapat diperbaiki atau dilakukan apoptosis untuk menghentikan pertumbuhan sel-
sel tersebut. Pada tumor dengan p53 mutan akan membentuk tingkat agresifitas tumor
yang tinggi dan lebih mudah bermetastasis dibanding p53 normal.(7)
6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk
mendiagnosa kasus di atas (disertai gambar).
- Exfoliative cytology merupakan suatu metode dalam pemeriksaan sitologi yang
menggunakan struktur epitel terluar yang terkelupas atau deskuamasi.(4) Metode ini
memiliki peran hanya untuk sebagai pemeriksaan penunjang, screening dan
penegakan diagnosis sementara terhadap lesi-lesi yang dicurigai mengalami
keganasan atau tidak, serta untuk pencegahan dini suatu keganasan. Berdasarkan
skenario, pemeriksaan exfoliative cytology ini dapat dilakukan pada ulkus yang
terdapat dalam rongga mulut laki-laki tersebut untuk melihat sel-sel yang didapat
masih dalam tahap radang, prekanker/displasia, atau bahkan sudah menjadi
malignant/cancer. Jika hasil metode ini menunjukkan keganasan maka pemeriksaan
dan pengobatan dilanjutkan dengan metode biopsi.
- FNAB merupakan suatu metode sitologi dengan menggunakan jarum suntik yang
hanya bisa dilakukan pada lesi menonjol, teraba/palpasiable, dan berisi cairan.
Metode FNAB salah satunya biasa dilakukan di daerah leher, dan berdasarkan
skenario, metode FNAB bisa dilakukan pada pembengkakan kelenjar getah bening
submandibular. Metode FNAB beradasarkan kasus memiliki peran untuk
mengidentifikasi penonjolan pada kelenjar getah bening laki-laki tersebut merupakan
suatu malignant atau hanya jinak dan melihat apakah bagian yang menonjol tersebut
sebagai hasil dari metastasis suatu malignant primer, atau hanya penonjolan akibat
radang, atau bahkan sebagai suatu malignant primer yang terjadi di kelenjar getah
bening. Walaupun sudah dilakukan FNAB, untuk penegakan diagnosis sebenarnya
laki-laki tersebut tetap harus dilakukan biopsi karena FNAB hanya menunjukkan
tingkat keberhasilan yang tinggi untuk mengidentifikasi lesi ganas dan jinak, tetapi
akurasi yang rendah untuk membuat diagnosis akhir.(5)

- Biopsi merupakan suatu pemeriksaan histopatologi yang dimana pada metode ini
yang digunakan ialah jaringan tubuh. Metode biopsi merupakan metode dengan
pengangkatan sebagian atau seluruh suatu jaringan yang dicurigai sebagai suatu
keganasan dan dijadikan sebagai suatu gold standard dalam penegakan diagnosis
sebenarnya.(5) Berdasarkan kasus, pemeriksaan biopsi memiliki peran untuk
menegakkan diagnosis sebenarnya terhadap lesi yg diderita pasien karena hasil yang
didapat dari pemeriksaan biopsi dapat memberikan informasi mengenai jenis
malignant yang dicurigai dokter, tanda-tanda kelainan yang terjadi pada lesi apakah
akan menjadi suatu keganasan atau tidak, jika lesi merupakan keganasan apa ada
kencenderungan untuk metastase ke bagian lain. Selain iu, biopsi juga berfungsi
untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan diagnosa dan pengobatan
lanjutan karena dalam menentukan diagnosa yang tidak cukup hanya dengan
pemeriksaan klinis dan sitologi saja.

7. Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-


sembuh meskipun telah diolesi salep antibiotic.
Pada penyakit kanker sendiri, dalam penyembuhannya, tentu memerlukan
beberapa pengobatan khusus, seperti biopsi, kemoterapi, atau radioterapi. Selain itu,
untuk pengobatan pendamping kanker salah satunya juga dapat dengan pemberian
antibiotik. Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan dari mikroorganisme yang
mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri. Obat
antibiotik yang biasa dipakai adalah Daktinomisin, Mitomisin, Antrasiklin (Doksorubisin,
Daunorubisin), Mitamisin, Bleomisin. Meskipun demikian, dalam kasus ini, pemberian
obat antibiotik tidak menimbulkan efek pengobatan pada pasien karena luka tersebut
sudah menjadi suatu keganasan yang tentunya dalam pengobatannya tidak hanya bisa
menggunakan salep antibiotik saja. Kegunaan salep antibiotik hanyalah untuk membunuh
bakteri penyebab luka jika luka tersebut merupakan luka yang hanya disebabkan oleh
bakteri saja sedangkan dalam skenario, luka yang dialami oleh pasien tersebut sudah
berubah menjadi keganasan. Selain itu, penyebab salep antibiotik tidak bisa
menyembuhkan luka pada lidah karena luka tersebut terbentuk kemungkinan disebabkan
oleh tekanan yang terus-menerus oleh karena tergigit oleh gigi yang permukaannya kasar
dan tajam bukan disebabkan oleh infeksi bakteri dan biasanya pada lesi-lesi prekanker
ataupun kanker lebih banyak dijumpai jamur Candida Albicans bukan bakteri , seperti
yang pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada tahun 1965 serta beberapa
studi menunjukkan bahwa, sekitar 7-39% dari leukoplakia dijumpai adanya candida
hyphae. Penyakit ini mempunyai kecenderungan berubah menjadi kanker. Maka dari itu
penggunaan salep antibiotik tidak bisa menyembuhkan lukanya.
8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara
pemberian obat (CPO) serta keuntungan dan kerugiannya.
Terapi rasional merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis, yang terkait
dengan komponen, seperti diagnosis, pemilihan dan penentuan dosis obat, penyediaan
dan pelayanan obat, petunjuk pemakaian obat, bentuk sediaan yang tepat, cara
pengemasan, pemberian label, dan kepatuhan penggunaan obat oleh penderita. Melalui
obat yang tepat, dosis yang tepat, dan cara pemakaian yang tepat penyakit dapat
disembuhkan lebih cepat dengan resiko yang lebih kecil kepada penderita.
Menurut Kemenkes th 2011, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi pemberian
obat secara rasional, yaitu tepat indikasi, tepat dosis, tepat diagnosis, tepat pemilihan
obat, tepat lama pemberian, tepat interval waktu, tepat penilaian kondisi pasien, waspada
efek samping, tepat informasi, tepat tindak lanjut, tepat cara penyerahan obat, serta tepat
cara pemberian obat (CPO).(6)
Terkait dengan tepat cara pemberian obat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan
dalam pemberian obat kepada pasien, di antaranya :
1) Parenteral ialah pemberian obat yang langsung ke pembuluh darah atau
otot tanpa melalui saluran cerna, seperti intravena, intramuskular,
intraderma, subkutan
2) Enteral ialah pemberian obat yang melalui saluran cerna, seperti
pemberian secara per oral, rektal, sublingual, bukal
3) Selain dari enteral dan parenteral, seperti topikal, inhalasi
Cara Pemberian Keuntungan Kerugian
Obat
Per Oral Murah, mudah dilakukan, Efek dari sspek farmakokinetik
aman, nyaman, bentuk sediaan lama karna harus melalui lintas
beragam (tablet, kapsul, kaplet, pertama di hati, tidak bisa
sirup, puyer), resiko gagal diberikan pada pasien yang
dilakukan pasien sendiri tidak sadar, mual muntah,
rendah gangguan menelan, efek
konsentrasi puncak lama
dicapai, adanya rasa dan bau
yang tidak enak saat ditelan
Per Rektal Dapat diberikan pada pasien Menimbulkan rasa tidak
(suppositoria) yang tidak bisa diberikan obat nyaman, absorpsi obat tidak
per oral, tidak melalui lintas adekuat, obat mudah mencair
pertama di hati sehingga efek pada suhu ruang/panas, sangat
yang ditimbulkan cepat, diperlukan kekooperatifan
efeknya lokal, aman pada pasien saat obat dimasukkan
anak-anak melalui rektal
Sublingual (bawah Efek yang ditimbulkan sangat Menyebabkan iritasi mukosa
lidah) cepat, mudah diabsorpsi, lidah, butuh kontrol agar
kerusakan obat di saluran cerna pasien tidak menelan obat,
dapat dihindari karena tidak penyerapan obat kurang
melalui lintas pertama di hati, adekuat
bisa diberikan pada pasien
yang tidak sadar/dalam
keadaan darurat, tidak
diperlukan kemampuan
menelan

Bukal (pada mukosa Mula kerja obat cepat, tidak Menyebabkan iritasi mukosa
pipi dalam) melalui lintas pertama di hati, pipi, absorpsi kurang adekuat
bisa diberikan pada keadaan
tidak sadar
Inhalasi Absorbsi cepat karena Diperlukan alat dan metode
permukaan absorbsinya luas, khusus, bisa mengiritasi epitel
obat langsung ke paru-paru, paru, dosis yang diberikan
efek samping dapat dikurangi, susah diatur
jumlah obat yang diberikan
lebih sedikit dibanding cara
pemberian lain
Topikal Dapat meningkatkan hidrasi berminyak, mencegah efek
kulit, meningkatkan absorpsi pendinginan melalui evaporasi,
perkutan, water resistant, dan tidak nyaman di iklim yang
biasanya tanpa preservatif. hangat, dan dapat
menyebabkan overhidrasi
Parenteral Absorpsi cepat melalui Timbul rasa nyeri sebagai efek
pembuluh darah, dapat pasca pemberian obat, ada rasa
diberikan pada pasien yang takut, menyebabkan iritasi
tidak sadar, bagu diberikan lokal, bisa menimbulkan reaksi
pada pasien yang mengalami hipersensitivitas, bisa
gangguan gastrointestinal menyebabkan perdarahan

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Karsinoma sel skuamosa oral merupakan salah satu penyakit ganas pada rongga mulut.
Salah satu faktor penyebabnya adalah merokok dan oral hygiene yang buruk. Kanker mulut
biasanya diawali penyakit lain yang berkepanjangan, seperti karies dan ulkus. Jika dibiarkan
dalam waktu yang lama dan tidak diobati, ulkus dapat berkembang menjadi lesi malignant.
Pengobatan kanker mulut membutuhkan ketelitian dalam diagnosa dan pemberian obat yang
rasional. Untuk memastikan adanya sel kanker atau tidak, dibutuhkan bantuan dari spesialis
patologi anatomi. Untuk menghindari terjadinya kanker mulut, dibutuhkan oral hygiene yang
baik, kebiasaan hidup sehat, dan makanan yang bergizi. Pasien juga harus diberikan edukasi agar
segera memeriksa kesehatan mulutnya jika bermasalah dan periksa keadaan rongga mulut setiap
enam bulan sekali.

DAFTAR PUSTAKA
1. Rizkia A. Alveolar Bone Loss, Tooth Loss ,. Pengaruh Merokok Terhadap Kesehat Gigi
Dan Rongga Mulut [Internet]. 2011; Available from:
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/viewFile/39/33

2. Prasetya MA. Leukoplakia Oral (Skripsi). 2018;1–19. Available from:


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/64a37985912c3ef71d6f2c55058cb
0b0.pdf

3. Sipayung NV, Nasution ID. <p>Hubungan bentuk lengkung rahang dan wajah
berdasarkan jenis kelamin pada pasien edentulus penuh di RSGM
USU</p><p>Relationship of jaw arch and face shape based on sex in fully edentulous
patients at North Sumatra University Dental Hospital</p>. J Kedokt Gigi Univ
Padjadjaran. 2019;31(2).

4. Damanhuri RY, Widiastuti MG, Rahajoe PS. Kesalahan diagnosis pada pemeriksaan
aspirasi jarum halus. MKGK (Majalah Kedokt Gigi Klin (Clinical Dent Journal) UGM.
2017;3(1):26–32.

5. dos Santos APC, Sugaya NN, Pinto Junior D dos S, Junior CAL. Fine needle aspiration
biopsy in the oral cavity and head and neck region. Braz Oral Res. 2011;25(2):186–91.

6. Kemenkes RI. Modul Penggunaan Obat Rasional Dalam Praktek. Modul Pengguna Obat
Rasional. 2011;3–4.

7. Pangaribuan C, Sadhana U, Astuti MDK, dkk.. Ekspresi p53 dan E-Cadherin sebagai
Prediktor Prognososis pada Karsinoma Sel Skuamosa Rongga Mulut di RSUP dr. Kariadi
Semarang. JKR 2019; 5(1): 7-17.

Anda mungkin juga menyukai