Anda di halaman 1dari 17

STATUSUJIAN

DisusunOleh:
YohanesAdinugroho
42100076

DosenPembimbing:
dr.ArinDwiIswarini,Sp.THTKL,M.Kes

KEPANITERAANKLINIKTELINGAHIDUNGDANTENGGOROKAN
RUMAHSAKITBETHESDA
FAKULTASKEDOKTERANUNIVERSITASKRISTENDUTAWACANA
YOGYAKARTA
2016
1

FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITASKRISTENDUTAWACANA
Jl.Dr.WahidinSudirohusodo525Yogyakarta55224
KepaniteraanKlinikIlmuTelingaHidungdanTenggorokan
RumahSakitBethesdaYogyakarta
Nama

:YohanesAdinugroho

NIM

:42100076

DosenPembimbingKlinik

:dr.ArinDwiIswarini,Sp.THTKL,M.Kes

I.

II.

IDENTITAS
Nama
Umur
Alamat
JenisKelamin
Tanggalperiksa

:Ny.S
:80Tahun
:Mergangsan,Bantul
:Wanita
:19Agustus2016

ANAMNESIS
a. KeluhanUtama
Benjolandipangkallidah
b. RiwayatPenyakitSekarang
Pasienmerasakanadayangmengganjaldibelakanglidahsudahkirakira2
bulan.Begitudilihatternyataadabenjolansebesarbaksokecilmenurutpenuturan
anakpasien.Benjolan tidak terasa nyeri,dantidakbisadigerakkan. Pasiensetiap
makanpastitersedak.Pasientidakmerasakandemam,nyerijugatidakdirasakan.
c. RiwayatPenyakitDahulu
Alergi
Hipertensi
Jantung
DiabetesMellitus

:()
:()
:()
:()
2

Vertigo
Keluhanserupa

:(+)
:()

d. RiwayatPenyakitKeluarga
AdikpasienterkenaDMtipe2
e. RiwayatPengobatan
RiwayatOperasi
RiwayatMondok
RiwayatObat

:
:()
:

f. Lifestyle
Pasienjarangberolahraga
Pasienseringmengkonsumsibuahdansayur
Pasiensenangmengkonsumsigorengan
III.

PEMERIKSAANFISIK
KeadaanUmum
Kesadaran
StatusGizi
VitalSign
TekananDarah
Nadi
RR
Suhu
GCS
STATUSGENERALIS

:Baik
:ComposMentis
:Cukup
:120/70
:84x/menit
:20x/menit
:36,4oC
:E4V5M6

Kepala
UkuranKepala

:Normocephali

Mata

:Konjungtivaanemis(/),skleraikterik(/),injeksi

konjungtiva(/),reflekpupilisokor,reflekcahaya(+/+)

Hidung

:Deformitas(),discharge(),nyeritekan(),krepitasi()

Mulut

:Sianosis(),kering(),faringhiperemis(),tonsilmembesar(),

terdapatmassasebesarkelereng,immobile,nyeri(),batastegas
Telinga

:Edem(),discharge(),nyeritekanmastoid(/),
kelainananatomi(),fistulapreaurikula(),nyeritekan(/)

Leher
Nyeritekan(),pembesaranKGB()
Thorax
Inspeksi

:simetris,tidakterdapatkelainanbentukdada,ketertinggalan

Gerak()

Perkusi

:sonor+/+

Palpasi

:nyeri(tidakbisadinilai),krepitasi()

Auskultasi :suaraParuVesikuler(+/+),ronki(/),wheezing(/)
suarajantungS1danS2tunggal,regular,bising(),gallop()
Abdomen
Inspeksi :peruttampakdatar
Auskultasi :peristaltikusus(+)
Perkusi

:timpani

Palpasi

:nyeritekan(tidakbisadinilai)

Ekstremitas
Akralterabahangat,perabaannaditerabakuat,capillaryrefill<2detik.

STATUSLOKALIS
Keterangan

Dextra

Sinistra

TELINGA
Auricula

Deformitas(),benjolan/massa(),lesi Deformitas (), benjolan/massa


kulit (), discharge yang keluar (), (),lesi kulit (),discharge yang
nyeri tekan tragus (), fistula pre keluar (), nyeri tekan tragus (),
fistula pre aurikula (),nyeri tekan
4

aurikula(),nyeritekanauricular()

auricular()

MeatusAkustikus

Edema (), furunkel (), serumen (), Edema(),furunkel(),serumen(),

Externus

corpusalineum()

MembranTimpani

Membrantimpani utuh, hiperemis(), Membran timpani utuh, hiperemis

Mastoid

Keterangan

corpusalineum()

retraksi(),bulging()

(),retraksi(),bulging()

Edema(),nyeriketok()

Edema(),nyeriketok()

Dextra

Sinistra

HIDUNG
DorsumNasi
CavumNasi

Deformitas(),krepitasi(),bekasjejas()
Discharge()

Discharge()

RhinoskopiAnterior:Tidakdilakukan
VestibulumNasi
SeptumNasi
MeatusNasiInferior
KonkaInferior
MeatusNasiMedia
KonkaMedia
RhinoskopiPosterior:Tidakdilakukan
FossaRossenmuller
TorusTubarius
5

Muara

Tuba

Eustachius
Adenoid
KonkaSuperior
Choana
SINUSPARANASAL:Tidakdilakukan
Inspeksi
Perkusi
Transluminasi

CAVUMORISTONSILFARING
Bibir

Bibirsianosisdankering(),stomatitis()

MukosaOral

Stomatitis(),warnamerahmuda

GusidanGigi

Bibirsianosisdankering(),stomatitis()

Lingua

Stomatitis (), warna merah muda, pangkal lidah terdapat massa


sebesarkelereng,diameterkirakira3cm,berbatastegas,immobile,
tidaknyeri

Atapmulut

Warnamerahmuda,kariesdentis(),ulkus()

DasarMulut

Simetris,atrofipapil(),lidahkotor(),ulserasi()

Uvula

Ulkus()

TonsilaPalatina

Ulkus()

Faring

Tidakadadeviasipadauvula,Hiperemis()

Ulkus()

TesPenala(Tidakdilakukan)
6

Pemeriksaan

AD

AS

Rinne
Weber
Scwabach

IV.

V.
VI.

PEMERIKSAANPENUNJANG
Darahrutin
Hb
:14,0
Hct
:44,1
AL
:4,16ribu
AT
:253.000
Masaperdarahan:2.00
Masapembekuan:9.30
Ureum
:20,5
Creatinin
:0,83
GDS
:100,7
DIAGNOSIS
Massapangkallidah
PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi
Dexamethasone 3x1 dapat diberikan untuk mengontrol peradangan pada
benjolandipangkallidah
Cefixime 3x1 cth dapat diberikan sebagai antibiotik profilaksis agar tidak
terjadiinfeksidiberikansirupagarmudahmasukkarenakalautabletakan
terhalangolehbenjolandipangkallidah

Ibuprofen 3x1 cth dapat diberikan untuk mengontrol rasa nyeri yang
terkadangmunculpadabenjolandiberikansirupagarmudahmasukkarena
kalautabletakanterhalangolehbenjolandipangkallidah
b. NonFarmakologi
Pasien sebaiknya diedukasi untuk mengkonsumsi makanan yang lembut
lembut terlebih dahulu agar tidak tersedak dan membahayakan jalan nafas
pasien
Jikasedangmakansebaiknyaberhatihatidanmenaruhmakanandisisiyang
tidakadabenjolannya

VII.

PLANNING

RujukkespesialisTHT
Dilakukanendoskopi
EkstirpasitumordandilakukanpemeriksaanPA

DASARTEORI

TUMORLIDAH

2.5.1 Definisi
Tumor rongga mulut ialah tumor yang terdapat di daerah rongga mulut yang terletak
mulai dari perbatasan kulit selaput lendir bibir atas dan bawah sampai ke perbatasan palatum
durum - palatum mole di bagian atas.1 Tumor ganas rongga mulut dapat berasal dari jaringan
epitel atau jaringan ikat. Tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel antara lain karsinoma sel
skuamosa dan karsinoma sel basal, sedangkan contoh yang berasal dari jaringan ikat adalah
fibrosarkoma.
Tumor ganas pada lidah adalah suatu neoplasma maligna yang berasal dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan sel berbentuk squamous cell carcinoma (sel epitel gepeng berlapis). Tumor
ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase secara
limfogen dan hematogen.
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis keganasan yang paling sering terjadi dalam rongga
mulut, meliputi 95% dari seluruh kasus keganasan pada rongga mulut. Pada stadium dini tidak
terasa sakit dan tampak sebagai lesi ulserasi, fisur, atau keratosis yang dapat diketahui dengan
palpasi. Daerah pada lidah yang mempunyai frekuensi tinggi terhadap kelainan ini adalah lateral
dan ventral lidah. Jika bagian 2/3 posterior lidah dan dasar lidah sudah terkena, maka prognosis
menjadi buruk karena sulit mencapai daerah lesi dan lokasinya dekat dengan organ vital.
9

Tindakan yang tepat sangat diperlukan karena menurut data statistik 2/3 dari seluruh pasien
tumor ini meninggal.
2.5.2 Etiologi
Faktor risiko untuk pengembangan dasar karsinoma lidah termasuk alkohol kronis dan
penggunaan tembakau, usia lebih tua, lokasi geografis, dan sejarah keluarga atas kanker saluran
aerodigestive. Paparan Lingkungan untuk polisiklik hidrokarbon aromatik, asbes, dan asap
pengelasan dapat meningkatkan resiko kanker faring. Kekurangan gizi dan agen infeksi
(terutarna papilloma virus dan jarnur) juga mungkin memainkan peran penting.
2.5.3 Patofisiologi
Unsur-unsur penyebab kanker (onkogen) dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu energi radiasi, senyawa kimia dan virus.
1. Energi radiasi
Sinar ultraviolet, sinar-x dan sinar gamma merupakan unsur mutagenik dan
karsinogenik. Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan terbentuknya dimmer
pirimidin. Kerusakan pada DNA diperkirakan menjadi mekanisme dasar
timbulnya karsinogenisitas akibat energi radiasi. Selain itu, sinar radiasi
menyebabkan terbentuknya radikal bebas di dalam jaringan. Radikal bebas
yang terbentuk dapat berinteraksi dengan DNA dan makromolekul lainnya
sehingga terjadi kerusakan molekular.
2. Senyawa kimia
Sejumlah besar senyawa kimia bersifat karsinogenik. Kontak dengan senyawa
kimia dapat terjadi akibat pekerjaan seseorang, makanan, atau gaya hidup.
Adanya interaksi senyawa kimia karsinogen dengan DNA dapat
mengakibatkan kerusakan pada DNA. Kerusakan ini ada yang masih dapat
diperbaiki dan ada yang tidak. Kerusakan pada DNA yang tidak dapat
diperbaiki dianggap sebagai penyebab timbulnya proses karsinogenesis.
3. Virus
Virus onkogenik mengandung DNA atau RNA sebagai genomnya. Adanya
infeksi virus pada suatu sel dapat mengakibatkan transformasi maligna, hanya
saja bagaiamana protein virus dapat menyebabkan transformasi masih belum
diketahui secara pasti. Rokok telah terbukti sebagai karsinogen pada percobaan
terhadap binatang karena mengandung banyak radikal bebas dan epoxides yang
berbahaya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok berupa perubahan mukosa saluran
aerodigestivus. Hal ini berhubungan dengan kerusakan gen p53, dimana jika terjadi
mutasi, hilang atau rusaknya gen p53 maka resiko untuk terjadinya kanker akibat
rokok akan meningkat. Peningkatan angka kejadian keganasan berhubungan erat
dengan penggunaan alkohol dan rokok. Resiko untuk terjadinya kanker kepala dan
leher pada orang perokok dan peminum alkohol 17 kali lebih besar daripada yang tidak
perokok atau peminum alkohol.
Menurut Hanh dkk, terdapat 6 faktor yang menyebabkan perkembangan untuk sel :
10

1. Berproliferasi autonom
2. Menghambat sinyal growth inhibition
3. Kemampuan menghindari apoptosis
4. Immortal
5. Angiogenesis
6. Menginvasi jaringan lain dan metastasis
Perubahan genetik pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher belum diketahui secara
pasti. Califano dkk mengemukakan hilangnya kromosom 9p21 atau 3p menyebabkan
perubahan dini pada mukosa kepala dan leher sehingga mengakibatkan munculnya karsinoma
sel skuamosa. Namun, teori lain menyatakan bahwa hilangnya kromosom 17p pada gen
supresor tumor juga turut berperan tethadap keganasan kepala dan leher. Selain itu, hilangnya
kromosom 3p21 menyebabkan perubahan hyperplasia dan displasia, sedangkan hilangnya
kromosom 6p, 8p, 11q, 14q, dan 4q26-28 menyebabkan terjadinya invasi ke jaringan
sekitar.2.5.4. Diagnosis

Trauma jalan nafas menimbulkan tanda dan gejala yang bervariasi tergantung mekanisme
traumanya. Jadi satu hal yang harus diperhatikan dalam mendiagnosis trauma laring adalah
mekanisme cidera dan harus waspada terhadap tanda seperti kontusio lokal, emfisema subkutis,
perubahan suara (seperti stridor inspirasi / hoarseness), distress pernafasan dan hemoptisis.
1) Gejala Klinis
Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka) seperti
sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah. Bagian tengah
ulkus relatif lembut dan mudah berdarah. Perdarahan terjadi ketika tekanan diberikan pada
tempat kanker, scat mengunyah, minum atau menelan.
Fokus kanker adalah sangat lembut dan tidak tahan tekanan dalam bentuk apapun,
sehingga mengakibatkan pendarahan. Perdarahan merupakan indikasi penting dan gejala
kanker lidah. Sakit tenggorokan terns-menerus adalah gejala kanker lidah yang utama dan
sering terjadinya mati rasa di lidah dan mulut. Selain itu, perubahan suara, lidah kaku dengan
gerakan berkurang, dan bau mulut adalah gejala kanker lidah lain yang terkait serta benjolan
di bagian belakang tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening leher, yang tak dapat
dijelaskan dan penurunan berat badan yang berlebihan. Pasien juga mengeluh kesulitan dalam
membuka mulut dan kehadiran massa di leher.
Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan
pada pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di bagian pinggir lidah,
hampir tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pemah
menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan pengobatan selama beberapa tahun.
Karsinoma sel skuamosa pada sel lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan
cenderung tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Bintik kecoklatan mendatar seperti bercak
sering ditemukan pada perokok yaitu di sisi biasanya rokok atau pipa diletakkan pada bibir.
Diagnosis
2.6.1 Biopsi langsung
11

Merupakan metode baku untuk memperoleh jaringan dari lesi dirongga mulut dan
orofaring.
2.6.2 Sitologi
Pemeriksaan sitologi eksfoliatifa dari spesimen kerokan atau inprint dari tumor primer
dikerjakan pada lesi yang berupa bercak/superficial. Bila hasilnya :
Klas I- III : lakukan ulangan sitologi 3 bulan lagi.Bila 2x ulangan sitologi tetap klas IIII maka perlu dibiopsi
Klas IV-V : lakukan biopsi
2.6.3 Panendoskopi
Dilakukan untuk menentukan perluasan lesi yang besar dan terletak disebelah posterior
dan untuk menyingkirkan adanya tumor primer simultan.
2.6.4 Biru toluidine
Sebuah zat pewarna yang dibubuhkan in situ' sebagai salah satu cara diagnostik
tambahan dalam mendeteksi karsinoma sel skuamosa yang akan memberi warna biru pada sel
kanker. Jaringan normal tidak mengisap warna, sedang lesi pra-ganas atau non neoplasma
tidak konstan mengisap warna.Menurut Mashberg tehnik memberi warna rongga mulut
sebagai berikut:
1. Kumur dengan larutan asam asetat 1% : 20 detik
2. Kumur dengan air : 20 detik, 2 x
3. Kumur dengan larutan toluidine blue 1% 5-10 cc
4. Kumur lagi dengan larutan asam asetat 1% : 1 menit
5. Kumur dengan air.
Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan 24 jam kemudian, pemeriksaan ini memiliki
sensitivitas dan spesifisitas sebesar 90%. Adapun larutan toluidine biru terdiri dari :
1.Toluidine chloride : 1 gr
2. Asam asetat : 10 cc
3. Alkohol absolut : 4,2 cc
4. Aquadest: 100 cc
2.6.5 PET (Positron Emission Tomography)
Pemeriksan imaging dengan PET Pemeriksaan Positron Emission Tomography
menggunakan tirosin sebagai tracer memiliki sensitivitas dan spesifisitas cukup
tinggi untuk karsinoma. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor <4mm. Untuk
staging memiliki sensitivitas 71% dan spesifisitas 99%, sedangkan untuk dteksi kekambuhan
memiliki sensitivias 920/0dan spesifisitas 810/0
2.7 Penatalaksanaan
Penanganan kanker lidah ini sebaiknya dilakukan secara multidisipliner yang melibatkan
beberapa bidang spesialis yaitu:
oncologic surgeon
plastic & reconstructive surgeon
radiation oncologist
12

medical oncologist
dentists
rehabilitation specialists
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan kanker lidah ini ialah
eradikasi dari tumor, pengembalian fungsi dari rongga mulut, serta aspek kosmetik
/penampilan penderita. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
macam terapi ialah : I
a) Umur penderita
b) Keadaan umum penderita
c) Fasilitas yang tersedia
d) Kemampuan dokternya
e) Pilihan penderita.
Penatalaksanaan pasien tumor ganas lidha dilakukan dengan operasi, radiasi,
kemoterapi, atau kombinasi dua atau ketiganya, tergantung dari jenis tumor dan durasinya.
Keputusan tentang tindakan terbaik yang dapat dilakukan harus dibuat oleh seseorang yang
mempunyai keahlian khusus tentang keganasan leher dan kepala.
Untuk lesi yang kecil (T1 dan T2), tindakan operasi atau radioterapi saja dapat
memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dengan catatan bahwa radioterapi saja
pada T2 memberikan angka kekambuhan yang lebih tinggi daripada tindakan operasi.
Untuk T3 dan T4, terapi kombinasi operasi dan radioterapi memberikan hasil
yang paling baik. Pemberian neo-adjuvant radioterapi dan atau kemoterapi sebelum
tindakan operasi dapat diberikan pada kanker rongga locally advanced (T3,T4).
Radioterapi dapat diberikan secara interstisial atau eksternal, tumor yang eksofitik
dengan ukuran kecil akan lebih banyak berhasil daripada tumor yang endofitik dengan
ukuran besar.
Peran kemoterapi pada penanganan kanker lidah masih belum banyak, dalam tahap
penelitian kemoterapi hanya digunakan sebagai neo-adjuvant pre-operatif atau adjuvan postoperatif untuk sterilisasi kemungkinan adanya mikro metastasis.
Sebagai pedoman terapi untuk kanker rongga mulut dianjurkan seperti berikut:
T1,2 : eksisi lilac atau radioterapi
T3,4 : eksisi luas + deseksi supraomohioid + radioterapi pasca bedah
Untuk tumor lidah T3 dan T4, penanganan NO dapat dilakukan deseksi leher selektif
atau radioterapi regional pasca bedah. Sedangkan N1 yang didapatkan pada setiap T
hams dilakukan deseksi leher radikal. Bila memungkinkan, eksisi luas tumor primer
dan deseksi leher tersebut harus dilakukan secara en-block. Pemberian radioterapi
regional pasca bedah tergantung hasil dari pemeriksaan patologis metastase pada
kelenjar getah bening tersebut (jumlah kelenjar getah bening yang positif metastase,
penembusan kapsul kelenjar getah bening/ ektra kelenjar getah bening).
A. Terapi Kuratif
Terapi kuratif diberikan pada tumor lidah stadium I, II, dan III.
1. Terapi utama

13

Terapi utama untuk stadium 1 dan 11 ialah operasi atau radioterapi yang masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sedangkan untuk stadium III dan IV
yang masih operabel ialah kombinasi operasi dan radioterapi pasca bedah.
Pada terapi kuratif haruslah diperhatikan:
a)
Menurut prosedur yang benar, karena kalau salah hasilnya tidak menjadi
kuratif.
b)
Fungsi mulut untuk bicara, makan, minum, menelan, bernafas, tetap baik.
c)
Kosmetis cukup dapat diterima.
a. Operasi
Indikasi operasi:
1) Kasus operable
2) Umur relatif muda
3) Keadaan umum baik
4) Tidak terdapat ko-morbiditas yang berat
b. Radioterapi
Indikasi radioterapi :
1) Kasus inoperable
2) T1,2 tempat tertentu (lihat diatas)
3) Kanker pangkal lidah
4) Umur relatif tua
5) Menolak operasi
6) Ada ko-morbiditas yang berat
2. Terapi tambahan
a. Radioterapi
Radioterapi tambahan diberikan pada kasus yang terapi utamanya operasi. I
(1) Radioterapi pasca-hedah
Diberikan pada T3 dan T4a setelah operasi, kasus yang tidak dapat dikerjakan eksisi
radikal, radikalitasnya diragukan, atau terjadi kontaminasi Iapangan operasi oleh sel
kanker.
(2) Radioterapi pra-bedah
Radioterapi pra-bedah diberikan pada kasus yang operabilitasnya diragukan atau yang
inoperabel.
b. Operasi
Operasi dikerjakan pada kasus yang terapi utamanya radioterapi yang setelah
radioterapi menjadi operabel atau timbul residif setelah radioterapi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi diberikan pada kasus yang terjadi kontaminasi lapangan operasi oleh sel
kanker, kanker stadium III atau IV atau timbul residif setelah operasi dan atau
radioterapi.
3. Terapi Komplikasi

14

Pada umumnya stadium I sampai 11 belum ada komplikasi penyakit, tetapi dapat terjadi
komplikasi karena terapi. Terapinya tergantung dan komplikasi yang ada, misalnya:
Nyeri: analgetika
Infeksi: antibiotika
Anemia: hematinik
4. Terapi bantuan
Dapat diberikan nutrisi yang balk, vitamin, dsb.
Terapi sekunder
Kalau ada penyakit sekunder diberi terapi sesuai dengan jenis penyakitnya.
B. Terapi Paliatif
Terapi paliatif ialah untuk memperbaiki kwalitas hidup penderita dan mengurangi keluhannya
terutama untuk penderita yang sudah tidak dapat disembuhkan lagi.
Terapi paliatif diberikan pada penderita kanker lidah yang:
1. Stadium IV yang telah menunjukkan metastase jauh
2. Terdapat ko-morbiditas yang berat dengan harapan hidup yang pendek
3. Terapi kuratif gagal
4. Usia sangat lanjut
Keluhan yang perlu dipaliasi antara lain:
1. Loko regional :
Ulkus di mulut/leher
Nyeri
Sukar makan, minum, menelan
Mulut berbau
Anoreksia
Fistula oro-kutan
2. Sistemik:
Nyeri
Sesak nafas
Sukar bicara
Batuk-batuk
Badan mengurus
Badan lemah
2.8 Komplikasi
Tumor ganas pada lidah yang tidak ditangani segera akan melakukan penyebaran ke
jaringan di dalam rongga mulut dan leher yang lebih dalam. Akhirnya, menyebar ke
kelenjar getah bening di sekitarnya. Pada tingkat lanjutan ini, penderita akan
mengalami komplikasi akibat dari penyebaran itu.
Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul termasuk :
1. Sulit menelan
2. Nyeri tenggorok
3. Perdarahan
4. Sumbatan jalan nafas
15

5.
6.
7.
8.
9.

Gangguan fonasi suara


Glossitis
Mulut kering
Penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan
Kekambuhan

2.9 Prognosis
Seperti pada kasus-kasus tumor lainnya, deteksi dini dan pengobatan yang tepat serta
adekuat menunj ukkan prognos is yan g baik. N amun ada beberapa faktor yan g
bias mempengaruhi prognosis yaitu :
1. Ukuran massa tumor
Ukuran yang kecil dari massa bisa dieksisi dan ditangani dengan mudah justru
menurunkan angka kematian berbanding massa yang lebih besar.
2. Metastasis
Tumor ganas lidah menyebar ke organ-organ sekitar seperti mulut, tenggorokan,
leher, mandibula, dan kelenjar getah bening dengan cepat jika tidak sekitar segera
ditangani. Akibatnya, gejala-gejala lain akan timbul dari komplikasi tersebut.
Penderita dengan keadaan ini menunjukkan prognosis yang buruk.
3. Gaya hidup
Mengkonsumsi alkohol dan merokok merupakan falctor predisposisi untuk
terjadinya tumor ganas pada lidah. Kebiasaan mengambil bahan-bahan ini dalam
kehidupan sehari-hari memperburuk prognosis penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Cancer Oral. Tounge Cancer. 2007. Diunduh dari: http://american cancer
oral.blowt.com 2011 05/tumor-ganas-ronuo.a-multit.html.
16

2. Yohannes, S. Tongue Carcinoma. Diunduh dari : www.emedicine.com. Last update 10


Sept 2010.
3. Feig BW.

The

MD

Anderson

Surgical

Oncology

Handbook.

Lippincott

Williarns&Wilkins. Texas. 2006

17

Anda mungkin juga menyukai