Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN SQUAMOUS CELL


CARCINOMA SUB MANDIBULA DI RUANG RAWAT ANGSOKA II RSUP
SANGLAH DENPASAR PADA TANGGAL 16 JUNI 2022

OLEH :
NAMA : VERGILIUS PASIFIKUS
NPM : 21203003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan squamous Cell Carcinoma Sub
Mandibula Di Ruang Rawat Angsoka II RSUP Sanglah Denpasar Pada Tanggal 16 Juni
2022, Ini Telah Disetujui Pada Tanggal, Juni 2022.

Menyetujui

CI INSTITUSI :
1. Ns. Yohana Hepilita .,M.Kep ………………………………….
NIDN : 0830018802

CI LAHAN :
1. Ns.Ni Luh Gede Lisnawati, S. Kep,………………………………….
NIP : 197609281999032001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai
tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak
normal atau abnormal. Tumor di bagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor
ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas atau yang disebut
juga dengan karsinoma (Brunicardi, et al, 2010).
Squamous Cell Carcinoma atau disebut juga Karsinoma Sel Skuamosa merupakan
kanker yang sering terjadi pada rongga mulut yang secara klinis terlihat sebagai plak
keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan. Karsinoma sel skuamosa
merupakan salah satu dari 10 jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia,
dengan insidensi pada pria 5% dan wanita 2%. Karsinoma sel skuamosa pada rongga
mulut pada umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Di Amerika Serikat prevalensi
kanker mencapai 34.000 kasus baru per tahun.
Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu proses
multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kanker. Sebuah penelitian mengindikasikan virus seperti Herpes Simplex Virus
dan Papilloma Virus berperan dalam proses tersebut. Namun penyebab pasti dari kanker
masih belum jelas, tetapi faktorfaktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker.
Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal (herediter
dan faktor pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia,
obatobatan, radiasi, trauma, panas, dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut dapat
berperan secara individual atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat
mencetuskan kanker.
Sejak Billworth melaporkan kejadian dari tumor ganas primer multiple pada tahun
1879, hal tersebut tidak dipertimbangkan lagi sebagai rasa ingin tahu. Multiple primary
carcinoma pada lokasi yang berbeda pada tubuh telah dilaporkan oleh beberapa pekerja
dan insidennya telah dikutip dari 1 hingga 7 persen oleh Mortel dan Kuehn. Cade dan
Lee melaporkan insiden malignansi multipel 4,1%, Eirch dan kregh 8,8%, Mortel dan
Foss 9,7%, Warne dan Gates sekitar 3,7 % dan Slaughter setinggi 18%.
Multiple carcinoma dihubungkan dengan tumor pada paru, saluran gastrointestinal,
dan sistem urin serta sering c kepala dan wajah. Rongga mulut telah menjadi lokasi dari
banyak kasus malignansi. Berg et al menemukan bahwa kanker respiratori dan saluran
pencernaan atas terjadi enam kali lebih sering pada pasien dengan kanker mulut. Dalam
studinya, pada pasien dengan kanker lidah jarang mengalami perkembangan kanker
secara berlebih dibandingkan pasien kanker mulut lainnya dengan kanker laring dan
kanker paru diikuti dengan kanker pada dasar mulut. Horawitz mempelajari hubungan
antara oral carcinoma dengan lesi primer lainnya dalam tubuh. Dia menemukan bahwa
dari 116 pasien dengan kanker mulut, 19 diantaranya memiliki carcinoma multipel.
Werthamer dan rekan kerjanya, dalam studi mengenai lesi primer multipel, menetapkan
kriteria untuk multicentric carcinoma. Lund dalam study kanker pada mukosa bukal
melaporkan bahwa secara statistik perkembangan dari carcinoma sekunder tipe yang
sama pada mulut adalah sekitar 15 kali lebih sering. Tan dan rekan-rekannya
mendeskripsikan sebuah kasus carcinoma pada pipi kiri dan kanan dan menyatakan
multicentric origin dari carcinoma.
Masih sebuah hal yang langka untuk terdapat lebih dari dua fokus atau pusat
berbeda dalam rongga mulut tanpa melibatkan bagian tubuh lainnya. Meskipun insiden
oral carcinoma di India sebesar 40%, multifocal carcinoma masih jarang diamati. Pasien
yang dilaporkan pada kasus ini memiliki sekitar empat pusat primer pada lokasi yang
berbeda di dalam rongga mulut dan sangat langka.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan Karsinoma Sub
Mandibula di ruangan Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami konsep teori tentang Pada Karsinoma Sub Mandibula di ruangan
Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar. .
b. Mampu melakukan pengkajian Pada Ny. M dengan Karsinoma Sub Mandibula di
ruangan Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar.
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Pada Ny. M dengan Karsinoma Sub
Mandibula di ruangan Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar.
d. Mampu merencanakan tindakan keperawatan Pada Ny. M dengan Karsinoma Sub
Mandibula di ruangan Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar.
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan Pada Ny. M dengan Karsinoma Sub
Mandibula di ruangan Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar.
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan Pada Ny. M dengan Karsinoma Sub
Mandibula di ruangan Angsoka II RSUP Shanglah Denpasar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Squamous Cell Carcinoma bentuk kedua paling umum dari kanker kulit setelah
basal cell carcinoma (BCC). Beberapa kasus yang disebabkan oleh SCC meningkat setiap
tahunnya dan tidak menunjukkan adanya tanda tanda penurunan.
Squamous Cell Carsinoma adalah kanker kulit yang tumbuh cukup lambat. Tidak
seperti jenis kanker kulit lainnya, ia dapat menyebar ke jaringan, tulang, dan kelenjar
getah bening di dekatnya, di mana hal itu mungkin menjadi sulit untuk diobati. Sekitar
90% kanker mulut adalah SCC, yang biasanya terlihat pada batas lateral lidah, orofaring,
dan dasar mulut, seperti lesi merah (eritroplakia), lesi putih (leukoplakia), atau campuran
keduanya (eritroleukoplakia) dengan ulkus.
Squamous Cell Carcinoma sangat umum terjadi di negara berkembang, kebanyakan
pada laki-laki yang lebih tua, hal ini disebabkan karena adanya kecendrungan pada untuk
memiliki kebiasaan mengkonsumsi tembakau dan alcohol, namun hal ini dapat juga
terjadi pada wanita yang mengkonsumsi tembakau dan alkohol. Ada kekhawatiran
tentang peningkatan berkelanjutan pada pasien yang lebih muda dan terutama pada
wanita, dan juga pada orofaring, kemungkinan karena infeksi virus HPV (human
papillomavirus).
Squamous cell carcinoma biasanya ditemukan di daerah tubuh yang rusak akibat
sinar UV dari sengatan matahari, radiasi dari sinar ultraviolet yang merupakan penyebab
utama dari kanker ini. Kulit yang terpapar sinar matahari meliputi kepala, leher, telinga,
bibir, lengan, kaki, dan tangan. Penyebab lain yang diduga menjadi faktor dari timbulnya
squamous cell carcinoma adalah radiasi akibat ionisasi, virus HPV, pengaruh bahan
bahan kimia,penurunan kekebalan tubuh. Pada rongga mulut sendiri, squamous cell
carcinoma sering terjadi pada bibir bagian bawah, mukosa bukal, gingiva, palatum
durum, bagian 2/3 dari lidah meliputi permukaan dorsal, ventral, dan lateral, dan dasar
mulut.
B. Anatomi Fisiologi
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling
besar dan kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada tengkorak yang dapat
bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup
mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan
dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah. Pada perkembangannya
tulang ini terdiri dari dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis
mental, persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk
sebuah korpus yang letaknya horizontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menonjol ke
muka serta mempunyai dua buah cabang yang menonjol ke atas dari ujung posterior
korpus :
Bagian – bagian mandibula, yaitu :
A. Korpus
Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :
1. Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea
oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah
dan ke muka serta berakhir pada tuberkulum mentale di dekat garis tengah. Dan
terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis
menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada
tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula.
2. Permukaan internus
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea
milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah
dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari
muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa
submandibularis
Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu :
1. Pinggir atas (alveolaris)
Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing –
masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk
gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua
setelah gigi – gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang
mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula.
2. Pinggir bawah (basis)
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan
pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi
molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang
merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah.
Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh
basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis) dilekatkan
platisma
B. Ramus
Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :
1. Permukaan eksternus (lateralis)
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan
dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari
muskulus masseter.
2. Permukaan internus (medialis)
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari
kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh–
pembuluh darahnya.
Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu :
 Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di
antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus kondiloideus.
 Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.
 Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari
glandula parotis.
 Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama –
sama membentuk basis mandibula. Mandibula termasuk ke dalam bagian
sepertiga bawah wajah. Mandibula berhubungan dengan basis kranii dengan
adanya temporo mandibula joint dan disangga oleh otot-otot pengunyahan.
Mandibula terdiri dari korpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus. Korpus
mandibula bertemu dengan ramus masing-masing sisi pada angulus mandibula.
 Nervus Mandibularis merupakan cabang terbesar, yang keluar dari ganglion
Gasseri. Saraf keluar dari cranium melalui foramen ovale, dan bercabang
menjadi 3 percabangan yang mensyarafi mandibula. Mandibula dipersyarafi oleh
3 cabang nervus, yaitu N. Lingualis, N. Alveolaris Inferior, dan N. Bukalis.

C. Klasifikasi
Menurut Wahyuni, 2012 Klasifikasi stadium TNM karsinoma lidah berdasarkan
kesepakatan Amerika Serikat (AJCC) dan Perancis (UICC) edisi 7 tahun 2010
Tumor Kelenjar Metastasis
primer getah jauh
bening
regional
Tx Tumor Nx metastasis Mx Metastasis
primer tidak kel limfe jauh tidak
dapat dinilai regional dapat
tidak dapat dinilai
dinilai
TO tidak tampak NO tidak teraba MO Tidak ada
tumor pembesaran metastasis
kelenjar jauh Tis
tumor in
situ
Tis tumor in situ N1 diameter < 3 M1 terdapat
cm, tunggal, metastasis
ipsilateral jauh
T1 diameter < 2 N2a diameter 3-6
cm cm, tunggal,
ipsilateral
T2 diameter N2b diameter < 6
antara 2-4 cm, multipel,
cm ipsilateral
T3 diameter > 4 N2c diameter < 6
cm, cm, bilateral
atau
kontralateral

D. Etiologi Karsinoma Skuamosa Oral


Faktor penyebab dari Oral Squamous Cell Carcinoma dapat dilihat pada tabel berikut
(Butterworth, 2000):
Faktor risiko yang Merokok/tembakau – rokok,cerutu,pipes, bidis
telah ditetapkan Smokeless tobacco – mengunyah tembakau, atau produk
yang tidak terbakar lainnya
Menguyah betel quid/paan/guktha
Konsumsi alcohol yang tinggi (sinergis dengan
tembakau)
Adanya keadaan yang berpotensi malignant
Adanya riwayat kanker rongga mulut dan saluran cerna
Paparan sinar matahari berlebih atau radiasi (untuk
kanker pada bibir)
Usia, dikaitkan dengan faktor risiko lainnya
Faktor risiko lainnya Kurangnya konsumsi buah segar dan sayur
Infeksi virus, misalnya human papillomaviruses (HPVs)
Penyakit yang dapat menekan sistem imun
Minum mate
Sepsis kronik dalam mulut

Beberapa faktor etiologi dari oral squamous cell carcinoma adalah:


1) Tembakau dan Alkohol : 75% dari seluruh kanker mulut dan faring di Amerika
Serikat berhubungan dengan penggunaan tembakau yaitu termasuk merokok dan
mengkonsumsi alkohol. Penggunaan alkohol dengan rokok bersama-sama secara
signifikan memiliki resiko yang lebih tinggi daripada digunakan secara terpisah.
Merokok cerutu dan merokok menggunakan pipa mempunyai resiko yang lebih tinggi
terhadap kanker mulut dibandingkan dengan merokok kretek.
2) Bahan Kimia : Sebagian besar bahan-bahan kimia berhubungan dengan terjadinya
kanker. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker di lingkungan antara lain,
seperti cool tar, polycylic aromatic hydrocarbons, aromatic amines, nitrat, nitrit, dan
nitrosamin.
3) Infeksi : Beberapa mikroorganisme yang berhubungan dengan kanker mulut adalah
candida albicans. Hubungan antara candida albicans dengan penyakit speckled
leukoplakia pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada tahun 1965.
Beberapa studi menunjukkan bahwa, sekitar 739% dari leukoplakia dijumpai adanya
candida hyphae. Penyakit ini mempunyai kecenderungan berubah menjadi kanker.
4) Nutrisi : Pola diet makanan sangat berpengaruh terhadap timbulnya kanker.
Defisiensi dari beberapa mikronutriensi seperti vitamin A, C, E, dan Fe dilaporkan
mempunyai hubungan dengan terjadinya kanker. Vitamin-vitamin tersebut
mempunyai efek antioksidan. Defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia. Radiasi
sinar ultraviolet adalah suatu bahan yang diketahui bersifat karsinogenik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Takeichi dkk, (1983) terhadap efek
radiasi di Hiroshima dan Nagasaki Jepang, melaporkan bahwa terjadi peningkatan
insidensi kanker kelenjar ludah pada orang yang selamat setelah terkena radiasi bom
atom pada periode antara 1957-1970, terjadinya kanker 2,6 kali lebih tinggi
dibandingkan yang tidak terkena radiasi.
5) Faktor genetik : Seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker
memiliki risiko terkena kanker sebanyak 3 sampai 4 kali lebih besar dari yang tidak
memiliki riwayat keluarga menderita kanker.
6) Sistem Kekebalan Tubuh : Dilaporkan bahwa ada peningkatan insidensi kanker pada
pasien yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh, seperti pada penderita
transplantasi, AIDS, dan defisiensi kekebalan genetik. Insidensi tumor pada pasien
yang mendapat tekanan sistem kekebalan tubuh sebesar 10%. Gangguan sistem
kekebalan selain disebabkan kerusakan genetik juga disebabkan oleh penuaan, obat-
obatan, infeksi virus

E. Patofisiologi
Robbins dan Cotran (2009) menyebutkan sembilan puluh lima persen semua jenis
kanker oral merupakan karsinoma skuamosa; penyakit kanker ini secara khas
didiagnosis pada usia antara 56 dan 70 tahun dan paling sering ditemukan pada dasar
mulut,lidah, palatum mole, serta bagian pangkal lidah. Lesi dapat menonjol, keras,
berulkus, atau veruksa; secara histologik, kanker tersebut merupakan karsinoma
skuamosa yang tipikal dengan berbagai diferensiasi. Kanker ini cenderung
mengadakan infiltrasi lokal sebelum bermetastasis, khususnya ke limfonodi , paru-
paru, hati, dan tulang. Prognosis yang paling baik terlihat pada lesi bibir dan yang
paling buruk pada dasar mulut serta bagian pangkal lidah (angka kelangsungan hidup 5
tahun adalan 20-30%). Patogenesis:
1. Tembakau dan alkohol merupakan korelasi yang paling sering ditemukan para
perokok menghadapi risiko 15 kali lipat lebih besar (daripada bukan perokok)
untuk mengalami keganasan.
2. Human papillomavirus (HPV) tipe 6, 16, dan 18 turut terlibat pada 10% hingga
15%.
3. Kebiasaan mengunyah gambir atau menyirih marupakan merupakan penyebab
penting di India dan sebagian negara Asia.
4. Faktor genetik dapat ikut memainkan peranan (delesi pada kromosom 18q, 10q,
8q, dan 3q turut terkait.
Prof. dr. Win de Jong menyebutkan resiko meningkat akibat alkohol dan tembakau
dan faktor penyebab lain yang ikut berperan. Misalnya rangsangan kronis pada selaput
lendir karena kurangnya kebersihan mulut dan gigi-geligi atau gigi palus yang longgar.
Gejala pertamanya seperti pada sebagian besar keganasan, adalah penyimpangan yang
tidak terasa nyeri, tidak menyebabkan kesulitan, dan sesuatu yang dapat diremehkan.
Lama kelamaan terjadi sebuah borok kecil dan kemudian borok yang cukup luas.
Sebuah bengkakkecil di dasar mulut yang dapat bergerak dan gidak terasa nyeri, serta
agak tersembunyi I belakang tepi rahang, dapat merupakan penyebaran kelenjar limfe.
Untuk menentukan diagnosisnya senantiasa diperlukan: anamnesis, pemeriksaan
mulut, perabaan, dan biopsy. Penyimpangan praganas yang terjadi di selaput lendir
mulut disebut leukoplakia, berupa daerah agak putih dengan permukaan agak kasar
yang muncul di tepi lidah, di sebelah dalam pipi atau di tempat lain di mulut. Pada
stadium ini, dapat ditangani secara memadai tanpa banyak kesulitan. Terapi bedah
radikal dahulu disebut komandoreseksi karena diperluakna seorang komandan yaitu
salah seorang anggota tim, yang menjaga agar seluruh tim selama proses pembedahan
(bedah kepala, leher, rahang, dan rekonstruktif) tetap berada pada arah yang benar. Ini
disebabkan pada suau reseksi radikal, sering juga diperlukan pemotongan rahang dan
atau pembuangan lidah. Angka harapan hidup lima tahunannya antara 40-50 persen.
F. WOC

Hambatan
Komunikasi
Verbal
 Px mengatakan Px mengeluh tidak bs tidur Memperlihatkan Nutrisi kurang
tidak berdaya reaksi inflamasi dari kebutuhan
Tampak lingkar hitam di
 Px tampak putusa
ampak tubuh
bawah mata
asa
 Px tampak tidak Tumor Hipertermi
menerima ke Perubahan pola tidur
tubuhnya Dolor
 Px mudah
tersinggung Kalor
Px mengeluh nyeri
Rubor
Px tampak meringis
Perubahan citra tubuh
Funsio lesa
Nadi, respirasi dan TD
meningkat Suhu tubuh >37.5c

Nyeri kronis Infeksi

Melanoma superfisial Melanoma lentigo maligna Melanoma noduler Melanoma akral


lentiginosa

Terjadi pd batang Tumbuh lambat pada Nodul berbentuk Mengenai telapak


tubuh dan dorsal tangan, kepala, sferis dan kaki, dasar kuku dan
ekstremitas bawah leher
G. Manisfestasi Klinis
Menurut Medawati. (2013), Pembengkakan atau ulkus yang teraba, rasa nyeri pada
lidah, warna putih atau merah pada lidah, rasa nyeri menyebar ke leher atau telinga,
terdapat pembengkakan di leher dan meraskan kesukaran atau rasa nyeri pada waktu
menelan.
Gambaran klinis karsinoma sel skuamosa meliputi:
1. Eksofitik (pembentukan massa)
Pertumbuhan eksofitik (lesi superfisial) dapat berbentuk bunga kol atau papiler, dan
mudah berdarah
2. Endofitik (berlubang dan ulserasi)
Untuk pertumbuhan endofitik biasanya terdapat batas tegas antara lesi dan jaringan
normal invasinya dapat merusak tulang yang dapat menyebabkan nyeri dan
penampakan pada radiografnya adalah radiolucency yang hampir sama dengan
penyakit osteomyelitis.Penampakan klinis berupa ulser dengan diameter kurang dari
2 cm, kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa disertai komponen putih,
licin, halus dan memperlihatkan elevasi yang minimal. Karakteristik dari lesi
karsinoma yang berlubang dengan dasar merah dan ditutupi oleh krusta karena
hiposalivasi
3. Leukoplakia (bercak putih),
4. Eritroplakia (bercak merah),
5. Eritroleukoplakia (kombinasi bercak merah dan putih.

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi CT Scan atau MRI dapat digunakan untuk menentukan batas
dan ukuran tumor serta keterlibatan kelenjar getah bening leher. Pembesaran kelenjar
getah bening lebih dari satu sentimeter dapat dideteksi pada pemeriksaan CT scan.
Pemeriksaan CT scan juga dapat mendeteksi penjalaran karsinoma lidah ke tulang
berupa nekrosis tulang, sedangkan MRI dapat mendeteksi luasnya suatu massa pada
jaringan lunak. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
metastasis jauh adalah foto toraks dan pemeriksaan fungsi hati.
I. Penatalaksanaan
Saat ini perawatan kanker rongga mulut masih menggunakan cara yang konvensial,
seperti keoterapi, radioterapi, imunoterapi, pembedahan dan terapi kombinasi.
Perawatan secara konvensional belum menunjukkan peningkatan lamanya hidup
penderita secara signifikan, oleh sebab itu diperlukan strategi terapi baru untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif dan efisien tanpa efek samping
yang besar.
Terapi karsinoma sel skuamosa dapat melibatkan satu atau beberapa terapi
sekaligus, terdiri dari: pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Lokasi dan luas dari
lesi berpengaruh dalam pemilihan terapi yang tepat. Terapi yang paling sering
digunakan adalah terapi menggunakan radioterapi. Kanker rongga mulut pada lidah
mempunyai invasi lokal dan metastasis regional yang tinggi ke limfonodi servikal, dan
sering menyebabkan rekurensi local.
1. Pembedahan
a. Tumor primer
Tindakan pembedahan karsinoma lidah pada bagian anterior lidah
dilakukan dengan pendekatan transoral berupa eksisi luas, hemiglosektomi atau
glosektomi subtotal. Eksisi luas merupakan teknik pengambilan jaringan lidah
kurang dari separuh lidah. Hemiglosektomi adalah pengambilan separuh jaringan
lidah. Glosektomi subtotal adalah pengambilan jaringan lidah lebih dari separuh
tetapi tidak sampai seluruh lidah terambil. Glosektomi total adalah mengambil
seluruh jaringan lidah. Glosektomi total dilakukan pada karsinoma lidah yang
luas, karsinoma yang melibatkan dua sisi pangkal lidah dan permukaan ventral
lidah. Pull-through operation dilakukan pada karsinoma lidah yang menyebar ke
dasar mulut. Pendekatan ini dilakukan dengan cara insisi horisontal pada leher
atas dan flap diangkat untuk memperluas lapang pandang. Kemudian tumor
ditarik dari bawah dagu tanpa merusak merusak lengkung mandibula.
Pada tumor besar yang melekat ke mandibula dapat dilakukan dengan tehnik ini
dilanjutkan diseksi leher serta mandibulektomi marginal.
Pada karsinoma lidah yang sudah menyebar ke mandibula sebaiknya dilakukan
dengan pendekatan commando jaw-neck resection atau jaw-tongue-neck
resection dimana selain dilakukan pengambilan tumor lidah juga dilakukan
hemimandibulektomi dan diseksi leher ipsilateral. Pada tumor pangkal lidah
jarang dilakukan tehnik transoral tetapi melalui transhioid seperti transhioid
faringotomi dan faringotomi lateral. Tehnik transhioid faringotomi digunakan
untuk mengangkat tumor kecil pada pangkal lidah. Dilakukan pemotongan tulang
hioid dan mengikutsertakan valekula.
Hal yang perlu diperhatikan pada tehnik ini adalah menghindari kerusakan
lingualis dan N. hipoglosus pada sisi lesi. Meskipun dengan tehnik ini
menghasilkan lapangan operasi yang terbatas tetapi keuntungannya dapat
mempertahankan integritas mandibula dan mobilitas lidah. Pada tumor yang
besar digunakan kombinasi pendekatan transoral dan transhioid. Pendekatan
faringotomi lateral menghasilkan lapangan operasi yang cukup luas untuk
pengangkatan tumor pangkal lidah. Prosedur operasi ini cukup sulit dilakukan
dan mempunyai resiko terjadi trauma n. lingualis, n. hipoglosus dan n. laringeus
superior Pendekatan anterior midline glossotomy digunakan untuk pengangkatan
tumor yang kecil dan terbatas pada dasar lidah. Pada tehnik ini lidah dibagi 2
pada bagian anteromidline dimana daerah ini relatif avaskular dan mudah
mencapai daerah dasar lidah.
Metode operasi yang lebih baik tanpa mengganggu fungsi menelan yaitu
melalui pendekatan mandibulotomi median dengan ekstensi paralingual atau the
mandibular swing operation. Pendekatan ini dilakukan dengan membuat insisi
secara vertikal melalui bibir bawah membelok pada dagu sekitar protuberansia
mental, kemudian dilanjutkan dengan memotong bagian lateral dasar mulut.
Keuntungan pendekatan ini adalah menyediakan lapang pandang operasi yang
cukup luas sehingga tumor dapat diangkat secara intoto. Tetapi pendekatan ini
menimbulkan komplikasi kosmetik, perdarahan dan gangguan fungsi yang
minimal.
b. Tumor leher
Lidah mempunyai drainase limfatik yang sangat banyak sehingga cepat
terjadi metastasis regional berupa pembesaran kelenjar getah bening leher.
Sekitar 40% penderita karsinoma lidah sudah terdapat tumor metastasis di leher
saat pertama kali datang berobat. Meskipun secara klinis tidak teraba pembesaran
kelenjar leher (NO), tetapi pada pemeriksaan histopatologis sudah didapatkan
adanya mikro metastasis.
Atas dasar pertimbangan ini maka pada kasus karsinoma lidah dengan N0 perlu
dilakukan diseksi leher elektif yaitu diseksi kelenjar getah bening leher bagian
atas (upper neck dissection / UND) berupa diseksi leher supra omohioid (supra
omohyoid neck dissection / SOND). Pada karsinoma lidah dengan pembesaran
tumor leher terutama bila dari hasil potong beku atau VC didapatkan keganasan
maka dilakukan diseksi leher terapeutik berupa diseksi leher radikal modifikasi
(modified radical neck dissection / MRND) atau diseksi leher radikal (radical
neck dissection / RND).
Diseksi leher selektif dilakukan untuk mengangkat kelompok kelenjar getah
bening yang berada pada level yang sesuai tempat metastasis tumor primer
dengan mempertahankan sternokleidomastoideus, jugularis interna dan spinal
asesorius. Terdapat 4 tipe diseksi leher selektif dan salah satunya adalah diseksi
leher supra omohioid yaitu mengangkat kelompok kelenjar getah bening pada
level I – III. Diseksi leher radikal modifikasi dilakukan untuk mengangkat secara
bersamaan semua kelompok kelenjar getah bening dan jaringan ikat yang terletak
pada level I – V dengan mempertahankan salah satu dari sternokleidomastoideus,
jugularis interna atau spinal asesorius. Diseksi leher radikal adalah mengangkat
secara bersamaan semua kelompok kelenjar getah bening dan jaringan ikat yang
terletak antara mandibula dan klavikula, termasuk mengangkat
sternokleidomastoideus, jugularis interna dan spinal asesorius pada level I – V.
2. Radioterapi
Karsinoma lidah dapat dilakukan dengan terapi radiasi eksternal maupun radiasi
internal. Sebelum radioterapi harus diperhatikan higiene rongga mulut yang baik
dengan membersihkan atau mencabut gigi yang karies, mencegah dan
mengeliminasi sumber infeksi dari dental.
Pada tumor primer T1 dengan lokasi dimana saja pada lidah dapat dilakukan
radioterapi dengan menggunakan brakiterapi implan jarum Ir-192. Pada tumor
primer T2 dan T3 yang eksofitik atau dengan infiltrasi minimal diberikan
radioterapi eksternal menggunakan radiasi sinar X, Co-60 dengan dosis 40-60 Gy
selama 4-6 minggu selanjutnya diberikan radiasi internal implan interstisial. Pada
penderita yang tidak dapat dilakukan tindakan pembedahan diberikan radiasi
ekternal paliatif dengan dosis total 70 Gy/7 minggu. Dosis yang diterima medula
spinal dibatasi kurang dari 40 Gy untuk mencegah mielitis radiasi.
3. Kombinasi pembedahan dan radioterapi
Terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi memberikan hasil terapi yang
lebih baik untuk karsinoma lidah stadium III dan IV. Terapi kombinasi dilakukan
dengan 2 cara yaitu terapi kombinasi terencana dan terapi kombinasi tanpa
rencana. :
a. Terapi kombinasi terencana yaitu dilakukan pembedahan untuk mengambil
semua tumor yang nampak dan teraba sampai 1–2 cm dari tepi tumor yang
merupakan jaringan normal. Selanjutnya dilakukan radioterapi untuk eradikasi
tumor residu secara mikroskopik.
b. Terapi kombinasi tanpa rencana dilakukan sebagai terapi kuratif dan belum ada
kesepakatan tentang waktu untuk dilakukan radioterapi. Keuntungan pemberian
radioterapi preoperatif adalah sel kanker pada tepi tumor menjadi inaktif,
radioterapi menyebabkan sklerosis dan menyumbat aliran kelenjar getah
bening serta mengurangi penyebaran karsinoma saat pembedahan. Tetapi
radioterapi preoperatif menyebabkan gangguan penyembuhan luka seperti
fistula orofaringokutan, luka yang mengelupas serta ruptur vaskuler. Saat ini
ada kecenderungan untuk melakukan pembedahan terlebih dahulu dan
selanjutnya diberikan radioterapi. Keuntungan pendekatan ini adalah
morbiditas operasi dapat dikurangi dan kerugiannya adalah apabila terjadi
komplikasi pembedahan maka pemberian radioterapi menjadi terlambat dan
tidak efektif.
4. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paliatif
pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang digunakan adalah
cisplatin dan 5-fluorouracil.

2. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Oleh karena itu pengkajian yang akurat,
lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan
suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
respon individu (Nursalam, 2009 : 26).
Berikut ini adalah pengkajian pada klien dengan karsinoma lidah :
a. Pengumpulan data
1. Identitas
Data klien, mencakup : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No MR,
tanggal masuk, tanggal pengkajian dan ruangan tempat klien dirawat.
Data penanggung jawab, mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, suku bangsa, hubungan dengan klien dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan Klien
Riwayat kesehatan pada klien dengan kanker lidah adalah sebagai berikut :
a) Keluhan Utama
Alasan spesifik untuk kunjungan klien ke klinik atau rumah sakit. Biasanya
klien dengan kanker lidah mengeluhkan adanya luka pada bagian mandibula
yang tidak sembuhsembuh.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama dan data yang menyertai
dengan menggunakan pendekatan PQRST, yaitu :
P: Paliatif / Propokative: Merupakan hal atau faktor yang
mencetuskan terjadinya penyakit, hal yang memperberat atau
memperingan. Pada klien dengan kanker lidah biasanya klien
mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat ke leher,
rahang, serta nyeri menelan yang menyebabkan klien sulit
untuk menelan.
Qualitas: Kualitas dari suatu keluhan atau penyakit yang
dirasakan. Pada klien dengan kanker lidah biasanya nyeri
yang di rasakan seperti terbakar.
R: Region : Daerah atau tempat dimana keluhan dirasakan. Pada
klien dengan kanker lidah biasanya nyeri dirasakan pada daerah
mandibula
S: Severity :Derajat keganasan atau intensitas dari keluhan tersebut.

Skala nyeri biasanya 5.

T
Time : Waktu dimana keluhan dirasakan, time juga menunjukan
lamanya atau kekerapan.
Keluhan nyeri pada klien dengan kanker lidah biasanya dirasakan kadang
kadang.
c) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah pernah
menderita alergi serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain
itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit-penyakit keluarga perlu diketahui terutama yang menular dam
merupakan penyakit turunan.
3. Data Biologis dan Fisiologis Meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Pola Nutrisi
Dikaji mengenai makanan pokok, frekuensi makan, makanan pantrangan dan
napsu makan, serta diet yang diberikan. Pada klien dengan kanker mandibula
pola ini biasanya mengalami gangguan mengunyah dan menelan, sehingga
mengakibatkan berat badan menurun.
b) Pola Eliminasi
Dikaji mengenai pola BAK dan BAB klien, pada BAK yang dikaji mengenai
frekuensi berkemih, jumlah, warna, bau serta keluhan saat berkemih,
sedangkan pada pola BAB yang dikaji mengenai frekuensi, konsistensi,
warna dan bau serta keluhan-keluhan yang dirasakan. Pada klien dengan
kanker lidah biasanya eliminasinya tidak ada masalah. Frekuensi lancar,
warna, bau, konsistensinya normal.
c) Pola Istirahat dan Tidur
Dikaji pola tidur klien, mengenai waktu tidur, lama tidur, kebiasaan
mengantar tidur serta kesulitan dalam hal tidur. Pada klien dengan kanker
lidah biasanya mengalami gangguan pola istirahat tidur karena adanya nyeri.
d) Pola Aktivitas
Dikaji perubahan pola aktivitas klien. Pada klien dengan kanker lidah
biasanya pola ini tidak ada masalah karena pasien bisa melakukan aktivitas
sehari-hari.
e) Pola Personal Hygiene
Dikaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene
(mandi, oral hygiene, gunting kuku, keramas). Pada klien dengan kanker
lidah biasanya ia jarang menyikat giginya karena lidah klien yang nyeri.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
1) Rambut
Pada klien dengan kanker lidah biasanya pemeriksaan pada bagian
rambut tidak ada masalah, karena biasanya klien mampu untuk mencuci
rambut sehingga rambut klien tampak bersih dan tidak berminyak.
2) Mata
Pada klien dengan kanker lidah pada pemeriksaan mata, penglihatan klien
baik, mata simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterik.
3) Telinga
Pada klien dengan kanker lidah tidak ada gangguan pendengaran, tidak
adanya serumen, telinga klien simetris, dan klien tidak merasa nyeri
ketika di palpasi.
4) Hidung
Klien dengan kanker lidah biasanya pemeriksaan hidung simetris, bersih,
tidak ada sekret, tidak ada pembengkakan.
5) Mulut
• Bibir
Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban,
hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura.
Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.
• Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflmasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan
warna. Bau napas juga dicatat.
• Lidah
Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis,
lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah.
Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah.
Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada
permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah
digunakan untuk menekan lidah guna mendapatkan visualisasi
adekuat terhadap faring. Biasanya pada klien dengan kanker lidah
terdapat luka seperti sariawan dan ada kemerahan pada bagian lidah.

b) Leher
Klien dengan kanker lidah biasanya terdapat pembengkakan pada
kelenjer getah bening.
c) Thorak
1) Paru- paru
Inspeksi :Klien dengan kanker lidah dadanya simetris kiri kanan.
Palpasi :Pada klien dengan kanker lidah saat di lakukan palpasi tidak
teraba massa.
Perkusi :Pada klien dengan kanker lidah saat diperkusi diatas lapang paru
bunyinya normal.
Auskultasi :Klien dengan kanker lidah suara nafasnya normal (vesikuler).
2) Jantung
Inspeksi : Klien dengan kanker lidah ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Klien dengan kanker lidah ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : Suara jantung dengan kasus kanker lidah berbunyi normal.
Auskultasi: Reguler, adakah bunyi tambahan/tidak.

d) Abdomen
Inspeksi :Klien dengan kanker lidah abdomen tidak membesar atau menonjol,
tidak terdapat luka operasi tertutup perban.
Auskultasi :Peristaltik normal.
Palpasi :Klien dengan kanker lidah tidak ada nyeri tekan.
Perkusi :Klien dengan kanker lidah suara abdomennya normal (Timpani).
e) Ekstermitas
Klien dengan kanker lidah biasanya ekstremitasnya dalam keadaan normal.
f) Genitalia
Pada klien dengan kanker lidah klien tidak ada mengalami gangguan pada
genitalia.
5. Data Psikologis
Menurut (Keliat, 2006 : 77) konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu :
a) Citra tubuh
Sikap ini mencakup persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai. Biasanya klien dengan kanker lidah menyadari
akan keterbatasan aktivitasnya.
b) Ideal diri
Persepsi klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas, peran, lingkungan dan
terhadap penyakitnya. Klien dengan kanker lidah berharap akan sembuh
seperti sediakala.
c) Harga diri
Penilaian/penghargaan orang lain, hubungan klien dengan orang lain.
Biasanya klien dengan kanker lidah mengalami penurunan harga diri.
d) Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum dirawat dan kepuasan klien terhadap status
dan posisinya. Biasanya klien dengan kanker lidah merasa terganggu dengan
keadaannya karena fungsinya tidak bisa berjalan dengan baik.
e) Peran
Seperangkat perilaku/tugas yang dilakukan dalam keluarga dan kemampuan
klien dalam melaksanakan tugas. Biasanya klien dengan kanker lidah
merasa terganggu dalam melaksanaan tugas dan peran tersebut karena
penyakitnya sekarang.
6. Data Sosial dan Budaya
Dikaji mengenai hubungan atau komunikasi klien dengan keluarga, tetangga,
masyarakat dan tim kesehatan termasuk gaya hidup, faktor sosio kultural dan
support sistem (Keliat, 2006 :78).
7. Stresor
Setiap faktor yang menentukan stress atau menaganggu keseimbangan.
Seseorang yang mempunyai stresor akan mempersulit dalam proses suatu
penyembuhan penyakit.
8. Koping Mekanisme
Suatu cara bagaimana seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan stres
yang dihadapi. (Keliat, 2006 :78).
9. Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan Perlu dikaji agar tim
kesehatan dapat memberikan bantuan dengan efisien.
10. Data Spiritual
Pada data spiritual ini menyangkut masalah keyakinan terhadap tuhan Yang
Maha Esa, sumber kekuatan, sumber kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
dan kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama sakit serta harapan klien
akan kesembuhan penyakitnya (Keliat, 2006 :78).
11. Data Penunjang
• Farmakoterapi : Dikaji obat yang diprogramkan serta jadwal pemberian obat.
• Prosedur Diagnostik Medik.
• Pemeriksaan Laboratorium
12. Analisa Data
Proses analisa merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian setelah
dilakukan pengumpulan data dan validasi data dengan mengidentivikasi pola
atau masalah yang mengalami gangguan yang dimulai dari pengkajian pola
fungsi kesehatan (Hidayat, 2008:104).
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan kanker
mandibula adalah :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit.
2. Risiko defisit nutrisi berhubungan ketidakmampuan mencerna makanan.
3. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik.
4. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan neurologi dan
kemampuan menelan.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit.
6. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan.
7. Ansietas berhubungan dengan koping penyakit akut.

3. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
( SMART )
1. Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermi
tindakankeperawatan 1. Observasi
selama 1X24 1) Identifikasi penyebab
jam,diharapakan hipertermi
kondisi suhu tubuh 2) Monitor suhu tubuh
dalam rentang normal 3) Monitor kadar elektrolit
dengan kriteria hasil: 4) Monitor haluaran urine
1. Menggigil 5) Monitor komplikasi akibat
menurun hipertermi \
2. Suhu tubuh 2. Terapeutik
membaik ( 36,5 - 1) Sediakan lingkungan yang
37,5 ) dingin
3. Suhu kulit 2) Longgarkan atau lepaskan
membaik pakayan
3) Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4) Berikan cairan oral
5) Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
6) Berikan pksigen jika perlu
3. Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
2 Risiko Defisit Setelah dilakukan Manajemen Gangguan Makan
nutrisi tindakankeperawatan 1. Observasi
selama 3 X24 1) Monitor asupan dan
jam,diharapakan keluarnya makanan
status nutrisi 2. Terapeutik
terpenuhi dengan 1) Timbang berat badan
kriteria hasil: secara rutin
1. Porsi makanan 2) Diskusikan perilaku
yang dihabiskan makan dan jumlah
meningkat aktifitas fisik ( termasuk
2. Berat badan atau olahraga yang sesuai )
IMT meningkat 3) Lakukan kontak perilaku (
3. Frekuensi makan Misalnya target berat
meningkat badan , tanggung jawab
4. Nafsu makan perilaku)
meningkat 4) Didampingi kekamar
5. Perasaan cepat mandi untuk pengamatan
kenyang meni perilaku memuntahkan
ngkat kembali makanann
5) Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan
target dan perubahan
perilaku
6) Berikan konsekuensi jika
tidak mencapai target
sesuai kontrak
7) Rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan
dirumah( Konsseling )
3. Edukasi
1) Anjurkan membuat
catattan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan
2) Ajarkan pengaturan diet
yang tepat
3) Ajarkan keterampilan
koping untuk
penyelesaian masalah
perilaku makan.
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang target berat
badan. Kebutuhan kalori
dan pilihan makanan
3 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Agen Pencedera tindakan keperawatan 1. Observasi
Fisik selama 3 X 24 1) Identifikasi lokasi,
jam,diharapakan karakteristik, durasi,
tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas,
dan control nyeri intensitas nyeri
meningkat dengan 2) Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil: 3) Identifikasi respon nyeri
1) Tidak mengeluh non verbal
nyeri 4) Identifikasi faktor yang
2) Tidak Meringis memperberat dan
3) Tidak bersikap memperingan nyeri
Protektif 5) Identifikasi pengetahuan
4) Tidak mengalami dan keyakinan tentang
kesulitan tidur nyeri
5) Frekuensi nadi 6) Identifikasi pengaruh
membaik budaya terhadap respon
6) Tekanan darah nyeri
membaik 7) Identifikasi pengaruh
7) Melaporkan nyeri pada kualitas hidup
8) Nyeri terkontrol 8) Monitor ikeberhasilan
9) Kemampuan terapi komplementer yang
menggunakan sudah diberikan
teknik 9) Monitor efek samping
nonfarmakologi penggunaan analgetik
meningkat 2. Terapeutik
1) Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2) Control lingkungan yang
memperverat rasa nyeri
3) Fasilitasi istrhjat dan
tidur
4) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode , dan pemicu
nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
me ngurangi rasa nyeri

4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

4 Gangguan Setelah dilakukan Promosi Komunikasi


komunikasi tindakan keperawatan 1. Observasi
verbal selama 1 X 7 1) Monitor proses kognitif,
jam,diharapakan anatomi, dan fisiologis
Neurovaskuler yang berkaitan dengan
meningkat dengan bicara
kriteria hasil: 2. Terapeutik
1. 1) Gunakan metode
komunikasi alternatif
2) Odifikasi lingkungan
utuk meminialkan
bantuan
3) Ulangi apa yang
disampaikan pasien
4) Gunakan juru bicara, jika
perlu
3. Edukasi
1) Anjurkan biacara
perlahan
4. Kolaborasi
1) Rujuk keahli patologi
atau terapis
5 Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Observasi:
b/d tindakan keperawatan 1) Monitor tanda dan
ketidakadekuatan 3 x 24 jam diharapkan gejala infeksi lokal dan
pertahanan glukosa derajat sistemik terapeutik
primer infeksi menurun 2) Batasi jumlah
(kerusakan kulit dengan criteria hasil : pengunjung
1. Demam menurun 3) Cuci tangan sebelum
2. Kemerahan dan sesudah kontak
menurun dengan pasien dan
3. Nyeri menurun lingkungan pasien
4. Bengkak menurun 4) Pertahankan teknik
5. Kadar sel darah aseptik
putih menurun 2. Edukasi
1) Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2) ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3) ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
4) Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
5) Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan.

3. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu .
6 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
pengetahuan tindakan keperawatan 1. Observasi
berhubungan 3 x 24 jam diharapkan 1) Identifikasi kesiapan dan
dengan kurang tingkat pengetahuan kemampuan menerima
terpapar membaik dengan informasi
informasi criteria hasil : 2) Identifikasi faktor-faktor
1. Perilaku sesuai yang dapt meningkatkan
anjuran dan menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan
2. Kemampuan sehat
menjelaskan 2. Terapeutik
pengetahuan suatu 1) Sediakan materi dan
topic meningkat media pendidikan
3. Pertanyaan kesehatan
tentang masalah 2) Jadwalkan pendidikan
yang dihadapi kesehatan sesuai
menurun kesepakatan
4. Persepsi yang 3) Berikan kesemptan untuk
keliru terhadap bertanya
masalah menurun 3. Edukasi
5. Menjalani 1) Jelaskan faktor risiko yang
pemeriksaan yang dapat mempengaruhi
tidak tepat kesehatan
meningkat 2) Ajarkan perilaku hidup
6. Perilaku bersih dan sehat
meningkat 3) Ajarkan strategi yang dapt
digunkan untuk
meningkatkab perilaku
hidup bersih dan sehat
7. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
berhubungan tindakan keperawatan 1. Observasi
dengan kurang selama 1 X 7 1) Identifikasi saat tingkat
terpapar jam,diharapakan ansietas berubah
informasi tingkat nyeri menurun 2) Identifikasi kemampuan
dan control nyeri mengambil keputusan
meningkat dengan 3) Monitor tanda-tanda
kriteria hasil: ansietas
1. Perilaku gelisah 2. Terapeutik
menurun 1) Ciptakan suasana
2. Verbalisasi terapeutik untuk
kebingungan menumbuhkan
menurun kepercayaan
3. Verbalisasi kwatir 2) Temani pasien untuk
akibat kondisi mengurangi kecemasan
yang dihadapi jka memungkinkan \
menurun 3) Pahami situasi yang
4. Perilaku tegang membuat ansietas
menurun 4) Dengarkan penuh
perhatian
5) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
6) Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan.
3. Edukasi
1) Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2) Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis pengobatan
dan prognosis
3) Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
4) Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
5) Latih teknik relaksasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN SQUAMOUS CELL
CARCINOMA SUB MANDIBULA DI RUANG RAWAT ANGSOKA IIRSUP
SANGLAH DENPASAR PADA TANGGAL 16 JUNI 2022

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Vergilius Pasifikus

NIM : 21203003
Unit : Angsoka II
Autoanamnese : Ny. S
Kamar : 302 Bed 6
Alloanamnese : Keluarga Pasien dan Rekam Medis
Tanggal masuk RS : 14 Juni 2022

Tanggal pengkajian : 16 Juni 2022

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama Initial : Ny. M
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Menikah
Jumlah Anak : 4 Orang
Agama / Suku : Islam
Warga Negara : Indonesia
Bahasa Yang Digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Negara

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. M
Umur : 50 Tahun
Alamat : Negara
Hubungan dengan pasien : Suami

II. Data medik


Diagnosa medik
Saat masuk : Squamous Cell Carcinoma Sub Mandibula
Saat pengkajian : Squamous Cell Carcinoma Sub Mandibula,SCC Poorly
Dift, Hipoalbumin (2,38 ), Trombositosis(1012) , Anemia
Berat (5,7)
Keadaan umum
A. Keluhan Utama : Pasien mengatakan susah untuk menelan makanan dan
penurunan nafsu makan, badan terasa lemas, pusing,.
B. Keadaan sakit
Pasien tampak sakit sedang. Alasannya : Tingkat kesadaran pasien compos
mentis dengan skla GCS 15 , Klien tampak lemah, pucat, wajah tampak
bengkak dan pasien tampak terbaring lemah ditempat tidur dan pasien nyeri
telan , Pasien terpasang infuse NaCl 0,9% :Ringer Lactat (2:1 ) 20 Tpm,
Gabaxa 150 Ml dalam 400 Ml Nacl dihabiskan 8 jam , Asam tranekxamat 500
Mg/ 8 Jam,Omperazole 2 x 40 Mg Iv, Ondancentron 3 x 8 Mg/IV,Morphine
Sulafate Controled Release 3 x 10 PO, transfuse PRC 1 – 2 Colf /Hari target HB
> 10 dan akan direncanakan trakeastomi pada tanggal 20 juni 2022.

C. Tanda vital
1. Kesadaran (kualitatif) : Compos Mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Kesimpulan : keadaan pasien baik, karena kesadaran pasien baik
dan respon motorik, bicara membuka spontan.
2. Tekanan darah: 110/80MmHg
MAP : 90 MmHg
Kesimpulan : Nilai MAP masih dalam rentang normal yaitu 87 MmHg
menunjukan perfusi ginjal adekuat.Karena rentang nilai
normal perfusi ginjal adalah MAP>70 MmHg
Suhu : 36,50C dengan Lokasi Pengukuran aksila.
3. Pernapasan : 20 x/mnt, irama : teratur, jenis pernapasan dada.
4. Nadi : 80 x/mnt, dengan irama : teratur, Spo2: 99% .
D. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 20 cm.
2. Tinggi badan : 160 cm..
3. Berat badan : 42 kg.
4. Berat badan ideal : 54 Kg
5. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 16,4 Kgm2
Status gizi pasien dalam keadaan abnormal, karena IMT pasien dalam
rentang nilai dibawah IMT normal yaitu 16,4 Kgm2, yang mengindikasi
pasien mengalami gisi kurang.

E. GENOGRAM

Keterangan : Ny. M Berumur 48 tahun dan sudah menikah dengan Tn. Dan memiliki
4 orang anak , Tn. Mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat atau
menderita penyakit seperti yang dialami oleh Ny.M
Keterangan :
: Laki –Laki

: Perempuan

: Pasien

: Menikah

: Garis keturunan
IV . Pengkajian pola kesehatan
A. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
1. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa ia dapat beraktivitas seperti biasanya yaitu
mengurus rumah tangganya dan beraktifitas ringan sebagai pedagang, Ny. M
juga mengatakan sebelum sakit Ny. M selalu mengontrol kesehatan secara
rutin di fasilitas kesehatan.
Keadaan selama sakit : Ny. M mengatakan selama sakit selalu berpikir positif
untuk berharap cepat sembuh dan kooperatif dalam setiap tindakan medis.
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama:
Pasien mengatakan susah untuk menelan makanan dan penurunan nafsu
makan, badan terasa lemas, pusing,.
b) Riwayat keluhan utama:
Pasien mengatakan pada tanggal 14 april 2022 melakukan perawatan luka
dirumah dan terjadi perdarahan hebat pada 3 titik luka pada area sub
mandibula, yang kemudian mengharuskan Ny. M diantar kerumah sakit
untuk mendapatkan penanganan, dan Ny. S Mengatakan kondisinya saat itu
sangat lemah, pusing,pucat dan mual.
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit Tekanan darah tinggi / Hipertensi, Ny. M mengatakan
menderita sakit sejak tahun lalu , yang awalnya hanya benjolan kecil pada
daerah leher dan keluarga hanya mengabaikan benjolan tersebut, yang
kemudian benjolannya semakin membesar dan mendaptkan perawatan dan
sudah dilakukan biopsi dan di diagnosis Kanker kulit, dan Ny. M belum
mendapatkan program chemoterapi.

4. Pemeriksaan fisik:
a. Kebersihan rambut : Rambut tampak bersih dan rambut tampak rontok.
b. Kulit kepala : tampak bersih, tidak terdapat lesi dan kemerahan.
c. Kebersihan kulit : tampak bersih, turgor kulit menurun dan tampak pucat.
d. Hygiene rongga mulut: Mulut pasien tampak kotor , gigi tampak ada caries
e. Kebersihan genetalia : Ny. M tidak tampak terpasang pampers ataupun
kateter, dan Tn. H mengatakan selalu membersihkan organ vitalnya
dikamar mandi setelah BAK.
f. Kebersihan anus : Ny. M tidak tampak terpasang pampers dan setelah
BAB Ny. M selalu mebersihkan di toilet.
B. Pola nutrisi dan metabolik
1. Keadaan sebelum sakit : Ny. M mengatakan sebelum sakit Ny. M seperti
biasanya selalu makan teratur tetapi tidak ada diet khusus. Ny. M biasanya
selalu memnghabiskan porsi makannya dengan komposisi makanannya
( Nasi, Sayur dan lauk ( Tahu, tempe, ikan dan kadang daging ).
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan tidak menghabiskan porsi
makanan yang disediakan dari rumah sakit dengan diet lunak/bubur.
3. Observasi : Pasien terpasang infuse NaCl 0,9% :Ringer Lactat (2:1 ) 20
Tpm dan makan 3 kali sehari dengan diet bubur , dengan kebutuhan energy
2000 Kilokalori dan Protein 81 gram perhari dan Ny. M tidak
menghabiskan makanan yang disediakan dari rumah sakit. Pasien tidak
tampak mual dan muntah.
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan rambut : tampak berwarna hitam , dan tampak rontok
b) Hidrasi kulit : tidak berkeringat dingin, finger skin baik kembali
dalam > 3 detik.
c) Conjungtiva : Anemis .
d) Sclera : Anikterik.
e) Hidung : Tidak terdapat polip, lesi , tampak bersih.
f) Rongga mulut : Tampak bengkak,bibir tampak bengkak.
g) Gusi : Tidak terdapat lesi dan kemerahan.
h) Gigi : Tampak kotor , tidak terdapat gigi palsu, gigi tampak
lengkap, ada caries gigi.
i) Kemampuan menguyah keras :pasien tidak mampu menguyah
makanan yang keras.
j) Lidah : Tampak kotor bersih, tidak ada bercak- bercak berwarna
putih.
k) Faring : Terdapat lesi dan tumor dan ada peradangan
l) Kelenjar getah bening : Tampak pembesaran kelenjar getah bening.
m)Kelenjar parotis: Tidak tampak pembesaran kelenjar parotis.
n) Abdomen :
 Inspeksi : tampak simetris, tidak tampak lesi, tidak ada kemerahan dan
tidak ada asites.
 Auskultasi: terdengar bising usus dengan peristaltik 20 x/mnt.
 Palpasi : tidak teraba massa dan tidak adanya pembesaran hati.
 Perkusi : suara timpani.
o) Kulit : tidak terdapat edema dan pucat
p) Lesi : Terdapat lesi pada mandibula
5. Pengkajian ABCD pada status gizi pasien
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL
1 Antropometri Measurements
Berat badan saat masuk rumah 42 Kg
sakit( Kg)
Tinggi Badan (cm) 160 cm
Berat badab ideal ( kg) 54 Kg
BMI ( kg/m2) 16, 4 ( kg/m2)
Lingkar lengan atas ( Bila berat badan 20 cm
tidak bisa ditimbang )
Biochemical data
2 Albumin < 3 mg/dll 2,38 mg/dll
HB < 10g/dl 5,30 g/dl
Kolesterol >200 mg/dl -
Riwayat DM Tidak ada
Asam urat > 7 mg/dl -
Kreatinin >1,2 mg/dl 0,56 mg/dl
BUN > 23 Mg/dl 12,10 Mg/dl
SGOT >27 u/l 22,3 u/l
SGPT > 34 u/l 10,60 u/l
Kalium 3,95 mmol/L
Natrium 14,2 mmol/L
3 Clinical signs
Mual , Muntah, diare ,anoreksia Tidak ada

Konstipasi, kesulitan mengunyah, Pasien kesulitan menelan dan


Kesulitan menelan mengunyah makanan
4 Dieet
Pola makan 3 kali sehari dengan diet bubur ,
dengan kebutuhan energy 2000
Kilokalori dan Protein 81 gram perhari
Konsumsi makanan yang spesifik untuk Protein 81 gram perhari
asupan protein
Asupan makanan Diet bubur
Alergi makanan -
Suplemen gizi Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml
habis dalam 8 jam

C. Pola eliminasi
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan bab lancar 1 kali dalam sehari
dan bak 5-6 kali dalam sehari.
Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan sudah bab dan baknya 4- 5 kali
dalam sehari dan Ny. M tidak terpasang pampers.
2. Observasi : Pasien tidak terpasang pampers dan pasien tidak terpasang
kateter urine.
Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 20 x/mnt.
b) Palpasi kandung kemih : kosong (-)
c) Nyeri ketuk ginjal : tidak ada (-)
d) Mulut uretra : tampak bersih, tidak ada lesi ataupun herpes
e) Anus :
- Peradangan : tidak ada tanda- tanda infeksi ( bengkak, merah ataupun
ada lesi).
- Hemoroid : tidak ada hemoroid
- Fistula : tidak ada benjolan ataupun abses pada anus.
-
D. Pola aktifitas dan latihan
1. Keadaan sebelum sakit Ny. M selalu beraktifitas seperyti biasanya yaitu
membantu mengurus rumah tangga.
2. Keadaan sejak sakit : Ny. M mengatakan untuk beraktifitas Ny. M tampak
lemah, dan aktifitasnya dibantu sebagian oleh keluarga, untuk akses kekamar
mandi ataupun makan dibantu sebagian oleh keluarga.
3. Observasi : Ny. M terbaring di tempat tidur, kemampuan mobilisasi di
batasi , Pemenuhan ADL dibantu sebagian oleh keluarg dan Pada Penilaian
Kekuatan skala 5 pada ekstermitas atas dan bawah.

5 5

5 5

Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:


1) Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
a) Cicatriks ( Tidak ada).
b) Fistulae : Tidak ada
c) Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi: Tidak
ada
d) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak
biasa (abnormal): tidak ada .
e) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas : Tidak ada fraktur
2) Feel (palpasi)
a) Terdapat nyeri pada daerah yang mengalami fraktur : Tidak ada fraktur
b) Perubahan suhu s(hangat) dan kelembaban kulit. Capillary refill time
Normal >3 detik
3) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal,
tengah, atau distal). : Tidak ada
4) Move (pergerakan terutama lingkup gerak) Pergerakan aktif.
a Aktifitas harian
1) Makan : Ny. M tidak terpasang NGT dan Pemenuhan Makan dan
Minum dibantu oleh keluarga sebagian.
2) Mandi : Ny. M terbaring di tempat tidur, dan bias akses kekamar
mandi dengan bantuan keluarga
3) Pakaian : pakaian Ny. M tampak bersih
4) Kerapihan : Ny. M tampak rapih
5) Buang air besar : Ny. M tampak tidak terpakai pampers dan sudah
BAB
6) Buang air kecil : Ny. M tampak tidak menggunakan pampers dan
sudah BAK .
7) Mobilisasi di tempat tidur : Mobilisasi ditempat tidur dengan bantuan
keluarga.
b. Postur tubuh : Tubuh Ny. N. W tampak tegap, postur tubuh ideal, Kepala,
pundak, tulang belakang, pinggang, lutut dan pergelangan kaki di garis
lurus..
c. Gaya jalan : Gaya jalan tidak ada kelaianan..
d. Anggota gerak yang catat : Ny. M tidak memiliki anggota trubuh yang
catat
e. Fiksasi : Ny. M difiksasi karena Ny. M Kooperatif
d. Tracheastomi : Ny. M tidak dilakukan tindakan tracheastomi dan akan
direncanakan tracheastomi pada tanggal senin, 20 Juni 2022
4. Pemeriksaan fisik
b. Tekanan darah : 110/80MmHg
kesimpulan : tekanan darah pasien di dalam batas normal.
c. N: 92 x/menit.
d. Kulit : tampak tampak pucat, dan berkeringat dingin.
e. Perfusi pembuluh kapiler kuku : CRT 3 detik
f. Thoraks dan pernapasan :
Inspeksi :
Bentuk thoraks : normal, simetris
Retraksi intercostal : tidak ada
Sianosis : tidak tampak sianosis
Stridor : tidak terdengar stridor
Palpasi :
Vocal vermitus : memiliki getaran yang sama
Krepitasi : tidak ada, Ny. N. R tidak ada indikasi
osteoporosis atau kerapuhan tulang
Auskultasi :
Suara Nafas : Terdengar Vesikuler , Ronchi + +
Suara Ucapan : Tidak ada kesulitan bicara
Suara tambahan : Ronchi (-), Whezing (-)

g. Jantung
Inspeksi :
Ictus Cordis : tidak tampak
- Palpasi
Ictus Cordis : teraba pada ics 4 dan
- Perkusi :
- Batas Kanan Atas : ICS 2 linea sternalis dekstra : sonor ke
pekak
Batas Bawah : ICS 5 midclavikularis sinistra : Pekak
Batas Kanan : ICS ICS 4 parasternal kanan: Pekak
Batas Kiri : ICS 4 linea midclavikularis sinistra: Pekak
- Auskultasi :
Bunyi Jantung II A : dup, reguler dan intensitas kuat
Bunyi Jantung II P : dup, regular dan intensitas kuat
Bunyi Jantung 1 T : lup, reguler dan intensitas kuat
Bunyi Jantung 1 M: lup, reguler dan intensitas kuat
Bunyi Jantung III Irama Gallop : (Negatif )
Murmur : Tidak ada
h. Tungkai
Atrofi Otot : Tidak ada atrofi otot (-)
Rentang gerak : Positif tidak ada hambatan (hanya mobilisasi dibatasi
Kaku sendi : Tidak Ada
Nyeri Sendi : Tidak Ada
Fraktur : Ada , Pada tangan Kanan dan kaki kanan
Parase : Tidak Ada
Paralisis : Tidak Ada

5 5
Uji Kekuatan Otot :
5 5
Keterangan: Berdasarkan ujia kekuatan otot, Skala kekuatan otot Ny.
M 5 pada ekstermitas bawah dan 5 pada ekstermitas atas
Reflek Fisiologi : + ( Ada )
Reflek Patologi : (-) Gerakan Involunter
Babinski, Kiri : Tendon Aktif
Kanan : Tendon Aktif
Clubing Jari : (+) bisa di lakukan
Varises tungkai : Tidak tampak varises
i. Columna Vetebralis
a. Inspeksi : Leher Panjang, bahu simetris, tidak ada skoliosis,tidak
ada benjolan
b. Palpasi : tidak ada nyeri pada bone contours, lekukan tulang
belakang (+)
c. Kaku kuduk : Ny. M tidak ada kaku kuduk

E. Pola Tidur dan Istrahat


1. Keadaan Sebelum sakit : Ny. M mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan
pola tidurnya . Ny. M biasa tidur 6-7 jam sehari dan sebelum sakit Ny. M
selalu tidur menggunakan 2 buah bantal kepala dan tampak susah untuk miring
kiri dan kanan akibat luka pada bagian dagu.
2. Keadaan Sejak Sakit : Ny. M mengatakan selama sakit kadang tidurnya
terganggu karena merasakan nyeri pada daerah dagunya.
3. Observasi : Ny. M tampak lemah , ekspresi wajah mengantuk , palpebra
inferior berwarna gelap : Negatif
F. Pola Persepsi Kognitif dan persepsi sensori
1. Keadaan Sebelum sakit : : Ny. M mengatakan sebelum sakit : Ny. M selalu
memperhatikan kondisi kesehatannya, dan hanya mengontrol saat sakit
hipertensinya kambuh dan mengkonsumsi obat, dan : Ny. M tidak kepikiran
kalau : Ny. M diharuskan dirawat dirumah sakit dan dioperasi.
2. Keadaan Saat Sakit : : Ny. M tampak kwatir dengan kondisinya saat ini
karena dan direncanakan akan di operasi pada tanggal 11 juni 2022, pada
penilaian PQRST :
P: :. M mengatakan nyeri akibat ada luka karena kanker pada area dagu
Q: Ny. M mengatakan Nyeri seperti di tusuk-tusuk dan berdenyut
R: Ny. M mengatakan nyeri pada area dagu yang ada benjolan dan terluka
S: Ny. M ketika ditanya skala nyeri 1-10 Ny. N. M mengatakan nyeri 3
( Wajah tidak tampak meingis kesakitan.
T: Nyeri Muncul hilang muncul saat digerakan
3. Observasi : Ny. M tampak gelisah saat menanyakan tentang kondisi
kesehatannya
G. Pola Persepsi dan Konsep diri
1. Keadaan Sebelum Sakit : Ny. M mengatakan sebelum sakit tidak malu
dengan kondisi kesehatannya.
2. Keadaan sejak saat sakit : Ny. M mengatakan tidak merasa malu dengan
kondisi kesehatannya, dan selalu berpikir positif dan berharap untuk cepat
sembuh dan mendapatkan program chemoterapi.
3. Observasi : Ny. M tidak tampak cemas , dan selalu berharap untuk cepat
sembuh.
a) Kontak Mata: Selalu kontak mata saat di kaji
b) Rentang perhatian : Sangat kooperatif dan berusaha terbuka untuk
menceritakan kondisinya.
c) Suara dan cara bicara : Suaranya masih terbata-bata karena kondisinya
sangat lemah
d) Postur tubuh : tidak ada kelaianan.
4. Pemeriksaan fisik
a) Kelainan bawaan yang nyata : Ny. M tidak ada kelaianan bawaan
b) Bentuk / Postur tubuh : Tidak ada kelaianan/ normal
c) Kulit : Warna Putih, turgor kulit menurun
H. Pola Peran dan Hubungan Sesama
1. Keadaan sebelum sakit : Ny. M dan keluarga mengatakan mereka selalu
berhubungan baik dengan tetangga sekitar dan selalu aktif kegiatan di kelompok
2. Keadaan sejak sakit : Ny. M mengatakan selalu berhubungan baik dengan pasien
dalam satu ruangan dan saling bercerita dan bahkan saling membantu ketika ada
butuh bantuan sesama keluarga pasien.
3. Observasi : Ny. M dan keluarga berhubungan baik dan selalu berkomunikasi dua
arah dan sangat baik dengan dokter dan perawat ruangan angsoka
I. Pola Reproduksi dan Seksualitas
1. Keadaan sebelum sakit : Ny. M mengatakan sudah menikah dan memiliki 4
orang anak.
2. Keadaan Sejak Sakit : Ny. M mengatakan tidak bisa dilakukan sendiri untuk
membersihkan organ reproduksinya karena aktifitasnya dibatasi sesuai anjuran
dokter dan selama sakit keluarganya selalu membantu membersihkan .
3. Observasi : Ny. M terpasang pampers dan selalu digantikan saat selesai BAB
ataupun BAK.
J. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress
1. Keadaan sebelum sakit : Ny. M mengatakan sebelum sakit ketika mereka
memiliki masalah dalam keluarga mereka selalu menyelsaikan secara
kekeluargaan dengan komunikasi dua arah dan selalu mengambil keputusan atas
keputusan bersama
2. Keadaan saat sakit : Ny. M merasa kwatir dengan kondisinya dan keluarga selalu
mensuport dan memotifasi Ny. M dan untuk pengambilan keputusan selama
sakit Ny. M mengatakan atas kesepakatan keluarga.
K. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
1. Keadaan sebelum sakit : Ny. M mengatakan selalu berdoa ke Masjid
2. Keadaan Sejak Sakit : Ny. M mengatakan dia pasrah dengan kondisinya dan
berserah diri kepada Allah.
3. Observasi : Ny. M Tampak sebagai orang beriman karena saat berbicara
kepercayaannya Ny. M Tampak tenang dan sangat terbuka
V. Uji Saraf Kranial
1. Nervus Olfaktori : Pada pemeriksaan fungsi saraf sensorik untuk penciumanan,
Ny. M bisa membedakan aroma minyak kayu putih.
2. Nervus Optikus : Pada pemeriksaan fungsi saraf sensorik untuk penglihatan, Ny.
M lapang pandang baik dalam jarak 1 meter bisa membaca.
3. Nervus Okulo Motoris : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik untuk
mengangkat kelopak mata keatas, konstriksi pupil dan sebagian gerakan
ekstraokuler, Ny. M Pada pemeriksaan putaran bola mata mengikuti arahan
perawat, reflek pupil isokor dan inspeksi kelopak mata.
4. Nervus trocklearis : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik, gerakan mata
kebawah dan kedalam pada Ny. M tidak ada kelaianan.
4. Nervus Trigeminus : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik, gerakan
mengunyah tampak sulit , sensasi wajah , lidah dan gigi, reflek kornea dan reflek
kedip. Ny. Ny. M dapat menggerakan rahang kesemua sisi, Ny. M dapat
memejamkan mata, dan ada sensasi pada sentuhan kassa pada dahi dan pipi
5. Nervus Fasialis : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik untuk ekspresi wajah ,
Ny. M dapat senyum, mengangkat alis mata, menutup kelopak mata dan bisa
membedakan manis gula dan pahit kopi
6. Nervus Vestibulocochlearis , fungsi saraf sensori pendengaran dan
keseimbangan, Ny. M tidak mengalami penurunan pendengaran
7. Nervus Glasofaringeus : Pada Ny. M dapat membedakan rasa manis gula, dan
pahit kopi
8. Nervus Vagus Ny. M dapat menelan dan ada penurunan fungsi menelan
9. Nervus Asesoris : Ny. M dapat menggerakan bahu dan melawan tahanan
10. Nervus Hipoglosus : Ny. M dapat menjulurkan lidah dan menggerakan dari
sisi ke sisi ( Kiri dan Kanan ) tampak susah

VI. Pemeriksaan Penunjang


` Tanggal 14 Juni 2022 ( Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap )
NO JENIS HASIL SATUAN NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
DARAH LENGKAP
1 WBC 14,22 % 3,70 – 10,1 %
2 NEU 83,90 % 1,63 – 6,96
2 LYM 9,00 % 1,09 – 2,99
3 MONO 5,80 % 240 – 790
4 EOS 1,10 % 030 - 440
5 BASO 0,20 % - 080
6 NEU 11,92 103/ul 2.50-7.50
7 Ly 1,28 103/ul 1.00-4.00
8 Mo 0,83 103/ul 0.10-1.20
9 Eo 0,16 103/ul 0.00-0.50
10 Ba 0,03 103/ul 0,0-0,1
11 RBC 2,26 10Eg/uL 4,06 – 4,69
12 HGB 5,30 g / dl 12,9 – 14,2
13 HCT 17.90 % 37,7 – 53,7
14 MCV 79,20 Fl 81,1 – 96,0
15 MCH 23,50 Pg 27,0 – 31,2
16 RDW 22,60 g / dl 11,5- 14,5
17 PLT 1012.00 10e3/ul 155 -366
18 MPV 8,50 Fl 6,90 – 10,6
19 Kreatinim 0,56 Mg/dl 0,57- 1.11
20 BUN 12,10 Mg/dl 8.00-23.00
21 Glukosa darah 84 Mg/dl 70-140
sewaktu
22 SGOT 22,3 u/l s/d 31 u/l
23 SGPT 10,60 u/l s/d 31 u/l
24 Albumin 2,38 g/dl 3,40-4,80
25 Natrium 142 Mmol/l 136-145
26 Kalium 3,95 Mmol/l 3,50-5,10
VII. Terapi
NO NAMA OBAT GOLONGAN DOSIS OBAT INDIKASI EFEK SAMPING
OBAT
1. IUVD NaCl 0,9 : Kristaloid 0,9 20 Tpm 1. Penanganan 1. Respons Demam
RL ( 2: 1) 20 Tpm dehidrasi 2. Abeses ( Penumpukan
2. Mempertahankan nanah )
kateter IV tetap 3. Nekrosis jaringan atau
terbuka infeksi luka
3. Penanganan 4. Trombosis vena atau
dehidrasi hipervolemia
4. Mempertahankan 5. Gejala intoleransi garam
kateter IV tetap pasca operasi
terbuka
2. Gabaxa 100 ml Suplemen 100 ml dalam 1. Menangani 1. Mual
dalam NACL 400 asam amino NACL 400 ml kekuarangan 2. Konstipasi
ml habis dalam 8 habis dalam 8 glutamine 3. Sakit punggung
jam jam 4. Sakit Kepala
3. Omperazole 2 x 40 Penghambat 2 x 40 Mg 1.Kondisi GERD 1. Pusing, sakit kepala
Mg pompa proton 2.Tukak lambung/ 2. Perut kembung
Ulkus duodenum 3. Mual atau muntah
3.Infeksi helicobakteri 4. Diare
pylori 5. Sembelit
4.Sindrom zollinger
elision

4. Ondansentron 3 x Antiemetik 3 x 8 mg 1. Mencegah mual 1. Pusing atau sakit kepala


8 mg Antagonis dan muntah akibat 2. Rasa seperti melayang
reseptor radioterapi 3. Konstipasi
2. Mencegah mual 4. Kelelahan dan tubuh
dan muntah akibat terasa lemah
Chemoterapi 5. Rasa mengigil
3. Mencegah mual 6. Kantuk
dan muntah setelah
operasi
5. Paracetamol 4 x Analgesik dan 4 x 500 Mg 1. Meredakan nyeri 1. Sakit kepala
500 Mg antipiretik ) 2. Meredakan demam 2. Mual atau muntah
3. Sulit tidur
4. Perut bagian atas terasa
sakit
5. Urin berwarna gelap
6. Lelah yang tidak biasa
7. Penyakit kuning
6. Morphine Sulafate Analgetik 3 x 10 PO 1. Untuk 1. Sakit kepala
Controled Release Opiod menghilangkan 2. Kram perut
3 x 10 PO rasa nyeri 3. Gugup
4. Rasa kantuk yang
parah
5. Konstipasi
6. Perubahan mood
7. Sulit berkemih
8. Mual atau muntah
7. Diet 2000 Kalori/ hari , Protein 81 gr.
ANA LISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
( SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF
)
1. Subyektif : Proliferasi Malignan Defisit Nutrisi
1. Pasien mengatakan susah yang timbul dari
untuk menelan makanan dalam epidermis
2. Pasien mengatakan penurunan
nafsu makan Lesi pada kulit
3. Pasien mengatakan badan menjadi lebar
terasa lemas ( Muka dan leher )
Obyektif :
1. Pengkajian ABCD Kesulitan menelan
A : Berat badan menurun 10% dan mengungnyah
dari berat badan ideal ( 42 Kg
dari berat badan ideal 54 Kg ), Intake Menurun
IMT 16,4 kg/M3
B : Albumin < 3 mg/: 2,38 mg Defisit Nutrisi
C : Pasien kesulitan menelan
dan mengunyah makanan
D : 3 kali sehari dengan diet
bubur , dengan kebutuhan
energy 2000 Kilokalori dan
Protein 81 gram perhari , Diet
bubur, Suplemen gizi : Gabaxa
100 ml dalam NACL 400 ml
habis dalam 8 jam
2. Turgor kulit tampak menurun
dan pasien tampak kurus
3. Tanda- tanda Vital :
TD : 110/80 mMHg
N : 80 X/ Menit
RR : 20 X/Menit
S : 36,50 C
SpO2 : 99%

2. Subyektif : Proliferasi Malignan Keletihan


1. Pasien mengatakan cepat lelah yang timbul dari
merasa lemas dalam epidermis
2. Pasien mengatakan cenderung
untuk beristrahat Lesi pada kulit
Obyektif : menjadi lebar
1. Pasien tampak lemas dan lelah
2. Pasien tampak terbaring Kesulitan menelan
ditempat tidur dan mengungnyah
3. Pasien tampak lesu
4. Tanda- tanda Vital : Intake Menurun
TD : 110/80 mMHg
N : 80 X/ Menit Ketidakcukupan
RR : 20 X/Menit energy
S : 36,50 C
SpO2 : 99% Keletihan
3 Subyektif : - Proliferasi Malignan Risiko Infeksi
yang timbul dari
Obyektif : dalam epidermis
1. Pasien terpasang IUVD NaCl
0,9 : RL ( 2: 1) 20 Tpm Lesi pada kulit
2. Pasien direncanakan menjadi lebar
trakeastomi senin 20 Juni
2022 Reaksi Inflamasi
3. Pasien memiliki benjolan dan
luka pada daerah sub Risiko Infeksi
mandibula
4. Anemia berat : Hasil
Pemeriksaan Lab :
Hemoglobin : 5,30 gr/ dl ,
Albumin : 2,38 g/dl
5. Darah lengkap
- WBC : 14,22%
- Neutrofil : 83,90%
- Lymfosit : 1,9 %
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama `: Ny. M
Umur : 48 Tahun
Ruang/ Kamar : Angsoka II / 301. Bed 6
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan yang


ditandai dengan data Subyektif : Pasien mengatakan susah untuk menelan
makanan, Pasien mengatakan penurunan nafsu makan , Pasien mengatakan
badan terasa lemas dan data Obyektif : Pengkajian ABCD , A : Berat badan
menurun 10% dari berat badan ideal ( 42 Kg dari berat badan ideal 54 Kg ),
IMT 16,4 kg/M3, B : Albumin < 3 mg/: 2,38 mg, C : Pasien kesulitan
menelan dan mengunyah makanan, D : 3 kali sehari dengan diet bubur ,
dengan kebutuhan energy 2000 Kilokalori dan Protein 81 gram perhari ,
Diet bubur, Suplemen gizi : Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml habis
dalam 8 jam , Turgor kulit tampak menurun dan pasien tampak kurus, Tanda-
tanda Vital : TD : 110/80 mMHg , N : 80 X/ Menit , RR : 20 X/Menit, S :
36,50 C, SpO2 : 99%
2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis ( Anemia ) yang ditandai
dengan subyektif : Pasien mengatakan cepat lelah merasa lemas Pasien
mengatakan cenderung untuk beristrahat dan data Obyektif : Pasien tampak
lemas dan lelah , Pasien tampak terbaring ditempat tidur Pasien tampak
lesu , Tanda- tanda Vital : TD : 110/80 mMHg , N : 80 X/ Menit , RR : 20
x/Menit, S : 36,50 C, SpO2 : 99%.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. M
No. Register : 210116351
Umur : 52 Tahun
Diagnosa Medis :Squamous Cell Carcinoma Sub Mandibula,SCC Poorly Dift,
Hipoalbumin (2,38 ), Trombositosis(1012) , Anemia Berat (5,7)
Ruang : Angsoka II
Alamat : Negara

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
( SMART )
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Gangguan Makan
tindakankeperawatan 1. Observasi
selama 3 X24 1) Monitor asupan dan
jam,diharapakan keluarnya makanan
status nutrisi 2. Terapeutik
terpenuhi dengan 1) Timbang berat badan secara
kriteria hasil: rutin
1. Porsi makanan 2) Diskusikan perilaku makan
yang dihabiskan dan jumlah aktifitas fisik
meningkat ( termasuk olahraga yang
2. Frekuensi makan sesuai )
meningkat 3) Lakukan kontak perilaku
3. Nafsu makan ( Misalnya target berat
meningkat badan , tanggung jawab
4. Perasaan cepat perilaku)
kenyang meni 4) Didampingi kekamar mandi
ngkat untuk pengamatan perilaku
memuntahkan kembali
makanann
5) Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan target
dan perubahan perilaku
6) Berikan konsekuensi jika
tidak mencapai target sesuai
kontrak
7) Rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan
dirumah( Konsseling )
3. Edukasi
1) Anjurkan membuat catattan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan
2) Ajarkan pengaturan diet
yang tepat
3) Ajarkan keterampilan
koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan.
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan.
Kebutuhan kalori dan
pilihan makanan
2. Keletihan Setelah dilakukanEdukasi aktifitas / Istrahat
tindakan keperawatan 1. Observasi
3 x 7 jam diharapkan 1) Identifikasi kesiapan dan
tingkat kelemahan kemampuan menerima
membaik dengan informasi
kriteria hasil :
1. Kemampuan 2. Terapeutik
melakukan 1) Sediakan materi dan media
aktifitas rutin pengaturan aktifias dan
2. Pola istrahat istrahat
membaik 2) Jadwalkan pemberian
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
3. Edukasi
1) Jelaskan pentingnya
melakukan aktifitas fisik
2) Anjurkan terlibat dalam
aktifitas kelompok
3) Anjurkan menyusun jadwal
aktifitas dan istrahat
4) Ajarkan cara
mengidentifikasi target dan
jenis aktifitas sesuai
kemampuan
3 Risiko Infeksi Setelah dilakukan 1. Observasi:
tindakan keperawatan 1) Monitor tanda dan gejala
3 x 24 jam infeksi lokal dan
diharapkan glukosa sistemik terapeutik
derajat infeksi 2) Batasi jumlah
menurun dengan pengunjung
criteria hasil : 3) Cuci tangan sebelum dan
1. Demam menurun sesudah kontak dengan
2. Kemerahan pasien dan lingkungan
menurun pasien
3. Nyeri menurun 4) Pertahankan teknik
4. Bengkak menurun aseptik
5. Kadar sel darah 2. Edukasi
putih menurun 1) Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2) ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3) ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
4) Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
5) Anjurkan meningkatkan
asupan cairan.
3.Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu .
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 16 JUNI 2022
Nama Klien : Ny. M
No. Register : 210116351
Umur : 52 Tahun
Diagnosa Medis :Squamous Cell Carcinoma Sub Mandibula,SCC Poorly Dift, Hipoalbumin (2,38 ),
Trombositosis(1012) , Anemia Berat (5,7)
Ruang : Angsoka II
Alamat : Negara
NO WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN / HASIL TANDA
DX (TANGGA ( S,O) TANGAN
L / JAM )
1. 16/06/2022 Memanajemen Gangguan Makan Subyektif : Vergilius
1. Memonitor asupan dan keluarnya 1. Pasien mengatakan masih
makanan susah untuk menelan
2. Menimbang berat badan secara rutin makanan
3. Mendiskusikan perilaku makan dan 2. Pasien mengatakan Pasien
jumlah aktifitas fisik ( termasuk mengatakan badan terasa
olahraga yang sesuai ) lemas
4. Melakukan kontak perilaku 3. Pasien mengatakan tidak
( Misalnya target berat badan , merasa mual setelah makan,
tanggung jawab perilaku) dan menghabiskan sebagian
5. Mendampingi kekamar mandi untuk makanan yang disediakan
pengamatan perilaku memuntahkan dari rumah sakit
kembali makanann Obyektif :
6. Memberikan penguatan positif 1. Pasien mendapatkan
terhadap keberhasilan target dan transfuse albumin
perubahan perilaku 2. Pengkajian ABCD
7. Memberikan konsekuensi jika tidak A : Berat badan menurun
mencapai target sesuai kontrak 10% dari berat badan ideal
8. Merenencanakan program pengobatan ( 42 Kg dari berat badan ideal
untuk perawatan dirumah( Konsseling 54 Kg ),
9. Menanjurkan membuat catattan harian IMT 16,4 kg/M3
tentang perasaan dan situasi pemicu B : Albumin < 3 mg/: 2,38
pengeluaran makana mg
10.Mengjarkan pengaturan diet yang C : Pasien kesulitan menelan
tepat dan mengunyah makanan
11.Mengajarkan keterampilan koping D : 3 kali sehari dengan diet
untuk penyelesaian masalah perilaku bubur , dengan kebutuhan
makan. energy 2000 Kilokalori dan
12. Mengkolaborasi Pasien terpasang Protein 81 gram perhari ,
IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20 Tpm Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml Gabaxa 100 ml dalam NACL
habis dalam 8 jam , Diet 2000 Kalori/ 400 ml habis dalam 8 jam
hari , Protein 81 gr. 3. Turgor kulit tampak
menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
2 16/06/2022 Mengedukasi aktifitas / Istrahat Subyektif : Vergilius
1. Mengidentifikasi kesiapan dan 1. Pasien mengatakan masih
kemampuan menerima informasi cepat lelah merasa lemas
2. Menyediakan materi dan media 2. Pasien mengatakan
pengaturan aktifias dan istrahat cenderung untuk beristrahat
3. Menjaadwalkan pemberian Obyektif :
pendidikan kesehatan sesuai 1. Pasien tampak lemas dan
kesepakatan lelah
4. Memberikan kesempatan kepada 2. Pasien tampak terbaring
pasien dan keluarga untuk bertanya ditempat tidur dan bisa akses
5. Menjelaskan pentingnya melakukan kekamar mandi dengan
aktifitas fisik bantuan keluarga.
5) Menganjurkan menyusun jadwal 3. Pasien masih tampak lesu
aktifitas dan istrahat 4. Tanda- tanda Vital :
6) Mengajarkan cara mengidentifikasi TD : 100/80 mMHg
target dan jenis aktifitas sesuai N : 84 X/ Menit
kemampuan RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%

3 08 1. Memonitor tanda dan gejala Subyektif : Vergilius


infeksi lokal dan sistemik 1. Pasien mengatakan infuse
terapeutik tidak sakit dan bengkak
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. encuuci tangan sebelum dan Obyektif :
sesudah kontak dengan pasien 1. Pasien terpasang IUVD
dan lingkungan pasien NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
4. Mempeertahankan teknik aseptik Tpm
5. Menjelaskan tanda dan gejala 2. Pasien direncanakan
infeksi trakeastomi senin 20 Juni
6. Mengajarkan cara mencuci 2022
tangan dengan benar 3. Pasien memiliki benjolan
7. Mengajarkan cara memeriksa dan luka pada daerah sub
kondisi luka atau luka operasi mandibula dan sudah
8. Menganjurkan meningkatkan mendapatkan perawatan
asupan nutrisi 4. Anemia berat : Hasil
9. Menganjurkan meningkatkan Pemeriksaan Lab :
asupan cairan Hemoglobin : 5,30 gr/ dl ,
10. Mengkolaborasi pemberian Albumin : 2,38 g/dl
antibiotik, jika perlu . 5. Darah lengkap
- WBC : 14,22%
- Neutrofil : 83,90%
- Lymfosit : 1,9 %
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 17 JUNI 2022

NO WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN / HASIL TANDA


DX (TANGGA ( S,O) TANGAN
L / JAM )
1. 17/06/2022 Memanajemen Gangguan Makan Subyektif : Vergilius
1. Memonitor asupan dan keluarnya 1. Pasien mengatakan masih
makanan susah untuk menelan
2. Menimbang berat badan secara rutin makanan
3. Mendiskusikan perilaku makan dan 2. Pasien mengatakan Pasien
jumlah aktifitas fisik ( termasuk mengatakan badan terasa
olahraga yang sesuai ) lemas
4. Melakukan kontak perilaku 3. Pasien mengatakan tidak
( Misalnya target berat badan , merasa mual setelah makan,
tanggung jawab perilaku) dan menghabiskan sebagian
5. Mendampingi kekamar mandi untuk makanan yang disediakan
pengamatan perilaku memuntahkan dari rumah sakit
kembali makanann Obyektif :
6. Memberikan penguatan positif 1. Pasien mendapatkan
terhadap keberhasilan target dan transfuse albumin
perubahan perilaku 2. Pengkajian ABCD
7. Memberikan konsekuensi jika tidak A : Berat badan menurun
mencapai target sesuai kontrak 10% dari berat badan ideal
8. Merenencanakan program pengobatan ( 42 Kg dari berat badan ideal
untuk perawatan dirumah( Konsseling 54 Kg ),
9. Menanjurkan membuat catattan harian IMT 16,4 kg/M3
tentang perasaan dan situasi pemicu B : Albumin < 3 mg/: 2,38
pengeluaran makana mg
10.Mengjarkan pengaturan diet yang C : Pasien kesulitan menelan
tepat dan mengunyah makanan
11.Mengajarkan keterampilan koping D : 3 kali sehari dengan diet
untuk penyelesaian masalah perilaku bubur , dengan kebutuhan
makan. energy 2000 Kilokalori dan
12. Mengkolaborasi Pasien terpasang Protein 81 gram perhari ,
IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20 Tpm Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml Gabaxa 100 ml dalam NACL
habis dalam 8 jam , Diet 2000 Kalori/ 400 ml habis dalam 8 jam
hari , Protein 81 gr. 3. Turgor kulit tampak
menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%

2 17/06/2022 Mengedukasi aktifitas / Istrahat Subyektif : Vergilius


1. Mengidentifikasi kesiapan dan 1. Pasien mengatakan masih
kemampuan menerima informasi cepat lelah merasa lemas
2. Menyediakan materi dan media 2. Pasien mengatakan
pengaturan aktifias dan istrahat cenderung untuk beristrahat
3. Menjaadwalkan pemberian Obyektif :
pendidikan kesehatan sesuai 1. Pasien tampak lemas dan
kesepakatan lelah
4. Memberikan kesempatan kepada 2. Pasien tampak terbaring
pasien dan keluarga untuk bertanya ditempat tidur dan bisa akses
5. Menjelaskan pentingnya melakukan kekamar mandi dengan
aktifitas fisik bantuan keluarga.
7) Menganjurkan menyusun jadwal 3. Pasien masih tampak lesu
aktifitas dan istrahat 4. Pasien mendaptkan transfuse
8) Mengajarkan cara mengidentifikasi PRC 250 cc
target dan jenis aktifitas sesuai 5. Tanda- tanda Vital :
kemampuan TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%

3 09 1. Memonitor tanda dan gejala Subyektif : Vergilius


infeksi lokal dan sistemik 1. Pasien mengatakan infuse
terapeutik tidak sakit dan bengkak
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Mencuuci tangan sebelum dan Obyektif :
sesudah kontak dengan pasien 1. Pasien terpasang IUVD
dan lingkungan pasien NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
4. Mempeertahankan teknik aseptik Tpm
5. Menjelaskan tanda dan gejala 2. Pasien direncanakan
infeksi trakeastomi senin 20 Juni
6. Mengajarkan cara mencuci 2022
tangan dengan benar 3. Pasien memiliki benjolan
7. Mengajarkan cara memeriksa dan luka pada daerah sub
kondisi luka atau luka operasi mandibula dan sudah
8. Menganjurkan meningkatkan mendapatkan perawatan
asupan nutrisi 4. Anemia berat : Hasil
9. Menganjurkan meningkatkan Pemeriksaan Lab :
asupan cairan Hemoglobin : belum
10. Mengkolaborasi pemberian dievaluasi
antibiotik, jika perlu . Albumin : belum dievaluasi
5. Darah lengkap
- Belum di evaluasi
a.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 18 JUNI 2022


NO WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN / HASIL TANDA
DX (TANGGA ( S,O) TANGAN
L / JAM )
1. 18/06/2022 Memanajemen Gangguan Makan Subyektif : Vergilius
1. Memonitor asupan dan keluarnya 1. Pasien mengatakan masih
makanan susah untuk menelan
2. Menimbang berat badan secara rutin makanan
3. Mendiskusikan perilaku makan dan 2. Pasien mengatakan Pasien
jumlah aktifitas fisik ( termasuk mengatakan badan terasa
olahraga yang sesuai ) lemas
4. Melakukan kontak perilaku 3. Pasien mengatakan tidak
( Misalnya target berat badan , merasa mual setelah makan,
tanggung jawab perilaku) dan menghabiskan sebagian
5. Mendampingi kekamar mandi untuk makanan yang disediakan
pengamatan perilaku memuntahkan dari rumah sakit
kembali makanann Obyektif :
6. Memberikan penguatan positif 1. Pasien mendapatkan
terhadap keberhasilan target dan transfuse albumin
perubahan perilaku 2. Pengkajian ABCD
7. Memberikan konsekuensi jika tidak A : Berat badan menurun
mencapai target sesuai kontrak 10% dari berat badan ideal
8. Merenencanakan program pengobatan ( 42 Kg dari berat badan ideal
untuk perawatan dirumah( Konsseling 54 Kg ),
9. Menanjurkan membuat catattan harian IMT 16,4 kg/M3
tentang perasaan dan situasi pemicu B : Albumin < 3 mg/: 2,38
pengeluaran makana mg
10.Mengjarkan pengaturan diet yang C : Pasien kesulitan menelan
tepat dan mengunyah makanan
11.Mengajarkan keterampilan koping D : 3 kali sehari dengan diet
untuk penyelesaian masalah perilaku bubur , dengan kebutuhan
makan. energy 2000 Kilokalori dan
12. Mengkolaborasi Pasien terpasang Protein 81 gram perhari ,
IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20 Tpm Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml Gabaxa 100 ml dalam NACL
habis dalam 8 jam , Diet 2000 400 ml habis dalam 8 jam
Kalori/8hari , Protein 81 gr. 3. Turgor kulit tampak menurun
dan pasien tampak kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%

2 18/06/2022 Mengedukasi aktifitas / Istrahat Subyektif : Vergilius


5. Mengidentifikasi kesiapan dan 1. Pasien mengatakan masih
kemampuan menerima informasi cepat lelah merasa lemas
6. Menyediakan materi dan media 2. Pasien mengatakan cenderung
pengaturan aktifias dan istrahat untuk beristrahat
7. Menjaadwalkan pemberian Obyektif :
pendidikan kesehatan sesuai 1. Pasien tampak lemas dan
kesepakatan lelah
8. Memberikan kesempatan kepada 2. Pasien tampak terbaring
pasien dan keluarga untuk bertanya ditempat tidur dan bisa akses
9. Menjelaskan pentingnya melakukan kekamar mandi dengan
aktifitas fisik bantuan keluarga.
10. Menganjurkan menyusun jadwal 3. Pasien masih tampak lesu
aktifitas dan istrahat 4. Tanda- tanda Vital :
11. Mengajarkan cara mengidentifikasi TD : 100/80 mMHg
target dan jenis aktifitas sesuai N : 84 X/ Menit
kemampuan RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
3 b.1. Memonitor tanda dan gejala Subyektif : Vergilius
infeksi lokal dan sistemik 1. Pasien mengatakan infuse
terapeutik tidak sakit dan bengkak
2. Membatasi jumlah pengunjung Obyektif :
3. encuuci tangan sebelum dan 1. Pasien terpasang IUVD NaCl
sesudah kontak dengan pasien 0,9 : RL ( 2: 1) 20 Tpm
dan lingkungan pasien 2. Pasien direncanakan
4. Mempeertahankan teknik aseptik trakeastomi senin 20 Juni
5. Menjelaskan tanda dan gejala 2022
infeksi 3. Pasien memiliki benjolan
6. Mengajarkan cara mencuci dan luka pada daerah sub
tangan dengan benar mandibula dan sudah
7. Mengajarkan cara memeriksa mendapatkan perawatan
kondisi luka atau luka operasi 11. Anemia berat : Hasil
8. Menganjurkan meningkatkan Pemeriksaan Lab :
asupan nutrisi Hemoglobin : belum
9. Menganjurkan meningkatkan dievaluasi
asupan cairan Albumin : belum dievaluasi
10. Mengkolaborasi pemberian 12. Darah lengkap
antibiotik, jika perlu . Belum di evaluasi
a.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TANGGAL 19 JUNI 2022
NO WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN / HASIL TANDA
DX (TANGGA ( S,O) TANGAN
L / JAM )
1. 19/06/2022 Memanajemen Gangguan Makan Subyektif : Vergilius
1. Memonitor asupan dan keluarnya 1. Pasien mengatakan masih
makanan susah untuk menelan
2. Menimbang berat badan secara rutin makanan
3. Mendiskusikan perilaku makan dan 2. Pasien mengatakan Pasien
jumlah aktifitas fisik ( termasuk mengatakan badan terasa
olahraga yang sesuai ) lemas
4. Melakukan kontak perilaku 3. Pasien mengatakan tidak
( Misalnya target berat badan , merasa mual setelah makan,
tanggung jawab perilaku) dan menghabiskan sebagian
5. Mendampingi kekamar mandi untuk makanan yang disediakan
pengamatan perilaku memuntahkan dari rumah sakit
kembali makanann Obyektif :
6. Memberikan penguatan positif 1. Pasien mendapatkan
terhadap keberhasilan target dan transfuse albumin
perubahan perilaku 2. Pengkajian ABCD
7. Memberikan konsekuensi jika tidak A : Berat badan menurun
mencapai target sesuai kontrak 10% dari berat badan ideal
8. Merenencanakan program pengobatan ( 42 Kg dari berat badan ideal
untuk perawatan dirumah( Konsseling 54 Kg ),
9. Menanjurkan membuat catattan harian IMT 16,4 kg/M3
tentang perasaan dan situasi pemicu B : Albumin < 3 mg/: 2,38
pengeluaran makana mg
10.Mengjarkan pengaturan diet yang C : Pasien kesulitan menelan
tepat dan mengunyah makanan
11.Mengajarkan keterampilan koping D : 3 kali sehari dengan diet
untuk penyelesaian masalah perilaku bubur , dengan kebutuhan
makan. energy 2000 Kilokalori dan
12. Mengkolaborasi Pasien terpasang Protein 81 gram perhari ,
IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20 Tpm Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml Gabaxa 100 ml dalam NACL
habis dalam 8 jam , Diet 2000 400 ml habis dalam 8 jam
Kalori/8hari , Protein 81 gr. 3. Turgor kulit tampak
menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%

2 19/06/2022 Mengedukasi aktifitas / Istrahat Subyektif : Vergilius


1. Mengidentifikasi kesiapan dan 1. Pasien mengatakan masih
kemampuan menerima informasi cepat lelah merasa lemas
2. Menyediakan materi dan media 2. Pasien mengatakan
pengaturan aktifias dan istrahat cenderung untuk beristrahat
3. Menjaadwalkan pemberian Obyektif :
pendidikan kesehatan sesuai 1. Pasien tampak lemas dan
kesepakatan lelah
4. Memberikan kesempatan kepada 2. Pasien tampak terbaring
pasien dan keluarga untuk bertanya ditempat tidur dan bisa akses
5. Menjelaskan pentingnya melakukan kekamar mandi dengan
aktifitas fisik bantuan keluarga.
6. Menganjurkan menyusun jadwal 3. Pasien masih tampak lesu
aktifitas dan istrahat 4. Tanda- tanda Vital :
7. Mengajarkan cara mengidentifikasi TD : 100/80 mMHg
target dan jenis aktifitas sesuai N : 84 X/ Menit
kemampuan RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%

3 a. 1. Memonitor tanda dan gejala Subyektif : Vergilius


infeksi lokal dan sistemik 1. Pasien mengatakan infuse
terapeutik tidak sakit dan bengkak
2. Membatasi jumlah pengunjung Obyektif :
3. encuuci tangan sebelum dan 1. Pasien terpasang IUVD
sesudah kontak dengan pasien NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
dan lingkungan pasien Tpm
4. Mempeertahankan teknik aseptik 2. Pasien direncanakan
5. Menjelaskan tanda dan gejala trakeastomi senin 20 Juni
infeksi 2022
6. Mengajarkan cara mencuci 3. Pasien memiliki benjolan
tangan dengan benar dan luka pada daerah sub
7. Mengajarkan cara memeriksa mandibula dan sudah
kondisi luka atau luka operasi mendapatkan perawatan
8. Menganjurkan meningkatkan 2. Anemia berat : Hasil
asupan nutrisi Pemeriksaan Lab :
9. Menganjurkan meningkatkan Hemoglobin : 12,40 gr/dl
asupan cairan Albumin : belum dievaluasi
10. Mengkolaborasi pemberian 3. Darah lengkap
antibiotik, jika perlu . - WBC : 16,27%
- Neutrofil : 80,90 %
- Lymfosit : 8,00 %
a.
CATATAN PERKEMBANGAN 16 Juni 2022
NO WAKTU EVALUASI KEPERAWATAN ( SOAP) TTD
DX (TANGGAL/
JAM)
1 16/06/2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih susah untuk menelan
makanan
2. Pasien mengatakan Pasien mengatakan badan
terasa lemas
3. Pasien mengatakan tidak merasa mual setelah
makan, dan menghabiskan sebagian makanan
yang disediakan dari rumah sakit
Obyektif :
1. Pasien mendapatkan transfuse albumin
2. Pengkajian ABCD
A : Berat badan menurun 10% dari berat badan
ideal ( 42 Kg dari berat badan ideal 54 Kg ),
IMT 16,4 kg/M3
B : Albumin < 3 mg/: 2,38 mg
C : Pasien kesulitan menelan dan mengunyah
makanan
D : 3 kali sehari dengan diet bubur , dengan
kebutuhan energy 2000 Kilokalori dan Protein 81
gram perhari , Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml habis dalam
8 jam
3. Turgor kulit tampak menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Status Nutrisi Belum Meningkat
Planning : Manajemen gangguan makan
2 16/06/2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih cepat lelah merasa
lemas
2. Pasien mengatakan cenderung untuk beristrahat
Obyektif :
1. Pasien tampak lemas dan lelah
2. Pasien tampak terbaring ditempat tidur dan bisa
akses kekamar mandi dengan bantuan keluarga.
3. Pasien masih tampak lesu
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Kelemahan belum membaik
Planning : Dukungan aktifitas Fisik

3 16/06/2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan infuse tidak sakit dan
bengkak

Obyektif :
1. Pasien terpasang IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
Tpm
2. Pasien direncanakan trakeastomi senin 20 Juni
2022
3. Pasien memiliki benjolan dan luka pada daerah
sub mandibula dan sudah mendapatkan
perawatan
4. Anemia berat : Hasil Pemeriksaan Lab :
Hemoglobin : 5,30 gr/ dl ,
Albumin : 2,38 g/dl
5. Darah lengkap
- WBC : 14,22%
- Neutrofil : 83,90%
- Lymfosit : 1,9 %
Asessment : Derajat infeksi belum menurun
Planning : Edukasi penanganan infeksi
CATATAN PERKEMBANGAN 17 Juni 2022
NO WAKTU EVALUASI KEPERAWATAN ( SOAP) TTD
DX (TANGGAL/
JAM)
1 17 Juni 2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih susah untuk menelan
makanan
2. Pasien mengatakan Pasien mengatakan badan
terasa lemas
3. Pasien mengatakan tidak merasa mual setelah
makan, dan menghabiskan sebagian makanan
yang disediakan dari rumah sakit
Obyektif :
1. Pasien mendapatkan transfuse albumin
2. Pengkajian ABCD
A : Berat badan menurun 10% dari berat badan
ideal ( 42 Kg dari berat badan ideal 54 Kg ),
IMT 16,4 kg/M3
B : Albumin < 3 mg/: 2,38 mg
C : Pasien kesulitan menelan dan mengunyah
makanan
D : 3 kali sehari dengan diet bubur , dengan
kebutuhan energy 2000 Kilokalori dan Protein 81
gram perhari , Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml habis dalam
8 jam
3. Turgor kulit tampak menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Status Nutrisi Belum Meningkat
Planning : Manajemen gangguan makan
2 17 Juni 2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih cepat lelah merasa
lemas
2. Pasien mengatakan cenderung untuk beristrahat
Obyektif :
1. Pasien tampak lemas dan lelah
2. Pasien tampak terbaring ditempat tidur dan bisa
akses kekamar mandi dengan bantuan keluarga.
3. Pasien masih tampak lesu
4. Pasien mendaptkan transfuse PRC 250 cc
5. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Kelemahan belum membaik
Planning : Dukungan aktifitas Fisik

3 16/06/2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan infuse tidak sakit dan
bengkak

Obyektif :
1. Pasien terpasang IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
Tpm
2. Pasien direncanakan trakeastomi senin 20 Juni
2022
3. Pasien memiliki benjolan dan luka pada daerah
sub mandibula dan sudah mendapatkan
perawatan
4. Anemia berat : Hasil Pemeriksaan Lab :
Hemoglobin : belum dievaluasi
Albumin : belum dievaluasi
5. Darah lengkap
- Belum di evaluasi
Asessment : Derajat infeksi belum menurun
Planning : Edukasi penanganan infeksi

CATATAN PERKEMBANGAN 18 Juni 2022


NO WAKTU EVALUASI KEPERAWATAN ( SOAP) TTD
DX (TANGGAL/
JAM)
1 18 Juni 2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih susah untuk menelan
makanan
2. Pasien mengatakan Pasien mengatakan badan
terasa lemas
3. Pasien mengatakan tidak merasa mual setelah
makan, dan menghabiskan sebagian makanan
yang disediakan dari rumah sakit
Obyektif :
1. Pasien mendapatkan transfuse albumin
2. Pengkajian ABCD
A : Berat badan menurun 10% dari berat badan
ideal ( 42 Kg dari berat badan ideal 54 Kg ),
IMT 16,4 kg/M3
B : Albumin < 3 mg/: 2,38 mg
C : Pasien kesulitan menelan dan mengunyah
makanan
D : 3 kali sehari dengan diet bubur , dengan
kebutuhan energy 2000 Kilokalori dan Protein 81
gram perhari , Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml habis dalam
8 jam
3. Turgor kulit tampak menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Status Nutrisi Belum Meningkat
Planning : Manajemen gangguan makan

2 18 Juni 2022 Subyektif :


1. Pasien mengatakan masih cepat lelah merasa
lemas
2. Pasien mengatakan cenderung untuk beristrahat
Obyektif :
1. Pasien tampak lemas dan lelah
2. Pasien tampak terbaring ditempat tidur dan bisa
akses kekamar mandi dengan bantuan keluarga.
3. Pasien masih tampak lesu
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Kelemahan belum membaik
Planning : Dukungan aktifitas Fisik

3 18 Juni 2022 Subyektif :


1. Pasien mengatakan infuse tidak sakit dan
bengkak
Obyektif :
1. Pasien terpasang IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
Tpm
2. Pasien direncanakan trakeastomi senin 20 Juni
2022
3. Pasien memiliki benjolan dan luka pada daerah
sub mandibula dan sudah mendapatkan
perawatan
4. Anemia berat : Hasil Pemeriksaan Lab :
Hemoglobin : belum dievaluasi
Albumin : belum dievaluasi
5. Darah lengkap
Belum di evaluasi
Asessment : Derajat infeksi belum menurun
Planning : Edukasi penanganan infeksi

CATATAN PERKEMBANGAN 19 Juni 2022


NO WAKTU EVALUASI KEPERAWATAN ( SOAP) TTD
DX (TANGGAL/
JAM)
1 19 Juni 2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih susah untuk menelan
makanan
2. Pasien mengatakan Pasien mengatakan badan
terasa lemas
3. Pasien mengatakan tidak merasa mual setelah
makan, dan menghabiskan sebagian makanan
yang disediakan dari rumah sakit
Obyektif :
1. Pasien direncanakan gastrotomy
2. Pengkajian ABCD
A : Berat badan menurun 10% dari berat badan
ideal ( 42 Kg dari berat badan ideal 54 Kg ),
IMT 16,4 kg/M3
B : Albumin < 3 mg/: 2,38 mg
C : Pasien kesulitan menelan dan mengunyah
makanan
D : 3 kali sehari dengan diet bubur , dengan
kebutuhan energy 2000 Kilokalori dan Protein 81
gram perhari , Diet bubur, Suplemen gizi :
Gabaxa 100 ml dalam NACL 400 ml habis dalam
8 jam
3. Turgor kulit tampak menurun dan pasien tampak
kurus
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Status Nutrisi Belum Meningkat
Planning : Manajemen gangguan makan
2 19 Juni 2022 Subyektif :
1. Pasien mengatakan masih cepat lelah merasa
lemas berkurang
2. Pasien mengatakan cenderung untuk beristrahat
Obyektif :
1. Pasien tampaksedikit lemas
2. Pasien tampak terbaring ditempat tidur dan bisa
akses kekamar mandi dengan bantuan keluarga.
3. Pasien masih tampak segar
4. Tanda- tanda Vital :
TD : 100/80 mMHg
N : 84 X/ Menit
RR : 18 X/Menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99%
Asessment : Kelemahan membaik (Hemoglobin :
12,40 gr/dl )

Planning : Pertahankan kondisi pasien

3 19 Juni 2022 Subyektif :


1. Pasien mengatakan infuse tidak sakit dan
bengkak
Obyektif :
1.Pasien terpasang IUVD NaCl 0,9 : RL ( 2: 1) 20
Tpm
2. Pasien direncanakan trakeastomi senin 20 Juni
2022
3. Pasien memiliki benjolan dan luka pada daerah
sub mandibula dan sudah mendapatkan
perawatan
4. Hasil Pemeriksaan Lab : Hemoglobin : 12,40
gr/dl
Albumin : belum dievaluasi
4. Darah lengkap
- WBC : 16,27%
- Neutrofil : 80,90 %
- Lymfosit : 8,00 %
Asessment : Derajat infeksi belum menurun
Planning : Edukasi penanganan infeksi

DAFTAR PUSTAKA
Barnes, L., Eveson, J.W., Reichart, P. and Sidransky D. (Eds). (2005). World Health
Organization Classification of Tumours. Pathology and Genetics of Head and Neck
Tumours.. Lyon: IARC Press, p.172.

Driemel, O., Kunkel, M., Hullmann, M., Eggeling, F., Müller-Richter, U., Kosmehl, H.
and Reichert, T. (2007). Diagnosis of oral squamous cell carcinoma and its
precursor lesions. JDDG, [online] 5(12), pp.1096-1100. Dapat diakses pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18042091 [Diakses pada 15 Juni 2022].].

Marlina, L. 2015. Karsinoma Lidah (Referat Onkologi). Tersedia


di:http://www.rscm.quality-journey.com [diakses pada 15 Juni 2022].

Mohan V., Hardianto A., Rizki A. (2008). Squamous Cell Carcinoma of the Tounge.
Tersedia di : http://pdgimakassar.org/journal [diakses pada 15 Juni 2022].]

Neville, B. W., Damm, D. D., Allen, C. M., & Bouquot, J, E. 2002. Oral and
Maxillofacial Pathology (2nd ed). Philadelphia, Pennsylvania: W. B. Saunders
Company, pp. 356-358

Trikasjono T., Supriyatni E., Budiyono H. Studi Penerimaan Dosis Eksterna Pada
Pekerja Radiasi. Tersedia di : http://jurnal.sttn-batan.ac.id[diakses pada pada 15
Juni 2022]

Zyl, A. W. 2012. Clinical features of oral cancer. 67 (10), 566-569. SADJ.

Tersedia di: http://repository.up.ac.za [diakses pada 15 Juni 2022].].

Anda mungkin juga menyukai