Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn “D” DENGAN DIAGNOSA MEDIS

CA LIDAH DI RUANGAN L.PER. 3 RSUP. DR. WAHIDIN


SUDIROHUSODO MAKASSAR

Disusun oleh :
NAMA : MOHAMAD RAFLI
NIM : A1C119093

CI INSTITUSI CI LAHAN

( ) ( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

CA LIDAH

A. Definisi
Karsinoma adalah suatu tumor yang terjadi di dasar mulut, kadang-kadang
meletus kearah lidah dan meletus kea rah lidah (van de velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukkosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng
berlapis), juga beberapa penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat
menginflirtasi ke daerah sekitar, disamping itu dapat melakukan mertaste secara limfogen
dan hematogen.

B. Anatomi Fisiologi

C. Etiologi
Kanker lidah memiliki penyebab yang multifactorial dan suatu proses yang terdiri
dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor.
Secara garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Resiko perokok adalah
5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
2. Infeksi virus dalam rongga mulut: human papilloma virus (HPV) khususya HPV
16 dan HPV 18.
3. Alkoholisme: peminum berat mempunyai resiko 30 kali lebih besar dan efeknya
sinergis denga merokok.
4. Oral hygiene yang jelek.
5. Sunburn: iritasi sinar matahari dan iritasi kronis lainnya.
6. Gaya hidup: kebiasaan mengunyah sirih.
Sumber lain menyebutkan beberapa etiologi atau penyebab kanker lidah yaitu
kanker rongga mulut memiliki penyebab multifactorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Predisposisi genetic
2. Efek hormonal
3. Lesi prakanker
4. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi
5. Kegagalan fungsi system imun
6. Terapi obat
7. Factor lingkungan (radiasi pengion, pemajanan sinar matahari, efek radon dan
medan electromagnet, polusi kimia, polusi udara)
8. Kebiasaan pola hidup ( rokok dan tembakau, nutrisi, konsumsi alcohol, praktik
seksual)
9. Virus
10. Factor-faktor psikososial (sifat kepribadian dan sikap; system pendukung social)
(Baradero mary, dkk.2007.seri asuhan keperawatan klien kanker. Jakarta:EGC)

D. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak factor yang dikelompokan menjadi
beberapa factor, yaitufaktor luar, factor heriditer dan factor non heriditer. Factor luar
meliputii rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Factor non heriditer meliputi
factor fisik seperti sinar ultraviolet, factor biolpgis seperti virus (papilloma yang
ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis) parasite, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel
squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai
pelindug.
Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak
terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix lingue biasanya asimptomatis hingga
proses penyakit berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang
terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix lingue)mdominan bermestase ke collo/leher.
Ketika kanker mengenai corpus lingue tanda yang paling sering terlihat adalah putih-
putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang mudah
berdarah. Kanker pada anterior (corpus lingue) dominan metastase pada kelenjar limfe
submental dan submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi
dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

E. Klasifikasi
Klasifikasi ca lidah terdiri dari
a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan infiltrasi dangkal.
4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.
5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut sudah
meluas di sekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
3) N2 : kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.

c. Metastase
1) M0 = metastase jauh tidak ada
2) M1 = metastese jauh sudah ada

F. Manifestasi klinik
1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh.
kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrasi jaringan sekitar yang
mengakibatkan nyeri local, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibular (suyanto, 2010)
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses
menelan bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi
jaringan sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil
(suryatno, 2010. Bedah onkologi diagnostic dan terapi. Jakarta: sagung seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan
mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan spatum bersemu darah atau terjadi
pembesaran modus limfe servikal. (Baughman diane C.2000).

G. Komplikasi
1. Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah:
a. Mukositis : mukositis oral merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa
eritema dan adanya ulser yang biasanya ditemukan pada pasien yang
mendapatkan terapi kanker. Biasanya pasien mengeluhkan rasa sakit pada
mulutnya dan dapat mempengaruhi nutrisi serta kualitas hidup pasien.
b. Kandidiasis : pasien radioterapi sangat mudah terjadi infeksi opurtunstik berupa
kandidiasis oral yang di sebabkan oleh jamur yaitu candida albicans. Infeksi
candida di temukan sebanyak 17-29% pada pasien yang menerima radioterapi.
c. Dysgeysia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana salah
satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d. Xerostomia : xerostomia atau mulut kering dikeluarkan sebanyak 80% pasien
yang menerima radioterapi. Xerostomia juga dikeluarkan sampai radioterapi telah
selesai dengan rata-rata 251 hari setelah radioterapi. Bahkan tetap dikeluhkan
setelah 12-18 bulan setelah radioterapi terganggu pada dosis yang diterima
kelenjar saliva dan volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.
2. Komplikasi kronis adalah:
a. Karies gigi : karies gigi dapat terjadi pada pasien yang menerima radioterapi.
Laries gigi akibat paparan radiasi atau yang sering disbut dengan karies radiasi
adalah bentuk yang paling destruktif dari karies gigi, dimana mempunyai onset
dan progresi yang cepat. Karies gigi biasanya terbentuk dan berkembang pada 3-6
bulan setelah terapi radiasi dan mengalami kerusakan yang lengkap pada semua
gigi pada periode 3-5 tahun.
b. Osteoradionekrosis : osteoradionekrosis (ORN) merupakan efek kronis yang
penting pada radioterapi. Ostepradionekrosis adalah nekrose iskemik tulang yang
di sebabkan oleh radiasi yang menyebabkan rasa sakit karena kehilangan banyak
struktur tulang.
c. Nekrose pada jaringan lunak : komplikasi oral kronis lain yang dapat terjadi
adalah nekrose pada jaringan lunak, dimana 95% kasus dari osteoradionekrosis
berhubungan dengan nekrose pada jaringan lunak. Nekrose jaringan lunak
didefinisikan sebagai ulser yang terdapat pada jaringan yang teradiasi, tanpa
adanya proses keganasan (maligna). Evaluasi secara teratur penting dilakukan
sampai nekrose berkurang, karena tidak ada kemungkinan terjadinya
kekambuhan. Timbulnya nekrose pada jaringan lunak ini berhubungan dengan
dosis, waktu, dan volume kelenjar yang teradiasi. Reaksi akut terjadi selama
terapi dan biasanya bersifat reversible,sedangkan reaksi yang bersifat kronis
biasanya terjadi menahun dan bersifat ireversibel.

H. Pemeriksaan Diagnostik
1. primer.
2. USG hepar, foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya meastatis jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (fine needle apiration biopsy), dilakukan pada tumor primer yang
metastasis ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi ataubiopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor (>1 cm)
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil (1 cm atau kurang)
Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi
a. Incisional biopsy
• dengan cara mengambil sampel dari arah carcinoma dan daerah yang sehat,
sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Terapi kejelekannya adalah
pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari
carcinoma tersebut, sedangkan keuntungannya dapat mengetahui batas dari
carcinoma guna terapi selanjutnya (penyinaran)
• cara biopsy ini dapat dilakukan pada carcinoma lidah yang masih kecil denga atau
tanpa metastase. Excise jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 – 1,5 cm
dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakan pada gabus (maksunya adalah untuk
cukup bersih). Dengan kasa yang diberikan formalin diletakan di atas preparat
agar preparat tidak melengkung sehingga totograpi tidak berubah,kemudian
dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian
mana yang tidak bersih dapat di ulang exisnya. Setelah dilakukan pemeriksaan
diatas (incisional biopsy) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk
menentukan tumor ganas atau bukan.
b. Brush biopsy
• pada prosedur ini, sampel di ambil pada permukaan mukosa yang terlihat
abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan
alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan melakukan tindakan
fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke laboratorium. Tindakan
pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsy diindikasikan pada kanker
yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi
terdapat pada orang yang memiliki factor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan
brush biopsy diindikasikan pada keadaan yang sebaliknya.

c. Tehknik cahaya khemoluminesen


• jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak
‘acetowhite’ pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.

I. Penatalaksanaan
Secara umum pengobatan kanker lidah meliputi : bedah atau operasi, terapi radiasi dan
terapi dengan obat kanker lidah (kemoterapi). Terapi mana yang akan dipakai disesuaikan
dengan derajat atau stadium kanker lidah, yang meliputi ukuran dan perluasan area
kanker apakah sudah menyebar ke kelenjar getah bening leher atau menyebar jauh ke
organ tubuh lainnya.
1. Terapi bedah (hemiglosectomy atau totl glosectomy)
Terapi bedah disini berupa operasi pengangkatan tumor lidah dan jaringan di
dekatnya, dan jika diperlukan kelenjar getah bening yang berada di dekatnya juga di
angkat. Terapi operasi ini dipilih ketika tumor pada lidah terlihat kurang dari 2 cm
dan ketika itu pada satu sisi dan tidak melibatkan pangkal lidah.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi di perlukan ketika kanker lidah sudah sampai pada
pangkal lidah atau belakang lidah. Terapi ini menggunakan radiasi untuk membunuh
sel kanker dan membuat tumor menyusut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi yaitu menggunakan obat-obat kanker lidah, seringkali dikombinasikan
dengan terapi radiasi agar hasilnya lebih bagus. Kemoterapi menggunakan obat anti
kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker di seluruh tubuh. ini mungkin menjadi
pilihan jika kanker telah menyebarkekelenjar getah bening didekatnya da pada kanker
lidah yang sudah menyebar (metastase) jauh. Obat kanker lidah kemoteraopi yang
berbeda dapat dikombinasikan untuk menyerang sel-sel kanker pada berbagai tahap
siklus pertumbuhan dan mengurangi kemungkinan resistensi obat.

J. Pathwey

Factor luar Factor Factor non


herediter herediter
Rokok,alkohol,
infeksi kronis Virus (palpiloma Paparan
dan trauma yang ditularkan sinar
klinis. melalui hub sex) ultraviolet
parasit dan bakteri

Sariawan yang
tidak kunjung Zat-zat
hilang Rangsangan konsinogen
karsinogen pada tertampung dan
sel aquamous berproliferasi
Pembengkakan carcinoma pada secara tidak
organ gusi, bibir kulit terkontrol pada
dan lidah mukosa mulut

Plak
Penyumbatan
keratoris,ulserasi, Kanker lidah
saluran
tepi lesi yang mengenai radix
pernafasan
indurasi, lingue
kemerahan pada asimptomatis
rongga mulut
Pola nafas tidak
efektif
Kanker
Kesulitan untuk mengenai
menelan, lidah corpus lingue ,
seperti mati rasa terlihan putih-
dan kaku,tidak putih pada lidah
mampu yang tidak biasa
mengontrol air liur dihilangkan

Ketidakseimbanga Terbentuk ulkus


n nutrisi kurang yang mudah
ASUHAN KEPERAWATAN
dari kebutuhan berdarah pada
A. Pengkajian tubuh lidah
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal
masuk, dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat
2. Riwayat penyakit sekarang:
- Keluhan utama: luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
- Riwayat penyakit sekarang: luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrasi jaringan disekitar yang mengakibatkan
nyeri lokal.

B. Pemeriksaan diagnostic
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor primer
2. USG hepar, foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastistis jauh.
3. Biopsy
a. FNAB ( Fine Needle Apiration biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis ke
kelenjar getah bening leher.
b. Biopsy insisi atau biopsy cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm)
c. Biopsy eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang)

C. Dioagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan ulkus pada lidah akibat kanker
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan orofaring akibat pembesaran
tumor.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesukaran menelan.

D. Rencana keperawatan

NO DIAGNOSA
1 Nyeri berhubungan Tujuan: a. manajemen nyeri
dengan ulkus pada Rasa nyeri terkontrol -lakukan pengkajian nyeri
lidah akibat kanker. Kriteria hasil: selama konfohensif termasuk
-Mendemonstrasikan lokasi, karakteristik, durasi,
pengggunaan keterampilan frekuensi, kualitas dan factor
relaksasi nyeri presipitasi
-melaporkan penghilangan nyeri -observasi reaksi noverbal
maksimal/control. ketidaknyamanan

2 Pola nafas tidak Tujuan : a.Manajemen jalan nafas


efektif Perbaikan dalam pola nafas -posisikan pasien untuk
berhubungan Kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
dengan RR 16-24 X/menit, tidak -ajarkan pasien bernafas
penyumbatan menggunakan otot bantu diagragmatik
orofaring akibat pernafasan dan tidak sesak. -berikan dorongan untuk
pembesaran menyelingi aktivitas dan
tumor. periode pasien
3 Perubahan nutrisi Tujuan: a.manajemen nutrisi
kurang dan Kebutuhan nutrisi dapat -kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh terpenuhi -kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan Kriteria hasil: untuk menentukan jumlah
dengan ksukaran -Berat badan meningkat kalori dan nutrisi yang di
menelan - nafsu makan meningkat butuhkan pasien.
-monitor kadar albumin, total
protein , hb, dan kadar ht
-berikan dorongan untuk
meningkatkan asupan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Carpenit, Linda juall (2000). Buku saku diagnose keperawatan. Edisi 8, EGC . Jakarta.

Roezin averdi 2004. Ilmu penyakit telinga-hidung-tenggorokan, Jakarta FKUI

Schrock, Theodore. 1995. Ilmu bedah (handbook of sugery) Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.

Sloane, ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.

Suyatno. 2010. Bedah onkologi diagnostic dan terapi. Jakarta: sagung seto.

Anda mungkin juga menyukai