1.1 PENGERTIAN
Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh
menempel pada lidah. Untuk jenis ini pun memiliki ragan jenis antara lain
benjolan yang tumbuh di lidah bagian atas dimana makin lama makin
membesar, sehingga sulit untuk mencerna makanan. Kanker lidah yang
sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa, sedangkan untuk jenis
yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah meningkat sejalan dengan
peningkatan usia, umumnya hal ini terjadi pada usia sekitar 60 tahun,
tetapi hal ini telah terjadi pergesaran usia lebih muda. Selain itu kanker
lidah ternyata juga dipicu oleh pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai,
kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetikpun juga ternyata
menjadi penyebab nya (Suyatno. 2010)
1.2 ETIOLOGI
1) Iincisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah kanker dan daerah yang
sehat, sehingga diketahui batas jelas dari kanker. Tetapi kejelekannya adalah
pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran
dari kanker tersebut, sedangkan keuntunganya dapat mengetahui batas dari
kanker guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ). Cara biopsy ini dapat
dilakukan pada kanker lidah yang masih kecil dengan atau tanpa metastase.
Excisi jaringan yang diduga kanker dengan jarak 1 – 1,5 cm dari jaringan
sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus (maksudnya adalah untuk cukup
bersih). Dengan kasa yang diberi formalin diletakkan diatas preparat agar
preparat tidak melengkung sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian
dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat
bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan
pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi untuk menentukan tumor ganas atau bukan.
2) Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang
terlihat abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan
menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan
melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke
laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum
biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat
kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang
memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
3) Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan
khemoluminesen setelah sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya
akan terlihat gambaran opak “acetowhite” pada jaringan yang terkena kanker
atau jaringan yang abnormal.
1.8 KOMPLIKASI
1) Komplikasi akut
1.9 PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan farmakologi
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya
menggabungkan membantu dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium
Plus mengandung ribosom dalam bertindak protein (RIP), anti oksidan,
dan anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada gilirannya
menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari
sistem kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak
pertumbuhan sel kanker adalah reversibel diberikan stimulus kimia yang
benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam
karya sinergi Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus.
2) Penatalaksanaan nonfarmakologi
1) Radio Therapy : Radio therapy dilakukan bila : Tumor Inoperable,
T3 atau lebih, N3, M0 – M
2) External X ray : Dengan memasukkan jarum radium sel-sel c kanker
ikut masuk kedalam. Dapat digunakan dengan cara lain yaitu :
Penderita dinarcose, kemudian memasukkan polyethtylene catherter
dan melalui charteter ini dimasukkan benang yang diikat dengan
radium maka radium ini akan tersebar secara merata, bila sudah
selesai benang ditarik keluar cara ini disebut application.
3) Radon seeds : Dengan biji-biji radon yang diletakkan sekitar kanker.
4) Cytostatica theraphy : Metotrexate (Mtx) dapat Mendepresi sum-sum
tulang, ini dapat diatasi denganleokoporin. Mempunyai akumulasi
baik. Dapat dipakai untuk merubah T3 menjadi T2-T1.
5) Surgical/Hemiglosectomy (total glossectomy) : Dilakukan
pengangkatan pada bagian yang diindikasi terkena kanker atau
hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar
dan sudah bermetastase ke daerah leher. Pada metastasenya
dilakukan : Pada N1 dan N2, dilakukan RND (Radical Neck
Disection) yang diangkat (kelenjar leher, kelenjar sub madibula dan
v. jugularis interna.)
6) Bilateral neck dissection : Dilakukan kelenjar supra ciavicularis Pada
N3