Oleh:
Kelompok 1
Oleh:
Kelompok 1
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Evidence Based Nursing ini dapat diselesaikan.
Karya ilmiah ini di susun guna memenuhi salah satu persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan Profesi Ners State Gerontik Program Studi ProfesiNers STIKES dr.
Soebandi dengan judul “Implementasi Prevensi Tersier : Senam Hipertensi Pada
Agregat Lansia Dengan Hipertensi di Wisma Minak Jinggo Putra Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Banyuwangi”
Selama proses penyususnan proposal penelitian ini penulis di bimbing dan dibantu
1. Drs. H. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM selaku Ketua STIKES dr. Soebandi
2. Ns. Guruh Wirasakti, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ners STIKES
dr. Soebandi
3. Ibu Trisna Vitaliati,S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penanggung jawab stase gerontik
4. Ibu Diana Efendi, Amd. Kep. selaku pembimbing lapangan UPT PSTW
Banyuwangi
5. Ibu Irwina Angelia Silvanasari , S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing akademik
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
di masa mendatang.
Jember, Maret2021
Penulis
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang Mengesahkan,
Mengetahui,
Kepala UPT PSTW Banyuwangi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM.......................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB. 1 PENDAHULUAN
iv
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umun ...............................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................3
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................3
1.4.1 Manfaat Bagi peneliti...................................................3
1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan.................................3
1.4.3 Bagi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Banyuwangi.
1.4.4 Bagi UPT Panti Sosial Tresna Werdha Banyuwangi. . .3
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi..........................................................................5
2.1.1 Pengertian Hipertensi.......................................................5
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi......................................................6
2.1.4 Etiologi Hipertensi...........................................................7
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi...................................................7
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi .........................8
2.1.6. Faktor Resiko..................................................................14
2.1.7. Manifestasi Klinis...........................................................16
2.1.8. Komplikasi......................................................................16
2.1.9. Penatalaksanaan .............................................................18
2.2 Konsep Senam Hipertensi...............................................................29
2.2.1 Pengertian Senam Hipertensi.......................................................29
2.2.2 Manfaat Senam Hipertensi..............................................29
2.2.3 Langkah-langkah Senam Hipertensi…………………….30
BAB. 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................................36
3.1.1 Data Inti………………………………………………….36
3.1.2 Data Subsistem…………………………………………..40
3.1.3 Persepsi………………………………………………….45
3.1.4 Pemeriksaan Fisik Lansia……………………………….46
3.2 Rencana Keperawatan....................................................................48
v
3.3 Planing Of Action Asuhan Keperawatan………………………….52
3.4 Dokumentasi Implementasi Asuhan Keperawatan………………..54
3.5 Dokumentasi Evaluasi Rencana Keperawatan…………………….55
BAB. 4 ANALISIS JURNAL
4.1 Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap P enurunan Tekanan Darah
Lansia Dengan Hipertensi di Panti Wredha Darma Bhakti Kelurahan Pajang
Surakarta........................................................................................59
4.1.1 Gambaran Umum Jurnal..................................................59
4.1.2 Desain Penelitian..............................................................59
4.1.3 Isi Jurnal Dan Hasil Penelitian.........................................60
4.1.4 Kesimpulan.....................................................................60
BAB. 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.........................................................................................................Hasil Data
........................................................................................................61
5.2.........................................................................................................Pembahasa
n......................................................................................................64
BAB. 6 PENUTUP
6.1Kesimpulan .....................................................................................66
6.2 Saran...............................................................................................66
6.2.1 Bagi PSTW...........................................................................66
6.2.2 Bagi Institusi.........................................................................66
6.2.3 Bagi Masyarakat...................................................................66
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................68
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................70
vi
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai lebih dari 1,3 miliyar kasus, di perkirakan akan meningkat pada tahun 2025.
Menurut hasil Rikesdas 2018 hipertensi menempati urutan ke 9 dari 10 penyakit tidak
terakhir. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 25,8% kejadian hipertensi,pata tahun 2018
tercatat sebanyak 54,1% kejadian hipertensi. Dari data tersebut tercatat sebanyak 13,3%
penderita hipertensi tidak minum obat antihipertensi, sebanyak 32,3% tidak patuh dalam
pengobatan antihipertensi, dan sebagian besar pasien (72,54%) tidak memiliki perilaku
gangguan pada otak (storke dan demensia ), gangguan pada ginjal dan gangguan pada
mata.
(selamanya), akan tetapi pada penderita hipertensi juga bisa menerapkan pola hidup
yang sehat, dari olah raga rutin, mengatur makanan, dan menurunkan berat badan.
Menjalani pola hidup yang sehat tidak cukup membuat tekanan darah terkendali. Maka
dari itu, kebanyakan orang dengan hipertensi masih butuh minum obat pengendali
1
2
tekanan darah. Jika hipertensi ini tidak diobati secara rutin dapat menyebabkan resiko
terjadinya kerusakan pada jantung, otak dan ginjal. [CITATION kem191 \l 1057 ].
pengobatan sangat diperlukan agar di dapatkan kualitas hidup penderita hipertensi yang
lebih baik.
tekanan darah yaitu dengan salah satu terapi komplementer (Roni Alfaqih, 2016).
Terapi komplementer yang saat ini populer dan dipercaya masyarakat untuk mengobati
senam hipertensi merupakan salah satu terapi komplementer yang berfungsi untuk
penulis tertarik untuk melakukan evidence based nursing terkait Implementasi Prevensi
Tersier : Senam Hipertensi Pada Agregat Lansia Dengan Hipertensi di Wisma Minak
kelompok lansia apakah terdapat peredaan tekanan darah sebelum dan sesudah
dilakukan terapi senam hipertensi pada pasien dengan hipertensi di Panti Sosial Tresna
Werdha Banyuwangi.
3
1.3 Tujuan
sebelum dan sesudah dilakukan terapi senam Hipertensi pada pasien hipertensi di
c. Menganalisa perbedaan tekanan darah seelum dan sesudah dilakukan terapi senam
Banyuwangi.
1.3 Manfaat
nonfarmakologis
4
masyarakat luas khususnya penderita hipertensi, bahwa tekanan darah tinggi dapat
TINJAUAN PUSTAKA
pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi merupakan
salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang
menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas batas
normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan
darah yang dianggap normal kurang dari 130/85 mmHg. Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu : hipertensi primer atau essensial (90% kasus
hipertensi) yang penyebabnya belum diketahui dan hipertensi sekunder (10%) yang
hormonal atau pemakaian obat tertentu.. menurut JNC VII Report 2003, diagnosis
hipertensi di tegakkan apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan
tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu
meningkat secara kronis. Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai
komplikasi, infark miokard, jantung koroner, gagal jantung kongesif, pada otak dapat
5
6
sistolik dan tekanan darah diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi, klasifikasi tersebut
kasus hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi ini biasanya terjadi
antara usia 25-55 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 20 tahun. Menurut
timbul akibat beberapa faktor resiko yaitu anatara lain : pola hidup (merokok,
asupan garam, obesitas, aktivitas fisik, dan stress), faktor genetik, sistem saraf
7
pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan dalam sistem renin, angiotensin,
dan aldosteron, ciri perorangan dan kebiasaan hidup [CITATION Drd18 \l 1057 ].
yang terjadi disebabkan oleh penyakit tertentu. Hipertensi sekunder ini mencakup
hipertiroid serta kelainan neurologi seperti tumor otak [CITATION Drd18 \l 1057 ].
2.1.4 Patofisiologis
dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis.
Meknisme hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja
mengatur tekanan pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2008) mekanisme ini antara lain:
Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma menjadi substrat
terjadi selama hormon ini masih menetap didalam darah [CITATION Hal16 \l 1057
].
a. Lingkungan
1) Bentuk/dukungan keluarga
hidup. Hal ini merupaka tantangan bagi pasien dan keluarga agar dapat
tahun. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi adalah melalui dukungan
2) Pelayanan kesehatan
9
rumah sakit Dapat diketahui bahwa sebagian besar penderita sudah tidak
penderita merupakan biaya non kesehatan langsung yaitu biaya yang haru
biaya yang dikeluarkan juga semakin besar. Alasan tersebut membuat sebagia
kesehatan cukup jauh, sehingga kelompok penderita ini memilih untuk tidak
b. Demografi
1) Usia/lansia
pada usia lanjut (lansia) akan cenderung tinggi sehingga lansia lebih besar
zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-
2) Jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
tanda dan gejala serta dampak yang di timbulkan. Sebagian besar penderita
c. Perilaku
1) Pola makan
11
bahwa pernah mengkonsumsi dan ada juga yang mengatakan masih tetap
tinggi, garam, natrium tinggi, makanan yang diawetkan dan makanan yang
banyak mengandung alkohol dimana dari pola makan yang tidak sehat
1057 ].
2) Kebiasaan merokok
merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan terjadi
\l 1057 ].
3) Alkohol
12
buruk pada kesehatan jangka panjang. Salah satu akibat dari konsumsi
darah menjadi kental dan jantung dipaksa untuk memompa, selain itu
4) Aktivitas fisik
menggunakan energi. Olahraga adalah salah satu jenis aktivitas fisik yang
kegiatan olahraga dengan intensitas sedang lebih baik dari pada olah raga
d. Agen
1) Stress emosinal
13
setiap tekanan atau tuntutan yang mungkin muncul, baik dari kondisi
2) Gangguan ginjal
obat tekana darh tinggi yang perlu diawasi efeknya pada ginjal, yaitu
ACE-inhibitor dan ARB, obat ini biasanya berakhir dengan pril (misal
tekanan darah tinggi yang sangat tinggi (46-69) dari jumlah populasi
1) Usia
14
2) Stress
3) Obesitas
dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
4) Rokok
Ard12 \l 1057 ].
5) Kopi
1) Genetik
kembar monozigot (satu telur) dara pada heterozigot (beda telur). Riwayat
2) Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita
apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat ditemukan perubahan pada
16
darah, dan pada kasus berat terdapat edema pupil (edema pada diskus opyikus)
peningkatan berat badan dengan emosi yang labil pada sindrom cushing,
kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
Semua itu terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
2.1.8 Komplikasi
tanpa ada upaya untuk mengontrol bisa merusak berbagai organ vital tubuh yaitu ,
a. Otak
Secara patologi anatomi dalam otak kecil akan di jumpai adanya odema,
terputusnya pembuluh darah pada otak. Tekanan darah tinggi secara signifikan
adalah faktor risiko paling penting untuk stroke. Ditaksir bahwa 70% dari semua
b. Jantung
efisien ke seluruh tubuh. Beban kerja yang meningkat akhirnya merusak jantung
terjadi jika arteri koronaria menyempit, kemudia darah menggumpal. Kondisi ini
berakibat pada bagian otot jantung yang bergantung pada arteri koronaria mati.
c. Ginjal
mempersempit pembuluh darah yang menyuplai ginjal. Hal ini bisa menghambat
d. Mata
Pembuluh darah pada mata akan terkena dampaknya, yang terjadi adalah
e. Kaki
18
Pembuluh darah di kaki juga bisa rusak akibat dari hipertensi yang tak
2.1.9 Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan Farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
b. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
18,5-24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan rumus membagi berat badan
dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan meter. Obesitas
yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan diet rendah kolesterol kaya
protein dan serat. Penurunan berat badan sebesar 2,5-5 kg dapat menurunkan
garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr Nacl atau 2,4 gr
setara dengan satu sendok teh setiap harinya. Penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 5 mmHg dan tekanna darah diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat
20
dilakukan dengan cara mengurangi asupan garam menjadi 1/2 sendok teh/hari
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih dari 1
gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga
4) Menghindari merokok
didalam tembakau terdapat nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keras
5) Penurunan stress
dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau mediasi yang dapat
6) Akupresur
aliran darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan darah [ CITATION Sha09 \l
1057 ].
21
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang
hipertensi adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan lansia.
dan meningkatkan kondisi dan fungsi dari jantung dan peredaran darah, kekuatan dan
daya tahan otot, kelenturan otot dan sendi, keseimbangan dan koordinasi dan proses
pada rohani antara lain, memelihara kestabilan penguasan diri, mengurangi stress,
menggerakan seluruh persendian yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental,
sedangkan yang terakhir yaitu gerakan pernafasan yang diadaptasi dari senam Tai Chi
akan memberikan efek relaksasi dan akan mengatasi permasalahan psikososial (Sari,
jasmani dan rochani tubuh manusia. Berikut adalah manfaat lain dari senam tera:
disebabkan karena adanya latihan senam tera secara rutin dapat melatih otot agar
22
tidak mengalami kekakuan terutama pada otot pernapasan, sehingga paru dapat
b. Meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah
c. Menurunkan tingkat stress, hal ini dapat terjadi karena pada senam lansia akan
timbul efek relaksasi yang kan membuat hormone CRH tidak menstimulasi ACTH
(Anshori,2016).
BAB III
24
TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN
a. Sejarah
tersebut kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur sebagai Panti Multi
Pada tahun 2002 – 2004 berubah menjadi UPS Bina Karya dibawah UPT
b. Demografi
25
1. Komposisi Penduduk
Jumlah
100%
Berdasarkan
No Usia Jumlah
.
1 45-59 1
2 60-74 14
3 75-90 2
4 >90 1
Jumlah 18
26
Jumlah
45-59 60-74 75-90 >90
6% 6%
11%
78%
sebesar 78%
3. Status Perkawinan
Jumlah
Kawin Tidak Kawin Janda/Duda
11%
89%
27
4. Agama
No Agama Jumlah
1 Islam 15
2 Kristen 3
3 Hindu -
4 Budha -
5 Konghucu -
Jumlah 18
Jumlah
17%
83%
5. Status Kesehatan
28
No Penyakit Jumlah
.
1 ISPA -
2 TBC -
3 Hipertensi 9
4 Jantung -
5 Ginjal -
6 Stoke 1
7 Diabetes Milletus -
8 DHF -
9 Diare -
10 Gatal-gatal 3
11 Gangguan Jiwa -
12 Lain-lain 5
Jumlah 18
Jumlah
28%
50%
17%
6%
lansia yaitu hipertensi 50%, gatal-gatal 17%, stroke 5%, Lain – lain
28%.
1. Lingkungan fisik
Putra dan Minak Jinggo Putri. Wisma Minak Jinggo Putra memiliki 20
yaitu permanen. Jenis lantai wisma yaitu keramik. Ventilasi udara lebih
dari 10% dari luas bangunan. Jumlah ruangan di Wisma Minak Jinggo
yaitu 2 ruangan luasnya ± 9x5 m2, dan ruangan kedua dengan luas ± 7x5
m2. Sumber air minum yaitu air galon isi ulang. Terdapat 4 kamar mandi,
b. Perilaku sehat
Kebiasaan Merokok
Tidak
Merok
ok
21%
Merok
ok
79%
Ya
100%
e. Kebiasaan Olahraga
No Keterangan Jumlah
.
1. Rutin Olahraga 5
2. Tidak Rutin Olahraga 13
Jumlah Lansia 18
Keterangan:
Rutin Olahraga: mengikuti senam yang di adakan oleh UPT PSTW
Banyuwangi tiap hari selasa dan jum’at.
Tidak Rutin Olahraga: tidak megikuti senam yang di adakan oleh
UPT PSTW Banyuwangi tiap hari selasa dan jum’at.
Jumlah
28%
72%
g. Pembuangan sampah
TPA
40%
Dibakar
60%
h. Pembuangan limbah
terbilang cukup baik adapun sarana prasarana yang ada di UPT PSTW
34
Banyuwangi adanya pos satpam yang terletak di depan pintu masuk PSTW
3. Pelayanan kesehatan
a) Pemeriksaan kesehatan
No Keterangan Jumlah
.
1. Rutin 2
2. Tidak Rutin 0
3. Tidak Pernah 16
Jumlah 18
jumlah
11% rutin
tidak rutin
tidak pernah
89%
rutin yang dilakukan lansia di wisma Minak Jinggo Putra sebanyak 85%
35
lansia rutin memeriksa kesehatan dan sebanyak 15% lansia tidak rutin
memeriksa kesehatannya.
4. Ekonomi
Jawa Timur.
6. Sistem komunikasi
memiliki ketua utuk menyampaikan keluh kesah para lansia, dan para ketua
7. Pendidikan
Pendidikan rata rata di wisma Minak Jinggo Putra adalah tamat SD.
8. Rekreasi
a. Persepsi petugas
36
bahwa petugas harus lebih memahami tentang peran dan fungsinya sebagai
b. Persepsi lansia
Setiap lansia satu sama lain mempunyai persepsi yang tidak sama tentang
sebuah intervensi yang dapat menurunkan tekanan darah sistole pada lansia
dilakukan wawancara kepada lansia wisma Minak Jinggo Putra dapat ditarik
kesimpulan bahwa tingginya tekanan darah pada lansia wisma Minak Jinggo
panti.
c. Pola tidur lansia, dan jumlah jam tidur lansia yang kurang efektif
Diagnosa Tujuan umum Tujuan Khusus dan kriteria hasil Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
manajemen kesehatan asuhan kelompok selama tiga minggu, lansia di Pencegahan primer
lansia berhubungan keperawatan Panti Sosial Tresna Wredha Banyuwangi, NOC : Pengajaran : Proses penyakit
dengan kurang selama tiga dapat teratasi. (5602)
pengetahuan tentang minggu, a. Pencegahan Primer 1. Kenali pengetahuan pasien
penyakit hipertensi, peningkatan Tujuan : mengenai kondisinya
kesulitan dengan kesehatan Meningkatkan kesadaran tentang gaya 2. Berikan informasi pada pasien
regimen yang kelompok lansia di hidup sehat. mengenai kondisinya, sesuai
diprogrhzamkan Panti Sosial Tresna NOC : kebutuhan
ditandai dengan lansia Wredha Pengetahuan: Perilaku kesehatan (1805) 3. Jelaskan tanda dan gejala yang
kurang tahu tentang Banyuwangi dapat Kode Indikatorr SA ST umum dari penyakit, sesuai
faktor faktor terjadinya teratasi 18050 Strategi 2 5 kebutuhan
penyakit hipertensi, dan 3 mengelola 4. Diskusikan perubahan gaya
banyak lansia yang stress hidup yang mungkin diperlukan
kurang antusias 18050 Manfaat 2 5 untuk mencegah komplikasi di
terhadap program 2 olahraga teratur masa yang akan dating dan/
kesehatan yang ada di 18050 Pola tidur- 3 5 mengkontrol proses penyakit
panti. 6 bangun yang 5. Edukasi pasien mengenai tanda
normal dan gejala yang harus dilaporkan
Kode : 00078 kepada petugas kesehatan, sesuai
Keterangan: kebutuhan
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahua terbatas
3: Pengetahuan sedang Pencegahan sekunder
4: Pengetahuan banyak NIC : Skrining Kesehatan (6520)
1. Lakukan pengkajian fisik yang sesuai
39
4 : Sering menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
c. Pencegahan tersier
Tujuan :
Mengubah kebiasaan perilaku tidak
sehat menjadi sehat
NOC :
Perilaku patuh : aktifitas yang disarankan
(1632)
Kode Indikator SA ST
163210 Berpartisipasi 2 5
dalam aktifitas
fisik sehari –
hari yang
ditentukan
163215 Memodifikasi 2 5
aktifitas fisik
seperti yang
diarahkan oleh
kesehatan
profesional
163216 Mengidentifikasi 2 5
gejala yang
perlu dilaporkan
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
41
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
Sumber Daya
Tujuan
No. Diagnosa Keperawatan Kegiatan Sasaran
Penangung Alokasi Keberlanju
Kegiatan Waktu Tempat
Jawab Dana tan
1. Ketidakefektifan Pencegahan Primer
manajemen kesehatan Pendidikan Meningkatk Lansia di Aisyah Minggu, 14 Wisma Dilakukan
lansia berhubungan kesehatan an wisma Helmiatul, Maret 2021 Minak setiap ada
dengan kurang tentang pengetahuan Minak Alfin Dwiky Pukul 07.00 Jinggo Putra pertemuan
pengetahuan tentang hipertesi lansia Jinggo M, Anis M, PSTW
penyakit hipertensi, tentang Putra Annuru Febri Banyuwangi
kesulitan dengan regimen penyakit PSTW R, Dinda Ayu
yang diprogrhzamkan hipertensi Banyuwan L, Diah Ayu,
ditandai dengan lansia gi Dwi Cahya
kurang tahu tentang Wijayanto
faktor faktor terjadinya
penyakit hipertensi, dan Pencegahan Sekunder
banyak lansia yang
Pemeriksaan Mengetahui Lansia di Aisyah Minggu, 14 Wisma Dilakukan
kurang antusias terhadap
tekanan tekanan wisma Helmiatul, Maret 2021 Minak setiap ada
program kesehatan yang
darah darah lansia Minak Alfin Dwiky Pukul 07.30 Jinggo Putra pertemuan
ada di panti.
Jinggo M, Anis M, PSTW
42
Pencegahan Tersier
No Masalah kesehatan Penyebab Program kegiatan Tujuan Kriteria Metode Hasil evaluasi Rencana
terjandinya yang dilakukan evaluasi keberhasilan evaluasi tindak lanjut
masalah
1. Ketidakefektifan Kurang a. Pendidikan Meningkatkan Keberhasilan Dalam Sebagian lansia Lakukan
manajemen kesehatan pemahaman kesehatan status dapat dilihat prosesnya mengalami pemberdayaan
lansia berhubungan masyarakat tentang tentang penyakit kesehatan dari : seluruh lansia penurunan masyarakat
dengan kurang gaya hidup hipertensi lansia 1. Pengetahuan terlibat aktif tekanan darah guna
pengetahuan tentang pencegahan b. Senam lansia dalam Sebagian besar meningkatkan
penyakit hipertensi, hipertensi hipertensi tentang mengikuti lansia status
kesulitan dengan c. Pemeriksaan hipertensi program mengalami kesehatan
regimen yang tekanan darah setelah pendidikan peningkatan
diprogramkan dilakukan kesehatan yang pengetahuan
ditandai dengan lansia pendidikan telah tentang penyakit
kurang tahu tentang kesehatan diprogramkan hipertensi
faktor faktor 2. Penurunan serta lansia
terjadinya penyakit tekanan tampak
hipertensi, dan darah sistole menyimak dan
banyak lansia yang dan diastole memberikan
kurang antusias respon yang
terhadap program baik terhadap
kesehatan yang ada di materi yang
panti. diberikan dan
dapat
Kode : 00078 berpartisipasi
aktif dalam
kegiatan
senam lansia
BAB IV
ANALISIS JURNAL
Panjang Surakarta
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung, setelah beristirahat pembuluh darah
akan berdilatasi atau meregang dan aliran darah akan turun sementara waktu
kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelumnya jika berolahraga dengan
rutin pembuluh darah akan lebih elastis sehingga tekanan darah dapat menurun
designOne Group Pre test-post test. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
lansia yang tinggal di Panti Wreda Kelurahan Pajang Surakarta dengan jumlah
Berdasarkan hasil jurnal analisis, menunjukkan bahwa nilai rata rata nilai
tekanan darah sistolik sebelum intervensi yaitu 150,46 mmHg sedangkan rata rata
tekanan darah diastolik sebesar 95,36 mmHg. Sedangkan nilai rata rata tekanan
darah setelah dilakukan intervensi sebesar 130,36 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 82,14. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test ρ –
value = 0,001 yang berarti menunjukkan ada pengaruh senam hipertensi lansia
4.1.4. Kesimpulan
dalam klasifikasi hipertensi stage 1 sebanyak 17 orang (61%) dan sebagian besar
Signed Rank Test ρ – value = 0,001 yang berarti menunjukkan ada pengaruh
senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia di Panti Wredha Bhakti
Pajang Surakarta.
BAB V
Lower Upper
SISTOLE_SEBE
Pair LUM - 7,07
16,667 7,071 2,357 11,231 22,102 8 ,000
1 SISTOLE_SESU 1
DAH
DIASTOLE_SE
Pair BELUM - 8,00
8,889 3,333 1,111 6,327 11,451 8 ,000
2 DIASTOLE_SE 0
SUDAH
Hasil uji SPSS Statistic 20, didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil uji SPSS Statistic 20, didapatkan hasil nilai signifikansi ,000 yang
lebih kecil dari 0,005 dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemberian terapi senam
1.2. Pembahasan
bahwa senam hipertensi pada lansia dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan
Analisa senam hipertensi lansia sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Maryam (2008), pada usia lanjut kekuatan pompa jantung berkurang, berbagai
Dengan latian fisik atau senam dapat membantu kekuatan pompa jantung bertambah
karena otot jantung padang orang yang rutin olahraga sangat kuat sehingga otot
jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit lebih pada otot jantung
denyut jantung dan olahraga juga akan menurutkan kardiacoutput yang akhirnya
menurunkan tekanan darah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Smeltzer,
2012). Sehingga aliran darah bias kembali lancar. Jika dilakukan secara teratur akan
ssenam hipertensi lansia dengan tekanan darah tinggi khususnya pada lansia cukup
efektif dalam menurunkan tekanan darah yang dilakukan enam kali berturut-turut.
53
Hasil tekenan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi senam hipertensi :
1. Merokok
3. Kurangnya aktivitas
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
54
Dari hasil uji statistic yang hasil signifikan menununjukan 0,00 lebih
kecil dari 0,05 yang artinya tekanan darah lansia ada pengaruh antara sebelum
6.2. Saran
Hasil dari Asuhan Keperawatan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
Hasil dari asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk reverensi bagi
Hasil dari asuhan keperawatan ini dapat digunakan atau diterapkan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, H., & Finasim, M. (2018, november 13). Tatalaksana hipertensi terkini.
Retrieved from academia edu: http://www.academia.edu
55
Gusti, A., Wiradyani, K., & Ariyasa, G. (2017). Hubungan pola komsumsi minuman
beralkohol terhadap kejadian hipertensi. Jurnal gizi indonesia, 66-69.
Hall, J., & Guyton. (2016). Philadelphia (PA). Elsevier: Renika Cipta.
Islami, & Indah, K. (2015). hubungan natara stress dengan hipertensi. surakarta:
Grasindo.
Nanda, G., Yennike , T., & Ramani , A. (2019). Peramalan jumlah kasus penyakit
hipertensi dikabupaten jember dengan metode time series. Journal Of Health
Science And Prevention, 40-41.
Novitaningtyas , & Tri, P. (2014). Hubungan karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan) dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia. Sukoharjo:
Air Langga.
Octavian, Y., Sulastri, D., & Lestari , Y. (2015). Hubungan merokok dengan kejadian
hipertensi. Jurnal kesehatan andalas, 435-436.
Prasetyo, T., & Donny, A. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada usia dewasa muda. Surakarta: Gagas Medika.
Saferi, w., Andra, Y., & Mariza , P. (2013). KMB 2 : Keperawatan Medikal Bedah
( Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Askep). Yogyakarta: Nuha Medika.
Smelterzer, Suzame, C., & Brenda, G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
56
Sudoyo, A., Setiyohadi, B., & Syam, A. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta:
Gramedia.
Welsh, W., Mayer, B., & Kowalak, J. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. SOP Senam Hipertensi
57
Standart Operational
Procedure
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners ………….. ………… ………….
STIKES dr. Soebandi,
Jember
Pengertian Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah
satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif
khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan
tekanan darah.Senam hipertensi adalah olahraga ringan
dan mudah dilakukan, tidak memberatkan lansia.
Tujuan 1. Untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen
ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
2. Mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor
yang mempertinggi hipertensi)
Indikasi Pasien dengan tekanan darah lebih dari 120/90 mmHg
Kontraindikasi 1. Lansia dengan fraktur ekstremitas bawah
2. Lansia dengan bedrest total
Persiapan Klien 1. Klien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
2. Klien dalam posisi berdiri
3. Ruangan yang tenang dan kondusif
4. Ruangan yang cukup luas
Persiapan Alat 1. Sound sistem jika diperlukan
2. Video jika diperlukan
Tahap Kerja 1. Jalan di tempat (2x8)
2. Tepuk tangan (2x8)
3. Tepuk jari (2x8)
4. Jalin tangan (2x8)
5. Silang ibu jari (2x8)
6. Adu sisi kelingking (2x8)
7. Adu sisi telunjuk (2x8)
8. Ketuk pergelangan tangan (2x8)
9. Tekan jari-jari (2x8)
10. Buka dan mengepal (2x8)
11. Menepuk punggung tangan dan bahu (2x8)
12. Menepuk punggung (2x8)
13. Menepuk paha (2x8)
58
Hari/Tanggal :
Tempat : Minak Jinggo
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah isu kesehatan masyarakat yang penting dimana jarang
menyebabkan gejala atau keterbatasan nyata pada kesehatan fungsional pasien.
Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit jantung koroner, gagal jantung,
serta stroke (LeMone dkk, 2018). Hipertensi di klasifikasikan menjadi dua, yaitu
Hipertensi Primer (Esensial) dan Hipertensi sekunder (Udjianti, 2010). Kasus hipertensi
menurut Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita
hipertensi, yang berarti setiap 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi,
hanya 36,8% di antaranya yang minum obat.
Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya.
Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi serta setiap
tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi (DepKes, RI,
2019). Prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (BalitBanKes) melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 saat ini sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan dari angka
sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak 25,8% (RisKesDas, 2018).
Faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
obesitas, kurang aktivitas fisik, stress, penggunaan estrogen dan salah satunya yang
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah pola konsumsi garam dengan intake
berlebihan (RisKesDas, 2018). Penyebab hipertensi diantaranya adalah konsumsi
makanan asin, kafein, konsumsi mono sodium glutamat (vetsin, kecap, pasta udang)
(Indrawati dkk, 2009).
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, klien mampu memahami tentang penyakit
Hipertensi.
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehan selama 35 menit, diharapkan peserta
mampu menyebutkan :
60
G. Waktu Kegiatan
Waktu Kegiatan Perawat Keluarga
5 menit Kegiatan pra- a. Mempersiapkan materi, Menerima
pembelajaran media dan tempat kontrak waktu
b. Kontrak waktu
H. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Apa yang anda ketahui tentang pengertian hipertensi ?
b. Sebutkan apa saja penyebab hipertensi ?
c. Sebutkan apa saja tanda dan gejala dari hipertensi ?
d. Bagaimana pencegahan dan penanganan hipertensi ?
I. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. EGC : Jakarta
DepKes, RI. 2019. Hipertensi Membunuh Diam-Diam, Ketahui Tekanan
Darah Anda. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 07 Desember 2020.
http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi membunuhdiam-
diam-ketahui-tekanan-darahanda.html
LeMone, P., Burke, K., M., & Bauldoff, G. 2018. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Gangguan Kardiovaskuler. Diagnosis Keperawatan Nanda
Pilihan, NIC NOC. Alih Bahasa : Subekti, B.N. Jakarta : EGC
HIPERTENSI
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001).
Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg (Darmojo, 1999).
D. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi antara lain :
1. Kontrol Tekanan Darah
Dilakukan setiap satu minggu sekali ke pusat pelayanan terdekat
2. Berobat secara berkala atau teratur
Apabila sudah didiagnosa Hipertensi, pengobatan secara berkala guna
menghindari komplikasi .
3. Diet
Diet Pada Pasen Hipertensi
a. Diet yang diberikan : rendah garam (RG)
65
4. Olahraga teratur
66
Statistics
SISTOLE_S DIASTOL
EBELUM E_SEBEL
UM
Valid 9 9
N
Missing 0 0
Mode 150 90
Std. Error of
,717 ,717
Skewness
Range 40 10
Minimum 140 90
25 145,00b .b,c
75 165,00 98,33
SISTOLE_SEBELUM
DIASTOLE_SEBELUM
Statistics
SISTOLE_S DIASTOLE_
ESUDAH SESUDAH
Valid 9 9
N
Missing 0 0
Mode 120b 80
Std. Error of
,717 ,717
Skewness
Range 40 10
Minimum 120 80
Maximum 160 90
25 126,00c .c,d
75 151,25 89,44
SISTOLE_SESUDAH
DIASTOLE_SESUDAH
SISTOLE_SEBELU
155,56 9 13,333 4,444
M
Pair 1
SISTOLE_SESUDA
138,89 9 15,366 5,122
H
DIASTOLE_SEBEL
93,33 9 5,000 1,667
UM
Pair 2
DIASTOLE_SESU
84,44 9 5,270 1,757
DAH
71
N Correlatio Sig.
n
SISTOLE_SEBELUM
Pair 1 & 9 ,888 ,001
SISTOLE_SESUDAH
DIASTOLE_SEBELU
M&
Pair 2 9 ,791 ,011
DIASTOLE_SESUDA
H
Paired Samples Test
Lower Upper
SISTOLE_SEBELUM
Pair 1 - 16,667 7,071 2,357 11,231 22,102 7,071 8 ,000
SISTOLE_SESUDAH
DIASTOLE_SEBELU
M-
Pair 2 8,889 3,333 1,111 6,327 11,451 8,000 8 ,000
DIASTOLE_SESUDA
H
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
90
91
92
93
94