Anda di halaman 1dari 62

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN ASAM JAWA


TERHADAP INTENSITAS DISMENOREA REMAJA PUTRI DI
SMAN 1 SUKAMULIA

MARDIANA
113119012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2022

i
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN ASAM JAWA


TERHADAP INTENSITAS DISMENOREA REMAJA PUTRI DI
SMAN 1 SUKAMULIA

Proposal Skripsi ini Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep.) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hamzar Lombok Timur

OLEH :

MARDIANA
113119012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2022

ii
PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal Skripsi Atas Nama Mardiana, NIM : 113119012 dengan judul Pengaruh
Pemberian Rebusan Asam Jawa Terhadap Intensitas Dismenorea Remaja
Putri di SMAN 1 Sukamulia

Telah memenuhi syarat dan disetujui

Pembimbing I Tanggal

Baiq Fina Farlina,M.Pd


NIDN: 0826098503

Pembimbing II Tanggal

Ns.Ahyar Rosidi,M,Kep
NIDN : 0817049103

Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan
Ketua,

Ns. Dina Alfiana Ikhwani


NIDN:0808068501

iii
PENGESAHAN PENGUJI

Peroposal Skripsi Atas Nama Mardiana NIM. 113119012 dengan judul


“Pengaruh Pemberian Rebusan Asam Jawa Terhadap Intensitas Dismenorea
Remaja Putri di SMAN 1 Sukamulia”

TIM PENGUJI
No Nama Jabatan Tanda tangan
1 Baiq Fina Farlina, M.Pd Ketua
NIDN:0826098503

2 Ns. Ahyar Rosidi, M.Kep Anggota


NIDN. 3425108602

3 Ns. Apriani Susmita Sari, M.Kep Anggota


NIDN:0801049201

Mengetahui
Ketua Sekolah Tinggi Ketua program Studi
Ilmu Kesehatan Hamzar Ilmu Keperaatan

Drs. H. MUH. Nagib M. Kes Ns. Dina Alfiana Ikhwani, M.Kep


NIDN. 0818095501 NIDN 0808068501

KATA PENGANTAR

iv
Assalamu’alaikum wr.Wb.

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Pengaruh

Pemberian Rebusan Asam Jawa Terhadap Intensitas Dismenorea Remaja

Putri di SMAN 1 Sukamulia “

Pada penulisan proposal skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Drs. H. Muh, Nagib, M.Kes, selaku Ketua STIKes Hamzar Lombok Timur

2. Ns. Sasteri Yuliyanti, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu keperawatan

3. Baiq Fina Farlina, M.pd, selaku dosen pembimbing pertama yang telah

memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian

proposal skripsi ini

4. Ns.Ahyar Rosidi, M.Kep, selaku dosen pembimbing kedua yang telah

memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian

proposal skripsi ini

5. Ns. Apriani Susmita Sari, M.Kep, selaku dosen penguji terimakasih atas saran

dan masukannya selama penyusunan laporan skripsi ini

6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan dan telah

mendoakan demi suksesnya penyusunan proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan

kritik yang membangun. Akhirnya, semoga proposal skripsi ini dapat

menambah wawasan mengenai Pengaruh Pemberian Rebusan Asam Jawa

Terhadap Intensitas Dismenorea Remaja Putri di SMAN 1 Sukamulia

v
Akhir kata ,wassalamu’alaikum wr.Wb.

Lombok Timur, September

2022

Penulis

DAFTAR ISI

vi
HALAMAN SAMPUL LUAR..................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
E. Keaslian Penelitian............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja................................................................................... 9
B. Konsep Menstruasi............................................................................. 11
C. Konsep Dismenorea........................................................................... 13
D. Konsep Asam Jawa............................................................................ 24
E. Kerangka konsep................................................................................ 29
F. Hipotesis............................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................ 31
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling............................................ 32
C. Waktu dan tempat penelitian.............................................................. 34
D. Variabel Peneliti................................................................................. 34
E. Definisi Operasional Penelitian.......................................................... 35
F. Instrument penelitian ......................................................................... 35
G. Prosedur pengumpulan data............................................................... 36
H. Pengolahan dan Metode analisa data.................................................. 37
I. Etika penelitian................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 7


Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 35

vii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 kerangka konsep.............................................................................. 29

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri Numerical Rating Scale (NRS)................................. 23

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Informed Consent
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Lembar Observasi

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menjadi ke

dewasa atau salah satu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencangkup

kematangan emosional, sosial, mental, dan fisik. Tanda dan ciri dari pubertas

seorang wanita adalah terjadinya menstruasi pertama (Menarche).

Siklus menstruasi adalah proses perubahan hormon yang terus-menerus

dan mengarah pada pembentukan endometrium, ovulasi, serta peluruhan

dinding jika kehamilan tidak terjadi. Menstruasi yang normal berlangsung

kurang lebih 4-7 hari. Jumlah darah yang dikeluarkan sekitar 2-8 sendok

makan. Sementara satu siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, tetapi

panjang siklus 24-35 hari masih dikategorikan normal. Sistem kerja tubuh

wanita berubah-ubah dari bulan ke bulan tapi ada beberapa wanita yang

memiliki jumlah hari yang sama persis setiap siklus menstruasinya (Verawaty

& Rahayu, 2012).

Setiap wanita memiliki pengalaman haid yang berbeda-beda, ada beberapa

wanita yang mengalami menstruasi tanpa ada keluhan, tetapi tidak sedikit dari

wanita yang mendapatkan menstruasi yang disertai dengan keluhan yang

berupa nyeri haid atau dismenorae (Janiwarti dan Pieter, 2013).

Nyeri haid atau dismenorea merupakan salah satu keluhan yang sering

dialami hampir seluruh wanita saat menstruasi, tidak memandang usia namun

persentase terbanyak wanita yang sering mengalami hal ini yaitu kelompok

usia remaja yang awal baru saja mengalami menarche. Adapun gejala-gejala

1
2

yang sering muncul saat nyeri haid atau dismenorea yaitu nyeri perut bagian

bawah yang menjalar sampai ke pinggang yang dirasakan mulai 2-3 hari

sebelum menstruasi, sedangkan saat menstruasi selama 1-2 hari dengan

karakteristik nyeri yang seperti tertusuk-tusuk, ngilu ataupun mulas-mulas

disekitar perut bagian bawah (Gant & Cunningham, 2016).

Dismenore atau nyeri haid adalah keadaan dimana aliran menstruasi yang

sulit (difficult menstrual fase) atau menstruasi yang nyeri (painful

menstruation). Nyeri menstruasi merupakan suatu gejala dan bukan penyakit.

Dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana penderita

mengobati sendiri dengan analgesic atau sampe memeriksakan diri ke dokter

(Setyowati, 2018)

Menurut World Healt Organization (WHO) angka kejadian dismenorea di

dunia antara 17-81% pada wanita muda. Rata-rata kejadian dismenorea di

Negara-negara Eropa terjadi pada 45-97% wanita. Prevalensi terendah terjadi

di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi mencapai 94% di Negara Finlandia.

Prevalensi tertinggi terjadi pada remaja wanita yang diperkirakan antara 20-

90%. Sekitar 15% remaja mengalami dismenorea berat. Di Amerika Serikat,

dismenorea menjadi penyebab utama ketidak hadiran disekolah oleh remaja

putri. Selain itu, juga dilakukan survey pada 113 wanita Amerika serikat dan

dinyatakan prevelansi sebanyak 29-44% paling banyak pada usia 18-45 tahun

(Sulistyorini, Monica, and Ningsih, 2017)

Menurut data WHO, Wanita yang mengalami dismenorea 10-15% di

Indonesia diantaranya mengalami dismenorea berat. Angka kejadian

dismenorea 64,25% terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36%


3

dismenorea sekunder. Wanita yang mengalami dismenorea mengalami keluhan

seperti kram, sakit dan tidak dapat bekerja mengurus keperluan sendiri

( Novia, 2013)

Dismenorea dapat mempengaruhi produktivitas seseorang karena

mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri haid bersifat subjektif sehingga setiap

orang mempunyai penilaian yang berbeda. Makin besar intensitas nyeri maka

makin berpotensi mengganggu aktifitas sehari-hari (Fadila, 2015). Prevalensi

dan keluhan dismenorea biasanya dialami remaja putri diperkirakan 40-50%,

remaja putri dengan dismenorea kadang malas berangkat bekerja dan tidak

masuk sekolah sekitar 15% dan yang tidak membutuhkan pengobatan atau

pengurang rasa nyeri sekitar 30% (Winarso, A, 2014).

Seseorang yang mengalami dismenorea dua kali lebih terganggu

aktifitasnya daripada seseorang yang tidak mengalami dismenorea. Gangguan

aktifitas itu berupa tingginya tingkat absen dari sekolah maupun kerja,

keterbatasan kehidupan sosial, performa akademik, serta aktifitas olahraganya

(Alimuddin, 2017). Sedangkan dampak jangka panjang dismenorea adalah

dapat menimbulkan menstruasi yang bergerak mundur, kehamilan tidak

terdeteksi ektopik pecah, kista pecah, perorasi rahin dari intrauterine device

(IUD) dan infeksi (Santia, 2019).

Beberapa terapi yang dapat mengurangi dismenorea yaitu secara

farmakologis dan non farmakologis. Salah satu terapi farmakologis adalah

pemberian obat-obatan analgesic. Obat golongan NSAID (non steroidal anti

inflamatori drugs) dapat meredakan nyeri menstruasi dengan cara memblok

prostaglandin yang menyebabkan nyeri. Terapi non farmakologis antara lain


4

pengaturan posisi, teknik relaksasi, manajemen lingkungan, distraksi,

dukungan perilaku, kompres dan pemberian ramuan herbal. Terapi ramuan

herbal dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat tradisional yang

berasal dari bahan-bahan tanaman seperti kunyit, temulawak, jahe merah dan

asam jawa (Anurogo, 2011).

Produk herbal untuk saat ini memang sedang menjadi salah satu alternatif

terutama bagi remaja putri yang ingin mengurangi rasa nyeri tanpa

mendapatkan efek samping (Viva medika dalam Safitri, 2018). Salah satu dari

produk herbal yang familiar untuk mengurangi rasa nyeri haid adalah

minuman rebusan asam jawa. Masyarakat Indonesia percaya bahwa memiliki

kebiasaan minum asam jawa untuk mengurangi rasa nyeri haid atau

dismenorea saat menstruasi.

Asam jawa mengandung anthocyanin dan tanin yang mempunyai

efektifitas tidak jauh berbeda dengan obat-obatan golongan anti prostaglandin

non steroid dalam menurunkan nyeri dengan cara mengurangi ketegangan otot

sehingga dapat menurunkan kram otot pada myometrium saat menstruasi

(Proverawati 2014).

Asam jawa memiliki aktivitas sebagai antibakteri, anti pradangan, dan

aktivitas antioksidan (Setyowati, 2018). Asam jawa bisa diberikan ketika

seorang mengalami dismenorea dan tidak memiliki efek samping yang

berbahaya terhadap sistem tubuh lainnya seperti lambung dan ginjal (Saadah,

2017).

Hasil dari penelitian Alifina Aisatus Saadah, Dkk (2017) Menemukan

bahwa ada pengaruh pemberian asam jawa (Tamarindus Indica L) terhadap


5

intensitas nyeri dismenorea primer pada remaja putri kelas XI di SMA Al-

Rifa’I Gondang legi dengan nilai signifikan z lebih kecil dari ɑ pada

(0,000<0,01)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh dari hasil wawancara

siswa SMAN 1 Sukamulia di dapatkan 8 siswa mengalami dismenorea dengan

kategori nyeri ringan 1, nyeri sedang 5, dan nyeri berat 2. Responden biasanya

melakukan penanganan disminorea dengan cara istirahat di tempat tidur, ada

juga yang tidak melakukan apa-apa dan menggunakan minyak kayu putih dan

sebagian dari pelajar SMAN 1 Sukamulia belum mengetahui bahwa minuman

rebusan asam jawa bisa meredakan nyeri haid.

Dari permasalahan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap

intensitas dismenorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:”Apakah ada pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap

intensitas dismenorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap

penurunan intensitas dismenorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik remaja putri di SMAN 1 Sukamulia


6

b. Mengidentifikasi intensitas dismenorea sebelum diberikan rebusan

asam jawa pada remaja di SMAN 1 Sukamulia

c. Mengidentifikasi intensitas dismenorea sesudah diberikan rebusan

asam jawa pada remaja di SMAN 1 Sukamulia

d. Menganalisis pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap

intensitas dismenorea pada remaja di SMAN 1 Sukamulia

D. Manfaat Peneliti

1. Manfaat teoritis

Dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan

penangan intensitas dismenorea menggunakan minuman herbal.

2. Manfaat praktis

a. Bagi akademik

Hasil dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan wacana untuk

penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pemberian rebusan asam

jawa terhadap intensitas dismenorea pada remaja putri.

b. Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi

terhadap penanganan dismenorea secara non farmakologi dengan

pemberian rebusan asam jawa pada remaja.

c. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan dasar acuhan/referensi untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya sehubungan pengaruh


7

pemberian rebusan asam jawa terhadap intensitas dismenorea pada

remaja putri.

E. Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


1 Nurul Evektifitas Jenis penelitian yang Hasil penelitian - Metode penelitian - Populasi peneliti
Hidayah rebusan kunyit digunakan dalam didapatkan terdahulu dan terdahulu sebanyak
(2021) asam jawa penelitian ini adalah bahwa terjadi sekarang dengan 40 sedangkan
terhadap kuantitatif dengan perubahan nilai jenis kuantitatif peneliti ini 93
dismenorea desain Quasi rata-rata - Variabel devendent - Sampel peneliti
primer Ekperimen dismenorea peneliti terdahulu terdahulu sebanyak
menggunakan one sebelum dan dan sekarang 15 sedangkan
group before and after sesudah (dismenorea) peneliti ini 48
intervention design diberikan - Desain penelitian
atau pre and post test rebusan kunyit terdahulu
design asam jawa yaitu menggunakan
5,73 sebelum quasi eksperimen
diberikan sedangkan peneliti
rebusan kunyit ini pre eksperimen
asam jawa dan - Tempat penelitian
1,93 sesudah berbeda
diberikan - Variabel
rebusan kunyit indevendent
asam jawa peneliti terdahulu
dengan range (kunyit asam jawa)
3,8. sedangkan peneliti
ini (asam jawa)
2 Lusi Pemberian Penelitian ini Hasil penelitian - Variabel devenden - Jumlah populasi
Winda seduhan menggunakan metode ini yaitu H1 peneliti terdahulu peneliti terdahulu
Mentari Quasi Experimental diterima dan H0 dan sekarang 83 sedangkan
(2020)
hangat kunyit (Eksperimen ditolak yang (Dismenorea ) peneliti ini 93
asam Semu) dengan artinya ada - Pengambilan - Jumlah sampel
terhadap rancangan Two Group perubahan pada sampel peneliti peneliti terdahulu
perubahan Pre Post Design. Yaitu pemberian terdahulu dan 36 sedangkan
tingkat melibatkan 2 seduhan hangat sekarang dengan peneliti ini 48
kelompok, yaitu kunyit asam tehnik purposive - Peneliti terdahulu
dismenorea kelompok intervensi terhadap skala sampling Menggunakan
pada siswi dan kelompok kontrol. nyeri di SMPN metode quasi
kelas VII Dalam 1 experimental
SMPN 1 penelitian lapangan, Babadan sedangkan
babadan biasanya lebih Ponorogo peneliti ini pre
dimungkinkan untuk eksperimen
kabupaten me - Variabel
ponorogo indevendent
peneliti terdahulu
(Kunyit Asam)
sedangkan
peneliti ini Asam
jawa

3 Efi Ayu Pengaruh Dalam penelitian ini Hasil penelitian - Metode penelitian - Populasi peneliti
Pratiwi pemberian mengunakan metode menunjukkan terdahulu dan terdahulu 118
(2010) rebusan desain penelitia pre bahwa ada sekarang kuantitatif sedangkan
8

temulawak dan eksperimental,dengan pengaruh - Desain penelitian peneliti ini 93


asam jawa pendekatan yang pemberian terdahulu dan - Sampel peneliti
terhadap dipilih adalah one rebusan sekarang pre terdahulu 12
keluhan group pretest postes temulawak dan eksperimen dengan sedangkan
dismenorea yaitu penelitian yang asam jawa pendekatan one peneliti ini 48
pada remaja tidak ada kelompok terhadap group pretest post - Variable
putri kelas 1 di kontrok keluhan test indevendent
SMA dismenore. peneliti terdahulu
MUHAMMADI (rebusan
YAH 3 temulawak dan
YOGYAKART asam jawa )
A sedangkan
peneliti ini asam
jawa
- Tehnik
pengambilan
sampel peneliti
terdahulu dengan
consecutive
sampling
sedangkan
peneliti ini
purposive
sampling

Tabel 1.1 keaslian penelitian


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep remaja

1. Definisi

Remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

adalah seseorang yang berusia antara 10 tahun sampai 19 tahun, sedangkan

menurut The Health Resources and Service Administrations Gudelines

Amerika Serikat rentang usia remaja adalah 11-21 tahun yang terbagi

menjadi tiga tahap yaitu remaja awal yang berusia 11 tahun sampai 14

tahun, remaja menengah berusia antara 15 tahun sampai 17 tahun, dan

remaja akhir berusia 18 tahun sampai 21 tahun. Sementara menurut

Depkes RI remaja hanya meliputi penduduk berusia 10-19 tahun dan

belum kawin (Imron, 2012).

Remaja merupakan masa perkembangan peralihan dari masa anak-

anak menuju ke dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif,

dan social ekonomi. Remaja adalah salah satu periode yang panjang dan

semua orang pasti mengalaminya sebagai suatu proses atau siklus hidup

yang tidak bisa dilewati tanpa dijalani, masa remaja inilah yang menjadi

tolak ukur untuk menuju kedewasaan (Widia dalam Marselena, 2020).

2. Tahap perkembangan remaja

Tahap-tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan ada 3 tahap, yaitu :

9
10

a. Remaja awal (Early adolescent)

Masa remaja awal ini terjadi pada usia 10-12 tahun, seorang remaja

pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada

tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis, dengan

dipegang bahunya saja oleh lawan jenis dan sudah berfantasi erotik.

Kepekaan yang berlebihan dan ditambah dengan berkurangnya kendali

terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti orang

dewasa (Widia, 2015). Ciri-ciri remaja awal adalah lebih dekat dengan

teman sebayanya, ingin bebas dan lebih banyak memerhatikan keadaan

tubuhnya dan mulai berfikir abstrak (Bakar & Sukawati dalam Lestari

2020).

b. Remaja madya (Middle adolescent)

Pada tahap ini remaja berusia 13-15 tahun, mereka sangat

membutuhkan kawan, ia senang jika banyak teman yang

mengelilinginya dan kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri

sendiri dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya,

selain itu, ia berada dalam kondisi kebingunan karena tidak tahu

memilih yang mana peka atau tidak perduli, ramai-ramai atau sendiri,

optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya

(Widia, 2015). Ciri-ciri remaja madya adalah mencari identitas dirinya,

timbulnya keinginan untuk kencan, mempunyai rasa cinta yang


11

mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, berkhayal

tentang aktivitas seks (Bakar & Sukawati dalam Lestari, 2020).

c. Remaja akhir (Late adolscent)

Tahap ini remaja berusia 16-19 tahun, pada tahap ini adalah masa

konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian

hal yaitu :

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orangorang lain

dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self)

dan masyarakat umum (Widia, 2015).

Pada tahap ini remaja memiliki ciri-ciri yaitu pengungkapan

kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,

mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta dan

mampu berpikir abstrak (Bakar & Sukawati dalam Lestari 2020).

B. Konsep Menstruasi

1. Definisi

Menstruasi merupakan suatu proses peluruhan endometrium atau

dinding rahim yang memiliki banyak pembuluh darah. Terjadinya

peluruhan endometrium mengakibatkan pembuluh darah terputus dan


12

mengeluarkan darah yang kemudian darah keluar dari tubuh melalui

vagina. Setelah menstruasi terjadi yang dipengaruhi oleh hormon estrogen

yang dikeluarkan oleh indung telur, maka endometrium atau dinding rahim

akan kembali tumbuh. (Rumiatun, D, dkk, 2016)

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari

uterus, disertai dengan pelepasan endometrium. Wanita dewasa yang sehat

dan tidak sedang hamil, setiap bulan teratur mengeluarkan darah dari

kandungannya. Menstruasi terjadi karena sel telur yang dikeluarkan oleh

salah satu ovarium tidak mengalami pembuahan. Pengeluaran darah dan

sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan

berlangsung secara periodik (Anurogo & Wulandari, 2011).

Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche yang sering disebut

sebagai awal pubertas. Siklus menstruasi pada remaja biasanya memang

belum teratur siklusnya, terkadang terjadi dalam satu bulan 2 kali

menstruasi atau beberapa bulan tidak menstruasi dan bulan selanjutnya

menstruasi, hal ini berlangsung kurang lebih selama 3 tahun. (Rumiatun,D,

Dkk, 2016).

2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi dapat dibedakan menjadi 4 fase endometrium, yaitu:

a. Fase endometrium

Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai

perdarahan. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan

selsel darah merah dalam hemolisis, sel-sel epitel dan stroma yang

mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan
13

kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari. (Anurogo &

Wulandari, 2011)

b. Fase Regenerasi

Luka endometrium yang terjadi berangsur-angsur sembuh dan ditutup

kembali oleh selaput lendir baru nyang tumbuh dari sel-sel epitel

endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium kurang lebih 0,5 mm.

Fase ini dimulai sejak menstruasi berlangsung kurang lebih 4 hari

(Anurogo & Wulandari, 2011)

c. Fase proliferasi

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5

mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus

haid. Fase poliferasi dapat dibagi menjadi 3 subfase, yaitu fase

proliferasi dini (hari ke 4 sampai hari ke 7), fase proliferasi madya

(hari ke 8 sampai hari ke 10), fase proliferasi akhir (dari hari ke 11

sampai hari ke 14 (Anurogo & Wulandari, 2011)

d. Fase sekresi

Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14

sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya

(Anurogo & Wulandari, 2011)

C. Konsep Dismenorea

1. Definisi

Dismenore sering disebut dengan nyeri menstruasi, sehingga dapat

disebut nyeri saat menstruasi (Marmi S.ST, 2013). Menstruasi datang

setiap bulan pada usia reproduksi, banyak sekali wanita yang mengeluh
14

tidak nyaman saat menstruasi. Dismenorea adalah rasa sakit saat

menstruasi yang bisa dibilang cukup parah yang dapat mengganggu waktu

aktifitas sehari-hari. Dismenorea bisa bermacam-macam seperti rasa sakit

yang tajam, tumpul, berdenyut, mual dan menusuk (Anurogo &

Wulandari, 2011)

Dismenorea ini sering terasa di perut bagian bawah, dismenore ini

dapat terasa sebelum atau saat menstruasi berlangsung yang bersifat kolik

atau terus menerus. Dismenorea tidak hanya terjadi pada perut bagian

bawah, terdapat beberapa wanita yang merasakan dismenorea pada

punggung bagian bawah, pinggang, panggul, otot paha atas hingga betis.

Gejala yang dirasakan saat dismenorea bermacam-macam seperti perut

bagian bawah terasa dicengkeram atau diremas-remas, sakit kepala yang

berdenyut, mual, muntah bahkan sampai pingsan. Rasa nyeri yang dialami

pada saat 1 sampai 2 hari pertama menstruasi (Marmi S.ST, 2013).

2. Etiologi Dismenorea

a. Disminorea primer

Disminorea primer merupakan proses normal yang dialami saat

menstruasi. Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot

rahim untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak digunakan

atau tidak terjadi pembuahan. Dismenorea primer disebabkan oleh zat

kimia yang diproduksi oleh sel lapisan dinding rahim yang disebut

prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot halus pada diding

rahim untuk berkontraksi, semakin tinggi kadar prostaglandin maka

kontraksi uterus semakin kuat, sehingga rasa nyeri yang ditimbulkan


15

juga semakin kuat. Biasanya pada hari pertama menstruasi kadar

prostaglandin sangat tinggi, pada hari kedua dan selanjutnya lapisan

dinding rahim akan terlepas dan rasa nyeri mulai berkurang bahkan

menghilang karena kadar prostaglandin juga menurun (Sinaga, 2017).

b. Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder pada umumnya disebabkan oleh kelainan atau

gangguan pada sistem reproduksi, misalnya fibroid uterus, radang

panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenorea sekunder

dapat diatasi dengan cara pengobatan pada penyakit yang

menyebabkan dismenorea (Sinaga, 2017)

3. Fatofisiologi Dismenorea

Dismenorea terjadi pada masa remaja setalah pembentukan siklus

ovulasi. Selama fase luteal dan aliran menstruasi berikutnya. Pada fase

menstruasi merupakan fase yang paling jelas karena ditandai oleh

keluarnya darah dari vagina. Hari pertama menstruasi dianggap sebagai

awal siklus baru, fase ini bersamaan dengan berakhirnya fase luteal

ovarium dan permulaan fase folikel. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi

karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi ovum dikeluarkan dari

siklus sebelumnya, kadar esterogen dan progresteron menurun, akibatnya

lapisan endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah tidak

lagi ada yang mendukung secara hormonal. Penurunan kadar hormon

ovarium merangsang pengeluaran prostaglandin F2α (PGF2α).

Pelepasan (PGF2α) yang berlebihan meningkatkan kontraksi uterus da

menyebabkan vasospasme anteriol uterus, sehingga mengakibatkan


16

iskemia dan kram pada abdomen bawah. Respons sistemik terhadap

PGF2α meliputi nyeri punggung, kelemahan, pengeluaran keringat, gejala

saluran cerna (anoreksi, mual, muntah, dan diare) dan gejala sistem saraf

pusat seperti pusing, nyeri kepala, dan konsentrasi buruk. Hal ini didukung

dengan prostaglandin konsentrasi tinggi PGF2α yang ditemukan pada

wanita dismenorea. Vasopresin juga dapat berperan dengan meningkatkan

kontraksi uterus dan menyebabkan nyeri iskemik. Peningkatan kadar

vasopresin telah dilaporkan pada wanita dengan dismenore. Kontraksi

rahim bisa berlangsung beberapa menit dan terkadang menghasilkan

tekanan uterus 50 sampai 80 mmHg bahkan hingga 180 mmHg setiap tiga

sampai 10 menit dan berlangsung selama 15 sampai 30 detik (Reece EA,

dalam Rahma, 2020)

4. Tanda dan gejala dismenorea

Dismenorea menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang

biasanya menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri yang

dirasakan seperti kram yang hilang timbul atau nyeri tumpul yang terus

menurus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sebelum atau saat menstruasi 1

dan 2 hari dismenorea akan hilang. Dismenorea terkadang disertai dengan

sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering buang air kecil,

terkadang sampai terjadi muntah (Anurogo & Wulandari, 2011).

Menurut (Kolawak dalam Noviary, 2022) dismenorea dapat pula

disertai dengan tanda dan gejala yang memberikan kesan kuat ke arah

sindrom prementruasi yaitu gejala sering kencing (urinary frequency),

mual muntah, diare, sakit kepala, nyeri pada punggung (lumbagia),


17

menggigil, kembung (bloating), payudara terasa nyeri, depresi dan

iritabilitas.

5. Klasifikasi Dismenorea

Dismenorea terdapat 2 macam yaitu dismenorea primer dan

dismenorea sekunder, perbedaan dismenorea primer dan dismenorea

sekunder adalah sebagai berikut :

a. Dismenorea primer

Banyak terjadi pada remaja dan tidak disebebkan oleh penyakit

atau kondisi lainnya. Dismenorea ini disebabkan oleh prostaglandin,

zat kimia yang memicu kram. Prostaglandin dalam jumlah besar dapat

menyebabkan kram ringan, tetapi dalam jumlah besar dapat

menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, sakit punggung, diare, dan

kram yang parah. Gejala ini biasanya hanya terjadi selama satu atau

dua hari (Ayuningtyas, 2019)

b. Dismenorea sekunder

Kondisi nyeri yang disebabkan oleh beberapa kondisi fisik seperti

polip atau fibroid di rahim, endometrioritis, penyakit radang panggul,

atau adenomiosis (jaringan yang melapisi rahim tumbuh ke dinding

otot rahim) (Ayuningtyas, 2019). Penyebab dismenorea sekunder

lainnya dapat terjadi karena alat kontrasepsi dalam rahim, tumor jinak

rahim, kista ovarium, sel telur terpelinter, gangguan atau sumbatan di

panggul, nyeri saat pertengahan siklus ovulasi, nyeri psikogenik, faktor

psikis dan kerusakan lapisan otot panggul (Anurogo & Wulandari,

2011).
18

6. Derajat Dismenorea

Setiap perempuan pasti merasakan dismenorea saat menstruasi datang,

tetapi setiap perempuan memiliki rasa nyeri yang berbeda-beda,

dismenorea dibagi menjadi 3 tingkat keparahan, menurut (Manuaba dalam

Noviary 2022), yaitu :

a. Dismenorea Ringan

Dismenorea yang berlangsung hanya beberapa saat dan dapat

melakukan aktivitas seperti biasanya

b. Dismenorea sedang

Dismenorea yang memerlukan obat anti nyeri, setelah mengkonsumsi

obat anti nyeri, maka nyeri akan berkurang atau bahkan hilang

sehingga dapat melakukan aktivitasnya kembali

c. Dismenorea Berat

Dismenore yang membutuhkan istirahat untuk beberapa waktu atau

hari, yang disertai dengan sakit kepala, sakit pinggang, diare dan rasa

tidak nyaman pada bagian perut bawah

7. Faktor penyebab dismenorea

Menurut (Anurogo & Wulandari, 2011) faktor penyebab dismenorea yaitu

a. Faktor psikis

Pada remaja yang emosional, apabila tidak mendapatkan pengetahuan

yang jelas maka mudah terjadi disminorea.

b. Faktor Konstitusional
19

Faktor ini terdapat hubungan yang erat dengan faktor psikis, seperti

anemia, penyakit menahun, dan sebagainya yang menimbulkan

dismenorea.

c. Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis

Salah satu faktor paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea

adalah stenosus kanalis servikalis. Pada wanita yang mengalami uterus

hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stonus kanalis servikalis, akan

tetapi faktor ini tidak dianggap sebagai faktor yang penting dalam

dismenorea.

d. Faktor Endokrin

Pada umumnya terdapat anggapan bahwa kram yang terjadi pada

dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan.

Faktor ini mempunyai hubungan dengan tonus dan kontraksi otot

uterus.

8. Faktor Resiko

Menurut (Smeltzer dalam Andini & Hernawan, 2019), terdapat beberapa

faktor resiko terjadinya dismenorea, yaitu

a. Menarche yang lebih awal

Menarche pada usia lebih awal atau di usia kurang dari 11 tahun,

menyebabkan alat reproduksi belum berfungsi secara maksimal dan

optimal yang belum siap mengalami perubahan perubahan sehingga

timbul nyeri ketika terjadinya menstruasi.

b. Belum pernah melahirkan dan hamil


20

Perempuan yang hamil biasanya terjadi pelebaran pada leher rahim

sehingga sensasi dismenorea berkurang bahkan hilang.

c. Lama menstruasi lebih dari normal

Lama menstruasi lebih dari normal yaitu 7 hari akan menimbulkan

uterus lebih sering berkontraksi dan semakin banyak prostaglandin

yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan akan

menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang terus-

menerus akan menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan

terjadilah dismenorea.

d. Umur

Perempuan yang semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi

maka leher rahim bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian

dismenorea jarang ditemukan

9. Pencegahan dismenorea

Langkah pencegahan ini dapat dilakukan sendiri tanpa memerlukan

obat-obatnya. Cara ini dengan memperhatikan pola siklus haidnya,

melakukan antisipasi agar tidak mengalami nyeri haid, langkah ini

biasanya dilakukan pada penderita dismenorea ringan yang tidak sampai

kondisi parah (Anurogo & Wulandari, 2011), yaitu :

a. Hindari stres

b. Pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai

c. Saat menjelang haid sebisa mungkin menghindari makanan yang

cenderung asam dan pedas


21

d. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah dan tidak

menguras energi secara berlebihan.

e. Lakukan olahraga secara teratur setidkanya 30 menit setiap hari.

f. Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi maupun coklat karna

dapat memicu bertambhanya kadar esterogen

g. Melalukan pijatan dengan aroma terapi

h. Melakukan hal positif

10. Pengobatan dismenorea

a. Pengobatan Dismenorea Sekunder

Pengobatan untuk dismenorea sekunder bergantung pada

penyebabnya. Pemberian terapi NSAID, karena nyeri yang yang

disebabkan oleh peningkatan prostglandin. Antibiotik dapat diberikan

ketika ada infeksi dan pembedahan dapat dilakukan jika terdapat

abnormalitas anatomi dan struktural (Reeder, Leonide, & Griffin

dalam Pohan, 2020)

b. Pengobatan dismenorea primer

Pengobatan untuk dismenorea dapat dilakukan dengan cara :

1) Pengobatan Herbal

Negara Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman

berkhasiat obat salah satunya dalam upaya menanggulangi masalah

kesehatan. WHO telah merekomendasikan penggunaan obat

tradisional dalam pemeliharaan kesehatan masyrakat, pencegahan

dan pengobatan penyakit. Pengobatan herbal yang dapat


22

mengurangi nyeri haid adalah rebusan kunyit, asam jawa, jahe,

kayu manis.

2) Penggunaan suplemen

Mengurangi Dismenorea dapat menggunakan suplemen yaitu

dengan minyak ikan yang mengandung asam lemak omega 3 yang

bermanfaat untuk mencegah efek peradangan saat haid, dan

vitamin E selain baik untuk kesehatan kulit dan mencegah penuaan

dini sel tubuh yang dapat juga mengurangi nyeri haid dengan

meningkatkan produksi hormon prostaglandin.

3) Relaksasi

Tubuh bereaksi saat stres maupun ketika kita dalam keadaan rileks.

Saat terancam atau takut, tubuh kita memberikan 2 macam reaksi

yaitu melawan atau menyerah yang dicetuskan oleh hormon

adrenalin. Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi

hormon adrenalin dan semua hormon pemicu stres.

4) Hipnoterapi

Salah satu metode yang mengubah pola pikir dari negatif menjadi

positif

5) Akupuntur

Penggunaan akupuntur yang ada di Indonesia untuk mengurangi

nyeri haid digabungkan dengan perawatan medis.


23

11. Pengukuran derajat dismenorea

Untuk menilai intensitas nyeri pada penelitian ini digunakan instrumen

Numerical Rating Scale (NRS), dengan skala 0-10, dengan deskripsi

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skala Nyeri Numerical Rating Scale (NRS)

Keterangan :

0=Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tidak berpengaruh

1-3 =Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih

dapat ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi belajar)

4-6 =Nyeri sedang (terasa kram pada bagian bawah, nyeri menyebar

kepunggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan sulit

berkonsentrasi saat belajar)

7-10 =Nyeri hebat (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar

kepinggang, paha dan kepanggung, tidak ada nafsu makan,mual,badan

lemas, tidak bisa beraktivitas, dan tidak dapat berkonsentrasi belajar)

(Juliana & Onibala, 2019)


24

D. Konsep Asam Jawa

1. Definisi

Tumbuhan asam Jawa (Tamarindus indica L.) merupakan salah satu

tumbuhan yang banyak di budidayakan di negara tropis sehingga dapat

dengan mudah ditemukan termasuk di Indonesia. Tumbuhan ini biasanya

dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional. Bagian tumbuhan

Tamarindus indica L. yang biasa digunakan untuk pengobatan antara lain

bagian daun, kulit batang, daging buah, dan juga bijinya (Faradiba, 2016).

Tamarindus indica L. dapat dikembangkan baik secara vegetatif

maupun generatif. Perbanyakan Tamarindus indica L. secara vegetatif

dapat menghasilkan buah berlimpah apabila organ tanamannya berasal

dari pohon induk yang bergenetik unggul. Namun karena jarangnya

ketersediaan tegakan pohon Tamarindus indica L. di alam saat ini, maka

perbanyakan secara generatif dengan biji, dapat menjadi pilihan yang tepat

dalam upaya pembudidayaannya (Situmorang, 2015).

2. Morfologi Asam Jawa

Tanaman asam jawa dibudidayakan di 54 negara dengan tumbuh

lambat, tetapi hidup dengan umur panjang, tinggi pohon bisa mencapai 30

m dengan diameter batang hingga 7,5 m dan lingkar batang 8 m. Pohon

tanaman asam jawa resisten terhadap angin dan sangat kuat. Pada

umumnya tanaman asam jawa dapat mencapai tinggi antara 20-30 m

dengan lingkar batang dapat mencapai 2 m. Kulit pohon berwarna coklat

ke abu-abuan dan tidak rata permukaannya.


25

Daunnya bersifat majemuk tunggal berhadapan, membentuk lonjong

panjangn 1-2,5 cm dan lebar 0,5-1 cm, tepi daun yang rata tapi berujung

tumpul dengan pangkal bulat, menyirip dan berwarna hijau. Batang tegak

bulat dan berkayu serta berwarna coklat muda serta berakar tunggang.

Memiliki buah asam berbentuk polong dengan panjang kurang lebih dari

10 cm berwarna coklat danberbiji pipih (BPOM RI, 2013).

3. Kandungan Asam Jawa

Asam jawa mempunyai kandungan karbohidrat, minyak atsiri,

steroid, tanin, anthocyanin dan minyakvolatil (25,4%) (Livingston dalam

Afifah 2020). Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) mengandung asam

sitrat, asam tartrat, asam suksinat, pektin. Kandungan bahan aktif buah

asam jawa antara lain galaktosa (23%), xylose (18%), glukosa (55%) dan

arabinose (4%). Pada penelitian yang dilakukan oleh (Abubakar dalam

Suparmi.S 2016) menyatakan bahwa kandungan ekstrak buah asam jawa,

antara lain alkaloid (4,32%), saponin (2,2%) dan glukosida (1,59%).

Daging buah asam jawa mengandung asam asetat, pektin, asam tartrat,

asam sitrat, asam maleat, asam suksinat dan gula invert (Soedibyo dalam

Afifah 2020).

4. Manfaat Asam Jawa

Buah asam jawa memiliki banyak manfaat medis, seperti kandungan

senyawa anthocyanin yang mampu menghambat kerja dari enzim

cyclooxygenase (COX) yang mampu menghambat kerja prostaglandin

sebagai antipiretik (Nair dalam Suparmi dkk, 2016). Asam sitrat memiliki

kemampuan untuk mengurangi nyeri dismenorea dengan cara menurunkan


26

produksi vasopresin (Suhaimiati dan Handayani dalam Saadah, 2017).

Senyawa sesquiterpenes, tannins, alkaloids, saponins dan phlobatamins

untuk menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan psikis. Sedangkan

senyawa tannin dan alkaloid memiliki kemampuan sebagai analgesik

(Livingstone dalam Afifah, 2020).

Asam jawa bisa diberikan ketika seseorang mengalami nyeri haid

(dismenorea) dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya terhadap

sistem tubuh lainnya seperti lambung dan ginjal (Astawan dalam Saadah,

2017).

5. Jenis-Jenis Asam Jawa

a. Asam jawa manis (asam kaba)

Asam kaba merupakan varietas asam jawa yang memiliki rasa manis.

Tanaman ini awalnya dibudidayakan di Thailand. Biji asam jawa

manis berwarna coklat tua, mengilap dan berbentuk pipih persegi dan

keras. Bentuk buahnya sama dengan asam jawa pada umumnya yaitu

buah polong dengan kulit buah keras berwarna kecoklatan, bentuk

buah bengkok seperti bulat sabit atau lurus daging buah berwarna

merah kecoklatan atau coklat tua kehitaman saat matang, lengket dan

rasanya manis (Sastrahidayat, 2016)

b. Asam manis lakham (asam Bangkok)

Asam lakham (asam Bangkok) berukuran lebih besar daripada asam

kaba, lebih panjang, daging buah lebih tebal dan rasanya manis.

Daging buah bertekstur lebih lembut dan kulit buahnya lebih tipis tapi
27

liat dan tidak mudah pecah. Skala rasa manis 14,3 briks (skala manis

tebu sekitar 18-20 briks) (Hendrawati, H, 2013)

c. Asam kawak

Asam kawak adalah hasil olahan asam jawa agar dapat bertahan lama,

dibuat dari asam yg matang di pohon, kemudian kulit dikupas dan

dipisahkan dari dagingnya, daging buah asam dibubuhi dengan sedikit

garam sambil dipadatkan (Yulianto, 2016)

6. Pengaruh Asam Jawa Terhadap Dismenorea

Sesuai teori yang dikemukakan oleh (Azwar dalam Saadah, 2020),

yang menyebutkan bahwa didalam kandungan asam jawa terutama pada

bagian daging buah asam jawa bisa membantu mengurangi nyeri haid

dengan memperlancar peredaran darah ke uterus, dan mencegah

peningkatan kontraksi uterus.

Asam jawa juga mengandung anthocyanin dan tannin yang

mempunyai efek tidak jauh berbeda dengan obat-obatan golongan anti

prostaglandin non steroid dalam menurunkan nyeri dengan cara

mengurangi ketegangan otot sehingga dapat menurunkan kram otot pada

myometrium saat menstruasi (Proverawati, 2014)

Asam jawa merupakan salah satu tanaman obat yang bisa digunakan

untuk mengurangi rasa sakit, dan tentunya sudah ada penelitian yang

membuktikan bahwa buah asam jawa bisa untuk analgetik dan ekstra buah

asam jawa (Suparmi, dkk, 2016).

Di dalam penelitian ini menggunakan asam jawa jenis asam kawak,

Asam kawak adalah hasil olahan asam jawa agar dapat bertahan lama,
28

dibuat dari asam yg matang di pohon, kemudian kulit dikupas dan

dipisahkan dari dagingnya, daging buah asam dibubuhi dengan sedikit

garam sambil dipadatkan.

7. Pengolahan

Ramuan atau jamu nyeri haid terdiri dari bahan yang mempunyai khasiat

sebagai pengurang nyeri (Suharmiati & Handayani dalam Sari, N 2017).

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat ramuan nyeri dismenorea

adalah sebagai berikut:

a. Buah asam jawa (Asam kawak) 5 gram

b. Gula pasir (pemanis) 5 gram

c. Air 200 ml

Cara pembuatan dan konsumsi rebusan asam jawa adalah sebagai

berikut:

Asam jawa dan gula pasir direbus dengan air 200 ml hingga

mendidih sampai air rebusan tersisa 100 ml, saring air dan tunggu

hingga cukup hangat untuk diminum, air rebusan asam jawa di minum

satu kali sehari pada sore hari selama 3 hari pada waktu dismenorea,

setelah responden meminum rebusan asam jawa kemudian diberi jeda

selama 3 jam untuk mengukur skala nyeri kembali. Obat-obat atau

obat herbal yang sejenis dengan ibuprofen sangat mudah di absorbsi

oleh system gastrointestinal. Waktu paruh ibuprofen relative sangat

singkat (Corwin dalam Sugiharti 2018).


29

E. Kerangka konsep

Kerangka konseptual adalah model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2014).

Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Variable Indevenden Variabel Devenden Variabel Perancu

Asam Jawa Dismenorea Faktor yang mempengaruhi


dismenorea

1. Faktor psikis
2. Faktor konstitusional
3. Faktor obstruksi
Klasifikasi Asam Jawa
kanalis servikalis
Penurunan tingkat 4. Menarche pada usia
Kingdom : Plantae
intensitas Dismenorea lebih awal
Subkingdom: Tracheobionta skala 0-10 5. Belum pernah hamil
dan melahirkan
Divisio : Spermatophyta - 0 =Tidak nyeri 6. Faktor endokrin
- 1-3=Nyeri ringan 7. Lama menstruasi
Sub divisio : Magniliophyta - 4-6=Nyeri sedang lebih dari normal
- 7-10=Nyeri berat 8. umur
Classis : Magnoliopsida

Sub classis : Risidae

Asam jawa kawak

Ket :
: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.1 kerangka konsep pengaruh pemberian rebusan asam jawa


terhadap intensitas disminorea remaja putri
30

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan

(Arikunto,2014).

Berdasarkan hal tesebut peneliti mengajukan hipotesis dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sabagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap intensitas

dismenorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia

H₁ : Ada pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap intensitas

disminorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian

eksperimental dengan desain studi pre eksperimen (one group pre and post tes

design) yaitu dengan menggunakan satu kelompok responden dimana

kelompok tersebut diberikan perlakuan. Pengukuran dilakukan sebelum dan

setelah perlakuan. Adanya perbedaan hasil pengukuran dianggap sebagai efek

dari perlakuan (Saryono, 2011).

Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Posttest

01 x 02

Ket :

01 :Nilai pretest ( sebelum pemberian rebusan asam jawa)

X : Pemberian rebusan asam Jawa

02 : Nilai Postest (sesudah pemberian rebusan Asam Jawa)

01-02 : Perbedaan nilai skala nyeri

31
32

B. Populasi, Sampel, dan Teknik sampling

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 1 sukamulia

yang sering mengalami disminorea yaitu sebanyak 93 siswi

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagaian dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2012).

Untuk penentuan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus slovin

(Sugiono, 2015)

N
n=
1+ N ( d ) 2

Ket:

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan menggunakan 10%

93
n=
1+ 93 ( 10 % ) 2

93
n=
1+ 93 ( 0,01 )

93
n=
1+0,93

93
n=
1,93

=48,1
33

=48

Jadi, jumlah sampel yang didapatkan dalam penelitian ini berdasarkan

rumus slovin yaitu sebanyak 48 sampel.

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

1) Siswi yang tidak mengkonsumsi obat-obat analgetik

2) Siswi yang terbiasa, suka dan tidak memiliki alergi terhadap

minuman herbal

3) Siswi yang bersedia meminum ramuan herbal selama penelitian

4) Responden yang mengalami nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri

berat

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel

1) Siswi yang mengalami kelainan system reproduksi

2) Siswi yang mengalami gangguan menstruasi (haid tidak teratur,

amenorea, oligomenorea, polimenorea)

3) Siswi yang tidak bersedia menjadi responden


34

4. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah

dalam penelitian) (Nursalam, 2013). Teknik ini biasanya dilakukan karena

beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar.

C. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022

2. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 1 Sukamulia

D. Variabel Peneliti

Variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

1. Variabel Bebas (Indevendent Variable)

Variabel bebas (indevendent) adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel indevenden dalam penelitian ini

adalah asam jawa

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel dependent pada penelitian ini

adalah Dismenorea
35

E. Definisi operasional

No Variable Definisi Parameter Alat ukur Hasil ukur Skala


Operasional
1 (Variabel Minuman rebusan Minuman olahan - Gelas ukur - -
independen) asam jawa yang asam jawa kawak - Suhu air
terbuat dari asam sebanyak 5 gram rebusan asam
Rebusan Asam Jawa jawa mengandung kemudian dicampur jawa untuk
kandungan aktif dengan gula merah diminum
yang berfungsi 5 gram dimasak 54˚C
sebagai analgesik dengan air
(meredakan sebanyak 200 ml
nyeri). sampai mendidih
hingga rebusan
asam jawa
mencapai 100
ml,diminum satu
kali sehari selama 3
hari pada sore hari
2 (Variabel Dismenorea Lembaran penilaian Alat ukur nyeri Nilai nyeri
Devenden) adalah nyeri haid nyeri NRS menggunakan digambarkan
yang dirasakan lembaran melalui Interval
Dismenorea ketika sedang penilaian nyeri Skala 0-10
menstruasi NRS

Tabel 3.1 Definisi Operasional

F. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi tentang

intensitas nyeri disminorea remaja putri sebelum dan setelah pemberian

rebusan asam jawa menggunakan lembar pengukuran skala nyeri NRS

(Numeric Rating Scale, dan lembar kuesioner. Data umum berisi tentang

nama, umur, pertama kali menstruasi, siklus menstruasi, lama menstruasi,

tindakan yang dilakukan ketika mengalami disminorea. Pengukuran skala

nyeri NRS (Numeric Rating Scale) adalah skala berbentuk horizontal angka-

angka dari 0-10 yaitu 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 10 yang

menunjukkan nyeri berat.


36

G. Prosedur pengumpulan data

Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum
memulai pengumpulan data tahap persiapan ini meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
a. Peneliti mengurus surat izin penelitian dengan membawa surat dari

STIKES HAMZAR untuk diajukan kepada kepala Bappeda selong

b. Surat izin penelitian yang telah didapatkan dari BAPPEDA


Selong diteruskan kepada kepala sekolah SMAN 1 Sukamulia untuk
mendapatkan surat pengantar melakukan penelitian di SMAN 1
Sukamulia
Setelah menyerahkan surat pengantar penelitian dan
mendapatkan izin dari Kepala sekolah SMAN 1 Sukamulia,
selanjutnya peneliti berkoordinasi dengan pihak-pihak sekolah
untuk persiapan penelitian.
c. Melakukan study pendahuluan kepada siswi di SMAN 1 Sukamulia
untuk mewawancarai beberapa siswi yang mengalami dismenorea
dari pengalaman menstruasi bulan lalu
d. Meminta surat pengambilan data jumlah keseluruhan siswi di
SMAN 1 Sukamulia
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap pengumpulan data terdiri dari memilih sampel penelitian
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, mengumpulkan sampel
dan menjelaskan tentang proses penelitian
37

b. Membuat group WhatsApp dengan responden agar peneliti bisa


mengetahui dengan mudah responden yang sedang mengalami
dismenorea pada waktu itu
c. Pretest
Peneliti mendatangi responden yang sedang mengalami dismenorea
dengan cara door to door, lalu peneliti mengukur skala nyeri yang
dirasakan oleh responden sebagai nilai pretest
d. Eksperimen
Setelah mengukur skala nyeri responden, peneliti selanjutnya
memberikan rebusan asam jawa sebanyak 100 ml/hari selama 3 hari
e. Posttest
Setelah rebusan asam jawa diminum oleh responden kemudian diberi
jeda selama 3 jam untuk mengukur kembali skala nyeri yang
dirasakan oleh responden sebagai nilai posttest
3. Tahap Pelaporan
Tahap penyusunan laporan meliputi pembahasan hasil, perumusan
kesimpulan, presentasi hasil, melaporkan hasil penelitian terhadap
pihak yang bersangkutan.
H. Pengolahan dan Metode Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan

data melalui tahapan editing, coding, cleaning dan tabulating.

a. Editing

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan

oleh para pengumpul data. Tujuan adalah mengurangi kesalahan atau

kekurangan yang ada di daftar pertanyaan. Secara umum editing

adalah suatu kegiatan untuk pengecekan data (lembar observasi) dan

perbaikan isian formulir tersebut (Notoatmodjo, 2010).

b. Coding
38

Coding data didasarkan pada kategori yang dibuat berdasarkan

pertimbangan penulisan sendiri (Notoatmodjo, 2012). Kegiatan

membaca kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri dari atas

beberapa kategori dalam penelitian ini untuk kemudahan dalam

pengolahan dan analisa data, pada variabel devendent yaitu intensitas

dismenorea diberikan kode jawaban berupa tidak nyeri (1), nyeri

ringan kode (2), nyeri sedang kode (3), nyeri berat kode (4)

c. Cleaning

Cleaning disebut juga pembersihan data. Apabila semua data dari

setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek

kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan -

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian -

dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2012).

d. Tabulating

Tabulating adalah data yang dikumpukan dimasukkan kedalam

bentuk tabel, data dalam penelitian ini yang dimasukkan kedalam

tabel adalah nama inisial, siklus menstruasi, lama menstruasi, hari

datang nyeri haid dan hasil pengukuran skala nyeri.

2. Analisa data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan

bivariat. Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua

variabel (Saryono, 2011).


39

a. Analisa univariat

Analisa univariat berfungsi untuk meringkas,

mengklasifikasikan dan menyajikan data. Analisa ini merupaka

langkah awal untuk melakukan analisis dan uji statistik lebih

lanjut. Analisa data yang dilakukan oleh peneliti yaitu secara

deksriptif dan data yang telah terkumpul disajikan dalam tiap-tiap

distribusi frekuensi, lalu akan dibandingkan dengan tinjauan teori

dan menarik kesimpulan.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi yang dapat

dilakukan dengan pengujian stastistik (Notoatmodjo,2010).

Analisi bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh pemberian minuman rebusan asam jawa terhadap

intensitas dismenorea pada remaja. Analisis bivariat menggunakan

sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan uji paired T-test

dengan bantuan salah satu software dari komputer.

I. Etika Penelitian

Dalam penelitian yang melibatkan manusia atau hewan, peneliti harus

memperhatikan isu etik. Beberapa yang harus diperhatikan dalam penelitian

ini antara lain (Saryono, 2011):

1. Mencantumkan nama dan sumber apabila mengutip karya orang lain.

2. Informed consent. Tujuan informed consent adalah supaya responden

mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.


40

Responden dapat menentukan bersedia ataupun menolak menjadi sampel

penelitian.

3. Anonymity yaitu tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode

4. Kerahasiaan (confidentiality) yang merupakan masalah etika dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, M.G., Ukwuani A.N. dan Shehu R.A. (2008). Phytochemical


Screening and Antibacterial Activity of Tamarindus Indica Pulp
Extract. Asian Journal of Biochemistry. Vol.3, No.2, hlm : 134-138,
ISSN 1815-9923.

AFIFAH, N. (2020). Optimasi Formula Ramuan Jahe Merah (Zingiber officinale


var. Rubrum) dan Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Kombinasi Asam
Jawa (Tamarindus indica L.) Untuk Mengatasi Nyeri Haid (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).

Ali Imron. (2012). Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media.


Yogyakarta.

Alimuddin, A. (2017). Hubungan Dismenorea Dengan Aktivitas Belajar


Mahasiswa Prodi Div Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Kendari. Jurnal kebidanan 9(5), 1

Andini, M. S., & Hernawan, B. (2019). Hubungan Status Gizi Dan Tingkat Stres
Dengan Kejadian Dismenore Di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Anurogo & Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri haid. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET.

Ayuningtyas, I. F. (2019). Kebidanan Komplementer. Yogyakarta : Pustaka


Baru Press

Bakar, Sukawati Abu. (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


(dalam Tanya jawab). Cet.ke-3. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada.

BPOM RI. (2013). Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Jakarta: Badan Pengawas
Obat dan Makanan.

Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media.

Fadila, A. (2015). Pengaruh Dismenore terhadap Aktifitas Fisik. Jurnal Agromed


Unila, 3–6

Faradiba, A (2016). Daya Antibakteri Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus


indica Linn) terhadap Streptococcus mutans (Antibacterial Activity of
Asam Jawa Leaf Infuse (Tamarindus indica Linn) against
Streptococcus mutans. Pustaka Kesehatan, 4(1), 55-60.
Gant, Norman dan Cunningham, Gary. (2016). Dasar – Dasar Ginekologi &
Obstetri. Jakarta : EGC

Hendrawati, H., Syamsumarsih, D., & Nurhasni, N. (2013). Penggunaan Biji


Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dan Biji Kecipir (Psophocarpus
tetragonolobus L.) Sebagai Koagulan Alami Dalam Perbaikan Kualitas
Air Tanah. Prosiding SEMIRATA 2013, 1(1).

Hidayah, N. (2021). EFEKTIVITAS REBUSAN KUNYIT ASAM JAWA


TERHADAP DISMENOREA PRIMER. Jurnal Endurance: Kajian
Ilmiah Problema Kesehatan, 6(3), 666-672.

Imron, A. (2012). Pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Ar-ruzz media,


Jakarta.

Janiwarty, B dan Pieter, H. Z. (2013). Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu


Teori dan Terapannya, Yogyakarta: Rapha Publishing

Juliana, I., Rompas, S., & Onibala, F. (2019). Hubungan dismenore dengan
gangguan siklus haid pada remaja di Sma N 1 Manado. Jurnal
keperawatan, 7(1).

LESTARI, R. (2020). PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT ASAM


TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMINORE PADA
REMAJA PUTRI USIA 12-17 TAHUN (Doctoral dissertation, STIKES
BINA SEHAT PPNI).

Livingston R.N.R., Jegan N., and Wesley J., (2008), Antiulcerogenic activity of
alcoholic extract of the leaves of Tamarindus indica (L) on
exsperimental ulcer models. Pharmacol Online

Marmi. (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Kolawak, J 2011, Buku Ajar Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Marselena, S. F. A. (2020). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Tingkat


Pengetahuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas Pada
Remaja Karangtaruna Desa Jabon (Doctoral dissertation, Stikes Bina
Sehat Ppni Mojokerto).

Mentari, L. W. (2020). Pemberian Seduhan Hangat Kunyit Asam Terhadap


Perubahan Tingkat Dismenorea Pada Siswi Kelas Vii Smpn 1 Babadan
Kabupaten Ponorogo (Doctoral dissertation, STIKES BHAKTI
HUSADA MULIA MADIUN).

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Rineka Cipta
Novia, I., N. (2013). Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenorea
primer. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Noviary, R. (2022). PREVALENSI ANTARA TINGKAT STRES DENGAN


KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS IX
MADRASAH TSANAWIYAH AL-FITRIYAH BOGOR TAHUN
2021 (Doctoral dissertation, Universitas Binawan).

POHAN, Y. (2020). PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI NAFAS


DALAM TERHADAP SKALA NYERI DISMINORE PADA
REMAJA PUTRI DI SMP N-10 KOTA PADANGSIDIMPUAN.

Pratiwi, E. A., & Karnasih, W. (2010). PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN


TEMULAWAK DAN ASAM JAWA TERHADAP KELUHAN
DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI KELAS I DI SMA
MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA (Doctoral dissertation,
STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Proverawati. (2014). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta :


Mutiara Medika.

Rahma, N. (2020). HUBUNGAN TINGKAT STRES AKADEMIK DENGAN


INTENSITAS DISMENORE PRIMER PADA SISWI KELAS XII DI
MA SUNAN PANDANARAN KECAMATAN NGAGLIK
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2020 (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Rumiatun, D. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Kebiasaan Yang


Merugikan Kesehatan Ibu Nifas Seperti Nyanda Dan Pantang Makanan
Sampai Dengan 6 Minggu Post Partum. Jurnal Medikes (Media
Informasi Kesehatan), 3(2), 123-130.

Saadah, A. A., Setyarini, D. I., & Mardiyanti, T. (2017). Asam Jawa (Tamarindus
Indica L) Dan Intensitas Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri.
Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan), 3(2), 57-63.

Saadah, A. A., Setyarini, D. I., & Mardiyanti, T. (2017). Asam Jawa (Tamarindus
Indica L) Dan Intensitas Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja
Putri. Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan), 3(2),
57-63.

Safitri, M. (2018). Efektifitas Minuman Kunyit Asam dalam Penurunan Skala


Nyeri Haid. Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan dan
Keperawatan, 11(2), 47-53.
Santia. (2019). Pengaruh Abdominal Stretching terhadap Penurunan Nyeri Haid
(dismenore) pada Remaja di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kecamatan
Batanghari Lampung Timur.

Sari, N. (2017). Etnobotani tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan


tradisional di kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Sulawesi
Selatan (Doctoral dissertation, Univeritas Islam Negeri Alauddin
Makassar).

Sastrahidayat, I. R. (2016). Penyakit pada tumbuhan obat-obatan, rempah-bumbu


dan stimulan. Universitas Brawijaya Press.

Setyowati, (2018). Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian.


Unimma Press

Sinaga, Ernawati, dkk. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta :


Universitas Nasional IWWASH Global One.

Situmorang, (2015). Respon Perkecambahan Benih Asam Jawa (Tamarindus


Indica) Terhadap Berbagai Konsentrasi Larutan Kalium Nitrat (Kno3).
Jurnal Sylva Lestari, 3(1), 1-8.

Soedibyo,M. (1998). Alam Sumber Kesehatan Manfaat Dan Kegunaan. Jakarta :


Balai Pustaka.

Sugiharti, R. K., & Sundari, R. I. (2018). Efektivitas minuman kunyit asam dan
rempah jahe asam terhadap penurunan skala nyeri haid primer.
Medisains, 16(2), 55-59.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta

Suhaimiati & Handayani, L. (2006).Cara benar meracik obat tradisional. Jakarta:


Agromedia Pustaka.

Sulistyorini, S., Monica, S., & Ningsih, S. S. (2017). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kejadian Disminorhea Primer Pada Siswi Sma Pgri 2
Palembang. 5.

Suparmi, A. R. (2016). Upaya Mengurangi Dismenore Primer dengan Ekstrak


Jahe Asam Jawa pada Mahasiswi Kebidanan STIKES Aisyiyah
Surakarta. GASTER .

Suparmi, Abkar R., Retno M. (2016). Upaya Mengurangi Dismenore Primer


dengan Ekstrak Jahe Asam Jawa pada Mahasiswi Kebidanan Stikes
Aisyiyah Surakarta. Gaster. Vol.17, No.2.
Verawaty, S.N & Rahayu. (2012). Merawat dan menjaga kesehatan seksual
wanita, Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.

Winarso, A. (2014). Pengaruh minum kunyit asam terhadap penurunan tingkat


nyeri dismenorea pada siswi di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom
Klaten. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2).

Yulianto, S. (2016). Pengetahuan Masyarakat Tentang Asam Jawa Untuk


Menyembuhkan Batuk. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional,
1(1).
Lampiran. 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
keperawatan Stikes Hamzar

Nama : Mardiana
Nim : 113119012
Berrmkasud melakuakan penelitian tentang berjudul “pengaruh pemberian
rebusan asam jawa terhadap intensitas nyeri Dismenorea pada remaja putri di
SMAN 1 Sukamulia” Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesedian
bapak/ibuk saudara/i untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
akan saya lakukan. Kerahasian data peribadi akan sangat saya jaga dan informasi
yang akan saya gunakan adalah untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesedian saudara saya ucapkan
terimaksih.

Hormat saya

Mardiana
NIM : 113119012
Lampiran. 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah saya mendapat penjelasn mengenai tujuan, manfaat, jaminan


kerahasian dan tidak adanya risiko dalam penelitian saya yang menyatakan bahwa
saya bersedia menjadi responden untuk penelitian yang akan di lakukan oleh
mahasiswa program studi keperawatan Stikes Hamzar yang bernama Mardiana
dengan judul Pengaruh pemberian rebusan asam jawa terhadap intensitas
Dismenorea remaja putri di SMAN 1 Sukamulia ”. Saya mengetahui bahwa
informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan
keperawatan. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan dengan
sebenar-benarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Sukamulia,...... oktober 2022

Peneliti Responden

Mardiana
Nim : 113119012 ( )
Lampiran. 3

LEMBAR KUESIONER

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN ASAM JAWA


TERHADAP INTENSITAS DISMINOREA REMAJA PUTRI DI
SMAN 1 SUKAMULIA

Nama :

Umur :

Alamat :

Nomor Hp/Wa :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini?

No Pertanyaan Jawaban
1 Pada usia berapakah anda pertama kali
mengalami mentruasi ?
2 Berapa hari biasanya anda mendapatkan a. < 3 Hari
haid? b. 3-7 Hari
c. < 7 Hari

3 Berapa hari biasanya selang antara a. <28


menstruasi bulan ini dengan bulan yang akan b. 28-35
datang? c. >35

4 Ketika anda sedang mentruasi, Apakah anda a. YA


merasakan sakit di daerah perut dan b. Tidak
sekitarnya?

5 Ketika anda sedang mengalami dismenorea a. Istirahat di tempat


tindakan apa yang biasa anda lakukan? tidur
b. Menggunakan
minyak kayu putih
c. Meminum kiranti
d. Menggunakan obat
analgesik
Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI
(Pretest)
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN ASAM JAWA
TERHADAP INTENSITAS DISMENOREA REMAJA PUTRI DI
SMAN 1 SKAMULIA

Nama :
Umur :
Alamat :
Hari/Tanggal :
Hari ke- :
Petunjuk

Lingkarilah angka 0-10 yang sesuai dengan nyeri dismenorea yang dirasakan

berdasarkan skala Numeric Rating Scale (NRS) Sebelum diberikan perlakuan :

Ketrangan :

0 = Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tidak berpengaruh


1-3= Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih dapat
ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi belajar)

4-6= Nyeri sedang (terasa kram pada bagian bawah, nyeri menyebar
kepunggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan sulit
berkonsentrasi saat belajar
7-10= Nyeri berat (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar
kepinggang, paha dan kepanggung, tidak ada nafsu makan,mual,badan
lemas, tidak bisa beraktivitas, dan tidak dapat berkonsentrasi belajar)

LEMBAR OBSERVASI
(Posttest)
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN ASAM JAWA
TERHADAP INTENSITAS DISMENOREA REMAJA PUTRI DI
SMAN 1 SKAMULIA

Nama :
Umur :
Alamat :
Hari/Tanggal :
Hari ke- :
Petunjuk

Lingkarilah angka 0-10 yang sesuai dengan nyeri dismenorea yang dirasakan

berdasarkan skala Numeric Rating Scale (NRS) Setelah diberikan perlakuan :

Keterangan :

0 = Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tidak berpengaruh


1-3= Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah tetapi masih
dapat ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi belajar)
4-6= Nyeri sedang (terasa kram pada bagian bawah, nyeri menyebar
kepunggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan sulit
berkonsentrasi saat belajar
7-10= Nyeri berat (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar
kepinggang, paha dan kepanggung, tidak ada nafsu
makan,mual,badan lemas, tidak bisa beraktivitas, dan tidak dapat
berkonsentrasi belajar)

Anda mungkin juga menyukai