Anda di halaman 1dari 67

PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI
KEHAMILAN RESIKO TINGGI
DI PUSKESMAS SAMBELIA

HUSNUL WATIAH
NIM : 113421197

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2022
PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI
KEHAMILAN RESIKO TINGGI
DI PUSKESMAS SAMBELIA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan
(S.Keb) pada Program Studi S1 Pendidikan Bidan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Hamzar Lombok Timur

OLEH :

HUSNUL WATIAH
NIM : 113421197

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2022

ii
PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal atas nama Husnul Watiah, NIM. 113421197 dengan judul Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini
Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sambelia.

Telah memenuhi syarat dan disetujui

Pembimbing I Tanggal

Dwi Wirastri, S.Tr.,Keb.,M.Kes.


NIDN. 0820119101

Pembimbing II Tanggal

Nurlathifah N Yusuf. S.ST.,M.Keb.


NIDN. 0819059103

Mengetahui
Program Studi S1 Pendidikan Bidan
Ketua,

Eka Faizaturrahmi, S.ST.,M.Kes.


NIDN. 0808108904

iii
PENGESAHAN PENGUJI

Proposal atas nama Husnul Watiah, NIM. 113421197 dengan judul Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini
Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sambelia, telah dipertahankan di depan
Tim Penguji pada tanggal …. November 2022.

TIM PENGUJI

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Dwi Wirastri, S.Tr.,Keb.,M.Kes. Ketua ……………..


NIDN. 0820119101

2. Nurlathifah N Yusuf, S.ST.,M.Keb Anggota ……………..


NIDN. 0820119101

3. Ernawati, S.S.T.,M.Kes. Anggota ……………..


NIDN. 0823128903

Mengetahui

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Program Studi S1 Kebidanan


Ketua, Ketua,

Drs. H. Muh. Nagib, M.Kes. Eka Faizaturrahmi, S.ST.,M.Kes.


NIDN. 0818095501 NIDN. 0808108904

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan hidayah-

NYA sehingga penulisan Proposal ini dengan judul: ”Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini Kehamilan Resiko

Tinggi di Puskesmas Sambelia”.

Dalam kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. H.M. Nagib, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Hamzar Lombok Timur yang telah memberikan surat pengantar sebagai acuan

untuk mendapatkan izin penelitian dari Bappeda dan Puskesmas Sambelia.

2. Ibu Eka Faizaturrahmi, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1

Pendidikan Bidan dan Profesi Bidan yang telah memberikan ilmunya di

bidang pendidikan.

3. Ibu Dri Wirastri, S.Tr.,Keb.,M.Kes., selaku dosen pembimbing pertama yang

telah memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian

proposal ini.

4. Ibu Nurlathifah N. Yusuf, S.ST.,M.Keb., selaku dosen pembimbing kedua

yang telah memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam

penyelesaian proposal ini.

5. Ibu Ernawati, S.ST.M.Kes. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan

wakutnya untuk menguji proposal ini.

v
6. Kepala Puskesmas Sambelia yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian. Semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan dan telah mendoakan demi suksesnya penyusunan Proposal

ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna, maka

untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak pembaca demi

penyempurnaan proposal ini sangat diharapkan.

Lombok Timur, November 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan................................................................................... i


Halaman Sampul Dalam................................................................................... ii
Halaman Persetujuan........................................................................................ iii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Daftar Lampiran................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
1. Tujuan Umum........................................................................... 6
2. Tujuan Khusus.......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ........................................................................ 7
E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 11


A. Kajian Teori.................................................................................... 11
1. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan....................................... 11
2. Konsep Dasar Pengetahuan...................................................... 22
3. Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi ................................ 29
B. Kerangka Konsep............................................................................ 39
C. Hipotesis ........................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 41
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 41
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 42
1. Populasi..................................................................................... 42
2. Sampel...................................................................................... 42
3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 43
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 44
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 44
E. Definisi Operasional Penelitian ..................................................... 45
F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ................... 46
G. Metode Pengolahan Data ............................................................... 48
H. Analisis Data................................................................................... 49
I. Etika Penelitian............................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 39

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ....................................................................... 8

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 46


.......................................................................................................

ix
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 5. Leaflet

Lampiran 6. Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 7. Lembar Konsultasi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan periode yang sangat rentan, tidak hanya bagi

ibu hamil saja tetapi juga bagi keselamatan janin di dalam kandungan. Akibat

yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat mengenali tanda bahaya kehamilan

secara dini dan upaya deteksi dini ibu yang kurang, maka akan

mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya. Tanda bahaya kehamilan

merupakan tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi

selama masa kehamilan atau periode antenatal. Hal ini sangat perlu diketahui

oleh ibu hamil terutama yang mengancam keselamatan ibu dan janin yang ada

di kandungannya, minimal hal yang harus diketahui ibu hamil untuk

mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu seperti perdarahan, gerakan janin

berkurang,nyeri perut dan sakit kepala yang hebat (Carlos et al., 2020).

Data World Health Organization tahun 2019 menunjukkan bahwa

terdapat sekitar 810 ibu hamil meninggal setiap harinya karena komplikasi

terkait dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang

menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu hamil di dunia yaitu

karena perdarahan, infeksi, preeklamsia dan aborsi yang tidak aman (WHO,

2019).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, diketahui bahwa

proporsi upaya pertolongan pertama pada ibu hamil yang mengalami

komplikasi kehamilan sebanyak 25.538 orang yang terdiri dari segera dirujuk

1
2

sebanyak 14.388 orang (56,3%), tidak segera dirujuk sebanyak 4.754 orang

(18,6%) dan tidak dirujuk sebanyak 6.682 orang (26,1%) (Riskesdas, 2018).

Menurut dari yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB

tahun 2021 diketahui bahwa jumlah ibu hamil mencapai 112.725 orang dan

yang mengalami komplikasi kehamilan sebanyak 22.545 orang (20%) dengan

rincian sebagai berikut : Lombok Barat sebanyak 3.006 (13,3%), Lombok

Tengah sebanyak 4.212 orang (18,7%), Lombok Timur sebanyak 5.423 orang

(24,1%), Sumbawa sebanyak 1.991 orang (8,8%), Dompu sebanyak 1.268

orang (5,6%), Bima sebanyak 2.218 orang (9,8%), Sumbawa Barat sebanyak

769 orang (3,4%), Lombok Utara sebanyak 977 orang (4,3%), Kota Mataram

sebanyak 1.945 orang (8,6%) dan Kota Bima sebanyak 735 orang (3,3%)

(Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2021).

Dinas Kesehatan Lombok Timur tahun 2021, mencatat bahwa jumlah

ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan sebanyak 5.423 orang

(20,0%) dari 27.116 ibu hamil yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

Sedangkan pada tahun 2022 dari bulan Januari sampai dengan September

jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan sebanyak 4.012

orang. Komplikasi kehamilan yang terjadi pada ibu hamil disebabkan oleh

anemia dalam kehamilan sebanyak 1.908 orang (47,6%), perdarahan

sebanyak 305 orang (7,6%), infeksi kehamilan sebanyak 125 orang (3,1%),

hiperemesis gravidarum sebanyak 89 orang (2,2%), ketuban pecah dini

sebanyak 312 orang (7,8%), kekurangan energi kronik (KEK) sebanyak 1.213
3

orang (30,2%) dan preeklampsia sebanyak 60 orang (1,5%) (Dinas Kesehatan

Kab. Lombok Timur, 2021).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambelia Tahun 2022

dari bulan Januari sampai dengan Oktober menunjukkan bahwa jumlah ibu

hamil yang datang berkunjung sebanyak 383 orang dan yang mengalami

kehamilan resiko tinggi sebanyak 147 orang (38,3%) (Puskesmas Sambelia,

2022).

Penyebab kehamilan berisiko tinggi atau komplikasi kehamilan

biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat : Faktor 4 Terlalu

yaitu: (1) Terlalu muda (kurang dari 20 tahun); (2) Terlalu tua (lebih dari 35

tahun); (3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3); (4) Terlalu dekat atau

rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun). Faktor 3 Terlambat yaitu: (1)

Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan; (2)

Terlambat tiba di fasilitas kesehatan; (3) Terlambat mendapat pertolongan

medis (Kemenkes RI, 2017).

Dampak dari kehamilan resiko tinggi terhadap kehamilan yaitu dapat

menyebabkan terjadinya komplikasi yang dapat mempengaruhi kondisi ibu

dan janin dalam kandungan seperti abortus, Intra Uterine Fetal Death, dan

dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, bahkan sampai kematian.

Kehamilan resiko tinggi juga berdampak terhadap proses persalinan

diantaranya perdarahan, partus macet, dan sampai dengan kematian. Selain

berdampak terhadap kehamilan dan persalinan, kehamilan resiko tinggi akan

berdampak juga terhadap masa nifas yaitu ibu mengalami perdarahan


4

postpartum. Adapun dampak kehamilan resiko tinggi yerhadap bayi baru lahir

yaitu bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah ataupun bayi

lahir dengan berat badan lebih, dan kematian bayi baru lahir (Prawirohardjo,

2018)

Upaya pencegahan diperlukan untuk mengurangi angka kejadian

kehamilan resiko tinggi yaitu dengan deteksi dini pada kehamilan dapat

dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu

tentang kehamilan melalui pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan.

Banyak faktor yang menjadi penyebab keadaan tersebut diantaranya

minimnya pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi. Salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap tingginya kehamilan resiko tinggi adalah

kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilannya (Puri, 2018).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui pengindraan yang miliki (mata, hidung,

telinga). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sampai dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui

telinga dan mata (Notoatmodjo, 2018).

Selain memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang deteksi dini

kehamilan resiko tinggi, pemerintah juga berupaya melakukan pencegahan

terhadap komplikasi yang terjadi. Adapun solusi dari pemerintah yaitu

dengan menerapkan kebijakan program pemerintah pelayanan antenatal harus

diberikan sesuai dengan standar nasional minimal 6 kali selama kehamilan


5

yaitu dua kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan tiga kali pada

trimester III. Sesuai dengan kebijakan tersebut dalam melaksanakan

pelayanan antenatal care, bidan. Rumah sakit pun menerapkan GRSSI-B

(Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu – Bayi) yaitu memberikan pelayanan yang

cepat dan aman dengan tetap memperhatikan kenyamanan pasien dan

keluarga (Kemenkes RI, 2018).

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Sambelia

tanggal 9 Oktober 2022 melalui teknik wawancara ditemukan 10 ibu hamil

yang berkunjung, 7 ibu hamil diantaranya mengalami anemia dan tidak

mengerti tentang kehamilan resiko tinggi dan 3 ibu hamil lainnya mengatakan

sudah mengetahui tentang kehamilan resiko tinggi dan mengatakan sering

mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan (Puskesmas

Sambelia, 2022).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang

deteksi dini kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sambelia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu : “Apakah Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi di

Puskesmas Sambelia?”.
6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi di

Puskesmas Sambelia.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan

resiko tinggi sebelum diberikan pendidikan kesehatan di Puskesmas

Sambelia.

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan

resiko tinggi setelah diberikan pendidikan kesehatan di Puskesmas

Sambelia

c. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi di Puskesmas

Sambelia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi

dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan para

pembaca tentang pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode

penyuluhan terhadap pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan

resiko tinggi agar resiko terjadinya kehamilan resiko tinggi dapat dicegah

sedini mungkin.
7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sambelia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai literatur atau

refrensi untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada kesehatan

kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan cara memberikan

informasi secara kontinu agar pengetahuan dan wawasan ibu hamil

tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi.

b. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

menambah wawasan ibu hamil tentang deteksi dini kehamilan resiko

tinggi, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya ibu hamil bisa

melakukan pencegahan agar tidak terjadi kehamilan resiko tinggi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk

mengembangkan kualitas pendidikan di bidang kesehatan khususnya

mahasiswa bidan yang ada di Hamzar Lombok Timur.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

acuan atau literatur untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode penyuluhan

terhadap pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko

tinggi.
8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Judul Metode
Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
penelitian Penelitian
Syahriani Pengaruh Jenis Hasil penelitian Variabel Jenis penelitian
(2017) metode penelitian menunjukkan independent dan yang digunakan
penyuluhan adalah bahwa ada dependent yang berbeda. Pada
deteksi dini eksperimen pengaruh metode diteliti sama yaitu : penelitian
kehamilan semu (quasy- penyuluhan tentang penyuluhan terdahulu
risiko tinggi experiment) deteksi dini dan pengetahuan menggunakan
terhadap dengan kehamilan risiko ibu hamil tentang quasi eksperiment
pengetahuan rancangan tinggi terhadap deteksi dini sedangkan
ibu hamil pada pretest- pengetahuan ibu kehamilan resiko penelitian
kelas prenatal postest group hamil pada kelas tinggi. Kemudian, menggunakan pra
di Puskesmas design. prenatal di teknik pengambilan experimental
Bangkinang Puskesmas sampel yang dengan desain
Kota Bangkinang Kota digunakan juga one group pretest
Kabupaten Kabupaten sama yaitu : dan posttest.
Kampar Kampar tahun purposive sampling.
2017 dengan nilai Selain itu, analisis
p value sebesar statistik yang
0,001 < 0,05. digunakan juga
sama yaitu ; paired
samples t-test.

Astuti, Dyah Pendidikan Metode Pendidikan Variabel Rancangan


Puji (2020) Kesehatan penelitian Kesehatan independent dan penelitian yang
Terhadap menggunakan Terhadap Tingkat dependent yang digunakan
Tingkat quasi Pengetahuan diteliti sama yaitu : berbeda. Peneliti
Pengetahuan eksperimen Deteksi Tanda tentang pendidikan menggunakan
Deteksi Tanda post test only Bahaya kesehatan dan rancangan pra
Bahaya control Kehamilan dan pengetahuan. experimental
Kehamilan dan Group. Persalinan di Kemudian analisis dengan desain one
Persalinan di Rancangan Puskesmas data yang group pretest dan
Puskesmas ini Kuwarasan tahun digunakan juga posttest.
Kuwarasan menggunakan 2020 dengan nilai sama yaitu : uji Sedangkan
satu p value sebesar paired sample t-test. penelitian
kelompok 0,001 < 0,05. terdahulu
perlakuan. menggunakan
quasi eksperimen
post test only
control Group.
Kemudian teknik
pengambilan
sampel yang
digunakan
berbeda.
9

Sugiartini, Pengaruh Desain Hasil penelitian Desain penelitian Variabel


Desak Ketut penyuluhan penelitian menunjukkan ada yang digunakan dependent yang
(2018) kesehatan atau rancang pengaruh sama yaitu : pra diteliti berbeda.
tentang deteksi bangun penyuluhan experimental Peneliti
dini usulan kesehatan tentang dengan desain one melakukan
kegawatdarurat penelitian ini deteksi dini group pretest dan penelitian tentang
an maternal adalah pra kegawatdaruratan posttest. Kemudian, pengetahuan
terhadap experimen maternal terhadap variabel sedangkan
motivasi ibu dengan one motivasi ibu independent yang penelitian
hamil dalam group pre test hamil dalam diteliti sama yaitu : terdahulu
melakukan post test melakukan tentang penyuluhan melakukan
antenatal care design antenatal care kesehatan. penelitian tentang
(ANC) di (ANC) di Kemudian analisis motivasi.
Puskesmas Puskesmas satistik yang Kemudian.
Kubutambahan Kubutambahan digunakan juga Kemudian teknik
tahun 2018 sama yaitu : uji pengambilan
dengan nilai p paired sample t-test. sampel yang
value sebesar digunakan
0,000 < 0,05. berbeda. Peneliti
menggunakan
purposive
sampling
sedangkan
penelitian
terdahulu
menggunakan
accidental
sampling.

Nisa Hayatun Pengaruh Jenis penelitian Ada pengaruh Variabel Desain penelitian
(2018) pendidikan ini adalah pendidikan independent yang yang digunakan
kesehatan eksperimen kesehatan tentang diteliti sama yaitu : berbeda. Peneliti
tentang semu (quasi antenatal tentang pendidikan menggunakan pra
antenatal eksperimental care terhadap kesehatan dan experimental one
care terhadap design) dengan pengetahuan ibu pengetahuan . group desain
pengetahuan rancangan the hamil tentan Kemudian, analisis pretest dan
ibu hamil one group antenatal care di satistik yang posttest
tentang pre-posttest Puskesmas digunakan juga sedangkan
antenatal care design Banguntapan II sama yaitu : uji penelitian
di Puskesmas Bantul tahun 2018 paired sample t-test. terdahulu
Banguntapan II dengan nilai p menggunakan
Bantul value sebesar 0,03 quasi
< 0,05. experimental.
Selain itu, teknik
pengambilan
sampel yang
digunakan juga
berbeda.
10

Pinki Pengaruh Penelitian ini Ada pengaruh Jenis penelitian Teknik


Nurhajanti pendidikan merupakan pendidikan yang digunakan pengambilan
(2019) kesehatan penelitian Pra kesehatan tentang sama yaitu : pra sampel yang
tentang Experimental, kehamilan resiko experimental one digunakan
kehamilan dengan tinggi dengan group pretest dan berbeda. Peneliti
resiko tinggi rancangan metode index card posttest. Variabel menggunakan
dengan metode Pretest- match terhadap independent yang purposive
index card Posttest tanpa pengetahuan ibu diteliti sama yaitu : sampling
match terhadap adanya hamil di Desa tentang pendidikan sedangkan
pengetahuan kelompok Gonilan Kartasura kesehatan dan penelitian
ibu hamil di control (One tahun 2019 pengetahuan . terdahulu
Desa Gonilan Group Pre and dengan nilai p Kemudian, analisis menggunakan
Kartasura Post Test value sebesar satistik yang sistematik random
Design) 0,000 < 0,05. digunakan juga sampling.
sama yaitu : uji
paired sample t-test
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya persuasi atau

pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan

tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf

kesehatannya. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan

mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,

maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui

kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat

pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat (Notoatmodjo, 2018)

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan merupakan suatu harapan agar

terjadi perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku individu,

keluarga maupun masyarakat dalam memelihara prilaku hidup sehat

ataupun peran aktif sebagai upaya dalam penanganan derajat

kesehatan yang optimal (Deborah, 2020)

c. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada sasaran secara

langsung maupun melalui menggunakan media tertentu. Dalam situasi

di mana pendidik tidak dapat bertemu dengan sasaran, media sangat

11
12

diperlukan untuk pendidikan. Media pendidikan kesehatan adalah

saluran komunikasi yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan.

Pemilihan media pendidikan kesehatan ditentukan oleh banyaknya

sasaran, keadaan geografis, karakteristik partisipan dan sumber daya

pendukung. Contohnya di daerah terpencil yang hanya dapat dicapai

dengan pesawat terbang khusus dan pendidikan kesehatan yang

diinginkan adalah mencapai sebanyak mungkin sasaran, maka media

yang dipilih adalah flyer atau media elektronik jika sumber dayanya

memungkinkan (Notoatmodjo, 2018).

Beberapa media pendidikan kesehatan dapat juga digunakan

sebagai alat peraga jika pendidik kesehatan bertemu langsung dengan

partisipan dalam proses promosi kesehatan. Media poster dapat

dianggap sebagai media peraga berupa gambar, demikian juga dengan

billboard dan sebagainya.

d. Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Effendi (2018), berikut ini media dan alat peraga yang

dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan yaitu :

1) Media cetak

a) Leaflet dan pamphlet

Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak

tentang suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat

membaca. Leaflet terdiri atas 200-400 kata dan kadang-kadang

berseling dengan gambar. Leaflet berukuran 20x30 cm, dan


13

biasanya dalam bentuk berlipat. Merupakan bentuk

penyampaian informasi kesehatan melalui selembar kertas

yang dilipat.

b) Billboard

Berbentuk papan besar berukuran 2 x 2 m yang berisi

tulisan dan/gambar yang ditempatkan di pinggir jalan besar

yang dapat dibaca atau dilihat oleh pemakai jalan. Tulisan

dalam billboard harus cukup besar agar dapat dibaca oleh

pengendara yang berkecepatan tinggi tanpa menganggu

konsentrasi dalam berkendara. Billboard juga dapat berupa

gambar besar yang ditempelkan pada pengendara umum (bus

kota) sehingga dapat meraih lebih banyak sasaran.

c) Poster

Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar,

ukuran poster biasanya sekitar 50 x 60 cm, karena ukurannya

terbatas dan tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat-

dapatnya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak

kata dan warna dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata

dalam poster tidak lebih dari tujuh kata dan hurufnya dapat

dibaca oleh orang yang lewat dari jarak 6 meter.

d) Lembar balik (Flip chart)

Lembar balik Adalah media penyampaian dalam bentuk

buku di mana pada setiap lembar berisi gambar, pada setiap


14

lembar berisi gambar peraga dan lembar sebaliknya adalah

tulisan yang menjelaskan tentang gambar sebelumnya. Lembar

balik (flip chart) mempunyai dua ukuran, ukuran besar terdiri

atas lembaran-lembaran berukuran 50 x 75 cm, sedangkan

ukuran kecil 38 x 50 cm. Lembar balik yang berukuran lebih

kecil (21 x 28 cm) disebut flip book atau flip chart meja.

e) Komik

Komik merupakah bahan bacaan yang menarik dan

popular, terutama dikalangan anak muda, dewasa, maupun

anak-anak. Disebut menarik karena komik berisi tentang cerita

yang divisualkan dalam gambar-gambar yang menarik. Komik

umumnya berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dibuat

dalam panel dan dipisahkan gang yang keseluruhannya

merupakan kesatuan cerita yang runtut. Gambar-gambar

tersebut biasanya dilengkapi dengan balon yang berisi ucapan

yang disampaikan oleh tokoh dalam komik tersebut dan

kadang disertai narasi sebagai penjelasan yang berbentuk

kotak dan tersambung ditepi panel. Sehingga disimpulkan

secara ringkas bahwa komik adalah sajian cerita yang

dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, simbol-simbol dan balon

kata yang didekatkan dalam urutan tertentu untuk

menyampaikan informasi.
15

2) Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang dapat merangsang

indra pendengaran dan indra penglihatan secara bersamaan, dan

bersifat dapat didengar dan dilihat karena mengandung unsur

suara dan gambar. Media audiovisual menggunakan dua jenis

media yaitu auditif atau mendengar dan visual atau melihat, maka

dari itu jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

Media audiovisual merupakan sebuah alat bantu yang berarti alat

atau bahan yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk

membantu penyampaian tulisan dan kata yang diucapkan dalam

menularkan pengetahuan, ide, dan sikap.

Jenis media audiovisual

a) Media audio motion visual yaitu media yang paling lengkap

dengan maksud penggunaan segala kemampuan audio dan

visual ke dalam pengelompokan, seperti: TV, sound-film,

video-tape dan film TV recording.

b) Media audio-still-visual, yaitu media kedua yang dianggap

lengkap tetapi tidak bisa menampilkan motion atau gerak,

seperti sound film strip, sound slide-sct, rekaman still TV.

c) Media audio-semination, yaitu media berkemampuan

menampilkan titik-titik, tetapi tidak bisa mentransmit secara

utuh suatu motion nyata, seperti telewritting dan recorde

telewritting.
16

d) Media motion-visual, yaitu media yang kemampuannya seperti

media kelas I kecuali suara (audio). Media yang termasuk

kelas ini adalah silent film (film bisu).

e) Media still-visual, yaitu media yang mampu menyampaikan

informasi secara visual tetapi tidak bisa menyajikan motion

(gerak) seperti facsimile, micropon, dan videofille.

f) Media audio yaitu, media yang menggunakan suara semata-

mata. Radio telepon, audio dise audio tape.

g) Media cetakan yaitu, madia yang hanya menampilkan

informasi berupa alphanumeric dan simbol-simbol tertentu.

Kelebihan Audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan

a) Dapat menarik minat dan perhatian dengan tampilan

audiovisual,sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan,

karena idealnya seseorang dapat berkonsentrasi yaitu selama

20-30 menit.

b) Meningkatkan motivasi, efektivitas dan efisien penyampaian

informasi

c) Media audiovisual mempermudah orang dalam menyampaikan

dan memerima materi

d) Waktu dapat diefisienkan

e) Dapat menggambarkan teori sains dalam bentuk animasi

f) Membantu stimulasi dan mendorong respon siswa

g) Visual dari gambar yang berwarna dapat menambah realita


17

objek yang diperagakan Suara yang dihasilkan dapat

menimbulkan realita pada gambar

3) Video

Keunggulannya adalah dapat memberikan realita yang sulit

direkam kembali oleh mata dan pikiran dan juga dapat diulang

kembali untuk melihat kembali informasi yang tersedia.

a) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita

dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu.

b) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik

proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu.

c) Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada

waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan

jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan

menempatkan monitor di setiap kelas.

4) Slide

Keunggulannya adalah dapat memberikan realita walaupun

dalam keadaan terbatas dan cocok untuk sasaran dengan jumlah

yang banyak.

e. Langkah-langkah Dalam Pendidikan Kesehatan

Menurut Nursalam dan Efendi (2018), ada beberapa langkah

yang harus ditempuh dalam melaksanakan pendidikan kesehatan

yaitu:
18

1) Tahap I : Perencanaan dan pemilihan strategi

Tahap ini merupakan dasar dari proses komunikasi yang akan

dilakukan oleh pendidik kesehatan dan juga merupakan kunci

penting untuk memahami kebutuhan belajar sasaran dan

mengetahui sasaran atau pesan yang akan disampaikan. Tindakan

petugas kesehatan yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:

a) Review data yang berhubungan dengan kesehatan, keluhan,

kepustakaan, media massa, dan tokoh masyarakat.

b) Cari data baru melalui wawancara, fokus grup (dialog masalah

yang dirasakan).

c) Bedakan kebutuhan sasaran dan persepsi terhadap masalah

kesehatan, termasuk identifikasi sasaran.

d) Identifikasi kesenjangan pengetahuan kesehatan.

e) Tulis tujuan yang spesifik, dapat dilakukan, menggunakan

prioritas, dan ada jangka waktu.

f) Kaji sumber- sumber yang tersedia (dana,sarana dan manusia)

2) Tahap II : Memilih saluran dan materi/media.

Pada tahap pertama diatas membantu untuk memilih saluran

yang efektif dan matri yang relevan dengan kebutuhan sasaran.

Saluran yang dapat digunakan adalah melalui kegiatan yang ada di

masyarakat. Sedangkan materi yang digunakan disesuaikan

dengan kemampuan sasaran.


19

Tindakan yang perlu dilakukan adalah :

a) Identifikasi pesan dan media yang digunakan.

b) Gunakan media yang sudah ada atau menggunakan media

baru.

c) Pilihlah saluran dan caranya.

3) Tahap III : Mengembangkan materi dan uji coba

Materi yang ada sebaiknya diuji coba (diteliti ulang) apakah

sudah sesuai dengan sasarandan mendapat respon atau tidak.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah:

a) Kembangkan materi yang relevan dengan sasaran.

b) Uji terlebih dahulu materi dan media yang ada. Hasil uji coba

akan membantu apakah meningkatkan pengetahuan, dapat

diterima, dan sesuai dengan individu.

4) Tahap IV : Implementasi

Merupakan tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Bekerjasama dengan organisasi yang ada di komunitas agar

efektif

b) Pantau dan catat perkembangannya.

c) Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan

5) Tahap V : Mengkaji efektifitas

Mengkaji keefektifan program dan pesan yang telah

disampaikan terhadap perubahan perilaku yang diharapkan.


20

Evaluasi hasil hendaknya berorientasi pada kriteria jangka waktu

(panjang/pendek) yang telah ditetapkan. Tindakan yang perlu

dilakukan adalah melakukan evaluasi proses dan hasil.

6) Tahap VI : Umpan balik untuk evaluasi program

Langkah ini merupakan tanggung jawab perawat terhadap

pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Apakah perlu

diadakan perubahan terhadap isi pesan dan apakah telah sesuai

dengan kebutuhan sasaran. Informasi dapat memberikan gambaran

tentang kekuatan yang telah digunakan dan memungkinkan

adanya modifikasi. Tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Kaji ulang tujuan, sesuaikan dengankebutuhan.

b) Modifikasi strategi bila tidak berhasil.

c) Lakukan kerjasama lintas sektor dan program.

d) Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan

kesehatan yang telah dilakukan.

e) Pertahankan alasan terhadap upaya yang akan dilakukan.

f) Hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan

kesehatan

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

Pendidikan Kesehatan

Menurut Nursalam dan Efendi (2018), mengelompokkan faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan yaitu:


21

1) Faktor materi atau hal yang dipelajari yang meliputi kurangnya

persiapan, kurangnya penguasaan materi yang akan dijelaskan

oleh pemberi materi, penampilan yang kurang meyakinkan

sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh

sasaran, suara pemberi materi yang terlalu kecil, dan penampilan

materi yang monoton sehingga membosankan.

2) Faktor lingkungan, dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a) Lingkungan fisik yang terdiri atas suhu,kelembaban udara,dan

kondisi tempat belajar.

b) Lingkungan sosial yaitu manusia dengan segala interaksinya

serta representasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu

lintas, pasar dan sebagainya

c) Faktor instrument yang terdiri atas perangkat keras (hardware)

seperti perlengkapan belajar alat - alat peraga dan perangkat

lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal),

pengajar atau fasilitator belajar, serta metode belajar mengajar.

d) Faktor kondisi individu subjek belajar, yang meliputi kondisi

fisiologis seperti kondisi panca indra (terutama pendengaran

dan penglihatan) dan kondisi psikologis, misalnya intelegensi,

pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan sebaginya


22

2. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2018).

b. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoatmodjo, 2018), yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat


23

mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang baru.


24

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

menggunakan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur

dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, yaitu:

1) Faktor Internal meliputi:

a) Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari

segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

percaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya (Nursalam, 2017).


25

b) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is

the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa

pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan cara untuk memperoleh suatu kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan

(Notoadmodjo, 2018).

c) Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin

pendidikan yang kurang akan mengahambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan

(Nursalam, 2017).

d) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan berulang dan banyak tantangan (Nursalam,

2017).
26

e) Jenis Kelamin

Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat

pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikontruksikan

secara sosial maupun kultural.

2) Faktor eksternal

a) Informasi

Menurut Nursalam dan Pariani (2017), informasi

merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa

cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan

mempertinggi tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.

b) Lingkungan

Menurut Notoatmodjo (2018), hasil dari beberapa

pengalaman dan hasil observasi yang terjadi di lapangan

(masyarakat) bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya

perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman-pengalaman

seseorang serta adanya faktor eksternal.

c) Sosial budaya

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial

seseorang maka tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi

pula.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), terdapat beberapa cara

memperoleh pengetahuan, yaitu:


27

1) Cara kuno atau non modern

Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah,

atau metode penemuan statistik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini meliputi:

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan mengguanakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak bisa dicoba kemungkinan yang lain.

b) Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

c) Melalui jalan fikiran

Untuk memeperoleh pengetahuan serta kebenarannya

manusia harus menggunakan jalan fikirannya serta

penalarannya. Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-

tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan

seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke

generasi berikutnya.

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

lebih sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode


28

penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi

penelitian, yaitu:

a) Metode induktif

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya

dikumpulkan atau diklasifikasikan, akhirnya diambil

kesimpulan umum.

b) Metode deduktif

Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih

dahulu untuk seterusnya dihubungkan dengan bagian-

bagiannya yang khusus.

e. Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (2019), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu:

1) Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan.

2) Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh

pertanyaan.

3) Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan


29

3. Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi

a. Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat

mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang

dihadapi (Manuaba, 2017).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat

menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal

sebelum kelahiran berlangsung (Indrawati, 2016).

Karakteristik ibu hamil diketahui bahwa faktor penting

penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada kelompok usia 35

tahun dikatakan usia tidak aman karena saat bereproduksi pada usia

35 tahun dimana kondisi organ reproduksi wanita sudah mengalami

penurunan kemampuan untuk bereproduksi, tinggi badan kurang dari

145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak anak terakhir dengan

kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah anak lebih dari 4.

Faktor penyebab resiko kehamilan apabila tidak segera ditangani pada

ibu dapat mengancam keselamatan bahkan dapat terjadi hal yang

paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.

b. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi

Menurut Rochjati (2018), kehamilan risiko tinggi dibagi

menjadi 3 kategori yaitu :


30

1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Merupakan kehamilan yang tidak disertai oleh faktor risiko

atau penyulit sehingga kemungkinan besar ibu akan melahirkan

secara normal dengan ibu dan janinnya dalam keadaan hidup

sehat.

2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10

Merupakan kehamilan yang disertai satu atau lebih faktor

risiko/penyulit baik yang berasal dari ibu maupun janinnya

sehingga memungkinkan terjadinya kegawatan saat kehamilan

maupun persalinan namun tidak darurat.

3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRTS) dengan jumlah skor >12

Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) merupakan

kehamilan dengan faktor risiko:

a) Perdarahan sebelum bayi lahir, dimana hal ini akan

memberikan dampak gawat dan darurat pada ibu dan janinnya

sehingga membutuhkan rujukan tepat waktu dan penanganan

segera yang adekuat untuk menyelamatkan dua nyawa.

b) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat

kegawatannya meningkat sehingga pertolongan persalinan

harus di rumah sakit dengan ditolong oleh dokter spesialis.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Risiko Tinggi

Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat

menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada


31

persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu

dan bayinya. Ciri-ciri faktor resiko:

1) Faktor resiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan

terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan.

2) Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama

kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.

3) Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko tunggal,

ganda yaitu dua atau lebih yang bersifat sinergik dan kumulatif.

Hal ini berarti menyebabkan kemungkinana terjadinya resiko lebih

besar.

d. Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi

Dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko

tinggi sendiri dapat berdampak antara lain :

1) Dampak Kehamilan Berisiko bagi Ibu

Dampak fisik Menurut Prawiroharjo (2018), dampak kehamilan

berisiko bagi ibu secara fisik adalah sebagai berikut:

a) Keguguran (abortus)

Keguguran merupakan penghentian kehamilan sebelum

janin dapat hidup. Keguguran dini terjadi sebelum usia kehamilan 12

minggu dan keguguran tahap lanjut terjadi antara usia kehamilan 12

minggu-20 minggu.

b) Partus macet

Partus macet merupakan pola persalinan yang abnormal

dimana terjadi fase laten dan fase aktif memanjang/melambat


32

bahkan berhenti ditandai dengan berhentinya dilatasi serviks atau

penurunan janin secara total atau keduanya.

c) Perdarahan ante partum dan post partum

Perdarahan antepartum merupakan perdarahan yang terjadi

setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih

berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.

Perdarahan postpartum merupakan perdarahan lebih dari 500-6000

ml dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir. Menurut waktu

terjadinya perdarahan postpartum dibedakan menjadi dua, yaitu:

Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage)

terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan postpartum

sekunder (late postpartum hemorrhage) terjadi setelah 24 jam

kelahiran, antara hari ke 5 sampai hari ke 25 postpartum

d) Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Intra Uterine Fetal Death (IUFD) merupakan kematian

janin dalam rahim sebelum terjadi proses persalinan, usia kehamilan

28 minggu keatas atau berat janin 1000 gram dapat juga

mengakibatkan kelahiran mati. Ibu yang mengalami kehamilan

berisiko menyebabkan meningkatnya faktor risiko terjadinya Intra

Uterine Fetal Death (IUFD). Bila janin dalam kandungan tidak

segera dikeluarkan selama lebih dari 4 minggu dapat menyebabkan

terjadinya kelainan darah (hipofibrinogemia) yang lebih besar.


33

e) Keracunan dalam kehamilan (Pre eklamsia) & kejang

(Eklamsia)

Preeklamsia adalah keracunan pada kehamilan yang

biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa juga

muncul pada trimester kedua. Preeklamsia serta gangguan tekanan

darah lainnya merupakan kasus yang menimpa setidaknya lima

hingga delapan persen dari seluruh kehamilan. Dua penyakit ini pun

tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada bayi

dan ibu hamil di seluruh dunia.

2) Dampak Kehamilan Berisiko bagi Janin

Menurut Prawiroharjo (2018), dampak kehamilan berisiko bagi

janin adalah sebagai berikut:

a) Bayi lahir belum cukup bulan

Bayi lahir belum cukup bulan dapat disebut bayi preterm

maupun bayi prematur. Bayi Preterm merupakan bayi yang lahir

pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, tanpa memperhatikan

berat badan lahir. Hal ini dapat disebabakan oleh faktor maternal

seperti toksemia, hipertensi dan malnutrisi.

b) Bayi lahir dengan Bayi berat lahir rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir

adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Penyebab paling besar lahirnya bayi Bayi berat lahir rendah (BBLR)

adalah masalah selama kehamilan pada ibu, dapat berupa penyakit

penyerta pada ibu, kurang nutrisi, maupun usia ibu.


34

e. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Pencegahan terjadinya kehamilan risiko tinggi menurut

Widatiningsih dan Dewi (2017) dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Penyuluhan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk kehamilan

dan persalinan aman tentang :

a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat

dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong

persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu

dan bayinya.

b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), memberi penyuluhan agar

pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas,

dipolindes atau puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke

rumah sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama

(primi) dengan tinggi badan rendah.

c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan

dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit dengan alat lengkap dan

di bawah pengawasan dokter spesialis.

2) Pengawasan Antenatal

Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan

yang menyertai kehamilan secara dini, sehiingga dapat diperhitungkan

dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya,

seperti:

a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang

terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.


35

b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai

kehamilan, persalinan, dan kala nifas.

c) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek

keluarga berencana.

d) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal

3) Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan yang dapat diberikan kepada ibu, yaitu

sebagai berikut:

a) Diet dan pengawasan berat badan

Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan

kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan

nutrisi dapat menyebabkan anemia, partus rematur, abortus, dan

lain – lain, sedangkan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan

preeklamsia, bayi terlalu besar, dan lain – lain.

b) Kebersihan dan pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil, pakaian

harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu

dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang

menyokong payudara, dan pakaian dalam selalu bersih.

c) Perawatan gigi

Wanita hamil pada trimester I mengalami mual dan muntah

(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi


36

yang tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi,

ginggivitis, dan sebagainya.

d) Perawatan payudara

Perawatan payudara ini bertujuan memelihara hyigiene

payudara, melenturkan/menguatkan putting susu, dan

mengeluarkan putting susu yang datar atau masuk ke dalam.

e) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Imunisasi untuk melindungi janinnyang akan dilahirkan

terhadap tetanus neonatorum.

f) Wanita pekerja

Wanita hail boleh bekerja tetapi jangan terlampau

berat. Melakukan istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-

undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil

satu setengah bulan sebelum bersalin atau satu setengah bulan

setelah bersalin.

g) Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik

Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin dan menimbulkan

kelahiran dengan berat badan lebih rendah, atau mudah

mengalami abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan

cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan

mental.

h) Obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan

apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh


37

kembang janin.

f. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan

pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi yang lebih

difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat

diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan

persalinan. Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan

antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali dengan 1 kali pada

trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, termasuk

minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga.

g. Deteksi Dini Kehamilan Risiko Tinggi

Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang

dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan secepat mungkin. Deteksi

dini kehamilan risiko tinggi adalah upaya penjaringan dan penyaringan

yang dilaksanakan untuk menemukan gejala kehamilan risiko tinggi sejak

awal. Hal-hal yang termasuk dalam deteksi dini kehamilan risiko tinggi,

yaitu usia ibu hamil kurang dari 20 tahun, usia ibu hamil lebih dari 35

tahun, jumlah anak 3 orang atau lebih, Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun

Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, Ibu dengan berat badan < 45

kg sebelum kehamilan, Ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm, Riwayat

kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan, kejangkejang, demam

tinggi, persalinan lama, melahirkan dengan cara operasi, dan bayi lahir

mati).
38

B. Kerangka Konsep-

Kerangka konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal yang khusus. Sedangkan kerangka konsep penelitian

pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin di

amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2018)

Variabel Independent Variabel Dependent

Pendidikan Kesehatan tentang Tingkat pengetahuan ibu


Deteksi Dini Kehamilan tentang deteksi dini
Resiko Tinggi kehamilan resiko tinggi

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan ibu tentang deteksi
dini kehamilan resiko tinggi :
1. Umur
2. Pengalaman
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Jenis kelamin
6. Informasi
7. Lingkungan
8. Sosial budaya

Keterangan :

: Variabel Yang Diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian


39

Sumber : (Modifikasi Diantari, 2019 dan Nursalam, 2017)

C. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan

antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Notoatmodjo,

2018).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 : artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu

tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sambelia

H0 : artinya tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi di

Puskesmas Sambelia

.
40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang dilakukan untuk mencari berbagai variabel dan menganalisis setiap variabel

yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini juga digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Dinamakan penelitian kuantitatif karena data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2018).

Penelitian ini menggunakan rancangan pra experimental desain one group

pretest dan posttest dalam satu kelompok, tidak ada kelompok kontrol, peneliti

memberikan perlakuan pada responden tetapi sebelumnya dilakukan pengumpulan

data dan pengamatan terhadap responden tersebut, dan kembali dilakukan

pengamatan dan pengumpulan data akhir setelah diberikan perlakuan.

Adapun gambaran rancangan penelitian sebagai berikut :


Pre-test Perlakuan Post-test
O1 X O2

Keterangan :

O1 = pre-test pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi

X = perlakuan (penyuluhan)

O2 = post-test pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi

40
41

B. Populasi, Sampel dan Tekhnik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2018).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu

hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Sambelia dari bulan

Agustus sampai dengan Oktober 2022 sebanyak 113 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu

bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2018).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian ibu

hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Sambelia dari bulan

Agustus sampai dengan Oktober 2022. Untuk mencari besarnya sampel

dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (2013) :

N 113
n= =
1+ N ( d ) 1+ 113 ¿ ¿
2

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = Nilai kritis (10 %)


42

Jadi besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 53 orang

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018). Pertimbangan tertentu yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi dan ekslusi

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria

Inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Sambelia

2) Ibu hamil yang bersedia dijadikan sebagai responden

3) Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi

yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria

eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil yang ada di luar Wilayah Kerja Puskesmas Sambelia

2) Ibu hamil yang dalam keadaan sakit


43

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2022

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Sambelia

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent

Sering disebut dengan variabel bebas, stimulus, prediktor,

antecendent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan

tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi.

2. Variabel Dependent

Sering disebut variabel output, kriteria atau konsekuen, variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi.

E. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek

atau fenomena (Hidayat, 2018).


44

Tabel. 3.1 Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Parameter/Indikator Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Data
Variabel
Independent - -
: pendidikan Suatu kegiatan Memberikan pendidikan Leaflet
kesehatan yang kesehatan pada ibu tentang
tentang dilaksanakan deteksi dini kehamilan
deteksi dini peneliti untuk resiko tinggi yang meliputi:
kehamilan memberikan 1. Pengertian kehamilan
resiko tinggi pengetahuan resiko tinggi
kepada ibu 2. Kriteria kehamilan
tentang resiko tinggi
deteksi dini 3. Faktor-faktor yang
kehamilan mempengaruhi
resiko tinggi kehamilan resiko tinggi
4. Bahaya kehamilan
resiko tinggi
5. Pencegahan kehamilan
resiko tinggi
6. Penatalaksanaan
kehamilan resiko tinggi
7. Deteksi dini kehamilan
resiko tinggi

Variabel
Dependent :
pengetahuan Segala sesuatu a. Baik : jika Kuesioner 1. Baik Ordinal
ibu tentang yang diketahui persentasenya 76-100% 2. Cukup
deteksi dini oleh ibu b. Cukup : jika 3. Kurang
kehamilan tentang persentasenya : 56-75% (Sumber : Arikunto,
resiko tinggi deteksi dini c. Kurang : jika 2019).
kehamilan persentasenya : < 56%
resiko tinggi

F. Instrument Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Jenis instrumen

penelitian adalah angket atau kuesioner (Arikunto, 2019).

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang

pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi dalam


45

penelitian ini adalah kuesioner yang diadopsi dari Pinki Nurhajanti tahun

2019 dengan judul : “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kehamilan

Risiko Tinggi Dengan Metode Index Card Match Terhadap Pengetahuan

Ibu Hamil di Desa Gonilan Kartasura”. Kuesioner digunakan dalam

penelitian ini berisi pernyataan sebanyak 15 soal.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Nomor Soal
Jumlah
No Pernyataan Favourabl Unfavourable
Soal
e
1 Pengertian kehamilan 1 1
resiko tinggi
2 Kriteria kehamilan resiko 7 1
tinggi
3 Faktor-faktor yang 3, 4, 5, 6 10, 14 6
mempengaruhi kehamilan
resiko tinggi
4 Bahaya kehamilan resiko 8 13 2
tinggi
5 Pencegahan kehamilan 2, 11 9 3
resiko tinggi
6 Penatalaksanaan kehamilan 12 1
resiko tinggi
7 Deteksi dini kehamilan 15 1
resiko tinggi
Total 15
(Sumber : Pinki Nurhajanti, 2019)

2. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018). Data dikumpulkan sendiri

oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Peneliti menggunakan hasil wawancara yang


46

didapatkan dari informan mengenai topik penelitian sebagai data

primer. Data primer dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Data pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi

sebelum diberikan pendidikan kesehatan diperoleh dengan

menggunakan alat bantu kuesioner.

2) Data pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi

setelah diberikan pendidikan kesehatan diperoleh dengan

menggunakan alat bantu kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari

data :

1) Data tentang jumlah ibu hamil yang datang berkunjung ke

Puskesmas Sambelia diperoleh dari buku register.

2) Data tentang gambaran umum Puskesmas Sambelia diperoleh dari

buku profil.

G. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Editing

Editing yaitu kegiatan mempersiapkan data yang sudah diperoleh

sebelum dilakukan pengolahan data lebih lanjut. Dimana peneliti harus

mengecek kembali kelengkapan data.


47

2. Scoring

Scoring merupakan penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini

menggunakan skala ordinal. Hasil kuesioner yang telah di isi bila benar

diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0. Kemudian di prosentasikan

dengan cara jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dan dikalikan 100%.

Apabila skor yang diperoleh 76 – 100%, maka pengetahuannya berada

pada kategori baik, apabila skor yang diperoleh 56 – 75%, maka

pengetahuannya berada pada kategori cukup dan apabila skor yang

diperoleh < 56%, maka pengetahuannya berada pada kategori kurang.

3. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka/bilangan. Data tentang pengetahuan ibu tentang

deteksi dini kehamilan resiko tinggi baik sebelum dan setelah diberikan

pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan dikelompokkan menjadi

3 kategori yaitu:

a. Baik : diberi kode 3

b. Cukup : diberi kode 2

c. Kurang : diberi kode 1

4. Tabulating

Tabulating merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden

dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan

statistik deskriptif variabel-variabel yang diteliti atau yang variabel yang

akan di tabulasi silang.


48

5. Entri

Entri data yaitu kegiatan memasukkan data ke dalam computer untuk

selanjutnya dapat dilakukan analisis data.

H. Analisa Data

Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian

diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian. Dengan demikian teknik analisis terhadap data,

dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah

(Sugiyono, 2018).

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Analisis Univariat

Analisa univariat ini dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian, pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2018).

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel yaitu : karakteristik responden

yang meliputi : umur, pendidikan dan pekerjaan serta pengetahuan ibu

tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat dilakukan

menggunakan rumus berikut : (Notoatmodjo, 2018)


49

X
P= x 100 %
N

Keterangan :

P: Presentase

X : Jumlah kejadian pada responden

N : Jumlah seluruh responden

2. Analisa bivariat

Analisa Bivariat yaitu dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Pada penelitian ini menggunakan uji paired

samples t-test. Uji tersebut dapat menggunakan bantuan komputerisasi

program SPSS (Statistic Product Service Solution) for windows release 21.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko

tinggi di Puskesmas Sambelia, dengan pengambilan keputusan sebagai

berikut:

a. Bila p value < α (0,05) berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan resiko tinggi

di Puskesmas Sambelia.

b. Bila p value > α (0,05) berarti tidak ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilan

resiko tinggi di Puskesmas Sambelia.


50

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam

penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2016). Etika

dalam penelitian ini antara lain:

1. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden atau subjek

sebelum penelitian dilaksanakan dengan maksud supaya responden

mengetahui tujuan penelitian, jika subjek bersedia diteliti harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut (Notoadmodjo, 2018).

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden yang akan dijadikan

sebagai subyek penelitian untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek,

tetapi peneliti akan memberi tanda atau kode secara khusus (Notoadmodjo,

2018).

3. Kerahasiaan (Confidentiallity)

Peneliti senantiasa akan menjaga kerahasiaan dari data yang

diperoleh, dan hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang

berhubungan dengan penelitian, sehingga rahasia subyek penelitian benar-

benar terjamin. Metode penelitian merupakan suatu cara dalam melakukan

penelitian, metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat,

serta desain penelitian yang digunakan (Notoadmodjo, 2018)


51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2019. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Dyah Puji, 2020. Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan


Deteksi Tanda Bahaya Kehamilan dan Persalinan di Puskesmas
Kuwarasan.

Deborah, 2020. Keperawatan Komunitas. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

Diantari, 2019. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja


Tentang Kehamilan Tidak Diinginkan di SMP Negeri 3 Kediri.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2021. Jumlah Ibu Hamil. Mataram : NTB.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, 2021. Jumlah Ibu Hamil Yang
Datang Berkunjung ke Tempat Pelayanan Kesehatan. Lombok Timur :
NTB.

Efendi, 2018. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hasdianah,  2014. Patologi & Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta :Nuha Medika.

Hidayat, 2018. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis. Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Indrawati, 2016. Care Yourself STROKE cegah dan obati sendiri. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Kemenkes RI, 2017. Faktor Penyebab Kehamilan Resiko Tinggi. Jakarta :


Kemenkes RI.

Kemenkes RI, 2018, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta :


Kemenkes RI.

Kemenkes RI, 2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta :


Kemenkes RI.

Laporan KIA PKM Sambelia, 2022. Jumlah Ibu Hamil Yang Datang Berkunjung
Ke Puskesmas Sambelia. Sambelia : Lombok Timur.

Manuaba, 2017. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : ECG.

Notoatmodjo, 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


52

Nursalam dan Siti Pariani, 2017. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.
Jakarta: Infomedika.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Edisi.4. Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Puskesmas Sambelia, 2022. Jumlah Ibu Hamil Yang Berkunjung. Sambelia :


Lombok Timur.

Riskesdas, 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat


Republik Indones. 2018

Rochjati, 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka.

Sarwono, 2016. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 Cetakan 5. Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Syahriani, 2017. Pengaruh Metode Penyuluhan Deteksi Dini Kehamilan Risiko


Tinggi Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Pada Kelas Prenatal di
Puskesmas Bangkinang Kota Kabupaten Kampar.

Sugiartini, Desak Ketut, 2018. Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang deteksi


dini kegawatdaruratan maternal terhadap motivasi ibu hamil dalam
melakukan antenatal care (ANC) di Puskesmas Kubutambahan.

WHO, 2019. Angka Kejadian Ibu Hamil Yang Meninggal Terkait Komplikasi
Kehamilan dan Persalinan. World Bank.

Widatiningsih, dan Dewi, 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:


Trans Medika.
53

Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth : Saudari
Dengan hormat,
Penulis adalah mahasiswa STIKES Hamzar Lombok Timur yang akan
melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Ibu tentang Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi di
Puskesmas Sambelia” dengan identitas sebagai berikut:
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
tugas akhir program Studi S1 Pendidikan Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hamzar Lombok Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu tentang Deteksi
Dini Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sambelia. Untuk itu, penulis
mengharapkan saudari, untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Informasi saudari berikan sangat bermanfaat bagi penulis.
Atas kesediaan dan kerjasama saudari, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat kami,

HUSNUL WATIAH
NIM : 113421173
54

Lampiran 2.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu tentang
Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sambelia” yang di teliti
oleh :
Nama : Husnul Watiah
NIM : 113421173
Demikian secara sadar, sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya berperan serta dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar
persetujuan ini.

Lombok Timur, November 2022


Responden

( )
55

Lampiran 3. Kuesioner Pengetahuan

KUESIONER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


IBU TENTANG DETEKSI DINI KEHAMILAN RESIKO TINGGI
DI PUSKESMAS SAMBELIA

A. Petunjuk Pengisian :
1. Tulis Identitas ibu pada kolom yang telah disediakan
2. Berikan tanda ceklis (√) pada jawaban yang dianggap benar

B. Data Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :

C. Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi


Pilihlah salah satu jawaban dengan cara di centang sesuai dengan keadaan yang
anda alami.
No Pernyataan Benar Salah
1 Kehamilan risiko tinggi adalah suatu kehamilan
dimana jiwa dan kesehatan ibu atau bayi dapat
terancam
2 Deteksi dini yang dilakukan saat kehamilan
merupakan upaya untuk mencegah kehamilan
risiko tinggi.
3 Anemia pada ibu hamil disebabkan salah
satunya karena kekurangan zat besi
4 Anemia pada ibu hamil disebabkan salah
satunya karena kekurangan zat besi
5 Perdarahan dari jalan lahir saat hamil, dalam
jumlah yang sedikit tidak berbahaya bagi ibu
dan janin dikandungannya
6 Ibu yang mempunyai riwayat keguguran 3 kali
atau lebih berturut-turut pada kehamilan yang
lalu termasuk faktor resiko tinggi kehamilan
7 Bengkak pada kaki, tangan dan wajah tidak
termasuk tanda bahaya kehamilan
8 Kehamilan risiko tinggi tidak membahayakan
ibu dan janin
9 Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan hanya
bila ada keluhan
10 Ibu dengan letak janin sungsang atau lintang
tidak menimbulkan kesulitan dalam persalinan
11 Sangat penting untuk melakukan antenatal care
bagi setiap ibu hamil
12 Kunjungan ibu hamil adalah kontak langsung
antara ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan
13 Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), keguguran, persalinan tidak lancar
atau macet, perdarahan sebelum dan sesudah
persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu
hamil atau bersalin meninggal dunia, keracunan
kehamilan atau kejang-kejang merupakan
dampak kehamilan risiko tinggi
10

14 Sering lelah dan lemah, kulit terlihat sangat


pucat, jantung berdebar-debar, sesak nafas,
pusing atau seperti ingin pingsan merupakan
gejala anemia ibu hamil
15 Kehamilan resiko tinggi tidak dapat dicegah
meskipun dengan penatalaksanaan seperti
deteksi dini, pengawasan, perawatan dan
pengobatan.
Sumber : (Pinki Nurhajanti, 2019).

Anda mungkin juga menyukai