Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERAN BIDAN DALAM MEMPROMOSIKAN “KENORMALAN”

DISUSUN OLEH :

1. BAIQ HARMININGSIH 9. MALINA


2. SUSILA WARDHANI 10. BAIQ IRA MAYASARI
3. BAIQ NURHAYAH 11. RIZA MAHLIGIYANTI
4. NURUL HADYANTE 12. SYIFA TRIAWATI
5. MARIANA PRIHATIN 13. SRI PRIHATIN
6. SRI RAHMAWATI 14. RIA HUSNUL APRILIA
7. SUSTINA WULANDARI 15. DEWI RIYANTIKA
8. TUTIYASNATINA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-NYA tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di
akhirat nanti. Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Peran Bidan Dalam
Mempromosikan “Kenormalan”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Lombok Timur, Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4
PERAN BIDAN DALAM MEMPROMOSIKAN “KENORMALAN”
A. Pengertian Promosi Kesehatan....................................................... 5
B. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan......................................... 6
C. Fungsi Bidan Dalam Promosi Kesehatan....................................... 15
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 17
A. Kesimpulan..................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan yang profesional dituntut mampu memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyrakat di era globalisasi saat ini dan ditengah-tengah
persaingan yang begitu ketat, seiring dengan meningkatnya kesadaran
masyrakat terhadap kesehatan. Bidan profesional tidak hanya dilihat dari
kemampuan menjaga dan merawat klien, tetapi juga kemampuan memberikan
pelayanan secara menyeluruh baik dari aspek biologis, psikologis, sosial, serta
spritual sengan penuh semangat yang di iringi dengan senyuman ikhlas dan
tulus. Tenaga Bidan merupakan sumber daya kesehatan masyarakatsehingga
diharapkan mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana harapan
profesi bidan yaitu menjadi bidan yang profesional. Bidan akan berupaya
secara maksimal menjalankan fungsi dan peran sebagaimana yang diharapkan
oleh masyarakat.
Salah satu unit pelaksana teknis terdepan dijajaran kesehatan yang
keberadaannya hampir   merata di setiap Kecamatan dan relatif dekat sasaran
program pembangunan kesehatan adalah Puskesmas. Sebagai ujung tombak,
Puskesmas menyelenggarakan pelayann kesehatan dasar secara terintegrasi
dengan fungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar, pusat pembangunan
berwawasan kesehatan dan sebagai pusat penggerak peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan. Untuk itu sebagai unit pelaksana teknis
terdepan Puskesmas dan jaringannya harus didukung dengan sumberdaya
yang memadai, salah satunya adalah dengan dukungan biaya untuk kegiatan
Operasional Puskesmas dan Jaringannya.
Kesehatan merupakan investasi penting untuk mendukung
pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kependudukan lainnya seperti kemiskinan karena suatu
negara tanpa penduduk yang sehat tidak akan mungkin dapat membangun
negaranya sendiri. Pelayanan kesehatan merupakan faktor penting untuk

1
meningkatkan “taraf sehat” dari penduduk itu sendiri. Namun nyatanya hingga
saat ini Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan cukup
memadai untuk seluruh penduduk Indonesia terutama untuk penduduk yang
tinggal di daerah timur Indonesia seperti Maluku, NTT, NTB dan Papua
dengan tingkat gizi buruk diatas dari 40% . Memang hal tersebut tidak bisa
langsung kita buat menjadi acuan dalam penentuan status pelayanan kesehatan
di Indonesia namun hal itu dapat menjadi tamparan keras bagi bangsa kita
karena betapa tidak meratanya pelayanan kesehatan di Indonesia.
Terdapat beberapa faktor yang membuat pelayanan kesehatan di
Indonesia kurang terlaksana dengan baik. Faktor pertama adalah faktor tenaga
kesehatan di Indonesia. Faktor tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor
besar yang mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan di Indonesia karena
tenaga kesehatan itu sendirilah yang turun kedalam masyarakat untuk
melakukan pelayanan kesehatan. Menurut data dari Kementrian Kesehatan
RI , tenaga kesehatan yang dimiliki Indonesia saat ini berjumlah sebanyak
876.984 orang  yang terdiri atas dokter , perawat , bidan , dan tenaga
kesehatan lainnya.
Faktor kedua adalah minimnya sarana kesehatan yang tersedia. Sarana
kesehatan seperti Rumah Sakit , Rumah Sakit Bersalin , Posyandu , dan sarana
kesehatan lainnya sangat berperan penting dalam peningkatan pelayanan
kesehatan karena disanalah pusat dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Faktor terakhir adalah faktor birokrasi yang cukup buruk dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia. Bidang kesehatan sendiri
mengalami kerugian hingga mencapai ratusan milyar rupiah dengan kasus
seperti korupsi pengadaan alat bantu belajar pada dokter dan korupsi dalam
pemenangan tender untuk pembuatan atau penelitian jenis obat tertentu.
Sangat disayangkan , bidang yang seharusnya bersih dari korupsi karena
menyangkut kesehatan banyak jiwa menjadi lumbung bagi para pencuri uang
negara untuk menambah hartanya. Hal ini sangat jelas menambah makin
buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia dan sekali lagi kita keteteran
dalam hal ini.

2
Sebenarnya masih banyak faktor faktor yang membuat pelayanan
kesehatan di Indonesia semakin memburuk, namun tiga faktor diatas adalah
faktor utama penyebab masalah buruknya pelayanan tersebut. Masalah ini
harus diselesaikan dengan serius karena jika terus dibiarkan akan
menimbulkan dampak yang sangat negatif terhadap perkembangan bangsa
seperti terhambatnya pembangunan , memperlebar ketimpangan dalam
penerimaan pelayanan kesehatan bagi penduduk Indonesia , meningkatkan
jumlah kematian (mortalitas) ,dan pasti akan meningkatkan jumlah
kemiskinan di Indonesia dengan status kemiskinan yang lebih parah lagi dari
sekarang.
Tentu pemerintah harus bekerja lebih keras lagi dalam menanggapi
masalah ini , terutama terhadap tingkat pemerataan pelayanan kesehatan yang
diterima oleh penduduk harus dipastikan benar-benar memenuhi standar yang
baik. Penambahan tenaga kesehatan disertai peningkatan kemampuan  dari
tenaga kesehatan yang ada harus benar-benar dijalankan dengan serius karena
kita tidak mau dokter yang hanya pintar teori saja tetapi juga harus mampu
dalam mempraktikkan teori-teori yang dia punya tersebut untuk pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan pemerintah juga harus mampu menyebarkan
dokter-dokter yang tersedia di Indonesia agar bekerja di wilayah Indonesia
yang terpencil khususnya di wilayah Indonesia timur yang sangat minim akan
adanya dokter dan tenaga kesehatan lainnya . Pembangunan dari sarana
kesehatan yang layak harus terus digalakkan merata di seluruh wilayah
Indonesia terutama di daerah-daerah yang terpencil agar pelayanan kesehatan
yang baik dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia dan yang terakhir
adalah perbaikan sistem dalam bidang kesehatan itu sendiri supaya sistem
tersebut berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan seperti korupsi dan
tindakan-tindakan yang akan merusak sistem pelayanan kesehatan kita
nantinya. Masyarakat juga diharapkan berperan dalam mengawasi pelayanan
kesehatan di Indonesia dan melaporkan kepada pihak pemerintah jika
menemukan tindakan-tindakan yang dianggap sudah melanggar hukum. Pada
akhirnya , kita berharap dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar sitem

3
pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan akan semakin
bertambah baik untuk masa-masa kedepannya dalam perjalanan bangsa ini.
Ada banyak permasalahan bagi masyarakat yang tinggal di daerah
tersebut, salah satu dan salah duanya adalah akses kesehatan dan pendidikan
yang cukup sulit serta kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
mamadai dibidang tersebut.  Masalah tersebut juga dipengaruhi karena
perilaku dan pengetahuan masyarakat masih rendah akan pentingnya menjaga
kesehatan. Dan lagi-lagi, ada keterkaitan antara bidang pendidikan dan
kesehatan. Salah satu contoh keterkaitannya adalah tidak dapat membaca.
Permasalahan kesehatannya pun hampir sama Ketika berhadapan
dengan keterbatasan, mentransfer berbagai ilmu pengetahuan adalah salah
satu bentuk upaya ataupun solusi untuk mengikis sedikit demi sedikit
permasalahan di negara kita selama ini. kembali membangun semangat dan
harapan masyarakat Indonesia yang ada dipedalaman untuk terus maju dan
tetap bangkit dari keterbatasan yang ada. Baik dalam segi bidang kesehatan,
pendidikan, sosial, ekonomi dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana peran bidan dalam mempromosikan “kenormalan” baik di
Indonesia maupun dalam konteks internasional.

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui peran bidan dalam mempromosikan “kenormalan”
baik di Indonesia maupun dalam konteks internasional.

4
BAB II
PEMBAHASAN

PERAN BIDAN DALAM MEMPROMOSIKAN KENORMALAN BAIK


NASIONAL MAUPUN DALAM KONTEKS INTERNASIONAL

Tuntutan berat terhadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan


sasaran dan target pelayanan kebidanan, KB dan pelayanan kesehatan masyarakat
dengan memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan sejumlah keahlian
yang telah diterima dan berguna bagi masyarakat. Konsekuensi logis dari semua
itu karena kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan keahlian yang bermanfaat
dan diterima oleh sebuah masyarakat itu senantiasa berubah. Maka untuk
menghadapi masyarakat seperti itu seorang bidan harus bisa mempersiapkan
segenap kemampuan dan keahliannya untuk menghadapi segala bentuk
perubahan. Proses dinamika masyarakat itulah yang menyebabkan bidan dapat
menjadi agen pembaharu yang mengambil peran besar, dan peran ini akan dapat
dimainkan oleh bidan jika atasannya memang mendayagunakannya secara
optimal. Masalah ketenagaan atau bidan merupakan masalah besar yang dihadapi
para pemimpin instansi pelayanan kesehatan apalagi jika kaitannya terhadap
kebutuhan untuk mengembangkan sumber daya manusia itu ( bidan ) terutama
pada saat bertugas di desa padalingkungan yang memiliki kebudayaan yang
sangat beragam (Wahyuni, 2016) .
Tantangan besar ini umumnya tidak akan bisa dijawab oleh Kepala
Puskesmas yang seringkali hanya banyak melontarkan wacana retorik, sebaliknya
tidak membuktikan diri memiliki kemampuan kerja profesional (Gerbang, 2004 ;
47)
A. Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta

5
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu
masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara
sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa
individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif
menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program
promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka
pesan harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran.
Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku
masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya
atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat,
oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.
B. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan
1. Peran Sebagai Advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan
organisasi yang di duga mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu
program atau kelancaran suatu kegiatan. Bentuk kegiatan advocator :
a. Seminar
b. Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
c. Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam
bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk
membentuk opini public.
2. Peran Sebagai Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan
pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka

6
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Fungsi bidan
sebagai educator :
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan
pelayanan kebidanan.
b. Membina kader dan kelompok masyarakat
c. Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan
baru.
3. Peran Sebagai Fasilitator
Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan
iklim kelompok ang harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling
belajar dalam kelompok.
4. Peran Sebagai Motivator
Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah
menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan
masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan
masalah itu.
Tetapi Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
1. Peran Sebagai Pelaksana
a. Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang diberikan, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien.
b) Menentukan diagnosis.
c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapi.
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.

7
g) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan
melibatkan mereka sebagai klien, mencakup:
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan
wanita dalam masa pranikah.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas
mendasar bersama klien.
d) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
e) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan
bersama klien.
f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama
klien.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
Peran bidan dalam kesehatan Reproduksi Remaja
a) Untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan
remaja dilakukan tindakan advokasi .
Upaya upaya advokasi dapa difokuskan untuk membuat
perubahan di tingkat lokal, daerah, atau nasional dengan
menargetkan penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan
reproduksi bagi para remaja .
b) Program program kesehatan reproduksi untuk remaja
Program program kesehatan reproduksi untuk remaja
cenderung akan mencapai keberhasilan maksimal jika program
program tersebut :
(1) Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok
yang akan dilayani
(2) Melibatkan remaja dalam perencananan programnya
(3) Bekerjasama dengan para pemuka masyarakat dan orang
tua

8
(4) Melepaskan hambatan hambatan kebijakan dan mengubah
pra anggapan para pemberi layanan
(5) Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal untuk
menghindari resiko
(6) Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan
c) Kaum remaja dilibatkan dalam aktivitas yang bermanfaat
d) Memberikan informasi mengenai HIV & PMS di kalangan
remaja, kehamilan dini , pendidikan seks bebasis sekolah dan
memberikan pelayanan klinik bagi remaja.
Melibatkan Wanita Dalam Pengambilan Keputusan
Cara melibatkan wanita dalam mengambil keputusan:
a) Mendukung keputusan yang diambil pleh seorang ibu
b) Memastikan keputusab yang diambil ibu adalah yang terbaik
c) Meyakinkan ibu bertanggung jawab atas keputusan yang ia
ambil
d) Memberikan pandangan akibat yang akan di timbulkan atas
keputusan yang ia ambil
e) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal, mencakup:
f) Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
g) Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan
klien.
h) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah.
i) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
j) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
k) Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan
bersama klien.
l) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama
klien,

9
m) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang
telah diberikan.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar
dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam
masa persalinan.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai
dengar prioritas masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
e) Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
f) Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan
sesuai dengan prioriras.
g) Membuat asuhan kebidanan.
4) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:
a) Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut.
g) Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah
diberikan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:

10
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
nifas.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada
masa nifas.
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas
masalah.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama
klien.
6) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus
(pasangan usia subur)
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah
bersama klien.
d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
g) Membuat pencatatan dan laporan.
2. Peran Sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas
pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan
Bidan bertugas; mengembangkan pelayanan dasar kesehatan,
terutama pelayanan kebnjanan untuk individu, keluarga kelompok
khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatl;can
masyarakat/klien, mencakup:

11
1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan
dan pemuka masyarakat.

2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama


masyarakat.
3) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana (KB)
sesuai dengan rencana.
4) Mengoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau
petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak-serta KB.
5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan keseharan
masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB, termasuk
pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor
terkait.
6) Menggerakkan dan mengembanglran kemampuan masyarakat serta
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada.
7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik
profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang sena
kegiatankegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Berpartisipasi dalam tim
Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program
kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan
kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain
yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:

12
1) Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim
dalam memberi asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi
rujukan dan tindak lanjut.
2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan
atau petugas lapangan keluarga berencaca (PLKB) dan masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan
petugas kesehatan lain.
4) Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang
berkaitan dengan kesehatan.
c. Peran Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik
dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing
kader.
1) Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang
penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang
berhubungarn dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan,
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana bersama klien.
b) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang bersama klien.
c) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
d) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek serta jangka

13
panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk
klien.
e) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama
klien dan menggunakannya untuk memperbaiki serta
meninglcatkan program dl masa yang akan datang.
f) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/
penyuluhan kesehatan secara lengkap serta sistematis.
2) Melatih dan membimbing kader
Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik
kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun dl wilayah atau
tempat kerjanya, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader,
dukun bayi, serta peserta didik
b) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan
hasil pengkajian.
c) Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan
bahan untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
d) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai
dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-
unsur terkait.
e) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam
lingkup kerjanya.
f) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program
bimbingan.
h) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.
d. Peran Sebagai Peneliti/Investigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang
kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:

14
1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2) Menyusun rencana kerja pelatihan.
3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

C. Fungsi Bidan Dalam Promosi Kesehatan


Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi
bidan adalah sebagai berikut.
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:
a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga,
serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan
risiko tinggi.
c. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko
tinggi.
e. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
f. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
g. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
h. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
i. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan
sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal
dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
2. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:

15
a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan
unit kerjanya.
c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang
terkait dengan pelayanan kebidanan
e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.

3. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok
masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup
kesehatan serta keluarga berencana.
b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai
dengan bidang tanggung jawab bidan.
c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan
praktik di klinik dan di masyarakat.
d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan bidang keahliannya.
4. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan
sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan yang profesional dituntut mampu memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyrakat. Bidan sebagai advocator, peran ini dilakukan bidan
dalam membantu pasien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain, khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan kebidanan yang diberikan kepada
pasien. Bidan Sebagai Fasilitator adalah bidan memberikan bimbingan teknis
dan memberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukun bayi, kader, tokoh
masyarakat) untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan yang
diinginkan. Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas
mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.
B. Saran
Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan pelayanan yang
maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi
terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib menjalankan
tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu, penyuluhan dan lainnya
sesuai profesi kebidanan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nesi Novita,dkk. 2012. Promosi Kesehatan Pelayanan Asuhan Kebidanan.


Salemba : Yogyakarta.

Kemenkes.2017. bidan menyongsong masa depan 50 tahun IBI Ilmu kebidanan.


Jakarta.

Tadjuddin norma. 2014. Konsep Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar

18

Anda mungkin juga menyukai