Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TREND GLOBALISASI PELAYANAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK

TUGAS KEBIJAKAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH

1. Meina Sari Wulandari G2E221010

2. Denys Kurniasari G2E221009

3. Shinta

4.Sara

5. Yutqinanti

6.Sindy
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak masih menjadi tantangan bagi
Indonesia dan harus segera dicarikan jalan keluarnya. Angka kematian ibu (mother
mortality rate) atau biasa disingkat AKI dan angka kematian bayi (AKB) masih belum
memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 sektor
kesehatan. Target itu juga masih harus dikebut untuk mengejar Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) atau sustainable development goals (SDGs), kesepakatan global 193
negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Beberapa hal terkait komitmen Indonesia sebagai bagian dari World Health
Organization (WHO) tetap dilanjutkan dan menjadi perhatian serius, misalnya dalam
pelaksanaan ketentuan International Health Regulations (IHR) 2005 yang menuntut
kemampuan deteksi dini, pencegahan dan respon cepat terhadap munculnya
penyakit/kejadian yang berpotensi menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia (to-prevent, to-detect, to-respond). Pelabuhan, bandara, dan Pos Lintas
Batas Darat Negara (PLBDN) sebagai pintu masuk negara maupun wilayah harus mampu
melaksanakan upaya merespon terhadap adanya kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia (PHEIC). Pelaksanaan agenda kesehatan berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs) sebagai kontinum dari Millenium Development Goals
(MDGs), liberalisasi perdagangan barang dan jasa dalam konteks WTO – khususnya
General Agreement on Trade in Service, Trade Related Aspects on Intelectual Property
Rights serta Genetic Resources, Traditional Knowledge and Folklores (GRTKF)
merupakan bentuk-bentuk komitmen global yang masih perlu disikapi dengan serius dan
penuh kehati-hatian.
Berdasarkan data Sample Registration System (SRS) nasional Indonesia yang
dilakukan pada 2018, sekitar 76 persen kematian ibu terjadi di fase persalinan dan
pascapersalinan. Proporsinya yaitu 24 persen terjadi saat hamil, 36 persen ketika
persalinan dan 40 persen sewaktu pascapersalinan. Kemudian lebih dari 62 persen
kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit.
Sample registration system (SRS) merupakan survei demografi nasional untuk
menyediakan data penyebab kematian (causes of death/COD) di Indonesia. Kualitas
COD akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam membuat kebijakan di sektor
kesehatan.
Kendati secara umum sudah banyak keberhasilan yang diraih dalam bidang
kesehatan,namun berbagai masalah kesehatan masih mendera dunia. Masyarakat
dihadapkan pada semakin kompleksnya pengaruh berbagai ancaman terhadap kesehatan,
seperti kemiskinan, konflik, dan perubahan iklim. Masyarakat juga masih menghadapi
penderitaan akibat penyakit menular, di samping peningkatan penyakit tidak
menular.Komplikasi kehamilan dan persalinan, kesehatan jiwa dan penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan, serta cedera, seluruhnya membutuhkan aksi nyata. Lebih dari
setengah populasi dunia masih tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan karena
hambatan finansial. Dunia juga menghadapi ancaman kedaruratan kesehatanLaporan
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 .Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
berdampak besar (epidemi, pandemi, konflik, bencana alam dan teknologi) dan
meningkatnya resistensi antimikroba. Banyak dari ancaman terhadap kesehatan tersebut
berakar pada inekualitas sosial, politik, ekonomi, dan gender serta determinan kesehatan
lainnya
Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi maka pemerintah tidak tinggal
diam melihat masih jauhnya target penurunan AKI dan AKB. Upaya-upaya strategis
dilakukan guna menekan AKI dan AKB di tanah air termasuk kolaborasi dari seluruh
pemangku kepentingan untuk mewujudkan layanan ibu dan bayi yang aman terutama
pada masa pandemi seperti sekarang.
B. RUMUSAN MASALAH
Pemerintah memang sudah mampu menurunkan AKI yang pada 2020 AKI di Indonesia
sudah mencapai 230 per 100 ribu melahirkan. Namun jika dilihat tren penurunannya,
masih sangat lambat. Bahkan AKI saat ini juga masih jauh dari target millenium
development goals (MDGs) yaitu sebesar 102 per 100 ribu peristiwa melahirkan. Dengan
penurunan AKI yang hanya 1,8% per tahun, Indonesia juga diperkirakan tidak akan
mampu mencapai target sustainable development goals (SDGs) sebesar 70 kematian ibu
per 100 ribu penduduk. Hal yang sama juga terjadi pada penurunan AKB yang masih
berlangsung lambat. Meskipun AKB pada 2020 telah mencapai 21 kematian per 100 ribu
kelahiran, namun dengan tren penurunan yang masih lambat diperkirakan juga tidak akan
mencapai target SDGs pada 2030 sebesar 12 kematian bayi per 100 ribu kelahiran. Upaya
pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB masih jauh dari harapan. Padahal
kebutuhan untuk menurunkan AKI dan AKB ini sudah sangat mendesak mengingat
Indonesia termasuk 10 negara dengan kematian setelah persalinan (neonatal) tertinggi di
dunia. Upaya penurunan AKI dan AKB menjadi semakin berat akibat pandemi covid-19
yang berkepanjangan yang melanda Indonesia.

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/437253/penurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-sebuah-
prioritas

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan strategis tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2020-2024
2. Tujuan Khusus
 Menurunkan angka kematian ibu
 Menurunkan angka kematian bayi
 Mengetahui strategi pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan
kesehatan ibu dan bayi di Indonesia
 ………….
 ………….
BAB II

ISI

A. DEMOGRAFI ANGKA AKI AKB


B. INDIKATOR KESEHATAN IBU DAN BAYI
C. PENCAPAIAN ANGKA KESEHATAN IBU DAN BAYI
D. TREND GLOBAL PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI SESUAI MGDS
E STRATEGI PENINGKATAN PELAYAAN KESEHATAN IBU DAN BAYI SAAT
ERA PANDEMI MELIPUTI PENDAMPINGAN IBU HAMIL,PPOSYANDU,
SCREENING ONLINE ATAU PELAYANAN KESEHATAN ONLINE

Anda mungkin juga menyukai