Anda di halaman 1dari 6

TAK SEMPAT DIRUJUK KE RSMH

ELSA FITALOKA, BAYI DIDUGA MENINGGAL AKIBAT ISPA

DISUSUN OLEH :

1. Shella Indriani
2. Sintia Elmayanti
3. Siska Wulandari
4. Sonia Isabela
5. Vera Lisnia
6. Yulita Hariani
7. Yutqinati

Tingkat 2.B

Dosen Pembimbing : Elita Vasra, SST., M.Keb

POLTEKKES KEMENKES RI PALEMBANG

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. Definis ISPA

ISPA merupakan gangguan pernapasan yang sering menyerang bayi dan


anak-anak. Saat terserang ISPA, anak cenderung menjadi lesu, rewel, dan kurang
mau makan. Agar tidak bingung dalam menangani Si Kecil saat ia terkena ISPA,
Anda perlu mengetahui dulu hal-hal seputar ISPA pada anak dan cara
mengobatinya.

ISPA adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi pada saluran pernapasan
bagian atas. Saluran ini meliputi hidung, rongga hidung dan sinus, tenggorokan
(faring), dan kotak pita suara (laring).

ISPA bisa muncul secara tiba-tiba dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama
anak-anak dan lansia. Sedangkan pada orang dewasa, ISPA lebih sering terjadi
pada orang yang merokok atau terpapar asap rokok dan polusi.

ISPA pada dapat menggambarkan beberapa penyakit infeksi pada saluran


pernapasan anak, seperti flu, radang tenggorokan (faringitis), sinusitis, epiglotitis,
atau radang pita suara.

B. Penyebab dan Gejala ISPA pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab utama ISPA adalah infeksi virus, seperti rhinovirus, adenovirus,


virus coxsackie, parainfluenza, dan RSV (respitatory syncytial virus). Namun
pada kasus tertentu, ISPA pada anak juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri.

Virus dan bakteri penyebab ISPA dapat menyebar dan menular dengan
beberapa cara, misalnya saat anak menghirup percikan bersin dari seseorang yang
terinfeksi ISPA. Penyebaran juga dapat terjadi saat anak memegang benda yang
telah terkontaminasi virus atau kuman penyebab ISPA dan secara tidak sadar
menyentuh hidung atau mulutnya sendiri.
Saat mengalami ISPA, anak-anak dapat mengalami gejala atau keluhan berupa:

 Hidung tersumbat atau pilek.


 Bersin.
 Batuk-batuk.
 Sakit tenggorokan hingga suara serak.
 Mata terasa sakit, berair, serta kemerahan.
 Sakit kepala.
 Nyeri otot.
 Demam.
 Sakit ketika menelan.

Tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan akut akibat infeksi virus biasanya
akan menetap selama 1-2 minggu. Setelah itu, kondisi anak akan mereda dengan
sendirinya. Selama sakit, anak perlu dirawat di rumah agar ia dapat beristirahat
dengan lebih nyaman.

Meski dapat membaik sendiri, ISPA pada anak perlu diwaspadai jika semakin
lama semakin parah atau disertai gejala berikut:

 Sesak napas.
 Napas berbunyi.
 Nyeri di bagian dada atau perut.
 Kejang.
 Penurunan kesadaran.
 Bibir dan kuku tampak kebiruan.
 Kulit menjadi pucat dan teraba dingin.
 Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.

Jika terdapat beberapa gejala di atas, bisa jadi ISPA pada anak sudah
menyebabkan komplikasi yang lebih berat, seperti dehidrasi, pneumonia, dan
bronkitis. Kondisi-kondisi tersebut perlu segera ditangani oleh dokter.
C. Faktor Risiko ISPA
a. Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun.

b. Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat jantung


bawaan atau penyakit paru-paru.
c. Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
d. Bayi yang berada di tempat ramai.
e. Orang-orang di usia pertengahan.
f. Orang dewasa yang mengidap penyakit paru obsruktif kronik, gagal
jantung progresif, atau asma.
g. Orang dengan sistem imun lemah, seperti orang dengan transplantasi
organ, leukemia, atau HIV/AIDS.
h. Orang yang dikelilingi dengan pengidap yang bersin atau batuk tanpa
menutup hidung dan mulutnya.

D. Komplikasi ISPA

Komplikasi yang dapat terjadi akibat ISPA, antara lain gagal napas karena
paru-paru berhenti berfungsi, dan gagal jantung kongestif. Hal yang perlu
digarisbawahi, komplikasi ISPA yang serius bisa mengakibatkan kerusakan
permanen bahkan kematian.

E. Diagnosis ISPA

Seperti penyakit pada umumnya, dokter akan memulai dengan wawancara


medis dan pemeriksaan fisik. Setelah itu, bila dirasa perlu dokter juga akan
melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis
ISPA. Contohnya:

 Pemeriksaan darah di laboratorium.


 Pengambilan sampel dahak untuk diperiksa di laboratorium.
 Pencitraan dengan x-ray atau CT scan, kedua pemeriksaan ini berutujuan
untuk menelisik lebih jauh kondisi paru-paru.
F. Langkah Pengobatan dan Pencegahan ISPA pada Anak

a. Berikan anak cukup makan dan minum

b. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup.

c. Coba berkumur air garam

d. Gunakan obat-obatan
KASUS BAYI TERKENA ISPA

TAK SEMPAT DIRUJUK KE RSMH

ELSA FITALOKA, BAYI DIDUGA MENINGGAL AKIBAT ISPA

Anda mungkin juga menyukai