Anda di halaman 1dari 7

KOMPLIKASI MASA

NIFAS
A.    Perdarahan Pervaginam

1. Atonia Uteri
• Atonia uteri adalah gagalnya uterus yang berkontraksi dengan baik setelah persalinan.
• Penyebab :
• Umur yang terlalu muda / terlalu tua
• Paritas (multipara dan grandemulti)
• Partus lama
• Uterus terlalu renggang atau besar (pada gemelli, bayi besar)
• Kelainan uterus
• Faktor sosial ekonomi

Gejala dan tanda syok berat:

• 1. Nadi lemah dan cepat (110 kali / menit atau lebih)


• 2. Tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
• 3. Napas cepat dengan frekuensi 30 kali / menit atau lebih
• 4. Urine kurang dari 30 cc / jam
• 5. Bingung, gelisah, atau pingsan
• 6. Berkeringat atau kulit menjadi dingin dan basah
• 7. Pucat
2. Robekan Jalan Lahir
• Robekan Jalan Lahir merupakan penyebab kedua tersering perdarahan postpartum.
• Gejala :
•  Perdarahan segera
•  Darah segar mengalir segera setelah bayi lahir
•  Kontraksi uterus baik
•  Plasenta baik, kadang ibu terlihat pucat
•  Ibu tampak lemah
•  Mengigil
• 3.      Retensio Plasenta
• Keadaan ketika plasenta belum lahir dalam waktu lebih dari 30 menit setelah bayi lahir.
• Penyebab
•   Plasenta belum lepas dari dinding uterus, menurut pelekatannya dibagi menjadi:
•   Plasenta normal
•   Plasenta adesiva
•   Plasenta inkreta
•   Plasenta akreta
•   Plasenta perkreta
•   Plasenta sudah lepas akan, tetapi belum dilahirkan
4. Tertinggalnya Sisa Plasenta
• Jika ditemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap dan masih
adanya perdarahan pervaginam, padahal plasenta telah lahir.
• Pengkajian dilakukan saat in partu. Bidan menentukan adanya
retensio sisa plasenta jika menemukan adanya kotiledon yang
tidak lengkap dan masih adanya perdarahan per vagina,
padahal plasenta sudah lahir. Penanganan yang dilakukan
sama dengan penanganan retensio plasenta.
• 5. Inversio Uteri
• Keadaan ketika keadaan fundus uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya kedalam kavum uteri
3.      Septikemia dan Pyemia
Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang
sangat phatogen, biasanya sterptococcus haemolyticus golongan A.
• 4.      Lambat-laun timbul gejala abses pada paru-paru, jantung,
pneumoni, dan
• pleuritis.
• 5.      Peritonitis, Salpingitis, dan Ooforitis
a)      Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam
uterus, langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan
peritonitis atau melalui jaringan diantara kedua lembar
ligamentum latum yang menyebabkan parametritis.
b)      Salpingitis dan Ooforitis
Terjadi kadang-kadang, walaupun jarang, infeksi ini menjalar
sampai ke tuba falopi, bahkan sampai ke ovarium.
• B. Infeksi Masa Nifas
• Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan masuknya
kuman-kuman ke dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
Menurut John Committee on Maternal Welfare (Amerika Serikat), definisi
morbiditas puerperalis adalah kenaikan suhu sampai 38C atau lebih selama
2 hari dalam 10 hari pertama post partum, dengan mnegeculikan hari
pertama. Suhu harus diukur dari mulut setidaknya 4 kali sehari.
•  Untuk melakukan pelaksanaan infeksi masa nifas dengan tepat, perlu dikaji
lokasi dan gejala infeksi.
• 1. Infeksi pada Vulva, Vagina, dan Serviks
• 2. Endometritis
• Jenis infeksi ini biasanya yang paling sering terjadi. Kuman-kuman yang
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas implantasi plasenta dan
dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi
dengan kuman yang tidak seberapa pathogen, infeksi hanya terbatas pada
endometrium.

Anda mungkin juga menyukai