Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIK KEBERSIHAN LINGKUNGAN RUMAH, TEMPAT

IBADAH DAN PEKARANGAN

Nunung Nurkhasanah (NIM : G2E221012)

Adinda Paramita Dewi (NIM : G2E221031)

Yunita Marina Dewi (NIM : G2E221033)

Rizqi Megawati (NIM : G2E221034)

Nurul Ulfa (NIM : G2E221039)


Alangkah indah agama islam ini, sebab segala hal telah ditetapkan ketentu annya dan kadarnya,
se¬hingga kita sebagai ummat islam khususnya haruslah menaati ketentuan yang sudah Allah
berikan. Agar keberlangsungan kehidupan dapat teratur dan terjaga. Mulai dari hal besar
hingga hal kecil diatur di dalam Islam, mulai dari mengelola Negara hingga mengelola keluarga,
mulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga kebersihan diri, kesemua hal tersebut tidak
luput dari ajaran islam yang bersumber dari Alquran dan Hadits. Sehingga kita sebagai muslim
tinggal melaksanakan ketentuan yang ada.

Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, telah bersabda Rasulullah
SAW : ‘Suci itu sebagian dari iman. (Muslim).

Salah satunya terkait tentang kebersihan. Kebersihan adalah salah satu bagian penting di dalam
Islam, kebersihan dan kesucian merupakan bagian dari kesempurnaan nikmat yang diberikan
Allah kepada hambaNya, karena bersih merupakan modal awal dari hidup sehat, kesehatan
merupakan nikmat yang tidak ternilai harganya. Allah berfirman dalam hal ini, “Allah tidak ingin
menjadikan kamu susah tetapi Dia ingin menyucikan kamu dan me¬nyem-purnakan nikmatNya
kepadamu semo¬ga kamu bersyukur” (QS: Al-Maidah:6)

Bahkan Rasulullah SAW mengaitkan kebersihan itu dengan keimanan seseorang. Rasulullah Saw
bersabda; Suci itu bagian dari iman (HR. Muslim). Dalam hadits tersebut sangat jelas dikatakan
bahwa kebersihan dan kesucian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keimanan,
oleh sebab itu orang yang tidak menjaga kebersihan dan kesucian sama dengan telah
mengabaikan sebagian dari nilai keimanan, sehingga dia belum termasuk orang yang betul-
betul beriman secara keseluruhan.

1. Kebersihan Lingkungan Rumah

Dalam agama Islam, menjaga kebersihan rumah dan seluruh isinya merupakan bentuk
keimanan. Hal ini merujuk pada 2 hadist.

Pertama, ‫ النظافة من اإليمان‬yang artinya “Kebersihan itu bagian dari iman,” dan kedua hadits ‫الطهور‬
‫ شطر اإليمان‬yang berarti “Kesucian itu bagian dari iman”.

a. Mewujudkan kebersihan rumah bernilai ibadah


Dengan niat, maka menjaga kebersihan rumah Baiti Jannati yang berarti "Rumahku
adalah Surgaku" dapat terwujud. Baiti Jannati adalah ketika rumah terasa Sakinah
(tenang dan tentram), Mawaddah (cinta dan harapan), dan Warrahmah (kasih sayang). 
b. Pastikan penggunaan produk yang halal
Pentingnya menjaga kebersihan rumah yang bernilai ibadah perlu didukung dengan alat
dan produk yang aman dan ramah lingkungan. Selain itu, kehalalannya juga perlu
diperhatikan. "Penggunaan produk yang halal sebenarnya bertujuan untuk
menghilangkan rasa khawatir adanya penggunaan unsur haram (sesuatu yang
berbahaya),".  Hal ini karena umat muslim diperintahkan untuk menjaga diri dan
menghindari penggunaan produk syubhat (belum jelas kandungannya apakah halal atau
haram) dan haram (lebih banyak mengandung bahaya).
c. Libatkan anak dalam menjaga kebersihan
Mulailah untuk melatih anak menjaga kebersihan dirinya telebih dahulu. Misalnya
mengajarkan membersihkan diri sesudah buang air kecil atau besar dan cara mencuci
tangan yang benar.  "Lebih efektif lagi, berikanlah teladan pada anak. Jadi, orangtua tidak
hanya memerintah saja. Jelaskan juga niat dan cara-cara yang tepat membersihkan diri,"

2. Kebersihan Tempat Ibadah

Menjaga kebersihan masjid dan keindahannya termasuk bagian dari memakmurkan masjid.
Bahkan para ulama telah sepakat bahwa mengotori masjid hukumnya haram, seperti
membuang sampah di dalam masjid meskipun sedikit. Oleh karena itu masjid harus dijaga
kebersihan dan keindahannya. Terdapat tiga keutamaan menjaga kebersihan dan keindahan
masjid, sebagai berikut :
Dosanya diampuni, sebagaimana hadits yang termuat dalam kitab Lubabul Hadits karangan
Imam Suyuthi :

‫من اخرج لذرة من المسجد بمدرما ٌدور فى العٌن اخرجه من اعظم ذنوب‬

“Barang siapa yang mengeluarkan kotoran dari dalam masjid meskipun hanya seukuran yang
dapat dipandang oleh mata, maka Allah swt akan mengeluarkan dosa-dosa besar dari
dirinya”.
Dibangunkan sebuah rumah di sorga, sebagaimana hadits yang termuat dalam kitab Lubabul
Hadits karangan Imam Suyuthi :

‫من اخرج اذى من المسجد بنى هللا له بٌتا فى الجنة‬

“Barang siapa yang mengeluarkan kotoran dari dalam masjid, maka Allah swt akan
membangunkan sebuah rumah untuknya di sorga”.

Mendapatkan kedudukan yang mulia di hadapan Allah SWT, sebagaimana hadits riwayat Imam
Bukhori dan Imam Muslim :
‫عن ابى ه ٌررة رض ً هللا عنهفى لصة المرأةالتى كانت تمُم ُّ المسجد‬
‫الل فسؤل عنها النبى صلى اللهعلٌهوسلم فمالوا ماتت فمال افال‬

‫كنتم اذ ْن ُتمونى فكؤنهم صغروا امرها فمال ُدلونى على لبرها فدلّوه‬

‫فصلى علٌها‬

“Dari Sahabat Abi Hurairoh, mengenai kisah seorang perempuan yang biasa mengurus
kebersihan masjid. Abu Hurairoh menceritakan bahwa Nabi saw menanyakan mengapa
perempuan tersebut. Kemudian sahabat menjawab, bahwa perempuan tersebut telah
meninggal dunia. Rasulullah saw bertanya, mengapa engkau semua tidak memberitahukan
kematiannya kepadaku. Seakan-akan para sahabat meremehkan kedudukan perempuan
tersebut. Selanjutnya Rasulullah saw minta ditunjukkan kuburannya dan Rasulullah saw
menshalati disamping kuburannya.

 Larangan meludah dan membuang dahak di dalam masjid


Rasulullah Saw bersabda; "Barangsiapa yang masuk masjid ini dan meludah atau
berdahak di dalamnya, maka hendaklah dia gali lubang kemudian pendamlah ludah
atau dahak itu. Jika tidak, maka meludahlah di kainnya kemudian keluarlah
dengannya." (HR Abu Daud)
Yang dimaksud dengan memendam ludah adalah menguburnya dengan tanah di masjid
itu, sebab lantai masjid di masa Nabi masih berupa tanah. 
 Teratur menjaga kebersihan lantai masjid atau mushala dengan cairan disinfektan.
 Menjaga kebersihan karpet dan alas salat lainnya dengan rutin atau konstan.
Penggunaan vacuum cleaner atau alat pembersih lainnya sangat dianjurkan.
 Menjaga kebersihan tempat wudhu dan toilet dengan cairan disinfektan.
 Membudayakan PHBS
Penerapan PHBS dalam aktivitas sehari-hari yang ditujukan untuk seluruh pengguna
masjid laki-laki dan perempuan, dari berbagai kalangan usia, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa seperti tidak membuang sampah sembarangan.
 Membangun pengetahuan dan kesadaran
Pendidikan publik yang dilakukan untuk menguatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat dalam mewujudkan dan memelihara MBSS (masjid bersih suci sehat).
3. Kebersihan Pekarangan

Dalam surat Al-a’raf ayat 56 tentang kepedulian lingkungan.

Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima ) dan harapan ( akan dikabulkan ). Sesungguhnya rahmat Allah Amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QR, Al-a’raf ayat 56).

Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah
dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai,
lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.

 Larangan buang air di jalan, di tempat umum, dan dalam air yang tak mengalir
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, "Takutlah terhadap dua orang yang
terlaknat."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah dua orang yang terlaknat itu?
"Beliau menjawab, "Orang yang buang hajat di jalanan atau di tempat berteduhnya
mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Ash-Shan’ani dalam Subulus Salam mengutip perkataan Al-Khatabi menyatakan,
yang dimaksud dengan dua perbuatan yang dilaknat adalah tindakan yang
menyebabkan orang mengutuknya (karena jengkel). 
Jalan dan tempat berteduh adalah kawasan umum yang sering dilewati orang, sehingga
harus dijaga untuk kenyamanan bersama. Jangan sampai orang lain terganggu karena
bau tak sedap dari kotoran. Rasulullah Saw juga bersabda, "Jangan sekali-kali salah
seorang dari kalian kencing pada air yang tidak mengalir, lalu mandi darinya." (HR
Bukhari)
 Menyapu Pekarangan
Cara menjaga kebersihan pekarangan rumah yang pertama dengan menyapu
pekarangan rumah setiap harinya.
 Membersihkan selokan air
Selokan air yang tidak dibersihkan dengan rutin bisa menyebabkan air tersumbat
 Bersihkan Genangan Air
Cara menjaga kebersihan pekarangan rumah lainnya dengan membersihkan genangan
air.
 Siram Tanaman dengan Rutin
Selain menata tanaman dengan rapi, juga bisa menyiram tanaman dengan rutin sebagai
cara menjaga kebersihan pekarangan rumah.
 Sediakan Tempat Sampah
Manajemen atau pengelolaan pemisahan sampah.
o Pemanfaatan sampah organik, seperti komposting (pengomposan) sampah yang
mudah membusuk dapat diubah manjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan
untuk melestarikan fungsi kawasan madrasah.
o Pemanfaatan sampah non organik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang
berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangakan
pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas
seperti kertas, plastik, kaleng, Koran bekas, botol, gelas dan botol air minum
dalam kemasan.
 Pengelolaan air bersih dan kotor.
Jenis kebutuhan air adalah untuk membersihkan lantai, membersihkan Wc, mencuci
peralatan laboratorium dan menyiram tanaman. Sumber air bersih yang digunakan bagi
pemenuhan kebutuhan warga dapat berasal dari air sumur gali. Sedangkan air yang
kotor di alirkan melalui solokan dan mengalir dalam got diluar pekarangan.
 Penghijauan
Tujuan penghijauan adalah untuk membuat kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai