Imam AI-Ghazali mengatakan bahwa tujuan syar'i pada manusia ada lima
perkara, yaitu: terpeliharanya agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Maka
setiap apa saja yang menjamin terpeliharanya kelima perkara itu, adalah
maslahat. Sebaliknya, apa saja yang menyebabkan lepasnya keselamatan atas
lima perkara itu adalah mafsadat. Dan oleh karenanya, upaya menolak mafsadat
itu adalah maslahat.
" ..... Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba),
sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di
dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai
orang-orang yang bersih" (At- Taubah : 108)
" ..... dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya" (Al-Ahzab).
2. Kebersihan Badan
Kebersihan badan dan jasmani merupakan hal yang tidak terpisahkan
dengan kebersihan rohani, karena setiap ibadah harus dilakukan dalam keadaan
bersih badannya.
َصللى
قبذد ِابذفلببح ِ ِبمذن ِتببزلكىَ ِبوبذبكبرذسبم ِبربههه ِفب ب
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mell'bersihkan diri dan ia
ingat nama Tuhannya lalu i sembahyang" (AI-A'laa : 15).
3. Kebersihan Tempat
Masjid sebagai tempat suci, dimana kaum muslimin melakukan ibadah hams
dipelihara kesucian dan kebersihannya, karena ibadah shalat tidak sah jika
dikerjakan di tempat yang tidak bersih atau kotor.
4. Kebersihan Pakaian
5. Kebersihan makanan
Ajaran Islam tentang kebersihan makanan menyatukan aspek
kebersihan dari segi kesehatan dan kebersihan dalam arti makanan yang
halal.
يياَ أييييهاَ الدذذيين آيمرِّنَولا رِّكرِّلولا ذمن يطثييباَ ذ
ت يماَ يريزلقينَاَرِّكلم يوالشرِّكرِّرولا ذ ل ذ
ل
◙ ذإن رِّكنَرِّتلم إذدياَهرِّ يتلعرِّبرِّدوين
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah syetan karena
sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Al-Baqarah :
168).
Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama (tidak
diharamkan), sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan, termasuk makanan yang bersih, bergizi
dan berprotein.
5. Kebersihan lingkungan
"Takutlah akan dua hal yang mendatangkan laknat. Para sahabat bertanya:
"Apakah dua hal yang mendatangkan laknat itu, wahai Rasulullah? "
Bersabda Rasulullah SAW' "lalah yang huang hajat/kotoran di tempat
manusia berteduh" (Hadits riwayat Muslim dan Abu Daud).
"Barang siapa yang buang air hendaknya ditutup/ dihalangi, tidak terbuka"
(Hadits riwayat Abud Daud).
"Sesungguhnya Tuhan mempunyai hak atasmu, dan dirimu mempunyai hak atasmu,
dan keluargamupun mempunyai hak atasmu, maka tunaikanlah hak itu pada yang
empunya" (Hadits riwayat Bukhari).
Mereka bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu
adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di
waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka itu suci.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
orang-orang yang menyucikan diri" (AI-Baqarah : 222).
8. Kebersihan harta
Ajaran Islam tentang kebersihan juga meliputi kebersihan harta, karena dalam
harta itu terdapat hak Allah dan hak orang lain. Cara membersihkan harta adalah
dengan membayar zakat harta, zakat fitrah, infaq dan shadaqah.
"Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka. Dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdo'alah untuk mereka,
sesungguhnya do' a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (At-Taubah : 103).
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa agama Islam menghendaki dari
ummatnya kebersihan yang menyeluruh: jasmani dan rohani, kebersihan
pakaian yang kita pakai: kebersihan tempat dimana kita berada, di rumah di
mana kita tinggal bersama keluarga, lingkungan dimana kita bermukim
makanan yang kita makan, minuman yang kita minum, masjid di mana kita
shalat, sekolah-sekolah di mana kita mengadakan pendidikan, dan seterusnya
kebersihan segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Dengan kebersihan yan menyeluruh itu diharapkan akan terwujud kehidupan
manusia, individu dan masyarakat, yang selamat, sehat, bahagia dan sejahtera
lahir bathin.
1. TUJUAN:
a. Peserta mengetahui tentang pengetian, tujuan dan sasaran
poskestren
b. Peserta mengetahui tentang ruang lingkup, fungsi dan manfaat
poskestren.
c. Peserta mengetahui tentang langkah-langkah pembentukan,
pengorganisasian dan penyelenggaraan kegiatan di poskestren.
2. WAKTU:
Sekitar 45 menit
3. METODE:
a. Diskusi kelompok : 10-15 menit
b. Paparan kelompok : 7 menit x 5 kelompok
4. ALAT BANTU:
a. Spidol
b. Kertas Flip chart.
5. PROSES:
a. Bagilah peserta menjadi 5 kelompok, kemudian mintalah mereka
mendiskusikan dalam kelompok masing-masing (selama 10-15 menit)
topik berikut ini:
o Kelompok 1 : Pengertian, tujuan dan sasaran poskestren
o Kelompok 2 : Ruang lingkup dan fungsi
o Kelompok 3 : Manfaat Poskestren
o Kelompok 4 : Pengorganisasian
o Kelompok 5 : Langkah-langkah pembentukan
I. PENGERTIAN POSKESTREN
Poskestren adalah merupakan salah satu wujud upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat atau UKBM dilingkungan Pondok Pesantren,
dengan prinsip dari oleh dan untuk warga Pondok Pesantren, yang
mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan
rahabilitatif (pemulihan kesehatan) dengan binaan Puskesmas setempat.
II. TUJUAN :
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
III. SASARAN :
1. Warga Pondok Pesantren : Santri, Kyai, Pimpinan, Pengelola, dan
Pengajar di Pondok Pesantren termasuk wali santri.
2. Masyarakat dilingkungan Pondok Pesantren
3. Tokoh masyarakat : Tokoh Agama Islam, Pimpinan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan Pimpinan organisasi kemasyarakatan lainnya di
lingkungan Pondok Pesantren.
4. Petugas Kesehatan dan stakeholders terkait lainnya.
3. Bagi Puskesmas
a. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
permbangunan berwawasan kesehatan, p[usat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
b. Dapat memfasilitasi warga Pondok Pesantren dan masyarakat
sekitarnya dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai dengan
kondisi setempat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenagta dan dana melalui pemberian
pelayanan kesehatan secarav terpadu.
VI. PENGORGANISASIAN
1. Kedudukan dan hubungan kerja
a. Terhadap Puskesmas : Secara teknis media Poskestren dibina oleh
Puskesmas.
b. Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan/Kecamatan : Secara
kelembagaan Poskestren dibina oleh Pemerintahan
Desa/Kelurahan/Kecamatan
c. Terhadap sesama UKBM lain : terhadap UKBM lain adalah sebagai
mitra.
2. Pengelola Poskestren
Srtuktur organisasi Poskestren ditetapkan melalui musyawarah warga
Pondok Pesantren pada saat pembentukan Poskestren. Struktur
organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan
sumberdaya yang ada. Struktur organisai minimal ada : Ketua, Sekretaris,
Bendahara dan Kader Poskestren sebagai anggota. Pengelola
Poskestren dipilih dari dan oleh warga Pondok Pesantren dan masyarakat
sekitarnya pada saat musyawarah pembentukan Poskestren. Pengurus
Poskestren sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang
Sekretaris, dan seorang Bendahara. Adapun krietria pengelola
Poskestren antara lain sebagai berikut :
3. Kader Poskestren
Kader Poskestren dipilih oleh pengurus Poskestren dan santri Pondok
Pesantren yang bersedia secara sukarela, mampu dan meliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan Poskestren. Adapun Kriteria kader
Poskestren antara lain adalah :
A. Persiapan
1. Persiapan internal Puskesmas
Tujuan pendekatan ini adalah mempersiapkan para petugas
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan dalam merngelola,
melaksanakan dan membina Poskestren. Pimpinan pUskesmas
harus dapat meningkatkan motivasi dan ketrampilan para staf
Puskesmas, sehingga bersedia dan mampu bekerja bersama
untuk kepentingan warga Pondok Pesantren. Untuk itu perlu
dilakukan berbagai pertemuan, pelatihan dengan melibatkan
seluruh petugas Puskesmas.
2. Pendekatan Kepada Pimpinan/Pengelola Pondok
Pesantren
Tujuan pendekatan ini adalah untuk mempersiapkan warga
Pondok Pesantren dan masyarakat sekitarnya, khususnya para
kyai dan pengelola Pondok Pesantren serta tokokh masyarakat
yang berpengaruh lainnya, sehingga bersedia mendukung
penyelenggaraan Poskestren. Untuk itu perlu dilakukan berbagai
pendekatan kepada para kyai dan pengelola Pondok Pesantren
serta tokokh berpengaruh lainnya disekitar Pondok Pesantren,
untuk meminta masukan, saran, dan dukungannya. Dukungan
yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material.
Seperti kesepakatan dan persetujuan warga Pondok Pesantren
dan masyarakat sekitarnya untuk [embentukan Poskestren,
dukungan dana, sarana dan tempat penyelenggaraan Poskestren.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk konsil Kesehatan
Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, pendekatan
eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan
Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas.
Musyawarah ini selain dilakukan secara khusus membahas hasil SMD dapat
juga dilakukan sebagai musyawarah ruitin bulanan dan tiga bulanan, yang
antara lain sebagai wahana untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan,
hambatan yang ditemukan dan merencanakan upaya pemecahannya.
A. Kegiatan
Pelayanan yang disediakan oleh Poskestren adalah pelayanan kesehatan
dasar meliputi promotif, preventif, rehabilitatif (memelihara kesehatan,
mencegah, pemulihan kesehatan) dan kuratif (pengobatan). Khusus
untuk pelayanan kuratif dan beberapoa pelayanan preventif tertentu
seperti imunisasi dan pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan oleh
Petugas Puskesmas.
1. Upaya Promotif
Antara lain : Konseling kesehatan, penyuluhan kesehatan : PHBS,
penyehatan lingkungan, gizi, penyakit menular, TOGA, olahraga
teratur dll.
2. Upaya Priventif
Antara lain : pemeriksaan kesehatan berkala, penjaringan
kesehatan santri, imunisasi, kesehatan lingkungan dan kebersihan
diri, pemberantasan sarang nyamuk dll.
3. Upaya Kuratif
Antara lain : Pengobatan terbatas, rujukan kasus, dll.
4. Upaya Rehabilitatif
Antara lain : membantu petugas Puskesmas untuk mengunjungi dan
menindaklanjuti perawatan pasien pasca perawatan di
Puskesmas/Rumah Sakit
B. Waktu Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Poskestren pada dasarnya dapat dilaksanakan secara
rutin setiap hari atau ditetapkan sesuai kesepakatan bersama.
C. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan kegiatan promotif dan preventif dapat
dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren dan sekitarnya. Adapun
untuk pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan diruang tersendiri, baik
menggunakan salah satu ruangan pondok pesantren atau tempat khusus
yang dibangun secara swadaya oleh warga pondok pesantren dan
masyarakat sekitarnya. Tempat penyelenggaraan sekurang-kurangnya
dilengkapi dengan : Tempat pemeriksaan, Tempat konsultasi, tempat
penyimpanan obat, dan ruang tunggu. Juga perlu dilengkapi dengan :
1. Peralatan :
a. Peralatan Media
Disesuaikan dengan jenis pelayanan yang disediakan.
2. Obat-obatan
Jenis dan jumlah obatan-obatan yang perlu disediakan adalah
sesuai dengan petunjuk Kepala Puskesmas setempat.
1. Kader Poskestren
Kader Poskestren merupakan ujung tombak di Poskestren. Selain
sebagai pelaksana, para kader diharapkan dapat berfungsi antara lain
: penggerak masyarakat, pemberi semangat, penggagas kegiatan,
maupun suri tauladan. Jumlah kader untuk setiap Poskestren minimal
3 % dari jumlah santri atau disesuaikan dengan kebutuhan dan
kegiatan yang dikembangkan. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan oleh Kader Poskestren antara lain :
2. Pengelola Poskestren
a. Bertanggungjawab terhadap keberlanbgsungan Poskestren
b. Memantau kegiatan Poskestren
c.Menggalang dukungan dana dan menjalin kemitraan
d. Menyediakan kebutuhan Poskestren
3. Petugas Puskesmas
Poskestren merupakan salah satu UKBM binaan Puskesmas.
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan dalam
pembinaan di Poskestren hanya satu kali dalam sebulan. Peran
Petugas Puskesmas adalah sbb :
E. Pembiayaan
1. Sumber Biaya.
Pembiayaan Poskestren berasal dari berbagai sumber antara lain :
a. Masyarakat
1) Iuran pengguna/pengunjung Poskestren.
2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
3) Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat, termasuk dari alumni pondok pesantren dan
walimurid/santri.
4) Dana sosial keagamaan, misalnya zakat, infaq dan sodakoh
(ZIS)
b. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang
pembiayaan Poskestren, misalnya dengan menjadikan Poskestren
sebagai anak angkat swasta/dunia usaha. Bantuan yang diberikan
dapat berupa dana, sarana, prasarana atau tenaga yakni sebagai
sukarelawan Poskestren.
c. Hasil Usaha
Pengelola dan kader Poskestren dapat melakukan usaha mandiri,
yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan
Poskestren. Contoh kegiatan usaha mandiri yang dapat dilakukan
antara lain : Kelompok Usaha Bersama (KUB), Hasil karya kader
Poskestren misalnya : ternak ayam, kolam ikan, kerajinan, budi
daya TOGA dll.
d. Pemerintah : bantuan dari pemerintah terutama pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya,
baik dalam bentuk sarana maupun prasarana Poskestren.
2. Pelaporan
Pada dasarnya kader Poskestren tidak wajib melaporkan kegiatannya
kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila
Puskesmas atau sektor terkait membutuhkan data tertulis yang terkait
dengan berbagai kegiatan Poskestren, Puskesmas atau sektor terkait
tersebut harus mengambilnya langsung ke Poskestren. Untuk itu,
setiap Puskesmas harus menunjuk petugas khusus yang
bertanggungjawab untuk mengambil data hasil kegiatan Poskestren.
POKOK BAHASAN
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
DI PONDOK PESANTREN
1. TUJUAN:
a. Peserta mengetahui tentang lingkungan yang sehat dan mampu
menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat
b. Peserta mengetahui tentang penyakit yang berhubungan dengan
faktor resiko lingkungan
c. Peserta mengetahui tentang persyaratan sanitasi pondok pesantren
2. WAKTU:
Sekitar 60 menit
3. METODE:
a. Diskusi kelompok : 10-15 menit
b. Paparan kelompok : 10 menit x 5 kelompok
4. ALAT BANTU:
a. Spidol
b. Kertas Flip chart.
5. PROSES:
a. Bagilah peserta menjadi 5 kelompok, kemudian mintalah mereka
mendiskusikan dalam kelompok masing-masing (selama 10-15 menit)
topik berikut ini:
o Kelompok 1
Pengetian lingkungan sehat dan ciri-ciri lingkungan sehat
o Kelompok 2
Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan
o Kelompok 3
Syarat halaman dan kamar tidur
o Kelompok 4
Syarat tempat Ibadan , Tempat sampah , Tempat Pengelolaan
makanan
o Kelompok 5
Syarat Sarana Sanitasi
I. PENDAHULUAN
Kebersihan lingkungan
Keadaan konstruksi bangunan
Persyaratan kesehatan ruang/kamar
Persayaratan kesehatan tempat ibadah
Persayaratan Ruang belajar/mengaji
Persayaratan kesehatan fasilitas sanitasi
Persayaratan kesehatan pengelolaan makanan dan minuman
1. HALAMAN :
a. Bersih, tidak tampak sampah berserakan;
b. Disediakan tempat sampah yang tertutup dengan ajrak sekitar 25
M antara tempat sampah yang satu dengan yang lain;
c. Tidak ada genangan air kotor , genangan air hujan, sehingga perlu
ada drainase dengan system terpisah atau tergabung sesuai
keperluannya;
4. TEMPAT SAMPAH :
a. Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan bertutup
b. Bagian dalam halus dan tidak mudah berkarat/keropos
c. Penempatan pada posisi yang memeudahkan untuk dijangkau
oleh petugas pengumpul sampah yang selanjutnya diangkut ke
TPS
d. Pengengkutan sampah maksimal satu kali dalam 24 jam atau
pada saat tempat sampah sudah menampung/terisi maksimal ¾
bagian;
5. SARANA SANITASI :
a. Penyediaan Air Bersih:
Minimal 100 L per orang per hari atau cukup untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penghuni baik pada musim penghujan
maupun kemarau
Memenuhi syarat fisik, bakteriologis dan kimia
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, rata dan
mudah dibersihkan serta dibuat miring kearah saluran
pembuangan;
Dinding terbuat dari yang kuat, kedap air, rata, berwarna
terang dan mudah dibersihkan
Ventilasi dengan system lubang minimla 15 % dari luas lantai
dan menghadap kearah udara terbuka, apabila menggunakan
mekanis dianjurkan dengan menggunakan exhauster;
Tinggi langit-langit minimal 2,50 M dari dasar lantai, mudah
dibersihkan dan berwarna terang;
Atap tidak bocor, terbuat dari bahan yang kuat dan rapat dari
serangga dan tikus
Pencahayaan cukup terang (lantai terlihat dengan jelas) dan
tidak menyilaukan
Perbandingtan antara jumlah WC/kamar mandi dengan jumlah
penghuni/pemakai adalah 1 : 15
c. Peturasan
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dibuat miring
kearah saluran pembuangan dengan sudut kemiringan antara
2 s/d 3 derajat;
Dinding terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan mudah
dibersihkan
Perbandingtan antara jumlah peturasan dengan jumlah
pemakai adalah 1 : 15
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin
dan mudah dibersihkan;
Dinding terbuat dari yang kuat, kedap air, rata, berwarna
terang dan mudah dibersihkan
Ventilasi dengan system lubang minimal 15 % dari luas lantai
dan menghadap kearah udara terbuka, dianjurkan
menggunkan exhauster atau mekanis lainnya yang dapat
menyedot udara kotor (berbau) dan mengganti dengan udara
segar ;
Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat, berwarna terang
dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 2,50 M dari
dasar lantai;
b. Dapur
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin
dan mudah dibersihkan;
Dinding terbuat dari yang kuat, kedap air, rata, berwarna
terang dan mudah dibersihkan
Ventilasi dengan system lubang minimal 15 % dari luas lantai
dan menghadap kearah udara terbuka, dianjurkan
menggunkan exhauster atau mekanis lainnya yang dapat
menyedot udara kotor (berbau) dan mengganti dengan udara
segar ;
Diberi cerobong asap (hood) yang mengalir ke udara bebas ;
Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat, berwarna terang
dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 2,50 M dari
dasar lantai;
Luas dapur minimal 15 % dari luas ruang makan ;
Dilengkapi dengan alat menyimpan makanan jadi dan bahan
makanan belum jadi ;
POKOK BAHASAN
PERUBAHAN PERILAKU
SEBAGAI BAGIAN DARI RFORMASI KESEHATAN
1. TUJUAN
a. Peserta mengetahui/memahami peranan perilaku sebagai factor resiko
terjadinya penyakit atau kesehatan
b. Peserta dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku negative “masyarakat”
(penghuni/warga) pondok pesantren yang dapat menjadi factor resiko
kejadian penyakit atau mempengaruhi kesehatan
c. Peserta dapat mengidentifikasi perubahan perilaku untuk
mencegah/menang gulangi kejadian penyakit atau meningkatkan
kesehatan warga pondok pesantren
2. WAKTU
1 (satu) jam = 60 menit efektif
3. METODE
a. Diskusi kelompok
b. Diskusi Pleno
c. Kesimpulan/pendalaman
4. PROSES
a. Peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok dan mintalah mereka
mendiskusikan dalam kelompok masing-masing selama 15 – 20 menit.
Topik diskusi kelompok adalah mengidentifikasi perilaku sebagai factor
resiko kejadian penyakit/kesehatan serta perubahan perilaku yang
diharapkan untuk mencegah/menanggulangi kejadian penyakit/kesehatan
CATATAN :
Pendahuluan
Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan cara berfikir dan
berperilaku dibidang kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat,
ada orang yang begitu dan cepat merubah perilakunya. Sebaliknya ada
pula yang untuk merubah perilaku memerlukan waktu yang lama dan sering
malah tidak bisa berubah. Sepintas, perilaku itu tampaknya sederhana,
yaitu berupa tindakan – tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok. Namun sebenarnya perilaku itu sangat komplek, merupakan
perpaduan dari serangkaian keputusan dan tindakan.
1. Pengertian
Perilaku manusia merupakan refleksi daripada berbagai gejala
kejiwaan, seperti : keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi,
berpikir, sikap, motivasi, reaksi dan sebagainya yang dipengaruhi oleh
faktor pengalaman, keyakinan sarana dan sosial budaya masyarakat.
Perilaku adalah respon individu terhadap stimulasi, baik yang berasal dari
luar maupun dari dalam dirinya.
3. Jenis perilaku
Ada 3 (tiga) jenis perilaku yang menjadi perhatian kita, yaitu :
a. Perilaku Ideal (Ideal behavior) yaitu tindakan (perilaku) yang bisa
diamati yang menurut para ahli perlu dilakukan oleh individu atau
masyarakat untuk mengurangi atau membantu memecahkan
masalah.
b. Perilaku yang sekarang ((Current behavior) yaitu : perilaku yang
dilaksanakan saat ini. Ini dapat diidentifikasi dengan observasi dan
wawancara di lapangan.
c. Perilaku yang diharapkan (Expected/Feasible behvior) yaitu : Perilaku
ini diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran. Karena itu disebut
juga target behavior yang akan dituju oleh program penyuluhan
kesehatan.
Contoh :
Kadang-kadang orang merubah perilakunya karena adanya
tekanan dari masyarakat lingkungannya, atau karena yang
bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Jadi
bukan karena kesadarannya bahwa perilaku tersebut baik baginya.
Tetapi sesudah mempraktikkan perilaku tersebut, selama beberapa
waktu, akhirnya ia menyadari bahwa perilaku tersebut banyak
manfaatnya bagi dirinya. Inilah yang mendorong ia untuk menerima
perilaku tersebut dan memutuskan untuk terus mempraktikkannya.
POKOK BAHASAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
1. TUJUAN
a. Peserta mengetahui penyakit-penyakit menular yang sering terjadi di
masyarakat
b. Peserta mengetahui gejala-gejala penyakit menular
c. Peserta mengetahui cara penularan
d. Peserta mengetahui cara pencegahan
2. WAKTU : 90 menit
3. METODE
a. Diskusi kelompok
b. Paparan kelompok
4. ALAT BANTU
a. Spidol
b. Kertas Flip chart
5. PROSES
Penugasan :
Kelompok 1 :
Deteksi dini penyakit kulit , cara penularan serta cara pencegahannya
Kelompok 2 :
Faktor resiko penyakit DBD , cara penularan dan pencegahannya
Kelompok 3 :
Faktor resiko Penyakit Leptospirosis , cara penularan dan cara
pencegahannya
Kelompok 4 :
Faktor resiko penyakit TB, deteksi dini, cara pencegahan serta
pemantauan minum obat.
Kelompok 5 :
Faktor resiko penyakit diare, cara pencegahan dan pertolongan pertama
Faktor resiko penyakit ISPA, cara penularan serta cara pencegahannya
I. PENYAKIT KULIT
A. Scabies (kudis/gudik/budukan)
Gejala penyakit ini yaitu gatal pada malam hari karena
kutu/tungau lebih aktif pada suhu udara dan panas. Penyakit ini
biasanya menyerang pada sela sela jari, pergelangan tangan
bagian dalam, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, pusar,
bokong dan perut bagian bawah.
Penularan kontak tidak langsung (pakaian, handuk, sprei, mukena
dll)
Penularan dapat sangat cepat sehingga dapat menyerang banyak
orang dalam satu kelompok.
B. Panu
Gejala penyakit ini terdapat bercak putih sampai coklat
hitamtergantung warna kulit dan terasa gatal
Penyebab sejenis jamur
Penularan kontak langsung dengan kulit
C. Kurap
Gejala penyakit ini yaitu timbul kelainan kulit yang bisa berbentuk
bundar atau lonjong yang bagian pinggirnya terdapat bintik bintik
yang lebih merah dan terasa sangat gatal.
Penyebab sejenis jamur
Faktor pencetus kelembaban karena keringat, panas, iritasi
karena pakaian, berbaring terlalu lama dan lipatan pada kulit pada
orang yang terlalu gemuk
D. Kadas
Gejala penyakit ini adalah gatal, kelainan pada kulit yang sebatas
pada selangkangan atau meluas sampai sekitar anus, perut
bagian bawah.
Faktor pencetus (sama dengan kurap)
A. Definisi
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue
(Dengue 1, Dengue 2, Dengue3 dan Dengue 4) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan ae albopictus yang
menyerang semua golongan umur dan dapat menyebabkan
kematian secara mendadak.
B. Cara Penularan
Nyamuk penular DBD menggigit penderita DBD yang darahnya
mengandung virus kemudian nyamuk tersebut memindahkannya
kepada orang sehat melalui gigitan.
C. Gejala-gejala
Kriteria diagnosa menurut WHO (1997) terdiri dari klinis dan
laboratorium.
Kriteria klinis :
Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas (2-7 hari)
Ada gejala perdarahan (bintik merah dikulit) yang dapat dilihat
dengan uji Torniket
Perbesaran hati (nyeri ulu hati)
Pada kondisi yang lebih berat dapat disertai perdarahan di gusi,
hidung, muntah dan berak darah
Syok ditandai dengan nadi lemah, penurunan tekanan darah,
kaki/tangan terasa dingin, kulit lembab dan gelisah.
III. CHIKUNGUNYA
A. Definisi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang
ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti . Bila dibanding dengan
penyakit DBD penyakit ini yang berbeda adalah jenis virusnya dan
hanya menyerang golongan dewasa tanpa kematian. Orang awam
banyak menyebut penyakit flu tulang.
B. Cara Penularan
Ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti yang menyerang
semua golongan umur dan dapat menyebabkan kematian secara
mendadak.
C. Gejala-gejala
Panas/demam tinggi mendadak
Sakit /nyeri persendian sehingga penderita sangat sulit berjalan
yang mengakibatkan kelumpuhan sementara (dari bahasa Swahili
artinya orang yang jalannya jongkok)
Sakit kepala yang amat sangat
Ada bercak merah dikulit.
D. Cara Pencegahan
Karena nyamuk penularnya sama (aedes aegypty dan aedes
albopictus) maka cara pencegahan sama dengan penyakit DBD.
B. Cara Penularan
Kontak Langsung dengan hewan sakit
Tidak langsung melalui : cairan atau lendir hidung atau mata,
muntahan, faeces hewan sakit, peralatan yang terkontaminasi,
pakan dan air yang terkontaminasi.
C. Gejala-gejala
Demam/panas
Batuk/pilek
Sakit tenggorokan
Sesak nafas
Oleh karena gejala/tanda masih sangat umum, maka perlu informasi
lebih lanjut :
Apakah sekitar 5 hari yang lalu ada kematian unggas secara
mendadak dalam jumlah banyak?
Apakah penderita sekitar 5 hari yang lalu pernah kontak erat
dengan unggas mati atau sakit?
Apabila ya maka dapat dikategorikan sebagai tersangka flu burung.
D. Cara Pencegahan
a. Pisahkan Bahan Asal Hewan/BAH (daging&telur) mentah dgn
pangan lainnya
b. Simpanlah BAH pada suhu dibawah 4°C atau diatas 60°C
c.Masaklah daging ayam min pada suhu 75°C selama 2 menit dan
telur pada 85°C selama 1 menit
d. Cegahlah BAH dari pencemaran, cucilah tangan sebelum dan
setelah menangani BAH dan gunakan peralatan yang bersih
V. LEPTOSPIROSIS
A. Definisi
Adalah penyakit bersumber binatang yang dapat menyerang
hewan/manusia. Manusia tertular akibat kontak langsung dengan
air, tanah, lumpur atau makanan yang tercemar urin, darah atau
binatang yang terinfeksi.
Hewan-hewan yangdapat menjadi sumber penularan adalah tikus,
babi, sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing dan lain-lain.
Menurut penelitian yang terbanyak adalah tikus.
B. Cara Penularan
Manusia terinfeksi bila kontak dengan air lumpur makanan yang
tercemar oleh urin binatang yang terinfeksi. Infeksi terjadi bila
bakteri masuk ke tubuh manusia melalui luka, saluran hidung atau
mata, misalnya dengan berenang, bermain air, banjir dan makan
makanan yang terkontaminasi urin tikus.
Faktor Risiko terjadi penularan :
a. Berjalan di tempat banjir
b. Bertempat tinggal di daerah banjir
c.Kebersihan diri
d. Populasi tikus tinggi
e. Perenang
f. Pekerja dilingkungan air
C. Gejala-gejala
a. Demam tinggi mendadak disertai sakit kepala
b. Nyeri otot hebat terutama pada betis, paha, pinggang
c. Mual, muntah, diare
d. Untuk keadaan berat, terjadi gagal ginjal yang berakibat
kematian
D. Cara Pencegahan
a. Mencegah makanan dari pencemaran urin tikus
b. Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan
c. Memberantas tikus
d. Tidak bermain/berenang di air kotor/banjir
e. Mengeringkan air tergenang
f. Pekerja yang berhubungan dengan air, memakai APD ( Alat
Pelindung Diri)
VI. HIV/AIDS
A. Definisi
Apa itu HIV?
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang
menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh
manusia.
Apa itu AIDS?
Penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh.
B. Cara Penularan
Bagaimanakh virus HIV ditularkan ?
75-85 % Penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10 %
diantaranya melalui hubungan homoseksual)
5-10 % akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai
narkotika suntik)
3-5 % melalui transfusi darah yang tercemar
90 % infeksi pada bayi dan anak terjadi dari Ibu yang mengidap
HIV
25-35 % bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi
pengidap HIV
C. Gejala-gejala
d. Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala
Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
D. Cara Pencegahan
Tidak berganti-ganti pasangan seksual
Pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan terhadap
penggunaan jarum suntik yang diulang
Dengan formula A-B-C :
ABSTINENSIA artinya tidak melakukan hubungan seks
sebelum menikah
BE FAITHFUL artinya jika sudah menikah hanya berhubungan
seks dengan pasangannya saja
CONDOM artinya pencegahan dengan menggunakan kondom
VII. TBC
A. Definisi
TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
TBC (Mycobacterium Tuberculosis) yang terutama menyerang
paru sehingga sering disebut TBC Paru.
B. Cara Penularan
a. Dahak dari penderita TBC yang didalamnya sudah
mengandung kuman TBC
b. Bila Penderita TBC batuk atau bersin kuman yang ada didalam
paru-paru akan menyebar ke udara dan penularan terjadi
apabila seseorang menghirup udara yang mengandung TBC
c. Penularan terjadi dari satu orang ke orang lain, bukan melalui
serangga, transfusi darah, air susu ibu ataupun melalui alat
makan-minum penderita
C. Gejala-gejala
a. Utama : Batuk berdahak terus menurus selama 3 minggu atau
lebih
b. Gejala lain :
Dahak bercampur darah
Batuk darah
Sesak napas dan rasa nyeri dada
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun,
rasa kurang enak badan, berkeringat malam walaupun tidak
ada kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan
D. Cara Pencegahan
Menjalankan pola hidup sehat
Segera periksa bila timbul batuk lebih dari 3 minggu
Tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol
Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke
ruang tidur
VIII. DIARE
A. Definisi
Adalah buang air (BAB) berwujud lembek/cair bahkan berwujud
serupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya . Hal ini
yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi) yang
menyebabkan kematian.
B. Cara Penularan
Cara penularan penyakit Diare yang disebabkan oleh kuman bersifat
oro fecal artinya berasal dari kotoran manusia masuk kemulut artinya
kita makan dan minum yang tercemar oleh kuman .
C. Gejala-gejala
Gejala klinis : tergantung dari penyebabnya. Secara umum
gejalanya berupa mencret mendadak, cair seperti cucian beras,
kadang kadang muntah, demam, sakit perut.
Penyebab
Infeksi : bakteri, virus, parasit
Keracunan : bahan kimia, toksin bakteri
Alergi : makanan, obat.
Sebab lain : malabsorsi, HIV, faktor kejiwaan
D. Cara Pencegahan
Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari hari
Gunakan air yang sudah masak (didihkan)
Gunakan jamban sehat
Sebelum makan cuci tangan dengan sabun
Jangan makan makanan basi/kadaluarsa
Beri bayi ASI EKSLUSIF sampai berumur 6 bulan
POKOK BAHASAN
MASALAH GIZI DI PONDOK PESANTREN
1. TUJUAN
2. WAKTU:
Sekitar 45 menit
3. METODE:
4. ALAT BANTU:
a. Spidol
b. Kertas Flip chart.
5. PROSES:
Penugasan :
Kelompok 1
Pemantauan status gizi masyarakat pesantren serta cara mengukur
status gizi dengan IMT (Indeks Masa Tubuh).
Kelompok 2
Pemanfaatan halaman/pekarangan ponpes dan cara mengukur status
gizi dengan IMT (Indek Masa Tubuh) anggota kelompoknya
Kelompok 3
Penyebab dan gejala Kurang Energi protein ( KEP) dan Kekurangan
Vitamin A ( KVA) dan cara mengukur status gizi dengan IMT ( Indek
Masa Tubuh ) anggota kelompoknya.
Kelompok 4
Penyebab dan gejala Anemia dan GAKY dan cara mengukur status
gizi dengan IMT ( Indek Masa Tubuh ) anggota kelompoknya.
Kelompok 5
Pengawasan pengelolaan makanan di pondok pesantren dan cara
mengukur status gizi dengan IMT ( Indek Masa Tubuh ) anggota
kelompoknya.
I. PENDAHULUAN
Gizi adalah segala sesuatu tentang makanan dan minuman serta kaitannya
dengan kesehatan. Gizi yang baik membantu tercapainya tubuh yang kuat,
sehat, vitalitas tinggi, pikiran yang aktif dan cerdas, meningkatkan daya tahan
tubuh, memperpanjang usia dan menambah kesenangan hidup.
Apabila dijumpai seorang warga pesantren dengan status gizi kurang, maka
diberi penyuluhan/konsultasi gizi sehat. Apabila dijumpai seorang dengan
status gizi buruk, maka penderita diberikan makanan tambahan untuk
pemulihan.
Adapun Rumus Cara Penghitungan IMT ( indek Massa Tubuh) adalah sbb :
BB/TB (m)2
Keterangan :
BB = Timbang berat badan ( kg)
TB = Ukur Tinggi badan ( meter)
Contoh :
TB= 160 cm = 1,6 m
BB = 54 kg
Jadi IMT = 54/(1,6) 2 = 54/2,56 = 21
Cara penentuan status gizi santri pesantren sbb :
2. Pemanfaatan halaman/pekarangan
Untuk meningkatkan konsumsi makanan di ponpes dapat diupayakan
pemanfaatan halaman/pekarangan pesantren dengan menanam sayuran dan
buah-buahan cepat panen. Atau dapat juga dimanfaatkan untuk perikanan,
peternakan, atau kegiatan lain yang sejenis apabila dimungkinkan dan sesuai
kondisi setempat.
Keempat masalah gizi utama tersebut tersebar di masyarakat luas, dan tidak
menutup kemungkinan dapat pula dijumpai di masyarakat pondok pesantren.
Pengertian :
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan zat pembangun ( protein) dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka kecukupan gizi ( AKG).
Gejala klinis KEP berat/ gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
• KWASHIORKOR
• MARASMUS
• MARASMUS - KWASIORKOR
TANDA KWASIORKOR
TANDA MARASMUS
Pengertian KVA :
Gangguan yang timbul dalam tubuh akibat kekeurangan vitamin A yang
ditandai dengan rendahnya kadar vitamin A dalam darah dan berakibat
terhadap gangguan pada mata.
KVA pada balita disebabkan oleh makanan yang dokonsumsi setiap hari
kurang mengandung sumber vitamin A ( sayuran, buah-buahan berwarna,
lauk-pauk).
Pada tahap awal, terjadi buta senja atau rabun senja yaitu kurang
dapat melihat pada senja hari;
Bagian putih mata kering, kusam dan tidak bersinar yang disebut
xerosis kunjungtiva
Kemudian pada bola mata timbul bercak putih ( bercak bitot)
Bagian hitam mata kering, kusam dan tidak bersinar ( xerosis kornea)
Sebagian hitam mata melunak seperti bubur ( keratomalasia)
Seluruh bagian hitam mata melunak seperti bubur ( ulserasi kornea)
Bola mata mengecil/mengempis dan akhirnya buta
Penyebab anemia
Anemia disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
Konsumsi makanan yang kurang mengandung zat besi (Fe) dan
protein, antara lain lauk-pauk, sayuran hijau dan buah berwarna.
Perdarahan akibat sering melahirkan
Jarak kelahiran terlalu dekat
Ibu hamil yang bekerja terlalu berat
Infeksi cacing tambang/penyakit menahun
Tanda anemia :
5 L ( letih, lesu, lemah, lelah, lalai)
Kelopak mata, bibir, lidah, telapak tangan dan kulit pucat
Pusing dan mata berkunang-kunang
Cepat mengantuk
Bahaya anemia ;
Anemia khususnya pada ibu hamil dan ibu menyusui akan menyebabkan:
Bagi Ibu hamil :
Membahayakan jiwa ibu, terutama saat melahirkan
Mengganggu pertumbuhan bayi sehingga terjadi BBLR dan dapat
membahayakan jiwa.
Bagi Ibu menyusui :
Menyebabkan tubuh ibu lemah, lesu
Mengganggu pertumbuhan anak yang disusui
Bagi Remaja putri dan dewasa :
Menurunkan daya tahan tubuh, kecerdasan, konsentrasi belajar,
produktivitas remaja serta menurunkan fungsi kerja otot dan
kebugaran.
Cara Pencegahan ;
Makan makanan kaya zat gizi ( ikan segar, daging, sayuran hijau,
kacang-kacangan dan buah yang berwarna.
Minum tablet /pil tambah darah sesuai aturan
Mengobati penyakit yang menyebabkan anemia seperti kecacingan,
TBC dan malaria
Pengertian :
Sekumpulan gejala yang timbul akibat tubuh seseorang kekurangan
unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup
lama.
Penyebab GAKY :
Makanan dan air yang dikonsumsi setiap hari tidak/kurang
mengandung unsur yodium
Kebiasaan keluarga yang tidak menggunakan garam beryodium
dalam makanan sehari-hari, khususnya yang tinggal di daerah
endemis Gaky.
Makanan yang bersifat goitrogenik yaitu jenis makanan yang dapat
menghambat penyerapan yodium dalam tubuh, seperti kobis,
singkong, lobak dll.
Upaya Pencegahan :
Setiap hari menggunakan garam beryodium
Khusus yang berada di daerah endemis Gaky tingkat berat dan
sedang, minum kapsul setahun sekali.
POKOK BAHASAN
PENDEKATAN PROBLEM SOLVING CIRCLE
DALAM MENGATASI MASALAH KESEHATAN
1. TUJUAN:
2. WAKTU:
3. METODE:
a. Presentasi
b. Permainan
c. Diskusi Kelompok
4. ALAT BANTU:
a. Kertas plano
b. Metacard (lima warna)
c. Spidol besar (tiga warna)
d. Selulose tape perekat (double)
e. Lakban
f. Flip chart
5. PROSES:
Pengantar. (5 menit)
1. Fasilitator menyampaikan langkah-langkah pemecahan masalah.
2. Fasilitator menyampaikan tahapan yang akan dilalui peserta
dalam sesi pemecahan masalah.
POKOK BAHASAN
KONSEP DASAR DESA SIAGA
DAN SISTEM KESEHATAN DESA
1. TUJUAN:
2. WAKTU:
Sekitar 60 menit
3. METODE:
4. ALAT BANTU:
a. Spidol
b. Kertas Flip chart.
5. PROSES:
Desa adalah :
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik Indonesia.
e. TUJUAN, SASARAN,KRITERIA, INDIKATOR DESA SIAGA
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
Sasaran :
Kriteria :
a. Pemberdayaan masyarakat
b. Mendorong pembangunan berwawasan kesehatan di desa
c. Rujukan pertama pelayanan kesehatan bermutu bagi masyarakat dan
kegawatdaruratan kesehatan.
Indiakator Desa Siaga :
Indikator Proses :
Indikator Output
Indikator Outcome
Indikator Dampak
a. Desa sehat
b. Tercapainya kesejahteraan masyarakat
UK
SPO
DDL
L
UKBM
Penyelenggaraan PKD dan FKD akan berjalan baik apabila didukung oleh
lintas sektor, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi, oranisasi
pemuda, organisasi agama dan organisasi lainnya di tingkat desa. Sehingga
diharapkan hak-hak masyarakat desa dapat dipenuhi dan dicapai masyarakat
desa yang sejahtera.
Sistem Kesehatan Desa
b. FKD
Keputusan-keputusan dalam bidang kesehatan harus dilakukan oleh
masyarakat sendiri. PKD sebagai pembina UKBM dan pusat pelayanan
kesehatan hanya memberikan masukan masalah kesehatan yang perlu
mendapat perhatian. Keputusan masalah kesehatan ini dilakukan oleh
perwakilan masyarakat desa yang duduk di dalam Forum Kesehatan Desa
(FKD). Dimana unsur-unsur masyarakat yang duduk di forum ini antara
lain : kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan dan
karang taruna. FKD berjalan dengan baik apabila mendapatkan dukungan
dari lintas sektor terkait, organinasi masyarakat dan organisasi pemuda
yang berada di desa.
d. UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat merupkan suatu upya
untuk mewujudkan tingkat kesehatan yang optimal sebagai kebutuhan
dasar. Upaya ini lebih menitik beratkan pada upaya pencegahan yaitu
promotif dan preventif serta didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif
yang berkesinambungan. Upaya kesehatan pada masyarakat dilakukan
oleh kader dan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan secara
mandiri.
f. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan adalah upaya pembiayaan yang berasal dari, oleh
dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan asas gotong
royong dalam rangka peningkatan kesehatan yang meliputi upaya promotif,
preventif, preventif dan rehabilitatif. Bentuk-bentuk pembiyaan kesehatan
yang ada di desa seperti dana sehat, tabulin, iuran kelompok pemakai air,
dana posyandu untuk PMT, jimpitan dan lain-lainnya termasuk jaminan
pembiayaan kesehatan untuk masyarakat miskin (Jamkesmas).
POKOK BAHASAN
PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
DI PONDOK PESANTREN
1. TUJUAN:
a. Peserta mengetahui tentang pengertian, tujuan dan sasaran
penyuluhan kesehatan masyarakat di Pondok Pesantren
b. Peserta mengetahui tentang komponen, jenis, metode dan media
penyuluhan kesehatan masyarakat di Pondok Pesantren
c. Peserta memiliki ketrampilan dasar menyusun media penyuluhan
sederhana dengan alat-alat utama yang disepakati.
2. WAKTU:
Sekitar 60 menit
3. METODE:
a. Diskusi kelompok
b. Simulasi
c. Diskusi pleno
4. ALAT BANTU:
a. Kertas potong (metaplan) untuk menuliskan pernyataan-pernyataan
dan simulasi dari isi pesan yang disampaikan
b. Spidol warna-warni
c. Kertas Flip chart.
5. PROSES:
a. Bagilah peserta menjadi 5 kelompok, kemudian mintalah mereka
mendiskusikan dalam kelompok masing-masing (selama 10-15 menit)
topik berikut ini:
o Kelompok 1 dan 2
Menyusun pesan-pesan singkat bisa digunakan untuk perubahan
perilaku di bidang sanitasi
o Kelompok 3 dan 4
Menyusun pesan-pesan singkat bisa digunakan untuk perubahan
perilaku di bidang gaya hidup sehat.
o Kelompok 5
Menyusun pesan-pesan singkat bisa digunakan untuk perubahan
perilaku di bidang kesehatan anak dan remaja.
o Kelompok 3 dan 4
TV Spot : Bahaya asap rokok
o Kelompok 5
TV spot : Pentingnya mencuci tangan dengan sabun.
CATATAN PENTING:
I. PENDAHULUAN
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang,
yang paling besar pengaruhnya adalah faktor perilaku manusia. Untuk
memperbaiki/meningkatkan kesadaran kesehatan seseorang /
kelompok/masyarakat perlu perubahan perilaku manusia kearah perilaku
hidup bersih dan sehat. Salah satu upaya untuk mengubah perilaku manusia
adalah dengan penyuluhan kesehatan masyarakat. penyuluhan kesehatan
masyarakat diarahkan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
bagi pribadi dan lingkungan, keluarga, keluarga dan masyarakat agar mampu
mengatasi berbagai masalah kesehatan melalui upaya pencegahan
(preventif), dan peningkatan (promotif). Penyuluhan kesehatan masyarakat
dapat dilakukan baik oleh petugas kesehatan maupun petugas non
kesehatan(kader) termasuk kader Poskestren.
Sumber (S)
Pesan (P)
Pesan atau informasi adalah hal-hal yang disampaikan pada waktu
penyuluhan yang berkaitan dengan : Upaya pencegahan (preventif) yaitu
bagaimana mencegah penyakit, bagaimanaencegah penularan dan
bagaimana mencegah penyakit agar tidak semakin memburuk. Dll. Upaya
Preningkatan (Promotif) misalnya : apa gizi yang baik, bagaimanahidup
bersih dan sehat dll.
Apesan yang disampaikan harus sesuai dengan : Kondisi saat itu dari
penerima pesan/sasaran penyuluhan, pendidikan penerima pesan/sasaran
penyuluhan, lingkungan yang mendukung.
Saluran/Media (S/M)
Penerima (P)
1. Penyuluhan perorangan
Penyuluhan perorangan adalah penyampaian pesan dari seseorang ke
satu orang atau lebih, tetapi secara perorangan. Metode yang dipakai
adalah wawancara (tatap muka) atau ngobrol. Wawancara dapat
dilakukan misalnya pada saat memberikan pelayanan kesehatan
sederhana, setiap ada kesempatan baik formal maupun informal.
2. Penyuluhan kelompok
Penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang diberikan pada
sekelompok orang dalam jumlah terbatas. Metode yang dipakai :
3. Penyuluhan massa
Penyuluhan massa adalah penyampaian pesan kepada banyak orang
yang jumlahnya tidak terbatas. Metode yang dipakai adalah komunikasi
massal. Yang termasuk penyuluhan massa adalah penayangan film,
pemasangan spanduk, poster, billboard, pertunjukan tradisional dsb.
1. Media cetak : adalah berupa kumpulan kata-kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Contoh media cetak antara lain : lembar balik, poster, stiker
dll.
2. Media elektronik : Media elektronik terbagi dua yaitu yang berupa suara
saja misalnya radio dan yang berupa suara dan gambar/visualisasi
misalnya televisi, film.
3. Media luar ruangan : Media luar ruang antara lain terdiri dari papan
reklame. Biasanya media luar ruang ini digunakan dalam kampanye
periklanan.
4. Alat peraga sederhana : contoh alat peraga sederhana adalah : flip chart,
poster sederhana, gambar/foto buatan sendiri, penggunaan alat dengan
teknologi tepat guna.
POKOK BAHASAN
PENGAMATAN PENYAKIT BERBASIS MASYARAKAT
1. TUJUAN:
a. Peserta mengetahui tentang arti dan fungsi survailans berbasis
masyarakat
b. Peserta mengetahui tentang penyakit yang perlu dilakukan survailans
atau pemantauan penyakit
c. Peserta mengetahui penyakit yang berhubungan dengan faktor resiko
lingkungan/perilaku
d. Peserta mengetahui dan mengenal tanda/gejala penyakit yang mungkin
timbul dimasyarakat khususnya di Pontren
e. Peserta tahu tentang sistem deteksi dini timbulnya KLB penyakit
f. Peserta tahu jenis bencana yang mungkin timbul
2. WAKTU:
Sekitar 60 menit
3. METODE:
a. Pengantar survailans berbasis masyarakat
b. Diskusi kelompok : 10-15 menit
c. Paparan kelompok : 10 menit x 5 kelompok
4. ALAT BANTU:
a. Spidol
b. Kertas Flip chart.
5. PROSES:
a. Bagilah peserta menjadi 5 kelompok, mintalah mereka mendiskusikan
dalam kelompok masing-masing (selama 10-15 menit) topik berikut ini:
1. PENDAHULUAN.
3. SASARAN
a. Masalah kesehatan ibu, bayi dan balita
b. Masalah gizi
c. Masalah penyakit menulat maupun tidak menular
d. Masalah faktor risiko (air bersih, air limbah, sampah, perumahan, perilaku
masyarakat, phbs DLL)
e. Masalah kegawat daruratan dan bencana
4. LANGKAH LANGKAH
a. Mengenal dan memahami tanda dan gejala penyakit , gizi, masalah
kesehatan, bencana, kegawat daruratan .
b. Bila mendengar atau ada laporan ada tanda dan gejala tersebut diatas
segera mengumpulkan data dan fakta serta faktor risikonya.
c. Lapor ke PKD atau Puskesmas untuk segera ditindak lanjuti atas
hasil pelacakan dan susun tindak lanjut pada Forum Kesehatan Desa
(FKD).
5. BENTUK DOKUMENTASI/PENCATATAN .
a. Pencatatan KIA, Ibu hamil, bayi dan balita
b. Pencatatan kasus/KLB/kegawat daruratan
c. Pencatatan rujukan kasus
d. Pencatatan PHBS
e. Pencatatan rumah sehat
f. Pencatatan Angka Bebas Jentik (ABJ)
g. Pencatatan kegiatan masalah kesehatan
h. Dan lain lain
1. TUJUAN :
2. WAKTU:
Sekitar 60 menit
3. METODE:
a. Diskusi kelompok
b. Simulasi
c. Diskusi pleno
4. ALAT BANTU:
a. Kertas potong (metaplan)
b. Spidol warna-warni
c. Kertas Flip chart.
5. PROSES
Penugasan :
a. Pengertian :
Kegiatan untuk mengumpulkan fakta, data, informasi baik kuantitatif
maupun kualitatif yang terkait masalah kesehatan, bencana, kegawat
daruratan kesehatan, dengan faktor resikonya, serta berbagai potensi
yang ada di pondok pesantre
c. Hasil SMD
Hasil dari SMD adalah inventarisasi data/informasi tentang masalah
kesehatann dan potensi yang dimiliki warga Pondok Pesantren dan
masyarakat sekitarnya. Setelah berbagai data/informasi yang diperlukan
berhasil dikumpulkan, maka upaya selanjutnya adalah merumuskan
masalah dan merinci berbagai potensi yang dimiliki.
a. Pengertian
Musyawarah Masyarakat Pondok Pesantren adalah kegiatan untuk
menentukan urutan prioritas masalah dan sebab masalah, upaya
pencegahan masalah dengan memanfaatkan potensi yang ada, dan
akhirnya menyusun rencana kegiatan operasional untuk mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan Pondok pesantren, sebagai bagian penting dalam rencana
pembangunan pondok pesantren
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan Musyawarah masyarakat Pondok Pesantren merupakan
pertemuan yang dihadiri oleh warga Pondok Pesantren dan masyarakat
sekitar pondok pesantren dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.