BAB I. Pendahuluan
I.I. Latar Belakang
Target/sasaran pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada kelompok/populasi umur tertentu sangat menentukan keberhasilan suatu
program kesehatan. Oleh karena itu target pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang ditujukan bagi anak usia sekolah adalah suatu ide yang cemerlang.
Mengapa demikian?
Pertama, populasinya tergolong besar karena jumlah anak usia sekolah
mencapai 30% dari jumlah penduduk. Kedua, mudah dijangkau karena terorganisir
dengan baik di Institusi-institusi sekolah. Ketiga, pendidikan dan pelayanan kesehatan
yang diberikan sejak dini jauh lebih baik daripada diberikan pada usia yang sudah
agak 'terlambat'. Keempat, anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang
potensial karena 'sebentar lagi' mereka akan berumah tangga, menjadi orang tua dan
mempunyai anak, maka 'nasib' anak-anaknya dalam bidang pendidikan dan pelayanan
kesehatan banyak bergantung kepada mereka. Kelima, masalah kesehatan yang
dialami anak usia sekolah ternyata sangat kompleks dan bervariasi. Keenam, banyak
kegiatan dapat diintegrasikan dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Ketujuh, anak usia sekolah merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat
berharga bagi negara.
I.II. Masalah
1. Pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar mengenai materi-materi kesehatan
terutama dinilai masih sangat kurang.
2. Keterampilan siswa-siswi sekolah dasar mengenai materi-materi kesehatan
terutama yang bersifat aplikatif dinilai masih sangat kurang.
3. Belum maksimalnya kegiatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
medis. Dokter kecil menjadi demikian vital posisinya dalam konteks untuk
membangun budaya hidup sehat sejak dini. Harapannya adalah bahwa dokter kecil
yang telah mendapat pelatihan di sekolahnya, dapat mempengaruhi budaya hidup
sehat di lingkungannya serta keluarganya.
2. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam hal waktu, tempat, peserta,
kebutuhan pelatihan dan hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
3. Menyusun materi yang akan diberikan serta jadwal kegiatan
4. Mempersiapkan alat-alat dan bahan unuk kegiatan presentasi dan pelatihan
5. Melaksanakan kegiatan pelatihan dokter kecil
6. Melakukan evaluasi dan monitoring lebih lanjut
BAB V. Diskusi
V.I. Pendapat dan Masukan
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pelatihan dokter kecil, tiap-tiap
sekolah dasar di Kabupaten Bantaeng sebenarnya telah memiliki UKS yang tentunya
dilengkapi dengan dokter kecil di tiap-tiap sekolah. Pengetahuan dan keterampilan
yang mereka miliki juga sudah cukup baik. Kita juga dapat melihat bahwa sudah
adanya dukungan dan kesadaran dari pihak sekolah dalam mengoptimalkan peran
dokter kecil dan UKS di sekolah masing-masing.
Pelatihan dokter kecil yang dilakukan tentunya sangat baik guna lebih
memaksimalkan apa yang telah ada di sekolah. Dengan melakukan pelatihan secara
Jam
08.00-08.30
Materi
Pembukaan
Panitia
Pemateri
08.30-09.00
Pre test
Panitia
09.00-10.30
PHBS
10.30-12.00
P3K
12.00-12.30
Ishoma
Panitia
12.30-13.45
08.00-09.30
Kesehatan Mata
Gizi
09.30-10.15
drg. Fitriawati
10.15-11.00
Penyakit Menular
11.00-11.45
Imunisasi
12.00-12.30
Ishoma
Panitia
12.30-13.45
Post test
Panitia
14.00-selesai
Penutupan
Panitia
2.
3.
2.
diajarkan
Pihak sekolah maupun pihak terkait lainnya sangat mendukung kegiatan
pelatihan dokter kecil ini. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kendala dan
masalah yang dialami selama pelaksanaan pelatihan.
VI.II. Saran
1.
Kegiatan pelatihan dokter kecil ini dilakukan secara rutin dan berkelanjutan
agar pengetahuan dan keterampilan siswa-siswi SD khususnya di bidang
2.
Pendamping