Anda di halaman 1dari 23

MINI PROJECT

GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

KARANG JAYA KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

MARET - MEI TAHUN 2020

Disusun Oleh:

dr. Erwadi

dr. Masut Rifai

dr. Raudazahrani

dr.Selly Damayanti

dr. Siti Zahra

Pendamping:

Dr. Ghinda Chitra Puspita

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KARANG JAYA

MUSI RAWAS UTARA

2020
BERITA ACARA PRESENTASI MINI PROJECT

Pada hari, Juli 2020 telah di presentasikan mini project :

Judul : Gambaran Angka Kejadia Hipertensi Puskesmas Karang Jaya


Kabupaten Musi Rawas Utara Maret-Mei 2020.

Nama Pendamping : dr. Ghinda Cithra Puspita

Nama Wahana : UPTD Puskesmas Karang Jaya

Daftar nama peserta yang hadir :

No Daftar Peserta Hadir Keterangan Tanda Tangan

1 dr. Erwadi Presentansi

2 dr. Masut Rifai Presentansi

3 dr. Raudazahrani Presentansi

4 dr. Selly Damayanti Presentansi

5 dr. Siti Zahra Presentansi

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan sesungguhnya.

Mengetahui;

Dokter Pendamping Kepala Puskesmas Karang Jaya

dr. Ginda Chitra Puspita dr. Roby Wijayanto

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MINI PROJECT DOKTER INTERNSHIP

PENYUSUN : dr. Erwadi


dr. Masut Rifai
dr. Raudazahrani
dr. Selly Damayanti
dr. Siti Zahra

JUDUL : GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI PADA


PUSKESMAS KARANG JAYA KABUPATEN MUSI RAWAS
UTARA MARET - MEI TAHUN 2020.

Karang Jaya, Juli 2020

Mengetahui dan Menyetujui;

Pendamping

dr. Ghinda Chitra Puspita

2
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah–Nyalah penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka memenuhi
persyaratan dalam program Internsip di Musi Rawas Utara mengenai “ Gambaran
Angka Kejadia Hipertensi di Puskesmas Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara
Maret-Mei 2020”.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Roby Wijayanto sebagai Kepala
Puskesmas, serta dr. Ghinda Chitra Puspita sebagai dokter pembimbing dalam
pembuatan Mini Project ini. Dan tidak lupa kami ucapakan ribuan terima kasih kepada
dokter-dokter yang ada di Puskesmas Karang Jaya serta seluruh stafmya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Project ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat.

Musi Rawas Utara , Juli 2020

3
DAFTAR ISI

COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
BERITA ACARA iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8


2.1 Gambaran Umum PKM Karang Jaya 8
2.2 Definisi Hipertensi 10
2.3 Etiologi Hipertensi 10
2.4 Faktor Risiko Hipertensi 10
2.5 Klasifikasi Hipertensi 13
2.6 Gejala Klinis Hipertensi 13
2.7 Diagnosis Hipertensi 13
2.8 Komplikasi Hipertensi 14
2.9 Penanganan Hipertensi 14

BAB III METODE 19


3.1 Rancangan Mini Project 19
3.2 Waktu dan Tempat Mini Project 19
3.3 Populasi Mini Project 19
3.4 Subjek Mini Project 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Penyakit ini disebut


juga dengan the silent killer karena sering dijumpai tanpa gejala dan baru disadari
bila telah menyebabkan gangguan organ.

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi di masyarakat


dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi. Hipertensi masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan
berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya stroke
(perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.

Menurut Marliani hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan sistolik di


atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Penyakit ini sering
ditandai dengan pusing, sering terasa kaku pada leher belakang, gangguan
penglihatan, sulit berkonsentrasi, sulit tidur dan sering gelisah, namun bisa tanpa
gejala. Terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor
yang tidak bisa diperbaiki seperti genetik, usia, jenis kelamin, dan faktor yang bisa
diperbaiki seperti kelebihan garam, kolesterol, obesitas, stres, merokok, kafein,
kurang gerak, alkohol.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
Pembangunan  kesehatan  suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan Puskesmas
sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu.Untuk mewujudkan pelaksanaan

5
fungsi dan program kegiatan puskesmas, maka telah dilengkapi dengan sistem
menejemen seperti , Mini lokakarya, SP2TP, Monitoring bulanan,laporan bulanan,
laporan triwulan, laporan tahunan dan hal yang menunjang pelaksaanannya.
Profil UPT Puskesmas Karang jaya adalah gambaran situasi kesehatan di
UPT Puskesmas Karang jaya yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini
memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan,
upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan
data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data
kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data
dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan
grafik. Penerbitan profil UPT Puskesmas Karang jaya tahun 2019

Tingginya kejadian hipertensi dimasyarakat dan bahaya dari komplikasi


yang dapat ditimbulkan akibat hipertensi oleh karena itu Penulis ingin meneliti “
Gambaran Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Karang Jaya Kabupaten Musi
Rawas Utara Maret-Mei 2020 ”

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang
penulis ambil adalah “ Gambaran Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara Maret-Mei 2020 ” ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada mini project ini, meliputi :
1. Mengetahui angka kejadian penderita hipertensi di Puskesmas Muntok bulan
Maret – Mei 2020.
2. Meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas
Karang Jaya tentang hipetensi.
3. Melakukan penyuluhan sebagai bentuk pencegahan dan pengontrol tekanan
darah hingga tidak sampai terjadinya komplikasi.

6
1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian di lapangan sekaligus mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang terlah
di proleh terutama mengenai hipertensi.
2. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan penderita hipertensi tentang diabetes mellitus di wilayah
kerja Puskesmas Muntok, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan
agar tidak menderita komplikasi penyakit hipertensi.

3. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan
mengenai angka kejadian hipertensi sehingga menjadi bahan evaluasi untuk
meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah
hipertensi melalui perilaku hidup sehat.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum PKM Karang Jaya

2.1.1 Lokasi Puskesmas


UPT Puskesmas Karang Jaya merupakan satu-satunya puskesmas
yang ada di Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara dan
merupakan pintu gerbang sisi sebelah selatan yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Musi Rawas. Lokasi UPT Puskesmas Karang Jaya
berada Jalan Raya Lubuk linggau-Sarolangun yang merupakan Jalur Lintas
Sumatera. Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat.
Jalan utama desa sebagian besar sudah beraspal dan mudah dijangkau
dengan sarana transportasi. Tetapi masih ada akses jalan dalam satu desa
masih banyak yang belum beraspal dan masih sulit dijangkau, hal ini akibat
kondisi jalan yang menanjak, berliku, sempit dan sebagian besar jalannya
masih berupa jalan batu kerikil lepas.

2.1.2 Luas Wilayah


Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Karang Jaya sekitar
140.803.48 Ha (1.543 Km²) yang terdiri dari 14 Desa dan 1 Kelurahan
dengan jumlah penduduk per tahun 2019 sebanyak 29.878 jiwa yang terdiri
dari laki-laki 14.725 jiwa dan perempuan 15.153 jiwa. Jumlah kelahiran
hidup 556 bayi. Puskesmas Karang Jaya terletak di Kelurahan Karang
Jaya kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara. Jarak antara
Puskesmas Karang Jaya dengan Muara Rupit kurang lebih 30 km, dengan
waktu tempuh kurang lebih 30 menit perjalanan dapat di tempuh dengan
kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.

2.1.3 Batas Wilayah


Wilayah kerja UPT Puskesmas Karang Jaya sebagian besar
merupakan daerah rendah dan sebagian kecil merupakan dataran tinggi.
Adapun batas-batas wilayah UPT Puskesmas Karang Jaya adalah sebagai
berikut:

8
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kecamatan Rupit

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kecamatan BKL Ulu


Terawas

3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kecamatan Megang Sakti

4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah provinsi Bengkulu.

2.1.4 Demografi
Jumlah penduduk di wilayah UPT Puskesmas Karang Jaya Tahun 2019 sebesar
29.878 jiwa dengan angka kepadatan penduduk rata-rata 544/km2. Dimana jumlah
penduduk laki-laki 14.725 jiwa dan perempuan 15.153 jiwa. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel di bawah ini :

Jumlah penduduk

NO Desa/kel
Laki laki perempuan Jumlah
1. Embacang lama 604 616 1.220
2. Embacang baru 981 1,026 2.007
3. Embacang baru ilir 742 706 1.448
4. Muara tiku 1.195 1.202 2.397
5. Karang jaya 1.871 2.171 4.042
6. Terusan 1.069 1.359 2.428
7 Suka menang 1.125 1.325 2.450
8 Muara batang empu 532 551 1.083
9 Sukaraja 1.059 1.025 2.084
10 Bukit ulu 435 423 858
11 Rantau telang 574 562 1.236
12 Tanjung agung 1.714 1.500 3.214
13 Lubuk kumbung 721 634 1.355
14 Rantau jaya 1.088 1.022 2.110
15 Bukit langkap 1.015 1.031 2.046
TOTAL 14725 15153 29.878

9
2.2 Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana


tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg dengan
dua kali pengukuran. Menurut Wiryowidagdo bahwa hipertensi merupakan suatu
keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan
di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus.

2.3 Etiologi Hipertensi Berdasarkan Klasifikasi


Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu:
a. Hipertensi esensial (primer).
Hipertensi esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan
merupakan tipe yang hampir sering terjadi yaitu sekitar 95% dari kasus terjadinya
hipertensi. Hipertensi esensial disebabkan multi faktor yaitu genetik di sertai faktor
gaya hidup yang kurang baik seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
Onset hipertensi esensial biasanya muncul pada pasien yang berusia antara 25-55
tahun, sedangkan usia dibawah 20 tahun jarang ditemukan. .
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit
jantung, penyakit ginjal, penggunaan estrogen, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu (siklosporin dan OAINS / Obat
Anti Inflamasi Nonsteroid). Hipertensi sekunder berkisar 5% dari kasus hipertensi.

2.4 Faktor Risiko Hipertensi


Dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu :
1. Faktor risiko yang tidak dapat diperbaiki
a. Genetik
Jika satu atau dua orang dari orang tua atau saudara kandung yang menderita
hipertensi, maka peluang untuk menderita hipertensi makin besar. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% dari kasus hipertensi esensial dalam keluarga
mempunyai dasar genetik.
b. Usia
Walaupun penuaan tidak selalu memicu hipertensi, tetapi tekanan darah tinggi

10
biasanya terjadi pada usia lebih tua. Pada usia antara 30 dan 65 tahun, tekanan
sistolik meningkat rata-rata sebanyak 20 mmHg dan terus meningkat setelah usia
70 tahun. Peningkatan resiko yang berkaitan dengan faktor usia ini sebagian besar
menjelaskan tentang hipertensi sistolik terisolasi dan dihubungakn dengan
peningkatan resistensi vaskular perifer dalam arteri.
c. Jenis kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan,
sedangkan perempuan sering mengalami hipertensi setelah menopause. Tekanan
darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah usia
55 tahun, wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah
satu penyebab terjadinya pola tersebut adalah perbedaan hormon kedua jenis
kelamin.

2. Faktor resiko yang dapat diperbaiki


a. Merokok
Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000 bahan kimia,
diantaranya nikotin, tar, karbon monoksida, dan hidrogen sianida. Nikotin
mendorong terjadinya adhesi platelet yang di asosiasikan dengan penyakit
kardiovaskuler dan hipertensi. Nikotin merupakan bahan yang mempunyai aktivitas
biologis yang potensial yang akan meningkatkankan epinefrin dalam darah,
meningkatkan tekanan darah, menambah denyut jantung dan menginduksi
vasokonstriksi perifer.
b. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Kelebihan berat badan dan hipertensi sering berjalan
beriringan, karena tambahan beberapa kilogram membuat jantung bekerja lebih
keras. .
c. Kolesterol
Dalam kondisi normal kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati
dan sangat penting untuk fungsi tubuh. Namun jika seseorang memiliki terlalu
banyak kolesterol dalam aliran darah, kelebihannya dapat disimpan dalam
pembuluh darah. Kolesterol yang berlebihan tersebut akan menempel dan
menumpuk di pembuluh darah, yang pada akhirnya akan menyebabkan diameter
pembuluh darah semakin menyempit, sehingga aliran darah yang melewatinya akan

11
menjadi lebih deras.
d. Kurang Olahraga
Olahraga adalah menurunkan berat badan, meningkatkan level HDL (High-
Density Lipoprotein), dan menurunkan trigliserida (lemak dari makanan yang
menjadi bagian dari sirkulasi darah dalam aliran darah). Olahraga lebih banyak
dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olahraga isotonik (seperti
bersepeda, jogging, aerobik, berenang) yang teratur dapat memperlancar peredaran
darah sehingga menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dapat digunakan untuk
mengurangi atau mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam kedalam tubuh
(tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Orang yang sering
duduk secara signifikan lebih mungkin mengalami hipertensi dan serangan jantung.
e. Kelebihan Garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam natrium. Salah satu sumber utama
garam natrium adalah garam dapur. Fungsi garam dalam kadar normal adalah
sangat penting sebagai ion-ion penjaga kestabilan (normal tubuh manusia
mengkonsumsi tidak lebih dari 2400 mg perhari) garam tersebut dapat
menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak air sehingga volume cairan darah akan
meningkat tanpa diserta penambahan ruang pada pembuluh darah, yang akibatnya
akan menambah tekanan darah dalam pembuluh darah..
f. Kafein
Kafein terdapat pada kopi, teh, cokelat dan koka yang berpengaruh terhadap
perangsangan otot jantung, Kafein mempunyai sifat antagonis endogenus adenosin,
sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan resistensi pembuluh
darah tepi. Namun dosis yang digunakan dapat mempengaruhi efek peningkatan
tekanan darah. Kebanyakan penelitian tidak menunjukkan indikasi yang jelas
bahwa asupan kafein dalam jumlah normal (<100 mg/hari) menyebabkan
hipertensi.
g. Penggunaan alkohol
Minum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam sehari
merupakan faktor penyebab 7% kasus hipertensi.Mengkonsumsi berlebihan. Intake
alkohol atau etanol dalam jumlah 30-75 ml meningkatkan denyut jantung dan
cardiac output. Dimana terjadi perubahan tahanan pada pembuluh darah perifer
karena dipengaruhi oleh alkohol.
h. Stres

12
Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis yang akan
memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Oleh karena
itu, bagi mereka yang sudah memiliki riwayat sejarah kesehatan penderita
hipertensi, disarankan untuk berlatih mengendalikan stres dalam hidupnya.

2. 5 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut The Sevent :

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7.

2.6 Gejala Hipertensi


Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang tidak menunjukkan gejala,
tampak sehat selama bertahun-tahun. Ada beberapa gejala hipertensi, yaitu kepala
pusing, mudah marah, sulit tidur, gelisah, sesak nafas, sering kaku di leher
belakang, gangguan penglihatan dan sulit konsentrasi.
Nyeri kepala suboksipital berpulsasi, yang khas terjadi pada penderita hipertensi
yang terjadi pada pagi hari dan berkurang ketika siang hari .

2.7 Diagnosis Hipertensi


Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk bersandar atau berbaring, setelah
beristirahat selama 5 menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan
sebagai hipertensi, tetapi diagnosis ini tidak dapat ditegakkan berdasarkan satu kali
pengukuran.
Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi maka tekanan darah
diukur kembali sebanyak dua kali atau lebih dengan jarak dua menit untuk
meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya
tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya
hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ
utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak, dan ginjal.
2. 7. 1 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
Pemeriksaan penunjang yang dipakai antara lain:

13
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Foto dada dan CT scan.
f. MRI dan Angiografi

2.8 Komplikasi Hipertensi


1. Penyakit kardiovaskuler hipertensif
Komplikasi jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada hipertensi esensial. Bukti elektrokardiografi tentang adanya
hipertropi ventrikel kiri ditemukan pada 2-15% pasien hipertensi kronik.
hipertropi ventrikel kiri dapat menyebabkan atau mempermudah berbagai macam
komplikasi jantung akibat hipertensi, termasuk gagal jantung kongestif, aritmia
ventrikel, iskemi miokard dan meninggal mendadak.
2. Penyakit cerebrovaskuler hipertensif dan demensia
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, terutama perdarahan
intraserebral dan infark serebral iskemik.
3. Penyakit renal hipertensif
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, dan merupakan penyebab
umum dari insufisiensi renal.

2.9 Penanganan Hipertensi

1. Nonfarmakologi:
Perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah dan
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular adalah:
a. Mengurangi kelebihan berat badan
b. Berhenti merokok
c. Membatasi konsumsi alkohol
d. Melakukan aktivitas fisik (olahraga)
Seperti jalan kaki, joging, senam dengan faktor kesulitan yang kecil,
olahraga yang bersifat rekreatif. Sebaiknya aerobik dilakukan 30-45 menit per

14
hari setiap hari.
e. Mengurangi konsumsi kolesterol
Kurangi makan makanan yang mengandung gula murni, daging, ayam,
kuning telur, dan sarden. Serta hindari makan makanan seafood, otak, jeroan,
lemak hewani, mentega. Makanan yang dianjurkan seperti sayuran, buah,
minyak nabati (kecuali minyak kelapa), putih telur, ikan, kacang-kacangan.
f. Istirahat yang cukup dan tidak sres
Istirahat dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke
otak. Oleh karena tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres,
maka hindari kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan stres.
Pilihan untuk mengurangi stres seperti rekreasi ke tempat-tempat yang sejuk,
rindang, alam bebas dan daerah yang berbeda dengan kegiatan sehari-hari.
g. modifikasi diet atau pengaturan diet
1. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menurunkan retensi garam atau
air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
Jenis diet rendah garam
a. Diet rendah garam I (200-400mg Na)
✔ Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi berat.
✔ Tidak ditambah garam dapur.
✔ Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.

b. Diet rendah garam II (600-800 mgNa)


✔ Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi tidak terlalu berat.
✔ Boleh menggunakan ½ sdt garam dapur.
✔ Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.

c. Diet rendah garam III (1000-1200mgNa)


✔ Untuk pasien dengan edema, hipertensi ringan.
✔ Boleh menggunakan 1 sdt (4gr) garam dapur.

2. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas


Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigkiserida

15
dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari dan
dari hasil sintesis dari hati. Kolesterol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih
banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolesterol dapat
terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25-50% dari setiap
makanan.
3. Diet tinggi serat
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, terdiri dari dua
jenis yaitu serat kasar yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan,
sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat seperti kentang,
beras, singkong dan kacang hijau.
4. Diet rendah kalori bila kelebihan berat badan
Diet rendah kalori dianjurkan untuk orang yang kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan atau obesitas akan beresiko tinggi terkena hipertensi.
Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi.

2. Farmakologi
Hampir 20 penelitian yang dilakukan secara acak menunjukkan bahwa
terapi obat pada pasien dengan hipertensi derajat II dan III secara konsisten
mengurangi insiden stroke sebesar 30-50%, gagal jantung kongestif
sebesar40-50%. Beberapa penelitian pada orang lebih tua dengan hipertensi
sistolik telah dipastikan bahwa terapi antihipertensi mencegah infark miokard
fatal dan non fatal serta keseluruhan mortalitas kardiovaskular.
Ada beberapa keadaan yang mungkin langsung diberi obat antihipertensi,
yakni:
- Tekanan darah lebih dari 180/1 mmHg.
- Tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg yang menetap selama kurun waktu
tertentu.
- Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih
keadaan berikut :
a. Diabetes
b. Kerusakan organ target, misalnya jantung, ginjal, atau stroke.

c. Risiko penyakit kardiovaskular dalam tahun lebih dari 20%.

16
Namun demikian, jika tekanan darah hanya sedikit meningkat (kurang
dari 140/90 mmHg), obat antihipertensi diberikan hanya bila perubahan gaya
hidup tidak cukup menurunkan tekanan darah.

Obat-obatan yang biasa diberikan:


a. Diuretik tiazid
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume
cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan hilangnya kalium melalui air kemih
sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik
sangat afektif pada lanjut usia, kegemukan, penderita gagal jantung dan penyakit
ginjal menahun.

b. Penghambat adrenergik
merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker, dan
alfa-beta-blocker labetolol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf
simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap
stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker,yang efektif diberikan
kepada :
✔ penderita yang pernah mengalami serangan jantung
✔ penderita dengan denyut jantung yang cepat
✔ angina pectoris
✔ sakit kepala migren

c. Angiotensin converting enzim inhibitor (ACE-Inhibitor)


Menurunkan tekanan darah dengan memblokade produksi hormon angiotensin
II yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Dengan demikian, obat ini dapat
memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah.
Obat ini efektif diberikan kepada:
✔ Penderita gagal jantung
✔ Penderita denga protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik.

17
✔ Pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat lain.

d. Angiotensin-II-blocker menyebabkan penurunan tekanan darah


Dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

e. Antagonis kalsium
Obat ini dapat menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang berbeda. Obat ini sangat efektif diberikan kepada lanjut usia,
penderita angina pektoris, denyut jantung yang cepat, sakit kepala migren.

f. Vasodilator
Obat ini dapat langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat
antihipertensi lainnya.

g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)


memerlukan beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan
sebagian besar diberikan secara intravena, yaitu:
✔ Diazoxide
✔ Nitroprusside
✔ Nitroglycerin
✔ Labetolol
✔ Nifedipine
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan
bisa diberikan peroral, tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi sehingga
pemberiannya harus diawasi secara ketat.
Tabel: 2.2 Golongan obat Antihipertensi

18
BAB III
METODE MINI PROJECT

3.1. Rancangan Mini Project


Mini project ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui data rekam medis
fisik di Puskesmas, serta melakukan wawancara kepada responden Penderita hipertensi
di Poliklinik Umum Puskesmas Karang Jaya.

3.2 Waktu dan Tempat Mini Project


Mini project ini dilaksanakan pada bulan Maret -Mei di Poli klinik Umum
Puskesmas Kaarang Jaya.

3.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah seluruh penderita hipertensi yang datang ke Poli
klinik Umum Puskesmas Karang Jaya yang dilihat dari rekamedik.

3.4 Subjek Mini Project

Subjek mini project diambil dari masyarakat penderita hipertensi yang berobat ke
Puskesmas Karang Jaya.

19
BAB IV

4.1 HASIL MINI PROJECT


Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total pasien yang
menderita hipertensi dari bulan Maret - Mei 2020.

Tabel 4.1 Data Penderita Hipertensi Berdasarkan Usia

25-40 41-55 56-70 >70 JUMLAH TOTAL


BULAN
LK PR LK PR LK PR L PR LK PR
K

6 9 24 25 45 1 10 132
MARET 0 47 85
3
1 6 7 30 23 29 1 12 138
APRIL 41 77
0
0 9 8 39 33 51 15 11 166
MEI 52
4

Berdasarkan tabel data diatas didapatkan penderita hipertensi bulan februari


berjumlah 132 orang yang terdiri dari laki-laki 47 orang dan perempuan 85 orang, Pada
bulan maret penderita hipertensi sebnyak 138 yang terdiri dari 41 orang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan 77 orang, sedangkan pada bulan april jumlah
penderita hipertensi meningkat sebanyak 166 orang yang terdiri dari berjenis kelamin
laki-laki 52 orang dan perempuan 144 orang.

Grafik 4.1 Jumlah Penderita Hipertensi di Puskesmas Karang Jaya

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Angka kejadian penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Karang Jaya
masih sangat tinggi. Dapat dilihat dari bulan kebulannya penderita hipertensi
cenderung meningkat yaitu pada bulan maret berjumlah 132, bulan maret
berjumlah 138, dan pada bulan Mei terus meningkat menjadi 166 orang. Oleh
karena itu, diperlukan adanya promosi kesehatan sebagai upaya pengontrolan
dan pencegahan terhadap komplikasi dari hipertensi.

5.2 Saran
Di wilayah sekitar Puskesmas Karang Jaya perlu ditingkatkan promosi kesehatan
terutama sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder dalam masyarakat
terhadap penyakit hipertensi dan Petugas kesehatan diharapkan mampu
memahami pilar dasar mengenai hipertensi pada saat melakukan upaya promotif,
preventif dan kuratif.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam Vol.2. Ed.V. Jakarta Pusat: Interna
Publising. 2009: 1079

2. Boedhi-Darmojo. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.


Medika. 2001;7:442-448

3. Casey Eggie. & Benson Herbert. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer. 2006:18-23

4. . Tierney LM, et.all. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Jakarta:
Salemba Medika. 2007:381-393

5. Mahdiana Ratna. Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yoyakarta: Tora Book.
2010:153-158

6. Irianti, Djoko Pekik. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.


Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET.2007;9:73-74

7. Palmer Anna dan Williams Bryan.Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2007:78

8. Almatsier Sunita. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2004;9:64-


150

22

Anda mungkin juga menyukai