Anda di halaman 1dari 40

HALAMAN JUDUL

MINI PROJECT

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN


IMPLEMENTASINYA DI PUSKESMAS UNIT 1 SUMBAWA

Oleh :
dr. Ria Septi Harmia

Pendamping :
dr. Lita Feradila Rosa

KOMITE DOKTER DOKTER INTERNSIP INDONESIA


PUSKESMAS UNIT I SUMBAWA
LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN IMPLEMENTASINYA


DI PUSKESMAS UNIT I SUMBAWA

Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka


memenuhi tugas internsip di Puskesmas

Sumbawa, November 2020

Dokter Pendamping Internsip

dr. Lita Feradila Rosa

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah–
Nyalah penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka memenuhi persyaratan
dalam program Internsip di Kabupaten Sumbawa mengenai “gambaran pengetahuan tentang
hipertensi dan implementasinya di Puskesmas Unit I Sumbawa”.

Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat teratasi..

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Project ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan membantu teman sejawat.

Sumbawa November 2020

DAFTAR ISI DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................................................1
1.2 pernyataan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Konsep Pengetahuan........................................................................................................3
2.2 Konsep Hipertensi............................................................................................................4
BAB III METODE...................................................................................................................15
3.1 Rancangan Mini Project.................................................................................................15
3.2 Lokasi dan Waktu Mini Project......................................................................................15
3.3 Populasi Mini Project.....................................................................................................15
3.4 Subyek Mini Project.......................................................................................................15
BAB IV HASIL........................................................................................................................16
4.1 Profil Komunitas Umum................................................................................................16
4.2 Data Geografis................................................................................................................16
4.3 Demografi.......................................................................................................................17
4.4 Sarana Kesehatan............................................................................................................17
4.5 Sarana Pendukung..........................................................................................................17
4.6 Sumber Daya Kesehatan yang Ada di Puskesmas Unit I Sumbawa..............................18
4.7 Jenis Pelayanan di Puskesmas Unit I Sumbawa……………………………………….19

4.8 Data Kesehatan Masyarakat……………………………………………………………20

BAB V DISKUSI.....................................................................................................................22
5.1 Karakteristik Responden................................................................................................22
5.2 Data Hasil Penelitian......................................................................................................23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................25
6.1 Kesimpulan.....................................................................................................................25
6.2 Saran...............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
Lampiran 1 Lembar persetujuan Sebagai Responden..............................................................27
Lampiran 2 kuesioner Penelitian..............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian
karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara
berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar
26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan
meningkat menjadi 29,2%.(1)
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi peningkatan. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar 21% menjadi 26,4% dan
27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan meningkat lagi menjadi 37%
pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025. Menurut data Kementrian Kesehatan
RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat
menjadi 34,1% tahun 2010. Data Dinas Kesehatan kota Semarang tahun 2009
menyebutkan prevalensi hipertensi sebesar 12,85 % dengan jumlah kasus sebanyak 2063.
(1)

Black dan Hawks menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kejadian hipertensi. Faktor risiko tersebut diklasifikasikan menjadi factor risiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah. Factor risiko yang dapat diubah yaotu olahraga,
stress, obesitas, kebiasaan merokok, pola makan, konsumsi alkohol, konsumsi kalium,
konsumsi lemak dan kafein. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu
riwayat keluarga, genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.(2)
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang
mengidap Hipertensi. Semua orang yang mengidap Hipertensi hanya satu pertiganya yang
mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat medikasi
hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
Berdasarkan hasil laporan kunjungan Puskesmas Unit I sumbawa, tercatat
hipertensi sebagai penyakit terbanyak ketiga selama tahun 2019. Apabila ditinjau
berdasarkan rekam medis pasien, sebagian besar penderita diketahui memiliki beberapa
faktor risiko dan tidak
rutin kontrol dan kosumsi obat.(3)

1.2 Pernyataan Masalah


Bagaimanakah gambaran pengetahuan penderita Hipertensi di Puskesmas unit I
Sumbawa tentang penyakit Hipertensi sebelum diberikan penjelasan mengenai penyakit
Hipertensi dan bagaimana implementasi pengetahuan pada pola hidup setelah diberikan
penjelasan tentang hipertensi

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang gejala Hipertensi
serta implementasi terhadap pola hidupnya setelah pemberian informasi
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Hipertensi
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya komplikasi penyakit
Hipertensi
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rajin kontrol dan berobat apabila
menderita Hipertensi

1.4 Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat tentang penyakit Hipertensi dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
2. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi Puskesmas untuk meningkatkan
CDR di Wilayah kerja puskesmas Unit I Sumbawa.
3. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai prasyarat yang harus dipenuhi dalam tugas internsip di
puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan


1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca  indera
manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,  rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo
2003).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal. (4)
Tingkat Pengetahuan
Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy)
pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada
manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6 kategori
yaitu(4)
 Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.
 Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
 Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke
dalam situasi yang baru.
 Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba
memahami struktur informasi.
 Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk
menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya.
 Evaluasi (evaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria  yang
ada biasanya pertanyaan memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.
2.2 Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah secara menetap ≥ 140/90 mmHg (Dharmeizar, 2012).
Menurut JNC VII (2006), terdapat empat kategori tekanan darah, normal, prehipertensi,
hipertensi tahap I dan hipertensi tahap II.(5)
Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di mana
tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.
 Hipertensi adalah faktor penyebab  utama kematian karena stroke dan factor yang
memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan
yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan  gangguan asimptomatik yang
sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada
orang dewasa  dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua
kunjungan berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi  atau bila tekanan darah multiple
sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari
140mmHg.(5)

2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Eigth Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC8) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok prehipertensi, hipertensi derajat 1
dan derajat 2 seperti yang terlihat pada gambar dibawah.(6)

Gambar 2.1 Klasifikasi hipertensi

3. Penyebab Penyakit Hipertensi


Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
kebanyakan pasien etiologi patofisiologinya tidak diketahui (essensial atau hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. kelompok
lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab khusus, dikenal sebagai
hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen.
Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentiikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini
dapat disembuhkan secara potensial.(6)
a. Hipertensi Primer (Essensial)
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti
genetik, lingkungan, hiperaktivasi susunan saraf simpatis, sistem reninangiotensin,
efek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Cl intraseluler, dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat diketahui penyebab spesifiknya, dan digolongkan
dalam 4 kategori :
a. Hipertensi Kardiovaskuler biasanya berkaitan dengan peningkata kronik resistensi
perifer total yang disebabkan oleh ateroslerosis.
b. Hipertensi renal (ginjal) dapat terjadi akibat dua defek ginjal : oklusi parsial arteri
renalis atau penyakit jaringan ginjal itu sendiri.
1). Lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen arteri renalis atau kompresi
eksternal pembuluh oleh suatu tumor dapat mengurangi aliran darah ke ginjal.
Ginjal berespons dengan mengaktifkan jalur hormonal yang melibatkan
angiotensin II. Jalur ini meningkatkan retensi garam dan air selama
pembentukan urin, sehingga volume darah meningkat untuk mengkompensasi
penurunan aliran darah ginjal. Ingatlah bahwa angiotensin II juga merupakan
vasokontriktor kuat. Walaupun kedua efek tersebut (peningkatan volume darah
dan vasokontriksi akibat angiotensin) merupakan mekanisme kompensasi untuk
memperbaiki aliran darah ke arteri renalis yang menyempit, keduanya juga
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri keseluruhan.
2). Hipertensi renal juga terjadi jika ginjal sakit dan tidak mampu mengeleminasi
beban garam normal. Terjadi retensi garam yang menginduksi retensi air,
sehingga volume plasma bertambah dan timbul hipertensi.
c. Hipertensi endokrin terjadi akibat sedikitnya dua gangguan endokrin dan sindrom
cronn
1). Feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal yang mengeluarkan
epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah yang berlebihan. Peningkatan
abnormal kadar kedua hormon ini mencetuskan peningkatan curah jantung dan
vasokontriksi umum, keduanya menimbulkan hipertensi yang khas untuk
penyakit ini.
2). Sindrom conn berkaitan dengan peningkatan pembentukan oleh korteks adrenal.
Hormon ini adalah bagian dari jalur hormonal yang menyebabkan retensi garam
dan air oleh ginjal. beban garam dan air yang berlebihan di dalam tubuh akibat
peningkatan kadar aldosteron menyebabkan tekanan darah meningkat.
d. Hipertensi neurogenik terjadi akibat lesi saraf
1). Masalahnya mungkin adalah kesalahan kontrol tekanan darah akibat defek di
pusat kontrol kardiovaskuler atau di baroreseptor.
2). Hipertensi neurogenik juga dapat terjadi sebagai respon kompensasi terhadap
penurunan aliran darah otak. Sebagai respon terhadap ganguan ini, muncullah
suatu refleks yang meningkatkan tekanan darah sebagai usaha untuk
mengalirkan darah kaya oksigen ke jaringan otak secara adekuat (Sherwood,
2001).

4. Gejala Penyakit Hipertensi


Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan gejala sampai
bertahun-tahun. Oleh karena itulah hipertensi dikenal sebagai silent killer. Pada
pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi
dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat akan mengalami edema pupil.
Corwin, (2000), menyebutkan bahwa sebahagian besar gejala klinis timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun (Rohaendi, 2008) : a. Nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial b.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. c. Ayunan langkah yang tidak
mantap akibat susunan saraf pusat telah rusak d. Nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerolus e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler Gejala lainnya yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluarnya darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain.(7)

5. Patosifisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimetermerkuri(mmHg). Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi
jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor
yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya
hipertensi, faktor-faktor tersebut adalah.(7)
Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi
diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respon terhadap stress psikososial,
produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor, asupan natrium
(garam) berlebihan, tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium, meningkatnya sekresi
renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron,
defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrogen oksida (NO), dan peptide natriuretik,
abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di
ginjal, diabetes mellitus,resistensi insulin, obesitas, perubahan reseptor adrenergik yang
mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular,
dan berubahnya transpor ion dalam sel.

6. Penatalaksaan
a. Terapi Non Farmakologis
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan
perubahan gaya hidup Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien
dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan
darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi (Anonima,
2006).
Pengobatan non-farmakologik yang utama terhadap hipertensi adalah
pembatasan garam dalam makanan, pengawasan berat badan, dan membatasi
minuman alkohol. Intervensi terhadap faktor di atas dapat digunakan sendirisendiri
atau dalam kombinasi. Pengobatan ini mungkin benar-benar berguna bila tekanan
darah diastolik antara 90-95 pada penderita dengan usia < 50 tahun yang tidak
mempunyai faktor-faktor resiko kardiovaskuler lainnya seperti: hiperkolesterolemia,
diabetes mellitus, laki-laki, kulit hitam, riwayat keluarga, atau bukti-bukti adanya
kerusakan organ target. Pengobatan non farmakologis diberikan sebagai tambahan
pada penderita-penderita yang mendapat terapi dengan obat-obat.(8)
1. Pembatasan Garam Dalam Makanan Pada beberapa orang dengan hipertensi ada
yang peka terhadap garam ( salt-sensitive ) dan ada yang resisten terhadap garam.
Penderita – penderita yang peka terhadap garam cenderung menahan natrium,
barat badan bertambah dan menimbulkan hipertensi pada diet yang tinggi garam.
Sebaliknya, penderita yang resisten terhadap garam cenderung tidak ada
perubahan dalam berat badan atau tekanan darah pada diet garam rendah atau
tinggi. Reaksi terhadap garam ini menerangkan mengapa beberapa orang yang
mempunyai panurunan tekanan darah yang tidak sesuai pembatasan garam dalam
makanan, sedang pada orang lain tekanan darah tetap tidak berubah. Dari
penelitian diketahui bahwa diet yang mengandung 1600-2300 mg natrium/ hari,
dapat menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 9-15 mmHg dan
tekanan diastolik sebesar 7-16 mmHg. Pembatasan garam sekitar 2000 mg
natrium/ hari dianjurkan untuk pengelolaan diet pada kebanyakan penderita
hipertensi.
2. Mengurangi Berat Badan
Insiden hipertensi meningkat 54 sampai 142 % pada penderita-penderita yang
gemuk. Penerunun berat badan dalam waktu yang pendek dalam jumlah yang
cukup besar biasanya disertai dengan penurunan tekanan darah. Beberapa peneliti
menghitung rata-rata penurunan tekanan darah sebesar 20,7 sampai 12,7 mmHg
dapat mencapai penurunan berat badan rata-rata sebesar 11,7 Kg. terdadapat
hubungan yang erat antara perubahan berat badan dan perubahan tekanan darah
dengan ramalan tekanan darah sebesar 25/15 mmHg setiap kilogram penurunan
berat badan.
3. Pembatasan Alkohol
Orang-orang yang minum 3 atau lebih minuman alkohol per hari mempunyai
tingkat tekanan darah yang tinggi. Sekarang diperkirakan bahwa hipertensi yang
berhubungan dengan alkohol mungkin merupakan salah satu penyebab sekunder
paling banyak dari hipertensi, kira-kira sebanayak 5-12% dari kasus mengurangi
minum alkohol dapat menurunkan tekanan darah ( Tagor, 1996).
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti
rasionalitas intervensi diet (Anonima , 2006):
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan
berat badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor
dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe
2.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan
pembatasan natrium.
b. Terapi Farmakologis

Gambar 2.2 Algoritma Penatalaksanaan Hipertensi


Berdasarkan JNC 8, penatalaksanaan hipertensi dibedakan secara umum yaitu
berdasarkan ada atau tidak adanya penyakit penyerta yaitu diabetes dan gagal ginjal
kronis. Untuk pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta dibedakan berdasarkan usia
(>60 tahun atau <60 tahun) dan ras kulit hitam atau non kulit hitam.
Tahap awal terapi diawali dengan lifestyle modification dan dilanjutkan dengan
obat-obatan sesuai kondisi pasien. Terapi awal yang diberikan adalah monoterapi,
apabila tidak ada respon baik maka diberikan terapi kombinasi 2/ lebih obat.

Gambar 2.3. Obat Antihipertensi

Terapi farmakologi terdapat 6 golongan yaitu Diuretik (Furosemide,


Hidroclorothiazide), Angiotensin Converting Enzime Inhibitor/ACEInhibitor (Captopril),
Beta bloker (Bisoprolol, propranolol), Calcium Chanel Blocker (verapamil), Vasodilator
(terazosin, hydralazine), dan Centrally-acting Agents (clonidine, methyldopa).(8)

Tabel 2.1. Efek samping Obat Anti Hipertensi


Golongan obat Efek samping
Thiazide/diuretic menyerupai - Kadar kalium dalam darah rendah (dideteksi dengan
thiaziae misalnya aprinox pemeriksaan darah)
- Toleransi glukosa terganggu (kadar glukosa darah diatas
normal) terutama jika dikombinasi dengan beta blocker
(dideteksi pemeriksaan darah)
- Peningkatan kadar kolesterol LDL, trigliserida dan asam urat
(cek darah dan urine).
- Disfungsi ereksi (impotensi pada pria)
- Gout (radang pada persendian akibat peningkatan kadar
gula)
Alfa blocker - Inkontinensia
(misalnya cardura) - Rasa melayang pada saat berdiri
Beta-blocker - Kadar glukosa tidak terkontrol
- Latargi (lesu)
(misalnya cardicor)
- Gangguan memori dan kosentrasi
- Gejala penyakit arteri perifer memburuk, sirkulasi yang buruk
pada tungkai.
Inhibitor ACE - Batuk
- Fungsi ginjal memburuk
(misalnya capoten)
- Hipotensi (akut, penurunan tekanan darah tiba-tiba)
- Ruam
Blocker kenal kalsium golongan - Edema perifer (akumulasi cairan dan pembengkakan di mata
non-dihydropyridine misalnya kaki)
ticdiem - Pembesaran gusi dan konstipasi

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi bertujuan
menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari penyebab
hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium,
natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG.(8)
Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda,
kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah
dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5 menit
dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan) tensimeter
dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang terbaik.

Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat


dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal
jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,
gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan
(merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi
antihipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial lingkungan (keluarga,
pekerjaan ).

Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi
untuk mengetahui adanya retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising
carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (9)

8. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan
mata.Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada
kegagalan jantung.Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki, kelopak
mata, kelelahan dan sesak nafas.

Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai penyaring
racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan tubuh, penderita
yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang
mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari sebagai akibat tekanan
darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan atau gangguan
penglihatan.

Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran
kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah.Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang
intertisium diseluruh susunan saraf pusat.(9)

Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia.Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.(4)
Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior).Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut
disini sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. (4)

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi
bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari
penyebab Hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah,
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan
EKG.(9)

8. Diagnosis
Diagnosis Hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda,
kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan
darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5
menit dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan)
tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat Hipertensi dan lama menderitanya,
riwayat dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner,
gagal jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam
keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab Hipertensi, perubahan
aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan
efek samping terapi antiHipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial
lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan
funduskopi untuk mengetahui adanya retio Hipertensif, pemeriksaan leher untuk
mencari bising carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid.(10)

Komplikasi

Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi


seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan
mata.Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir
pada kegagalan jantung.Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki,
kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat Hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai
penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan
tubuh, penderita yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu
dengan biaya yang mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari
sebagai akibat tekanan darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan
atau gangguan penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran
kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah.Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada Hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang
intertisium diseluruh susunan saraf pusat.(10)
BAB III
METODE

3.1 Rancangan Mini Project


Kuesioner dibagikan pada penderita Hipertensi di Puskesmas Unit I Sumbawa
yang telah bersedia menjadi responden dalam mini project. Penderita diperiksa
tekanan darahnya kemudian diminta untuk mengisi kuesioner. Setelah itu, penderita
diberikan leaflet dan penjelasan tentang hipertensi dan bagaimana pola hidup yang
sehat untuk mendukung pengobatan hipertensi agar tekanan darah terkontrol.
Kemudian penderita diikuti selama 1 minggu untuk diamati perubahan pola hidupnya
yang terlihat dari datangnya penderita untuk kontrol rutin ke puskesmas dan tekanan
darah penderita. Implementasi pengetahuan responden diketahui melalui riwayat
kontrol yang tercatat pada rekam medis responden sebelum dan setelah diberikan
penjelasan tentang hipertensi.

3.2 Lokasi dan Waktu Mni Project


Mini project ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 di Puskesmas Unit I
Sumbawa.

3.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah masyarakat yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas unit I kecamatan sumbawa.

3.4 Subyek Mini Project


Subjek mini project diambil dari masyarakat yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas Unit I Sumbawa diambil secara acak yang datang untuk berobat yang
merupakan pasien lama. Subyek penelitian sebanyak 10 orang dengan hipertensi tanpa
penyakit penyerta.
BAB IV
HASIL

4.1 Profil Komunitas Umum


Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa merupakan puskesmas non rawat inap.
Puskesmas Unit I berada di wilayah administratif Kecamatan Sumbawa, tepatnya
terletak di kelurahan Seketeng
4.2 Data Geografis
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskesmas Unit 1 merupakan puskesmas rawat jalan
yang mempunyai wilayah kerja seluas 25,78 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan yaitu
kelurahan samapuin, barangbara, bugis, pekat dan seketeng.
Secara administrative wilayah kerja UPT Puskesmas Unit 1 kecamatan Sumbawa
terletak di kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan batas wilayah
sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kecamatan labuhan Badas


- Sebelah Selatan : Kecamatan Unter Iwis
- Sebelah Barat : Kecamatan Unter iwis
- Sebelah Timur : Kecamatan Moyo Hilir

Lab. Badas U

Bugis

Seketeng

Br Bara
Unter Iwes

Pekat
Moyo Hilir
Samapuin

Unter Iwes
Gambar 4.1 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Unit I sumbawa
4.3 Demografi

Tabel 4.1 Luas Wilayah,jumlah penduduk dan RW/RT Kecamatan Sumbawa

LUAS JUMLAH
NO KELURAHAN WILAYAH JUMLAH RT/ RW
(Km2) PENDUDUK

1 Seketeng 8.00 11.774 41/10

2 Bugis 2.00 7.881 38/11

3 Brangbara 2.40 7.144 23/7

4 Pekat 2.30 5.797 27/8

5 Samapuin 11.08 4.349 21/6

Total 25.78 37.041 150/42

4.4 Sarana Kesehatan


Puskesmas Unit I dibangun diatas tanah seluas 561 m² dengan luas
bangunan 510 m² berlantai dua yang dibangun tahun 1993 dengan rehab terakhir
tahun 2007.Puskesmas Unit I memiliki 1 Poskesdes( Perate) dengan luas tanah 126
m²,luas bangunan 70 m² yang dibangun tahun 2009 dan 1 Polindes (Raberas) dgn luas
tanah 175 m², luas bangunan 74 m² yang dibangun tahun 2000.
Pada wilayah Puskesmas Unit 1 mempunyai RS Swasta 1 yaitu RS PKU
Muhammadiyah, 4 klinik swasta dan RS Umum Propinsi.

4.5 Sarana Pendukung


Sarana pendukung yang dimiliki oleh puskesmas untuk memperlancar kegiatan
pelayanan adalah

- Kendaraan roda empat ( puskel) : 1 buah, kondisi baik

- Kendaraan roda dua : 4 buah


4.6 Sumber Daya Kesehatan yang Ada di Puskesmas Unit I Sumbawa
Tabel 4.2 Sumber Daya Kesehatan UPT Unit I sumbawa
N0

Jenis Jumlah PNS Honor/Kontrak Sukarela


Ketenagaan

1 Dokter Umum 1 1

2 Dokter gigi

3 Perawat 36 11 3 22

4 Bidan 35 15 21

5 Kesehatan 7 4 3
Masyarakat

6 Kesehatan 2 1 1
Lingkungan

7 Laboratorium 4 2 2
8 Gizi 3 2 1

9 Rekam medis 1 1

10 Kefarmasian 2 2

11 Administrasi 8 7 1

12 Pekarya

13 Pengemudi 1 1

14 Apoteker

15 Satpam 1 1

Total 102 46 9 47

4.7 Jenis pelayanan di Puskesmas Unit I Sumbawa


4.7.1 Unit Rawat Jalan :
 URJ Umum
 URJ. KIA
 URJ Gigi dan Mulut
 URJ. Lansia
 URJ. Anak
 URJ. Remaja
 URJ. Imunisasi
4.7.2 Unit Rawat Inap
 Kamar Bersalin
4.7.3 Unit Gawat Darurat (UGD 24 Jam)
4.7.4 Unit Penunjang Medis :
 Laboratorium Sederhana
 Apotik
 Gudang Farmasi
 Ambulance 24 Jam
4.7.5 Unit Penunjang Non Medis :
 Loket
 Logistik
4.7.6 Program Pokok :
 Promosi Kesehatan
 Kesejahteraan Ibu dan Anak
 Keluarga Berencana
 Upaya Perbaikan Gizi
 P2M
 Penyehatan Kesehatan Lingkungan
4.8 Data Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan data yang masuk ke Puskesmas Unit I kecamatan Sumbawa pada bulan
Januari-Agustus 2020, jumlah kasus Hipertensi dengan rincian seperti tabel berikut
ini:

Tabel 4.3 Jumlah Kasus Hipertensi di Puskesmas Unit I kecamatan Sumbawa

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH

1 ISPA 2832
2 HT 1398

3 DM TIPE II 885

CEDERA AKIBAT
4 778
JATUH

5 GASTRITIS 573

6 DISLIPIDEMIA 513
ARTRITIS
7 489
REUMATOID
DERMATITIS
8 343
KONTAK IRITAN
DERMATITIS
9 284
KONTAK ALERGI

10 DIARE 216

  JUMLAH 8.311
BAB V
DISKUSI

5.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin


JENIS KELAMIN RESPONDEN JUMLAH PERSEN (%)
Laki – laki 5 50%
Perempuan 5 50%
JUMLAH 10 100

Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 10 responden didapatkan 5 responden (50%)
yang berjenis kelamin perempuan sedangkan 5 responden (50%) berjenis kelamin laki – laki.

Tabel 5.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia


USIA RESPONDEN
(TAHUN) JUMLAH PERSEN ( % )
0 – 10 0 0
11 – 20 0 0
21 – 30 0 0
31 – 40 2 20
41 – 50 3 30
51 – 60 5 50
JUMLAH 10 100

Dari tabel diatas, diketahui bahwa responden terbanyak pada urutan pertama pada
rentang usia 51-60 tahun dengan persentase 50%, urutan kedua pada rentang umur 41-50
tahun dengan persentase 30%, urutan ketiga 31-40 tahun sebanyak 20 % .
5.2 Data Hasil Penelitian
Tabel 5.3 Data Hasil Observasi Responden

Tekanan Darah Awal Tekanan Darah Akhir


RESPONDEN NILAI (mmHg) (mmHg)
PRETEST A B
1 9 180/100 140/90
2 8 170/100 140/90
3 15 150/100 120/80
4 6 140/80 130/80
5 12 160/100 140/80
6 15 140/90 120/80
7 18 130/80 120/80
8 19 170/100 130/90
9 10 150/100 130/80
10 10 180/90 130/80
Jumlah 122
Rata-Rata 12,2

Catatan:
Data kunjungan responden didapatkan berdasarkan riwayat kontrol responden
yang tercatat pada rekam medis responden. Pada tabel diatas, A menunjukkan satu
minggu sebelum dilakukan intervensi (penjelasan tentang hipertensi) dan B
menunjukkan satu minggu pada kontrol berikutnya setelah intervensi.
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata responden
menjawab benar ±50% soal pada kuesioner. Hal ini menandakan tingkat pengetahuan
responden tentang hipertensi masih kurang. Menurut catatan rekam medis rata-rata
responden rutin kontrol setiap minggu ke puskesmas karena jumlah obat yang
diberikan terbatas hanya untuk 7-10 hari. Berikut diagram yang menunjukan
penurunan tekanan darah pada responden setelah diberikan edukasi mengenai
hipertensi.
Chart Title
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
pasien 1 pasien 2 pasien 3 pasien 4 pasien 5 pasien 6 pasien 7 pasien 8 pasien 9 pasien 10

tekanan darah awal (mmHg) tekanan darah akhir (mmHg)

Gambar 5.1 Diagram Penurunan Tekanan Darah Responden

Berdasarkan data yang ditampilkan pada Gambar 4.2 maka dapat diketahui
bahwa terdapat penurunan tekanan darah pada seluruh responden terutama pada
responden yang telah melakukan kontrol rutin.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari mini project ini adalah :
1. Tingkat pengetahuan responden mengenai Hipertensi masih sangat minimal.
2. Setelah pemberian materi terdapat peningkatan penilaian tingkat pengetahuan pada
masing-masing responden dengan indeks gain yang dicapai antara sedang-tinggi.
3. Setelah penjelasan materi, tingkat kesadaran responden terhadap keberhasilan terapi
hipertensi semakin meningkat.

6.2 Saran
Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Hipertensi masih sangat minimal
sehingga perlu dilakukan peningkatan upaya promosi kesehatan serta peninjauan langsung
ke masyarakat. Upaya promosi kesehatan diharapkan memiliki sasaran usia produktif
sehingga berperan optimal dalam pencegahan hipertensi pada saat usia lanjut karena
faktor degeneratif. Promosi kesehatan dapat dilakukan tidak hanya dalam forum resmi
oleh petugas kesehatan karena keberhasilannya bergantung pada kehadiran peserta.
Apabila petugas kesehatan dapat mengoptimalkan peran masyarakat yaitu dengan
melakukan pembelajaran pada masyarakat sehingga pada saat acara-acara non formal
yang melibatkan masyarakat maka dapat diselingi dengan pemberian informasi tentang
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Arora. 2008. 5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta : Bhauana
Ilmu Populer.

Data Puskesmas Unit I Sumbawa 2015

Gunawan Lany. 2000.Hipertensi Tekanan darah tinggi. Yogjakarta : Kanisus


http/www depkes. Go.id/index diakses 15 Juni 2015
Kumar et al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC.
Macnair, Trisha. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga
Mansjoer, A. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993.Ilmu Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan edisi pertama. Yogjakarta : Andi Offset
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Sarwono Warpadzi, Soeparman,dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam jilid VI. Jakarta : Balai
Penerbitan FKUI.
Suddarth & Brunner. 2002. Keterampilan Medikal Bedah vol. 2. Jakarta : EGC
Wilson, Lorraine McCarty. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Sebagai responden penelitian

Nama :

SIP :

Judul : Gambaran Pengetahuan dan Implementasinya Pada Penderita


Hipertensi Di Puskesmas Ketawang Tahun 2016

Menyatakan tidak keberatan dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh tersebut diatas, saya bersedia berperan dalam penelitian ini dan
menandatangani lembar persetujuan sebagai responden peneliti.

Peneliti Responden

( ) ( )
Lampiran 2. KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi

Di Puskesmas Ketawang Tahun 2016

A. Identitas
a. Tanggal pengisian kuesioner :
b. Nama :
c. Umur :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Alamat :
g. Riwayat Hipertensi : □ Diri Sendiri
□ Orang tua
□ Tidak Ada
h. Mendapat Informasi Tantang Hipertensi : □ Keluarga
□ Pelayanan Kesehatan
□ Media Massa TV
□ Lain – lain
□ Tidak pernah

B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan dan tanyakan kepada peneliti apabila ada
yang kurang dimengerti.
2. Isilah pertanyaan dengan mengisi pada kolom yang tersedia.
3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.

Contoh
No Pernyataan Benar Salah

Hipertensi merupakan
1 √
pembunuh diam - diam
4. Bila ingin memperbaiki jawaban beri tanda silang (X) pada jawaban yang salah,
kemudian beri tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
Contoh

No Pernyataan Benar Salah

Hipertensi merupakan
1 √X √
pembunuh diam - diam

C. Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)


No Pernyataan Benar Salah

Penyakit Hipertensi merupakan nama lain


1
dari tekanan darah tinggi

Tekanan darah normal adalah 120/80


2
mmHg

Hipertensi merupakan suatu penyakit


3 dimana tekanan darah mencapai lebih
dari sama dengan 140/90 mmHg.

Hipertensi bukan penyakit yang


4
berbahaya

5 Hipertensi dapat disembuhkan

Gejala yang ditemui pada penderita


Hipertensi adalah sakit kepala, rasa berat
6
di tengkuk,kadang mimisan,pandangan
berkunang-kunang dan mudah marah

Hipertensi hanya terjadi pada orang


7
tua/lanjut usia saja

Orang tanpa faktor resiko bisa juga


8
terkena Hipertensi

Hipertensi dapat disebabkan oleh


9
keturunan.
Mengkonsumsi garam berlebihan akan
10
menyebabkan tekanan darah meningkat

Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebih


11
dapat menyebabkan Hipertensi.

Merokok merupakan salah satu faktor


12
penyebab Hipertensi

Kurang istirahat dan banyak beban


13 pikiran(stress) dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat
Penderita kolesterol tinggi
14 (hiperkolesterol) dan obesitas beresiko
menderita tekanan darah tinggi

15 Hipertensi dapat menyebabkan stroke

Hipertensi dapat mempengaruhi fungsi


16
mata jantung dan ginjal.

Makan buah, sayur,susu rendah lemak


dan makanan rendah kolesterol
17
merupakan makanan yang dianjurkan
pada penderita Hipertensi

Aktifitas fisik seperti jalan


18 cepat,bersepeda atau jogging secara rutin
setiap hari baik untuk penderita

Meminum obat anti Hipertensi secara


teratur dan mengontrol pola makan
19
adalah usaha mencegah kekambuhan
penyakit tekanan darah tinggi

Penderita Hipertensi tidak perlu kontrol


20 memeriksakan tekanan darah jika sudah
tidak ada keluhan

Anda mungkin juga menyukai