Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN MINI PROJECT PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIV AIDS DI SMP WIDURI,


SMP CHARITAS DAN SMA CHARITAS.

Oleh:
dr. Putri Harmen
Dokter Internship Kelurahan Lebak Bulus
Periode Februari 2018-juni 2018

PUSKESMAS KELURAHAN LEBAK BULUS


DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL:
EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIV AIDS DI SMP WIDURI,
SMP CHARITAS DAN SMA CHARITAS.

Penyusun:
dr. Putri Harmen

Jakarta, Mei 2018

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan Lebak Bulus

drg. Lusy Nityasia


NIP.195802021989032001

Dokter pendamping Internship

dr. Lita Ratnasari


NIP.196907292001211004

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nya mini project dan laporan ” EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIV
AIDS DI SMP WIDURI, SMP CHARITAS DAN SMA CHARITAS” ini dapat terlaksana
dengan baik. Mini project ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan Program Internship Dokter Indonesia.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin berterimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang telah membantu pelaksanaan mini project ini, drg. Lusy Nityasia selaku Kepala
Puskesmas Lebak Bulus atas bantuan dan dukungannya, dr. Lita Ratnasari selaku Pembina dokter
intership atas bimbingannya. Seluruh peserta SMP widuri dan Charitas serta SMA Charitas atas
partisipasinya, seluruh staf Puskesmas Lebak Bulus, rekan – rekan dokter internship yang telah
sangat membantu sejak awal sampai laporan ini selesai, keluarga yang telah memberikan
perhatian, doa dan dukungannya, teman – teman dan pihak – pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang
bersifat membangun.
Mini project dan laporan ini telah penyusun selesaikan dengan sebaik-baiknya, semoga
dapat memberi manfaat untuk para pembaca dan seluruh warga Kelurahan Lebak Bulus pada
khususnya.Namun, penyusun menyadari laporan mini project ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan timbal balik berupa kritik dan saran
dari para pembaca. Terima kasih.

Jakarta, Mei 2018

Hormat Saya,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ……............................................................................................................ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Pernyataan Masalah……………………………………………………………………….2

1.3 Tujuan……...………………………………………………………………………….......2

1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………………….2

1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………………………………2

1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….4

2.1 Penyakit Tidak Menular…………………………………………………………………..4

2.2 Pos Pembinaan Terpadu PTM……………………………...………..................................8

2.2.1 Konsep Dasar Posbindu PTM……………………………………………………….8

2.2.2 Penyelenggaraan Posbindu PTM…………………………………………………..11

2.2.3 Pengembangan Posbindu PTM ……………………………………………………12

2.2.4 Pembinaan………………………………………………………………………….13

BAB III METODOLOGI KEGIATAN………………………………………………………….15

3.1 Sasaran Kegiatan ............................................................................................................... 15

3.2 Bentuk Kegiatan................................................................................................................ 15

3.2.1 Tahap perencanaan .............................................................................................. 15


3.2.2 Tahap evaluasi ..................................................................................................... 15
3.2.3 Tahap identifikasi masalah .................................................................................. 15

iii
3.3 Kerangka Kegiatan............................................................................................................ 16

3.4 Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................................................... 16

3.5 Pengolahan Data Kuesioner .............................................................................................. 18

BAB IV HASIL KEGIATAN........................................................................................................19

4.1 Gambaran Geografis ......................................................................................................... 19

4.2 Gambaran Demografis ...................................................................................................... 19

4.3 Gambaran Sosial dan Ekonomi…………………………………………………………..20

4.4 Adat Kebiasaan dan Perilaku Masyarakat……………………………………………....20

4.5 Hasil Diskusi Perencanaan Program Evaluasi Posbindu………………………………...21

4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Posbindu………………………………………………….21

4.7 Hasil Kuesioner Kader Posbindu………………………………………………………...26

4.8 Sosialisasi Hasil Evaluasi dan Penyuluhan Kader Posbindu PTM………………………26

BAB V PEMBAHASAN………………………………………………………………………...29

5.1 Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus………………………………………..29

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN…………………………………………………………. 31

6.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………31

6.2 Saran……………………………………………………………………………………..31

DAFTAR PUSTAKA…………………………...……………………………………………….32

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………..33

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penyakit Tidak Menular Puskesmas Lebak Bulus. .............................................2

Tabel 2.1 Data perlengkapan minimal Posbindu PTM. ...................................................... 12

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaa dan Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus .........17

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Mini Project Evaluasi Posbindu PTM

Kelurahan Lebak Bulus…………………………………………………..……..18

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Keluran Lebak Bulus ............................................................. 19

Tabel 4.2 Penilaian Posbindu Lestari ..................................................................................22

Tabel 4.3 Penilaian Posbindu Kasih Ibu .............................................................................23

Tabel 4.4 Penilaian Posbindu Mawar..................................................................................24

Tabel 4.5 Penilaian Posbindu Melati ..................................................................................25

Tabel 4.6 Materi Penyuluhan Kader Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus ................... 26

Tabel 4.7 Pengajuan Jadwal Program Evaluasi ..................................................................28

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia,

SKRT 1995, SKRT 2001, Riskesdas 2007. ...................................................... 4

Gambar 2 Presentase Kematian Penyakit Tidak Menular Prioritas Rawat Inap

di Rumah Sakit Tahun 2009-2010. ...................................................................5

Gambar 3 Diagram Hubungan antara Faktor Risiko dengan PTM dan Gangguan
akibat Cedera. ....................................................................................................7

Gambar 4 Kerangka Kegiatan Evaluasi Posbindu Kelurahan Lebak Bulus ...................... 16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Tidak Menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang. 4 jenis utama dari penyakit tidak menular adalah penyakit
kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis
(seperti PPOK dan asma) dan diabetes.1
Saat ini, Penyakit Tidak Menular menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta
(63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, dimana sekitar 29 juta
(80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010).2
Dalam kurun waktu tahun 1995 – 2007, kematian akibat PTM mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung
0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru
Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.2
Dengan terbentuknya Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) di
Kementerian Kesehatan pada tahun 2005, maka kebijakan Nasional diterapkan dengan
penekanan pada pengendalian faktor risiko, pencegahan penyakit, deteksi dini, dan
tindakan promosi kesehatan. Pendekatan utama yang dipilih dalam melakukan
pengendalian PTM didasarkan pada pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan
multisektor dan peran serta masyarakat.Salah satu strategi dalam meningkatkan
pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat
termasuk dunia usaha. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan
wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali masalah
di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya
sendiri berdasarkan prioritas dan potensi yang ada.3
Kelurahan lebak bulus juga tidak luput dari tingginya kasus PTM. Angka kejadian
PTM di kelurahan Lebak Bulus Potensi dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan
maksimal, sehingga solusi masalah lebih efektif dan dapat menjamin kesinambungan

1
kegiatan. Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM melalui Posbindu PTM (Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular).3
Pada Puskesmas Lebak Bulus di dapatkan data yang menderita hipertensi ( 351
kasus ), Kolesterol ( 73 kasus ) Asam Urat ( 29 kasus ) dan Diabettes Mellitus ( 89 Kasus)
pada 3 Bulan ini. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan, berdasarkan persoalan PTM yang ada di masyarakat, dan
mencangkup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.3

September
Kolesterol
DM
Asam Urat
Agustus
Hipertensi

July

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Tabel 1.1 Penyakit Tidak Menular Kelurahan Lebak Bulus

1.2 Pernyataan Masalah


 Angka prevalensi penyakit tidak menular yang tinggi di kelurahan Lebak Bulus
 Belum tersedianya Posbindu PTM yang memadai untuk melakukan fungsi deteksi
dini, pencegahan dan konseling penyakit menular
 Pengetahuan kader pelaksana Posbindu mengenai PTM perlu ditingkat

2
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Melakukan evaluasi program Posbindu PTM dalam rangka terlaksananya
pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara
terpadu, rutin dan periodik di tingkat Kelurahan Lebak Bulus.
1.3.2 Tujuan Khusus
• Mengetahui apakah Posbindu di Kelurahan Lebak Bulus sudah berjalan sesuai
prosedur standar
• Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan Posbindu
• Mengetahui apakah pengetahuan kader mengenai penyakit tidak menular sudah
baik
• Meningkatkan pengetahuan kader dalam melakukan konseling dalam posbindu
1.4 Manfaat
• Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya
• Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang faktor risiko
penyakit tidak menular
• Adanya pemantauan secara rutin dan tindak lanjut dini faktor risiko penyakit tidak
menular
• Menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit tidak menular

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang. Mereka adalah durasi panjang dan perkembangan
umumnya lambat yang terbagi menjadi:1
 Penyakit jantung dan pembuluh darah
 Kanker
 Penyakit kronis degenerative
 Diabetes mellitus
 Gangguan akibat cedera dan tindak kekerasan
4 jenis utama dari penyakit menular adalah penyakit kardiovaskular (seperti
serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit kronis
terhambat paru dan asma) dan diabetes.Penyakit kardiovaskular (CVD), seperti serangan
jantung dan stroke, bertanggung jawab untuk hampir satu dari tiga kematian di seluruh
dunia. Di negara berpenghasilan rendah, ¾ penderita PTM meninggal dunia.1

Gambar 1 : Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT 1995, SKRT
2001, Riskesdas 2007.4

4
Gambar 1 diatas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia
proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan tetapi
proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi
59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera relatif stabil. Menurut profil
PTM WHO tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki – laki dan 481.700
perempuan meninggal karena PTM.4

Untuk PTM prioritas yang dikendalikan program – program pengendalian di


Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), penyebab kematian kasus rawat inap dari tahun 2009-
2010, sebagai berikut : Penyakit Jantung menjadi penyebab utama kematian tahun 2009 dan
2010, diikuti oleh Kanker.4

Asma dan Hipertensi merupakan penyakit yang presentase kematiannya terhadap


seluruh pasien mati dirawat inap yang meningkat. Sedangkan PPOK, Stroke, Jantung,
Diabetes dan Kanker presentasenya menurun dari tahun 2009-2010.4

Gambar 2: Presentase Kematian Penyakit Tidak Menular Prioritas Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2009-
2010.4

5
Faktor risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor risiko Penyakit Tidak Menular adalah suatu kondisi yang secara potensial
berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit tidak menular pada seseorang atau
kelompok tertentu.5

Semua kelompok usia dan semua daerah dapat terkena PTM. PTM sering dikaitkan
dengan kelompok usia yang lebih tua, tetapi bukti menunjukkan bahwa 16 juta dari seluruh
kematian disebabkan penyakit tidak menular (PTM) terjadi sebelum usia 70. Dari jumlah
kematian "prematur" tersebut, 82% terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah .
Anak-anak, orang dewasa dan orang tua semua rentan terhadap faktor-faktor risiko yang
berkontribusi terhadap penyakit menular, baik dari diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas
fisik, paparan asap tembakau atau efek dari penggunaan alkohol yang berbahaya.1

Penyakit ini didorong oleh penuaan, urbanisasi yang tidak terencana cepat, dan
globalisasi gaya hidup tidak sehat, seperti diet yang tidak sehat mungkin akan meninmbulkan
peningkatan tekanan darah, peningkatan glukosa darah, lipid darah, dan obesitas. Hal ini
disebut 'faktor risiko menengah' yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.1

Faktor risiko PTM dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:5

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan penyakit
keturunan (genetik)
2. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:
a. Faktor risiko perilaku, seperti: merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih,
kurang aktifitas fisik, konsumsi alcohol dan stress
b. Faktor risiko lingkungan, seperti: polusi udara, jalan raya dan kendaraan tidak layak
jalan, infrastruktur yang tidak mendukung untuk pengendalian PTM serta stress social
c. Faktor risiko fisiologis, seperti: obesitas, gangguan metabolism kolesterol dan tekanan
darah tinggi

Jika faktor risiko PTM yang dapat diubah tidak dikendalikan, maka secara alami
penyakit akan berjalan menjadi fase akhir PTM seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK),
stroke, diabetes mellitus, PPOK, kanker, asma, gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan, dll.5

6
Sebelum menjadi fase akhir, PTM dapat dideteksi secara dini dengan menemukan
adanya faktor fisiologis seperti: obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak darah
tinggi, benjolan payudara, lesi prakanker dan lain-lain.5

Gambar 3: Diagram Hubungan antara Faktor Risiko dengan PTM dan Gangguan akibat Cedera. 5

Faktor risiko yang tidak dapat PTM:


diubah (umur, jenis kelamin,
penyakit keturunan/genetik)  Penyakit
jantung dan
Fa Faktor risiko perilaku: pembuluh
kto  Merokok darah
r  Diet tidak sehat dan Faktor risiko  Kanker
risi tidak seimbang fisiologis:  Penyakit kronis
ko  Kurang aktifitas  Obesitas degenerative
ya fisik,  Hipertensi  Diabetes
ng  Konsumsi alcohol  Hiperglikemia mellitus
da Faktor risiko lingkungan:  Dislipidemia  Gangguan
pat  Globalisasi,  Benjolan di akibat cedera
diu Modernisasi payudara dan tindak
ba  Polusi udara  Lesi prakanker kekerasan
h  Jalan raya dan
kendaraan tidak
layak jalan
 Infrastruktur yang
tidak mendukung
 Stress social
(Sosioekonomi)

2.2 Pos Pembinaan Terpadu PTM

7
2.2.1 Konsep Dasar Posbindu PTM

Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi
dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap
PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang
mengalaminya.6
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau UKM
yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.6
Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM meliputi merokok, kurang
konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi alcohol, pengukuran berkala
Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, tekanan darah, Arus Puncak Ekspirasi (APE)
dan pemeriksaan gula darah sewaktu, kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan klinik
payudara, pemeriksaan lesi pra kanker dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kadar
alcohol dalam darah, tes amfetamin urin serta potensi terjadinya cedera.6
Posbindu PTM dilaksanakan dalam 5 tahapan layanan, namun dalam situasi kondisi
tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut
berupa pelayanan deteksi dini, monitoring terhadap faktor ridiko penyakit tidak menular
dan tindak lanjut dini seperti konseling serta rujukan ke Puskesmas.6
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam situasi
kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.6
Kegiatan tersebut dimulai dari pendaftaran, wawancara, pengukuran dan
pemeriksaan faktorrisiko PTM, konseling, rujukan serta pencatatan dan pelaporan,
sehingga dalam pelaksanaannya lebih tertata dan terarah.6
a. Registrasi / Pendaftaran
Pemberian nomor urut / kode yang sama serta pencatatan hasil pengisian Buku
Monitoring FR PTM ke Buku pencatatan oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM
setelah peserta menyelesaikan semua tahapan layanan dan memperoleh tindak
lanjut berupa konseling ataupun rujukan.
b. Wawancara

8
Wawancara dilakukan untuk menelusuri informasi faktorrisiko perilaku dan
riwayat PTM pada keluarga seperti merokok, minum alcohol, stress, makan
makanan asin, makan makanan tinggi lemak, makan dan minum manis, kurang
makan sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, potensi terjadinya cedera, serta
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan
dengan terjadinya PTM. Aktivitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan
berkala sebulan sekali.
c. Pengukuran
Pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), perhitungan Indeks Massa Tubuh
(IMT), Lingkar Perut, Analisa Lemak Tubuh dilakukan 1 bulan sekali.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan darah, Gula darah, Kolesterol total dan Trigliserida serta
pemeriksaan APE.Kegiatan pemeriksaan klinis payudara/ Clinical Breast
Examination (CBE) dan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) dilakukan jika situasi
memungkinkan dan tersedia tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan telah
terlatih.
e. Identifikasi faktor risiko PTM dan Konseling
Kegiatan konseling merupakan tahapan layanan terakhir setelah diidentifikasi
faktor risiko yang ada.Konseling dilakukan berdasarkan faktor risiko yang dimiliki
oleh peserta dan dilakukan oleh petugas pelaksana Posbindu PTM terlatih atau
petugas kesehatan.

Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
berusia 15 tahun keatas.7
Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM dapat dilakukan di lingkungan tempat
tinggal dalam wadah desa/kelurahan ataupun fasilitas publik lainnya seperti sekolah dan
perguruan tinggi, tempat kerja, tempat ibadah, pasar, terminal dan sebagainya.7
Posbindu PTM dalam pelaksanaannya di lapangan dapat bersama – sama dengan
program atau pelayanan lainnya yang diberikan, dalam rangka menarik minat dan
meningkatkan kepatuhan masyarakat seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia maupun
Puskesmas Keliling dan lain – lain.7

9
Penyelenggaraan Posbindu PTM dilakukan oleh petugas pelaksana posbindu PTM
yang berasal dari kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing – masing
kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu
PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan
faktor risiko PTM di masing – masing kelompok atau organisasinya.7
Petugas Pelaksana Posbindu PTM memiliki kriteria antara lain, mau dan mampu
melakukan kegiatan posbindu PTM, dan lebih diutamakan berpendidikan minimal SLTA
atau sederajat.7
Pembinaan pelaksanaan kegiatan ini adalah puskesmas Pembina wilayah tersebut
dan Dinas Kesehatan kabupaten/Kota setempat.7
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat
dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok Posbindu
PTM, yaitu:7
a. Posbindu PTM Dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrument untuk
mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang diderita
sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya cedera, pengukuran berat badan,
tinggi badan, lingkar perut, IMT, pengukuran tekanan darah, serta konseling.
b. Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan Posbindu PTM Dasar ditambah dengan
pemeriksaan gula darah, kolesterol total, trigliserida, pengukuran APE,
pemeriksaan atau konseling IVA serta pemeriksaan payudara klinis, pemeriksaan
kadar alcohol dalam darah, tes amfetamin urin bagi pengemudi, yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan / tenaga ahli
teknologi laboratorium medic/lainnya)
Posbindu PTM Utama dilaksanakan bila memiliki sumberdaya berupa
peralatan, tenaga kesehatan dan tempat pemeriksaan yang memadai. Bila
kelompok/organisasi/ institusi di masyarakat ini belum memiliki sumber daya yang
mencukupi, maka pengembangan dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu PTM
Dasar. Seiring dengan perkembangan sumber daya yang dimiliki, maka Posbindu PTM
dasar dapat ditingkatkan menjadi Posbindu PTM Utama.7

2.2.2 Penyelenggaraan Posbindu PTM


10
Posbindu didirikan di tempat komunitas masyarakat biasa berkumpul, dapat berupa
balai warga, sarana klub olahraga, masjid/rumah ibadah, perkantoran, aula pendidikan,
ataupun tempat lainnya yang cukup memungkinkan untuk didatangi populasi yang menjadi
target kegiatan Posbindu PTM.8
Posbindu PTM dilaksanakan oleh kader kesehatan terlatih baik yang ditunjuk pihak
kelurahan ataupun relawan dari komunitas terkait yang telah mendapat pelatihan dari pihak
Puskesmas ataupun institusi pendidikan kesehatan setempat. Kriteria kader Posbindu yang
diharapkan antara lain minimal berpendidikan SMU/SMK atau sederajat, serta memiliki
kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk melakukan kegiatan Posbindu PTM dan
penunjangnya. Kader posbindu dapat dibagi ke dalam beberapa fungsi kerja yaitu:8
1. Koordinator
Ketua perkumpulan, penanggung jawab, berkoordinasi dengan Puskes setempat
2. Kader penggerak
Anggota yang aktif menggerakkan masyarakat, melakukan wawancara &
penggalian informasi
3. Kader pemantau
Anggota yang aktif melakukan pengukuran faktor risiko PTM
4. Kader konselor/edukator
Anggota yang aktif melakukan konseling-edukasi-motivasi
5. Kader pencatat
Anggota yang aktif melakukan pencatatan &pelaporan kegiatan Posbindu PTM
Penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan Posbindu PTM
disesuaikan dengan jenis Posbindu PTM yang ingin dibentuk. Perlengkapan minimal yang
dianjurkan dalam pelaksanaan Posbindu PTM terdapat pada Tabel 1.8

Klasifikasi Peralatan ukur Jumlah Peralatan penunjang Jumlah


Posbindu PTM

11
Posbindu PTM  Alat lingkar perut 1 buah  Lembar balik 1 buah
dasar  Tensimeter digital 1 buah  Leaflet 1 buah
 Alat analisa lemak 1 buah  Poster 1 buah
tubuh  Buku pencatatan 1 buah
 Buku panduan 1 buah
 Model makanan 1 buah
Posbindu PTM  Alat lingkar perut 1 buah  Lembar balik 1 buah
plus  Tensimeter digital 1 buah  Leaflet 1 buah
 Alat analisa lemak tubuh 1 buah  Poster 1 buah
 Alat ukur kadar gula & 1 buah  Buku pencatatan 1 buah
kolesterol darah  Buku panduan 1 buah
 Peakflow meter 1 buah  Model makanan 1 buah

Posbindu PTM  Alat lingkar perut 1 buah  Lembar balik 1 buah


utama  Tensimeter digital 1 buah  Leaflet 1 buah
 Alat analisa lemak tubuh 1 buah  Poster 1 buah
 Alat ukur kadar gula & 1 buah  Buku pencatatan 1 buah
kolesterol darah  Buku panduan 1 buah
 Peakflow meter 1 buah  Model makanan 1 buah
 Bahan IVA & alat 1 buah 1 buah
kesehatan lainnya
Tabel 2.1: Data perlengkapan minimal Posbindu PTM.7

2.2.3 Pengembangan Posbindu PTM

Posbindu PTM yang telah melaksanakan kegiatan utamanya secara mandiri dapat
melakukan kegiatan lain sebagai bagian penunjang upaya pencegahan, deteksi maupun
intervensi dini antara lain:8
 Pelatihan Kader Posbindu
 Penyuluhan Gizi Sehat-Seimbang
 Penyuluhan Berhenti Merokok
 Penyuluhan Penyakit Keganasan/Kanker
 Penyuluhan Pencegahan & Deteksi Komplikasi Diabetes
 Pelatihan Perawatan Kaki Diabetik
 Penyegaran Kemampuan & Pengetahuan Kader
 Kegiatan Senam Sehat Bersama

12
 Kegiatan Senam Jantung
 Kunjungan ke Posbindu wilayah lain, dan lainnya

Penilaian terhadap tingkat perkembangan Posbindu PTM dilakukan sebagai bahan


dasar perencanaan dan pengembangan kegiatan serta investasi pembinaan dalam dukungan
penguatan kapasitas Posbindu PTM terhadap upaya pengendalian faktor risiko PTM di
masyarakat.6

2.2.4 Pembinaan
Kegiatan pembinaan antara lain dilakukan terhadap Posbindu PTM secara periodic
oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah setempat
memiliki kewajiban juga untuk menjaga keberlangsungan kegiatan Posbindu PTM di
desa/kelurahan, agar terus tumbuh dan berkembang dengan dukungan kebijakan termasuk
berbagai fasilitas lainnya.6

Pihak swasta berpartisipasi dalam membina kegiatan Pembinaan Terpadu PTM


dalam bentuk dan mekanisme kemitraan yang sudah ada, yaitu “CSR (Corporate Social
Responsibility)”

Kegiatan pembinaan antara lain adalah:6

1. Penyelenggaraan forum komunikasi bagi Petugas pelaksana Posbindu PTM minimal


2 kali setahun yang di fasilitasi oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Melalui forum
komunikasi setiap Posbindu PTM diminta untuk menyampaikan tingkat perkembangan
yang telah dicapai, indikator proporsi faktor risiko PTM dan cakupan kegiatan
Posbindu PTM, kendala yang dihadapi dan upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasinya, dukungan yang telah diperoleh dan upaya yang telah dilakukan untuk
memperoleh dukungan tersebut. Dari forum komunikasi ini setiap Posbindu PTM akan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tambahan tentang penyelenggaraan
Posbindu PTM
2. Pemilihan Petugas Pelaksana Posbindu PTM teladan melalui penyelenggaraan
lomba antara lain pengetahuan dan keterampilan Petugas Pelaksana Posbindu PTM.
Penghargaan sebaiknya diberikan dalam bentuk buku pengetahuan dan barang yang
dapat digunakan Petugas Pelaksana Posbindu PTM dalam menjalankan tugasnya.

13
Tujuan kegiatan ini untuk memacu semangat dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga berperilaku hidup bersih dan sehat agar menjadi panutan
masyarakat dan makin aktif dalam penyelenggaraan Posbindu PTM.
3. Pemilihan Posbindu PTM teladan melalui evaluasi penyelenggaraan, evaluasi
administrasi termasuk pencatatan pelaporan dan penilaian tingkat perkembangan
Posbindu PTM menurut indikator yang ditetapkan. Penghargaan sebaiknnya diberikan
dalam bentuk dana atau sarana yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Tujuan kegiatan ini untuk memacu tingkat perkembangan Posbindu PTM menuju
peningkatan kualitas dan kemandirian.
4. Pelaksanaan studi banding untuk Posbindu PTM yang sebagian besar indikator
kinerja perkembangan masih belum sesuai harapan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas pelaksana Posbindu PTM melalui
contoh penyelenggaraan Posbindu PTM secara langsung.
5. Pendampingan oleh Puskesmas dengan memberikan bantuan maupun bimbingan
teknis dan fasilitas secara berkala dan berkesinambungan.

BAB III

14
METODOLOGI KEGIATAN

3.1 Sasaran Kegiatan

Kegiatan mini project ini dilakukan kepada seluruh Pos Pembinaan Terpadu PTM
di kelurahan Lebak Bulus yang telah berjalan dari tahun 2015 hingga sat ini dan seluruh
kader Pos Pembinaan Terpadu

3.2 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian mini Project ini terdiri dari
beberapa fase dan model kegiatan yang terdiri atas tahap perencanaan, pelatihan,
pelaksanaan dan pengembangan

3.2.1 Tahap perencanaan


 Tahap perencanaan dalam kegiatan evaluasi Posbindu melalui diskusi yang
dilakukan dari pihak internal puskesmas kelurahan Lebak Bulus.

3.2.2 Tahap evaluasi


 Evaluasi dilakukan pertama kali dengan cara observasi. Diskusi yang di lakukan di
internal Puskesmas Lebak Bulus menjadi acuan untuk melakukan tahap evaluasi
ini yang terdiri dari : kelengkapan sarana prasana, alur pelayanan, teknik kader
dalam pemeriksaan Posbindu, kemampuan kader dalam mengidentifikasi masalah
yang ditemukan saat pemeriksaan, keterampilan dalam melakukan konseling dan
pencatatan serta merujuk ke fasilitas kesehatan.
 Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan kader mengenai penyakit tidak
menular, maka diberikan kuesioner mengenai penyakit jantung dan pembuluh
darah, keganasan, diabetes mellitus, dan penyakit paru. Kuesioner diberikan dalam
bentuk pilihan ganda kepada seluruh kader terlatih, data kuesioner tersebut hanya
di jadikan bahan evaluasi dalam pengetahuan kader secara acak.

3.2.3 Tahap identifikasi masalah


 Setelah melalui tahap observasi, dilakukan identifikasi dalam menemukan
masalah-masalah yang ditemukan saat Posbindu. Masalah yang menjadi fokus
utama menjadi latar belakang rencana tindak lanjut.

15
3.2.4 Tahap rencana tindak lanjut
 Tahap rencana tindak lanjut terdiri atas kegiatan sosialisasi hasil evaluasi kepada
kader-kader Posbindu dilanjutkan dengan penyuluhan.

3.2.5 Tahap Intervensi

 Pada tahap ini berupa penyuluhan yang merupakan upaya untuk menyampaikan
informasi untuk menambah pengetahuan kader yang disertai dengan diskusi
interaktif antara kader dengan narasumber.

3.3 Kerangka Kegiatan

sosialisasi
Rencana
Perencanaan Identifikasi hasil
Evaluasi Tindak Intervensi
Kegiatan Masalah evaluasi dan
Lanjut
penuluhan

Penyuluhan kader posbindu PTM


Observasi Awal di Setiap Posbindu seluruh kelurahan Lebak Bulus
Kelurahan Lebak Bulus

Observasi Post Penyuluhan

Kuisioner yang diberikan secara


acak yang diberikan kepada kader
Posbindu PTM untuk mengetahui Pengolahan data, interpretasi data,
Pengetahuan PTM dan penyusunan laporan

Gambar 4: Kerangka Kegiatan Evaluasi Posbindu Kelurahan Lebak Bulus

3.4 Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengarahan dan diskusi materi
mini project sampai dengan pelaksanaan mini project ditampilkan dalam Tabel 2 berikut:

16
No. Tanggal Kegiatan Komponen yang terlibat
Pelaksanaan
1 25 Juni 2016 Pengarahan dan diskusi Dokter internship, dokter Pembina
materi mini project
2 04 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Mawar
3 09 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Kasih Posbinu PTM dan kader posbindu
ibu
4 10 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Lestari
5 22 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Anggrek
6 23 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kaderposbindu
Melati
7 25 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter Internship, Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbindu PTM, dan kader posbindu
Kenanga RPTRA Anggrek
8 15 September Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
2016 menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Anggrek
9 20 September2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Kasih Posbinu PTM dan kader posbindu
ibu dan Melati
10 26 September2016 Pertemuan Seluruh Kader Dokter Internship, Penjab Program
Posbindu di RPTRA Mawar Posbindu PTM, Dokter Pembina
Kelurahan Lebak Bulus
(evaluasi dari analisis
posbindu)
Tabel 3.1: Jadwal Pelaksanaa dan Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus

17
Bulan Juni July Agustus September Oktober
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Orientasi

Pelaksanaan
Posbindu PTM
Evaluasi
Pelaksanaan
Kegiatan

Posbindu PTM
Pembuatan
Laporan
Tabel 3.2: Jadwal Kegiatan Mini Project Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus

3.5 Pengolahan Data Kuesioner

3.5.1 Verifikasi Data


Kelengkapan data dan kesesuaian pengisianakan segera di periksa setelah kader
sebagai subjek mengumpulkan kuesioner yang telah diisi

3.5.2 Entri Data


Setelah dipastikan data lengkap dan sesuai keperluan, data dinilai secara manual

3.5.3 Analisis Data


Analisis data hanya menggunakan penghitungan manual, setelah dinilai hasil nya
sangat memuaskan untuk kader dalam pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular.
Penyusun hanya melakukan analisis data secara acak, karena hanya untuk memastikan
materi yang telah diberikan pada awal pembentukan Posbindu masih diterapkan
dengan baik

18
BAB IV

HASIL KEGIATAN

4.1 Gambaran Geografis


Kelurahan Lebak Bulus merupakan salah satu dari lima Kelurahan yang ada di
wilayah Kecamatan Cilandak Kota Administrasi Jakarta Selatan yang dibentuk
berdasarkan Surat keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1985 dengan luas
wilayah 411,40 Ha yang berbatasan dengan :
 Sebelah Timur : Jl. RA.Kartini/ Kel.Pondok Pinang
 Sebelah Barat : Kali Grogol Kel.Cilandak Barat
 Sebelah Utara : Pangkalan Jati Kota Depok
 Sebelah Selatan : Kali Pasanggrahan Cirendeu Tangerang

Luas wilayah Kelurahan Lebak Bulus adalah seluas 411,40 Ha, terdiri dari 9 RW
dan 79 RT.Penduduk di Kelurahan Lebak Bulus adalah sebanyak 40.086 jiwa pada bulan
Februari 2015. Usia sasaran posbindu yaitu dari umur 15 – 60 tahun adalah sebanyak
26.386 jiwa.
No RW JUMLAH
Luas wilayah
RT KK
(Ha)
1 01 5 446 33,65
2 02 10 927 58,17
3 03 8 1.053 50,19
4 04 11 1.440 63,54
5 05 5 347 35,45
6 06 10 670 51,30
7 07 14 1.077 66,86
8 08 8 947 49,24
9 09 8 257 3
Jumlah 79 7.164 411,40
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Keluran Lebak Bulus

4.2 Gambaran Demografis


Penduduk wilayah Kelurahan Lebak Bulus merupakan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki wilayah ini, dengan kepadatan penduduk sebanyak 12 jiwa/km 2.

19
Perkembangan penduduk cukup pesat karena selain kelestarian alam masih terjaga, juga
disebabkan oleh tersedianya fasilitas sarana umum yang memadai. Tetapi pertumbuhan
jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menjadi satu masalah yang menghambat
pembangunan oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian jumlah penduduk dan jumlah
pengangguran yang semakin lama semakin meningkat.

4.3 Gambaran Sosial Ekonomi dan Budaya


Secara sosial penduduk di di Kelurahan Lebak Bulus merupakan daerah peralihan
yaitu berupa daerah sebagai tempat pemukiman, industri perumahan, pertokoan dan
perkantoran. Mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian sebagai buruh dan pedagang,
sisanya adalah pensiunan.
Mayoritas penduduk Kelurahan Lebak Bulus beragama Islam. Namun demikian,
kerukunan antar umat beragama sudah berjalan dengan baik, sehingga kehidupan
bermasyarakat antar agama saling menghormati. Sarana peribadatan yang ada selain
Masjid dan Musholla, juga terdapat satu buah gereja.
Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Lebak Bulus yang berusia 45 tahun ke
atas pada umumnya tamat SD dan SMP atau yang sederajat. Hanya sebagian kecil saja
yang tamat SMA, Akademi atau Perguruan Tinggi.
Penduduk di Kelurahan Lebak Bulus mayoritas beragama Islam. Mayoritas
penduduk bekerja sebagai buruh, tukang ojek, tukang bangunan, atau pedagang. Tingkat
pendidikan masyarakat yang berusia 45 tahun ke atas umumnya tamat SD dan SMP atau
yang sederajat, namun anak-anak mereka sebagian besar tamat SMA, bahkan sampai
Akademi atau Perguruan Tinggi. Hal ini memperlihatkan kehidupan sosial masyarakat
berkembang menjadi lebih baik.

4.4 Adat Kebiasaan dan Perilaku Masyarakat


Pada umumnya penduduk kelurahan Lebak Bulus adalah masyarakat Betawi,
sehingga adat istiadat yang berlaku adalah budaya betawi. Namun, karena Kelurahan
Lebak Bulus termasuk daerah peralihan maka penduduk yang tinggal sebagian berasal dari
berbagai suku bangsa dari daerah seluruh Indonesia yang memiliki adat istiadat berbeda
sesuai dengan tempat asal masing – masing, namun semua dapat berbaur dengan budaya
Betawi yang merupakan budaya penduduk asli Jakarta.

20
4.5 Hasil Diskusi Perencanaan Program Evaluasi Posbindu
Dalam perencanaan Program Evaluasi Posbindu PTM di Kelurahan Lebak Bulus
dilakukan pada Bulan Agustus 2016. Pertama diskusi ini melibatkan dokter Internship dan
dokter pembimbing, dr. Lita. Isi diskusi awal tersebut merencanakan posbindu di Lebak
Lubus mengevaluasi untuk semua posbindu yang ada di Kelurahan Lebak Bulus meliputi
program, tujuan, sasaran, serta masalah-masalah yang mungkin ditemukan. Dan hasilnya
Posbindu yang di evaluasi berjumlah 6 Posbindu yaitu : Posbindu Lestari RW 01, Posbindu
Kasih Ibu RW 04, Posbindu Mawar RW 07 , Posbindu Melati RW 03, Posbindu Anggrek
RW 02, Posbindu Kenanga RW 08.

4.6 Hasil Observasi Awal Pelaksanaan Posbindu


Pelaksanaan Observasi awal Posbindu dilaksanakan setiap jadwal pelaksanaan
yang telah ditetapkan oleh pihak Posbindu dan Puskesmas pada awal pembuatan Posbindu
PTM, evaluasi ini dilakukan kurang lebih 2 bulan dari awal Agustus sampai awal
September 2016. Kekurangan yang dilihat berdasarkan setiap posbindu yang terdapat
beberapa masalah yang harus di evaluasi dari segi sumber daya manusia, peralatan, waktu,
metode dan alur pelaksanaan, pencatatan, pelaporan.Tetapi Posbindu Kenanga dan
Anggrek belum bisa di evaluasi.

21
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
 Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan  Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan  Sebagian besar kader datang tepat waktu
Sumber Daya
1.
pengukuran dan pemeriksaan darah  80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia
Manusia
diatas 45 tahun sehingga sedikit susah untuk
diberikan materi
Tempat dan  Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan  Tempat pelaksanaan Posbindu PTM yang sangat
2. waktu mudah dijangkau terbatas karena bersamaan dengan PAUD Lestari
pelaksanaan
 Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti  Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga seperti timbangan injak dan staturemeter milik
Prasarana
tidak meminjam peralatan milik puskesmas PAUD
 Penggalangan dana sudah dapat dari sponsor yang  Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
4. Pendanaan
diberikan setiap bulan pelaksanaan Posbindu PTM
 Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris  Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
Alur sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
5. Pelaksanaan  Tiap meja hanya diisi dengan 1 (satu) kader
sehingga terjadi antrian
 Tersedianya buku pencatatan besar dan buku  Belum tersedianya daftar hadir peserta, kader dan
monitoring/KMS yang cukup memadai tamu Posbindu PTM belum masuk buku registrasi
 Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar Posbindu
Pencatatan
tidak hilang dan dapat melihat perkembangan hasil  Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
6. dan
skrining monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
Pelaporan
 Beberapa identitas peserta seperti no telp,
pendidikan terakhir dan golongan darah kadang
masih ada yang terlewat

Tabel 4.2. Penilaian Posbindu Lestari

22
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
 Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan  Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
Sumber Daya sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan  80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia diatas
1. Manusia pengukuran dan pemeriksaan darah 45 tahun sehingga sedikit susah untuk diberikan materi
 Kader datang tepat waktu
Tempat dan  Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan mudah  Tempat pelaksanaan Posbindu PTM bersamaan dengan
waktu dijangkau dan Milik Ketua RW PAUD Kasih Ibu
2.
pelaksanaan
 Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti  Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga tidak seperti timbangan injak dan staturemeter milik PAUD
Prasarana
meminjam peralatan milik puskesmas
 Dana yang di dapatkan hanya dari infak masyrakat jika  Belum adanya menajemen yang baik dalam
Pendanaan melakukan pengobatan Posbindu PTM dan dana dari pengelolaan anggaran untuk menunjang pelaksanaan
4.
ketua RW setempat Posbindu PTM berkelanjutan
Alur  Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris  Belum terlaksananya fungsi penyuluhan materi PTM
5. Pelaksanaan sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM dengan baik sesuai yang tujuan dari POSBINDU
 Tersedianya buku pencatatan besar dan buku  Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
Pencatatan dan monitoring/KMS yang cukup memadai format yang diharapkan
6. Pelaporan  Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar tidak
hilang dan dapat melihat perkembangan hasil skrining

Tabel 4.3. Penilaian Posbindu Kasih Ibu

23
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
 Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan  Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan  Sebagian besar kader datang tepat waktu
Sumber Daya
1.
pengukuran dan pemeriksaan darah  80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia
Manusia
diatas 45 tahun sehingga sedikit susah untuk
diberikan materi
Tempat dan  Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan  Tempat pelaksanaan Posbindu PTM suka berganti-
2. waktu mudah dijangkau ganti dan membuat peserta Posbindu bingung
pelaksanaan
 Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti  Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga seperti timbangan injak dan staturemeter milik
Prasarana
tidak meminjam peralatan milik puskesmas Posbindu
 Dana yang di dapatkan hanya dari pembayaran  Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
pemeriksaan gula, kolestrol dan asam urat jika pelaksanaan Posbindu PTM
Pendanaan melakukan pengobatan Posbindu PTM dan dana dari  Belum adanya menajemen yang baik dalam
4.
ketua RW setempat pengelolaan anggaran untuk menunjang
pelaksanaan Posbindu PTM berkelanjutan
 Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris  Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
Alur sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
5. Pelaksanaan  Belum terlaksananya fungsi penyuluhan materi
PTM dengan baik sesuai yang tujuan dari
POSBINDU
 Tersedianya buku pencatatan besar dan buku  Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
Pencatatan monitoring/KMS yang cukup memadai format yang diharapkan
6. dan  Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar  Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
Pelaporan tidak hilang dan dapat melihat perkembangan hasil monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
skrining
Tabel 4.4. Penilaian Posbindu Mawar

24
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
 Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan  Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
Sumber Daya sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan  Sebagian besar kader datang tepat waktu
1. Manusia pengukuran dan pemeriksaan darah  80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia diatas
45 tahun sehingga sedikit susah untuk diberikan materi
Tempat dan  Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan mudah  Tempat pelaksanaan Posbindu PTM yang sangat
waktu dijangkau terbatas karena bersamaan dengan PAUD Lestari
2.
pelaksanaan
 Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti  Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga tidak seperti timbangan injak dan staturemeter milik PAUD
Prasarana
meminjam peralatan milik puskesmas
 Penggalangan dana sudah dapat dari sponsor yang  Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
Pendanaan
4. diberikan setiap bulan pelaksanaan Posbindu PTM
 Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris  Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
Alur
sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
5. Pelaksanaan

 Tersedianya buku pencatatan besar dan buku  Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
monitoring/KMS yang cukup memadai monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
Pencatatan dan
6. Pelaporan  Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar tidak  Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
hilang dan dapat melihat perkembangan hasil skrining format yang diharapkan

Tabel 4.5. Penilaian Posbindu Melati

25
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
 Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan  Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
Sumber Daya sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan  Sebagian besar kader datang tepat waktu
1. Manusia pengukuran dan pemeriksaan darah  80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia diatas
45 tahun sehingga sedikit susah untuk diberikan materi
Tempat dan  Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan mudah  Tempat pelaksanaan Posbindu PTM yang sangat
waktu dijangkau terbatas karena bersamaan dengan PAUD Lestari
2.
pelaksanaan
 Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti  Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga tidak seperti timbangan injak dan staturemeter milik PAUD
Prasarana
meminjam peralatan milik puskesmas
 Penggalangan dana sudah dapat dari sponsor yang  Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
Pendanaan
4. diberikan setiap bulan pelaksanaan Posbindu PTM
 Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris  Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
Alur
 Tiap meja hanya diisi dengan 1 (satu) kader
5. Pelaksanaan
sehingga terjadi antrian

 Tersedianya buku pencatatan besar dan buku  Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
monitoring/KMS yang cukup memadai monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
Pencatatan dan
6. Pelaporan  Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar tidak  Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
hilang dan dapat melihat perkembangan hasil skrining format yang diharapkan

Tabel 4.5. Penilaian Posbindu Anggrek

26
4.7 Hasil Kuesioner Kader Posbindu
Dari hasil kuesioner yang didapatkan setelah memberikan kuesioner kepada kader
Posbindu PTM kelurahan Lebak Bulus secara acak, masih didapatkan kader yang salah
dalam menjawab kuesioner yang berisikan penyakit tidak menular. Hal ini mungkin
didasari kader posbindu harus dilakukan penyegaran materi setiap 2 atau 3 bulan sekali
untuk menambah pengetahuan tentang penyakit tidak menular.

4.8 Sosialisasi Hasil Evaluasi dan Penyuluhan Kader Posbindu PTM


Sosialisasi dan Penyuluhan kader diadakan pertemuan yaitu tanggal 26 September
2016. Penyuluhan bekerja sama dengan Kelurahan Lebak Bulus untuk tempat
dilaksanakannya. Dan kegiatan dilakukan di RPTRA Mawar Lebak Bulus. Acara
penyuluhan kader.
Kader yang diundang adalah seluruh kader petugas untuk Posbindu PTM yang telah
menerima jabatan. Untuk tanggal 26 September 2016 di hadiri sejumlah 40 orang dari
posbindu PTM seluh Kelurahan Lebak Bulus.
Materi –Materi yang diberikan pada penyuluhan adalah sebagai berikut
( tabel 4.6 ):
Materi Pembicara
26 September 2016 Sosialisasi Hasil Posbindu - Dokter Internship
PTM - Dokter Pembina
mewakili
Kepala Puskesmas
Kelurahan Lebak Bulus

 Pemberian Kuesioner
secara acak untuk kader
 Pemberian
 Sosialisasi Hasil
Posbindu PTM
 Pemberian Materi
Penyegaran

27
 Materi Penyakit Tidak
Menular ( Diabetes
Mellitus, Penyakit
Jantung, Hipertens,
Disiplidemia, Paru tidak
Menular )
 Pemberian Materi Cara
penulisan Laporan
peserta Posbindu PTM
dan Cara pelaporan
Hasil Kerja Posbindu
PTM untuk setiap bulan

Tabel 4.6. Materi Penyuluhan Kader Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus

28
Tabel 4.7. PENGAJUAN JADWAL PROGRAM EVALUASI POSBINDU PTM
PUSKESMAS KELURAHAN LEBAK BULUS

BULAN
JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI

KEGIATAN
KEGIATAN YANG
DILAKUKAN
SASARAN

Ket : : Tindak Lanjut dari evaluasi Posbindu

: Evaluasi Posbindu

: Seluruh Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus

29
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus


Dalam hasil evaluasi yang telah dilakukan penyusun sejak bulan Maret hingga Mei
di sejumlah posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus yaitu Posbindu Lestari, Anggrek,
Kenanga, Melati, Mawar, dan Kasih Ibu.
Pada pelaksanaannya hampir semua masih terdapat beberapa kekurangan yang
terbagi dalam 6 komponen, yaitu: SDM, tempat dan waktu pelaksanaan, sarana dan
prasarana, pendanaan, alur pelaksanaan dan pencatatan serta pelaporan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Belum adanya anggaran
khusus dapat menghambat jalannya Posbindu PTM, sebagai contoh: keterbatasan meja dan
kursi serta keterbatasan alat-alat kesehatan yang saat ini masih menggunakan milik
puskesmas.
Pada komponen tempat dan waktu pelaksanaan, terdapat kekurangan yaitu tempat
yang agak sempit karena bersamaan dengan jalannya posyandu. Namun hal ini masih dapat
disiasati dengan pengaturan meja dan kursi diluar ruangan. Pada sarana dan prasarana,
terdapat kekurangan seperti meja, kursi dan alat-alat kesehatan yang berhubungan dengan
masalah pendanaan. Pada alur pelaksanaan, terdapat kekurangan pada tidak adanya nomor
antrian sehingga pelayanan peserta kurang berjalan tertib dan teratur. Pada komponen
pencatatan dan pelaporan, masih terdapat beberapa identitas peserta yang kurang lengkap,
seperti no telepon, pendidikan terakhir dan golongan darah sehingga data yang dilaporkan
pun menjadi kurang lengkap.
Secara keseluruhan Posbindu PTM berjalan dengan baik dan teratur. Para kader
telah memahami perannya masing – masing dan dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

BAB VI

30
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
 Evaluasi perdana terhadap pelaksanaan Posbindu PTM di kelurahan Lebak Bulus
telah dilaksanakan
 Hasil evaluasi masalah yang paling menonjol pada setiap Posbindu adalah cara
pelaporan dan cara registrasi peserta posbindu
 Masih terdapat Posbindu Kelurahan Lebak Bulus masih melakukan kegiatan
Posbindu dengan diikut sertakan dari Pihak Puskesmas untuk melakukan Posbindu

6.2 Saran
 Tindak Lanjut dan Pembinaan Posbindu PTM yang telah dibentuk harus tetpa
dilakukan oleh pihak Puskesmas Lebak Bulus dan Pejabat Pemerintahan terkait
seperti RT dan RW
 Evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM harus dilakukan secara berkala, sebaiknya
diadakan setiap 4 bulan
 Pembinaan terhadap Posbindu PTM agar mendapatkan Posbindu PTM yang
semakin baik
 Pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular harus tetap dilakukan pihak
Puskesmas untuk menambah pengetahuan kader untuk lebih baik
 Pendanaan dan pelaporan harus lebih di analisa oleh pihak Puskesmas Lebak Bulus

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Non-Communicable Disease. Available at


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/. Accesed on September, 2015

31
2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Jakarta; 2014. h.1-22.
3. Aditama, TY. Posbindu PTM Kurikulum dan Modul. Direktorat Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI. Jakarta; 2013. h.1-33.
4. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Penyakit Tidak
Menular. Jakarta; 2012. h.2,11.
5. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2: Penyelenggaraan Posbindu
PTM. Jakarta; 2014. h.1-22; 33-34.
6. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pintar Posbindu PTM Seri 1: Penyelenggaraan Posbindu
PTM. Jakarta; 2014. h.1-30
7. Kementerian Kesehatan RI.Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular. Jakarta; 2014. h.1-54.
8. Rahajeng E, Wahyurini E, Ismoyowati (ed.). Buku Pintar Kader Seri 1: Penyelenggaraan
Posbindu PTM. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Cilandak; 2015.
h.1-23

LAMPIRAN

1. MATERI PENYULUHAN KADER POSBINDU


2. LAPORAN POSBINDU PTM KELURAHAN LEBAK BULUS
3. CHECKLIST EVALUASI PELAKSANAAN POSBINDU LEBAK BULUS

32
4. ABSENSI KADER SAAT PENYULUHAN
5. DOKUMENTASI ACARA PENYULUHAN
6. CONTOH RUJUKAN POSBINDU

LAPORAN POSBINDU RW : Kelurahan :

33
Hari / Tanggal :
Koordinator Posbindu : No. HP :

DATA DASAR

Total kunjungan posbindu = Laki-laki : Perempuan :


Usia < 20 tahun = Laki-laki : Perempuan :
Usia 20 - 44 tahun = Laki-laki : Perempuan :
Usia 45 - 54 tahun = Laki-laki : Perempuan :
Usia > 55 tahun = Laki-laki : Perempuan :

Laki-Laki
< 20 th 20 - 44 th 45 - 54 th > 55 th

Merokok
Kurang aktivitas fisik
Kurang makan sayur / buah
Minum alkohol
Tekanan darah > 130/80
IMT > 25
Lingkar perut > 90 cm
Gula darah sewaktu > 180
Kolesterol > 200
Asam urat > 6
Benjolan payudara
IVA positif
Stress / sulit tidur

Perempuan
< 20 th 20 - 44 th 45 - 54 th > 55 th

34
Merokok
Kurang aktivitas fisik
Kurang makan sayur / buah
Minum alkohol
Tekanan darah > 130/80
IMT > 25
Lingkar perut > 80 cm
Gula darah sewaktu > 180
Kolesterol > 200
Asam urat > 6
Benjolan payudara
IVA positif
Stress / sulit tidur

Mengetahui,
Penanggung Jawab Program PTM

dr. ………………………………………….
NIP.
…………………………………………………

35
36
37
DOKUMENTASI PENYULUHAN POSBINDU PTM KELURAHAN LEBAK BULU

38
39
40
41
Catatan:
1. Indikasi rujukan mohon dicantumkan.
Contoh; HIPERTENSI / Tekanan Darah Tinggi 160/100

42

Anda mungkin juga menyukai