Oleh:
dr. Putri Harmen
Dokter Internship Kelurahan Lebak Bulus
Periode Februari 2018-juni 2018
JUDUL:
EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIV AIDS DI SMP WIDURI,
SMP CHARITAS DAN SMA CHARITAS.
Penyusun:
dr. Putri Harmen
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan Lebak Bulus
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nya mini project dan laporan ” EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIV
AIDS DI SMP WIDURI, SMP CHARITAS DAN SMA CHARITAS” ini dapat terlaksana
dengan baik. Mini project ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan Program Internship Dokter Indonesia.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin berterimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang telah membantu pelaksanaan mini project ini, drg. Lusy Nityasia selaku Kepala
Puskesmas Lebak Bulus atas bantuan dan dukungannya, dr. Lita Ratnasari selaku Pembina dokter
intership atas bimbingannya. Seluruh peserta SMP widuri dan Charitas serta SMA Charitas atas
partisipasinya, seluruh staf Puskesmas Lebak Bulus, rekan – rekan dokter internship yang telah
sangat membantu sejak awal sampai laporan ini selesai, keluarga yang telah memberikan
perhatian, doa dan dukungannya, teman – teman dan pihak – pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang
bersifat membangun.
Mini project dan laporan ini telah penyusun selesaikan dengan sebaik-baiknya, semoga
dapat memberi manfaat untuk para pembaca dan seluruh warga Kelurahan Lebak Bulus pada
khususnya.Namun, penyusun menyadari laporan mini project ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan timbal balik berupa kritik dan saran
dari para pembaca. Terima kasih.
Hormat Saya,
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................................ i
1.3 Tujuan……...………………………………………………………………………….......2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………2
2.2.4 Pembinaan………………………………………………………………………….13
iii
3.3 Kerangka Kegiatan............................................................................................................ 16
BAB V PEMBAHASAN………………………………………………………………………...29
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………31
6.2 Saran……………………………………………………………………………………..31
DAFTAR PUSTAKA…………………………...……………………………………………….32
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………..33
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaa dan Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus .........17
Tabel 4.6 Materi Penyuluhan Kader Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus ................... 26
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3 Diagram Hubungan antara Faktor Risiko dengan PTM dan Gangguan
akibat Cedera. ....................................................................................................7
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
kegiatan. Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh
elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM melalui Posbindu PTM (Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular).3
Pada Puskesmas Lebak Bulus di dapatkan data yang menderita hipertensi ( 351
kasus ), Kolesterol ( 73 kasus ) Asam Urat ( 29 kasus ) dan Diabettes Mellitus ( 89 Kasus)
pada 3 Bulan ini. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan, berdasarkan persoalan PTM yang ada di masyarakat, dan
mencangkup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.3
September
Kolesterol
DM
Asam Urat
Agustus
Hipertensi
July
2
1.3 Tujuan
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang. Mereka adalah durasi panjang dan perkembangan
umumnya lambat yang terbagi menjadi:1
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Kanker
Penyakit kronis degenerative
Diabetes mellitus
Gangguan akibat cedera dan tindak kekerasan
4 jenis utama dari penyakit menular adalah penyakit kardiovaskular (seperti
serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit kronis
terhambat paru dan asma) dan diabetes.Penyakit kardiovaskular (CVD), seperti serangan
jantung dan stroke, bertanggung jawab untuk hampir satu dari tiga kematian di seluruh
dunia. Di negara berpenghasilan rendah, ¾ penderita PTM meninggal dunia.1
Gambar 1 : Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT 1995, SKRT
2001, Riskesdas 2007.4
4
Gambar 1 diatas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia
proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan tetapi
proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi
59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera relatif stabil. Menurut profil
PTM WHO tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki – laki dan 481.700
perempuan meninggal karena PTM.4
Gambar 2: Presentase Kematian Penyakit Tidak Menular Prioritas Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2009-
2010.4
5
Faktor risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor risiko Penyakit Tidak Menular adalah suatu kondisi yang secara potensial
berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit tidak menular pada seseorang atau
kelompok tertentu.5
Semua kelompok usia dan semua daerah dapat terkena PTM. PTM sering dikaitkan
dengan kelompok usia yang lebih tua, tetapi bukti menunjukkan bahwa 16 juta dari seluruh
kematian disebabkan penyakit tidak menular (PTM) terjadi sebelum usia 70. Dari jumlah
kematian "prematur" tersebut, 82% terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah .
Anak-anak, orang dewasa dan orang tua semua rentan terhadap faktor-faktor risiko yang
berkontribusi terhadap penyakit menular, baik dari diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas
fisik, paparan asap tembakau atau efek dari penggunaan alkohol yang berbahaya.1
Penyakit ini didorong oleh penuaan, urbanisasi yang tidak terencana cepat, dan
globalisasi gaya hidup tidak sehat, seperti diet yang tidak sehat mungkin akan meninmbulkan
peningkatan tekanan darah, peningkatan glukosa darah, lipid darah, dan obesitas. Hal ini
disebut 'faktor risiko menengah' yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.1
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan penyakit
keturunan (genetik)
2. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:
a. Faktor risiko perilaku, seperti: merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih,
kurang aktifitas fisik, konsumsi alcohol dan stress
b. Faktor risiko lingkungan, seperti: polusi udara, jalan raya dan kendaraan tidak layak
jalan, infrastruktur yang tidak mendukung untuk pengendalian PTM serta stress social
c. Faktor risiko fisiologis, seperti: obesitas, gangguan metabolism kolesterol dan tekanan
darah tinggi
Jika faktor risiko PTM yang dapat diubah tidak dikendalikan, maka secara alami
penyakit akan berjalan menjadi fase akhir PTM seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK),
stroke, diabetes mellitus, PPOK, kanker, asma, gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan, dll.5
6
Sebelum menjadi fase akhir, PTM dapat dideteksi secara dini dengan menemukan
adanya faktor fisiologis seperti: obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak darah
tinggi, benjolan payudara, lesi prakanker dan lain-lain.5
Gambar 3: Diagram Hubungan antara Faktor Risiko dengan PTM dan Gangguan akibat Cedera. 5
7
2.2.1 Konsep Dasar Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi
dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap
PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang
mengalaminya.6
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau UKM
yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.6
Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM meliputi merokok, kurang
konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi alcohol, pengukuran berkala
Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, tekanan darah, Arus Puncak Ekspirasi (APE)
dan pemeriksaan gula darah sewaktu, kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan klinik
payudara, pemeriksaan lesi pra kanker dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kadar
alcohol dalam darah, tes amfetamin urin serta potensi terjadinya cedera.6
Posbindu PTM dilaksanakan dalam 5 tahapan layanan, namun dalam situasi kondisi
tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut
berupa pelayanan deteksi dini, monitoring terhadap faktor ridiko penyakit tidak menular
dan tindak lanjut dini seperti konseling serta rujukan ke Puskesmas.6
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam situasi
kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.6
Kegiatan tersebut dimulai dari pendaftaran, wawancara, pengukuran dan
pemeriksaan faktorrisiko PTM, konseling, rujukan serta pencatatan dan pelaporan,
sehingga dalam pelaksanaannya lebih tertata dan terarah.6
a. Registrasi / Pendaftaran
Pemberian nomor urut / kode yang sama serta pencatatan hasil pengisian Buku
Monitoring FR PTM ke Buku pencatatan oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM
setelah peserta menyelesaikan semua tahapan layanan dan memperoleh tindak
lanjut berupa konseling ataupun rujukan.
b. Wawancara
8
Wawancara dilakukan untuk menelusuri informasi faktorrisiko perilaku dan
riwayat PTM pada keluarga seperti merokok, minum alcohol, stress, makan
makanan asin, makan makanan tinggi lemak, makan dan minum manis, kurang
makan sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, potensi terjadinya cedera, serta
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan
dengan terjadinya PTM. Aktivitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan
berkala sebulan sekali.
c. Pengukuran
Pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), perhitungan Indeks Massa Tubuh
(IMT), Lingkar Perut, Analisa Lemak Tubuh dilakukan 1 bulan sekali.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan darah, Gula darah, Kolesterol total dan Trigliserida serta
pemeriksaan APE.Kegiatan pemeriksaan klinis payudara/ Clinical Breast
Examination (CBE) dan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) dilakukan jika situasi
memungkinkan dan tersedia tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan telah
terlatih.
e. Identifikasi faktor risiko PTM dan Konseling
Kegiatan konseling merupakan tahapan layanan terakhir setelah diidentifikasi
faktor risiko yang ada.Konseling dilakukan berdasarkan faktor risiko yang dimiliki
oleh peserta dan dilakukan oleh petugas pelaksana Posbindu PTM terlatih atau
petugas kesehatan.
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
berusia 15 tahun keatas.7
Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM dapat dilakukan di lingkungan tempat
tinggal dalam wadah desa/kelurahan ataupun fasilitas publik lainnya seperti sekolah dan
perguruan tinggi, tempat kerja, tempat ibadah, pasar, terminal dan sebagainya.7
Posbindu PTM dalam pelaksanaannya di lapangan dapat bersama – sama dengan
program atau pelayanan lainnya yang diberikan, dalam rangka menarik minat dan
meningkatkan kepatuhan masyarakat seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia maupun
Puskesmas Keliling dan lain – lain.7
9
Penyelenggaraan Posbindu PTM dilakukan oleh petugas pelaksana posbindu PTM
yang berasal dari kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing – masing
kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu
PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan
faktor risiko PTM di masing – masing kelompok atau organisasinya.7
Petugas Pelaksana Posbindu PTM memiliki kriteria antara lain, mau dan mampu
melakukan kegiatan posbindu PTM, dan lebih diutamakan berpendidikan minimal SLTA
atau sederajat.7
Pembinaan pelaksanaan kegiatan ini adalah puskesmas Pembina wilayah tersebut
dan Dinas Kesehatan kabupaten/Kota setempat.7
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat
dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok Posbindu
PTM, yaitu:7
a. Posbindu PTM Dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrument untuk
mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang diderita
sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya cedera, pengukuran berat badan,
tinggi badan, lingkar perut, IMT, pengukuran tekanan darah, serta konseling.
b. Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan Posbindu PTM Dasar ditambah dengan
pemeriksaan gula darah, kolesterol total, trigliserida, pengukuran APE,
pemeriksaan atau konseling IVA serta pemeriksaan payudara klinis, pemeriksaan
kadar alcohol dalam darah, tes amfetamin urin bagi pengemudi, yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan / tenaga ahli
teknologi laboratorium medic/lainnya)
Posbindu PTM Utama dilaksanakan bila memiliki sumberdaya berupa
peralatan, tenaga kesehatan dan tempat pemeriksaan yang memadai. Bila
kelompok/organisasi/ institusi di masyarakat ini belum memiliki sumber daya yang
mencukupi, maka pengembangan dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu PTM
Dasar. Seiring dengan perkembangan sumber daya yang dimiliki, maka Posbindu PTM
dasar dapat ditingkatkan menjadi Posbindu PTM Utama.7
11
Posbindu PTM Alat lingkar perut 1 buah Lembar balik 1 buah
dasar Tensimeter digital 1 buah Leaflet 1 buah
Alat analisa lemak 1 buah Poster 1 buah
tubuh Buku pencatatan 1 buah
Buku panduan 1 buah
Model makanan 1 buah
Posbindu PTM Alat lingkar perut 1 buah Lembar balik 1 buah
plus Tensimeter digital 1 buah Leaflet 1 buah
Alat analisa lemak tubuh 1 buah Poster 1 buah
Alat ukur kadar gula & 1 buah Buku pencatatan 1 buah
kolesterol darah Buku panduan 1 buah
Peakflow meter 1 buah Model makanan 1 buah
Posbindu PTM yang telah melaksanakan kegiatan utamanya secara mandiri dapat
melakukan kegiatan lain sebagai bagian penunjang upaya pencegahan, deteksi maupun
intervensi dini antara lain:8
Pelatihan Kader Posbindu
Penyuluhan Gizi Sehat-Seimbang
Penyuluhan Berhenti Merokok
Penyuluhan Penyakit Keganasan/Kanker
Penyuluhan Pencegahan & Deteksi Komplikasi Diabetes
Pelatihan Perawatan Kaki Diabetik
Penyegaran Kemampuan & Pengetahuan Kader
Kegiatan Senam Sehat Bersama
12
Kegiatan Senam Jantung
Kunjungan ke Posbindu wilayah lain, dan lainnya
2.2.4 Pembinaan
Kegiatan pembinaan antara lain dilakukan terhadap Posbindu PTM secara periodic
oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah setempat
memiliki kewajiban juga untuk menjaga keberlangsungan kegiatan Posbindu PTM di
desa/kelurahan, agar terus tumbuh dan berkembang dengan dukungan kebijakan termasuk
berbagai fasilitas lainnya.6
13
Tujuan kegiatan ini untuk memacu semangat dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga berperilaku hidup bersih dan sehat agar menjadi panutan
masyarakat dan makin aktif dalam penyelenggaraan Posbindu PTM.
3. Pemilihan Posbindu PTM teladan melalui evaluasi penyelenggaraan, evaluasi
administrasi termasuk pencatatan pelaporan dan penilaian tingkat perkembangan
Posbindu PTM menurut indikator yang ditetapkan. Penghargaan sebaiknnya diberikan
dalam bentuk dana atau sarana yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Tujuan kegiatan ini untuk memacu tingkat perkembangan Posbindu PTM menuju
peningkatan kualitas dan kemandirian.
4. Pelaksanaan studi banding untuk Posbindu PTM yang sebagian besar indikator
kinerja perkembangan masih belum sesuai harapan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas pelaksana Posbindu PTM melalui
contoh penyelenggaraan Posbindu PTM secara langsung.
5. Pendampingan oleh Puskesmas dengan memberikan bantuan maupun bimbingan
teknis dan fasilitas secara berkala dan berkesinambungan.
BAB III
14
METODOLOGI KEGIATAN
Kegiatan mini project ini dilakukan kepada seluruh Pos Pembinaan Terpadu PTM
di kelurahan Lebak Bulus yang telah berjalan dari tahun 2015 hingga sat ini dan seluruh
kader Pos Pembinaan Terpadu
Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian mini Project ini terdiri dari
beberapa fase dan model kegiatan yang terdiri atas tahap perencanaan, pelatihan,
pelaksanaan dan pengembangan
15
3.2.4 Tahap rencana tindak lanjut
Tahap rencana tindak lanjut terdiri atas kegiatan sosialisasi hasil evaluasi kepada
kader-kader Posbindu dilanjutkan dengan penyuluhan.
Pada tahap ini berupa penyuluhan yang merupakan upaya untuk menyampaikan
informasi untuk menambah pengetahuan kader yang disertai dengan diskusi
interaktif antara kader dengan narasumber.
sosialisasi
Rencana
Perencanaan Identifikasi hasil
Evaluasi Tindak Intervensi
Kegiatan Masalah evaluasi dan
Lanjut
penuluhan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengarahan dan diskusi materi
mini project sampai dengan pelaksanaan mini project ditampilkan dalam Tabel 2 berikut:
16
No. Tanggal Kegiatan Komponen yang terlibat
Pelaksanaan
1 25 Juni 2016 Pengarahan dan diskusi Dokter internship, dokter Pembina
materi mini project
2 04 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Mawar
3 09 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Kasih Posbinu PTM dan kader posbindu
ibu
4 10 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Lestari
5 22 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Anggrek
6 23 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kaderposbindu
Melati
7 25 Agustus 2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter Internship, Penjab Program
menganalisa Posbindu Posbindu PTM, dan kader posbindu
Kenanga RPTRA Anggrek
8 15 September Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
2016 menganalisa Posbindu Posbinu PTM dan kader posbindu
Anggrek
9 20 September2016 Evaluasi Pelaksanaan dan Dokter internship Penjab Program
menganalisa Posbindu Kasih Posbinu PTM dan kader posbindu
ibu dan Melati
10 26 September2016 Pertemuan Seluruh Kader Dokter Internship, Penjab Program
Posbindu di RPTRA Mawar Posbindu PTM, Dokter Pembina
Kelurahan Lebak Bulus
(evaluasi dari analisis
posbindu)
Tabel 3.1: Jadwal Pelaksanaa dan Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus
17
Bulan Juni July Agustus September Oktober
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Orientasi
Pelaksanaan
Posbindu PTM
Evaluasi
Pelaksanaan
Kegiatan
Posbindu PTM
Pembuatan
Laporan
Tabel 3.2: Jadwal Kegiatan Mini Project Evaluasi Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus
18
BAB IV
HASIL KEGIATAN
Luas wilayah Kelurahan Lebak Bulus adalah seluas 411,40 Ha, terdiri dari 9 RW
dan 79 RT.Penduduk di Kelurahan Lebak Bulus adalah sebanyak 40.086 jiwa pada bulan
Februari 2015. Usia sasaran posbindu yaitu dari umur 15 – 60 tahun adalah sebanyak
26.386 jiwa.
No RW JUMLAH
Luas wilayah
RT KK
(Ha)
1 01 5 446 33,65
2 02 10 927 58,17
3 03 8 1.053 50,19
4 04 11 1.440 63,54
5 05 5 347 35,45
6 06 10 670 51,30
7 07 14 1.077 66,86
8 08 8 947 49,24
9 09 8 257 3
Jumlah 79 7.164 411,40
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Keluran Lebak Bulus
19
Perkembangan penduduk cukup pesat karena selain kelestarian alam masih terjaga, juga
disebabkan oleh tersedianya fasilitas sarana umum yang memadai. Tetapi pertumbuhan
jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menjadi satu masalah yang menghambat
pembangunan oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian jumlah penduduk dan jumlah
pengangguran yang semakin lama semakin meningkat.
20
4.5 Hasil Diskusi Perencanaan Program Evaluasi Posbindu
Dalam perencanaan Program Evaluasi Posbindu PTM di Kelurahan Lebak Bulus
dilakukan pada Bulan Agustus 2016. Pertama diskusi ini melibatkan dokter Internship dan
dokter pembimbing, dr. Lita. Isi diskusi awal tersebut merencanakan posbindu di Lebak
Lubus mengevaluasi untuk semua posbindu yang ada di Kelurahan Lebak Bulus meliputi
program, tujuan, sasaran, serta masalah-masalah yang mungkin ditemukan. Dan hasilnya
Posbindu yang di evaluasi berjumlah 6 Posbindu yaitu : Posbindu Lestari RW 01, Posbindu
Kasih Ibu RW 04, Posbindu Mawar RW 07 , Posbindu Melati RW 03, Posbindu Anggrek
RW 02, Posbindu Kenanga RW 08.
21
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan Sebagian besar kader datang tepat waktu
Sumber Daya
1.
pengukuran dan pemeriksaan darah 80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia
Manusia
diatas 45 tahun sehingga sedikit susah untuk
diberikan materi
Tempat dan Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan Tempat pelaksanaan Posbindu PTM yang sangat
2. waktu mudah dijangkau terbatas karena bersamaan dengan PAUD Lestari
pelaksanaan
Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga seperti timbangan injak dan staturemeter milik
Prasarana
tidak meminjam peralatan milik puskesmas PAUD
Penggalangan dana sudah dapat dari sponsor yang Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
4. Pendanaan
diberikan setiap bulan pelaksanaan Posbindu PTM
Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
Alur sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
5. Pelaksanaan Tiap meja hanya diisi dengan 1 (satu) kader
sehingga terjadi antrian
Tersedianya buku pencatatan besar dan buku Belum tersedianya daftar hadir peserta, kader dan
monitoring/KMS yang cukup memadai tamu Posbindu PTM belum masuk buku registrasi
Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar Posbindu
Pencatatan
tidak hilang dan dapat melihat perkembangan hasil Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
6. dan
skrining monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
Pelaporan
Beberapa identitas peserta seperti no telp,
pendidikan terakhir dan golongan darah kadang
masih ada yang terlewat
22
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
Sumber Daya sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan 80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia diatas
1. Manusia pengukuran dan pemeriksaan darah 45 tahun sehingga sedikit susah untuk diberikan materi
Kader datang tepat waktu
Tempat dan Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan mudah Tempat pelaksanaan Posbindu PTM bersamaan dengan
waktu dijangkau dan Milik Ketua RW PAUD Kasih Ibu
2.
pelaksanaan
Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga tidak seperti timbangan injak dan staturemeter milik PAUD
Prasarana
meminjam peralatan milik puskesmas
Dana yang di dapatkan hanya dari infak masyrakat jika Belum adanya menajemen yang baik dalam
Pendanaan melakukan pengobatan Posbindu PTM dan dana dari pengelolaan anggaran untuk menunjang pelaksanaan
4.
ketua RW setempat Posbindu PTM berkelanjutan
Alur Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris Belum terlaksananya fungsi penyuluhan materi PTM
5. Pelaksanaan sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM dengan baik sesuai yang tujuan dari POSBINDU
Tersedianya buku pencatatan besar dan buku Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
Pencatatan dan monitoring/KMS yang cukup memadai format yang diharapkan
6. Pelaporan Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar tidak
hilang dan dapat melihat perkembangan hasil skrining
23
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan Sebagian besar kader datang tepat waktu
Sumber Daya
1.
pengukuran dan pemeriksaan darah 80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia
Manusia
diatas 45 tahun sehingga sedikit susah untuk
diberikan materi
Tempat dan Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan Tempat pelaksanaan Posbindu PTM suka berganti-
2. waktu mudah dijangkau ganti dan membuat peserta Posbindu bingung
pelaksanaan
Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga seperti timbangan injak dan staturemeter milik
Prasarana
tidak meminjam peralatan milik puskesmas Posbindu
Dana yang di dapatkan hanya dari pembayaran Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
pemeriksaan gula, kolestrol dan asam urat jika pelaksanaan Posbindu PTM
Pendanaan melakukan pengobatan Posbindu PTM dan dana dari Belum adanya menajemen yang baik dalam
4.
ketua RW setempat pengelolaan anggaran untuk menunjang
pelaksanaan Posbindu PTM berkelanjutan
Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
Alur sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
5. Pelaksanaan Belum terlaksananya fungsi penyuluhan materi
PTM dengan baik sesuai yang tujuan dari
POSBINDU
Tersedianya buku pencatatan besar dan buku Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
Pencatatan monitoring/KMS yang cukup memadai format yang diharapkan
6. dan Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
Pelaporan tidak hilang dan dapat melihat perkembangan hasil monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
skrining
Tabel 4.4. Penilaian Posbindu Mawar
24
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
Sumber Daya sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan Sebagian besar kader datang tepat waktu
1. Manusia pengukuran dan pemeriksaan darah 80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia diatas
45 tahun sehingga sedikit susah untuk diberikan materi
Tempat dan Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan mudah Tempat pelaksanaan Posbindu PTM yang sangat
waktu dijangkau terbatas karena bersamaan dengan PAUD Lestari
2.
pelaksanaan
Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga tidak seperti timbangan injak dan staturemeter milik PAUD
Prasarana
meminjam peralatan milik puskesmas
Penggalangan dana sudah dapat dari sponsor yang Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
Pendanaan
4. diberikan setiap bulan pelaksanaan Posbindu PTM
Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
Alur
sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
5. Pelaksanaan
Tersedianya buku pencatatan besar dan buku Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
monitoring/KMS yang cukup memadai monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
Pencatatan dan
6. Pelaporan Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar tidak Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
hilang dan dapat melihat perkembangan hasil skrining format yang diharapkan
25
No. Aspek Kelebihan Kekurangan
Kader Posbindu PTM telah mendapatkan pelatihan Jumlah kader Posbindu PTM yang sangat terbatas
Sumber Daya sebelumnya, sehingga lebih mahir dalam melakukan Sebagian besar kader datang tepat waktu
1. Manusia pengukuran dan pemeriksaan darah 80% kader Posbindu PTM memiliki rentang usia diatas
45 tahun sehingga sedikit susah untuk diberikan materi
Tempat dan Lokasi yang sudah dikenal masyarakat sekitar dan mudah Tempat pelaksanaan Posbindu PTM yang sangat
waktu dijangkau terbatas karena bersamaan dengan PAUD Lestari
2.
pelaksanaan
Sudah tersedianya alat – alat pemeriksaan seperti Fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa alat ukur
Sarana dan
3. tensimeter, alat cek GDS dan kolesterol sehingga tidak seperti timbangan injak dan staturemeter milik PAUD
Prasarana
meminjam peralatan milik puskesmas
Penggalangan dana sudah dapat dari sponsor yang Belum adanya anggaran khusus untuk menunjang
Pendanaan
4. diberikan setiap bulan pelaksanaan Posbindu PTM
Penempatan 5 meja yang teratur dalam satu baris Tidak adanya nomor antrian sehingga pelayanan
sehingga memudahkan peserta Posbindu PTM peserta kadang tidak sesuai urutan kedatangan
Alur
Tiap meja hanya diisi dengan 1 (satu) kader
5. Pelaksanaan
sehingga terjadi antrian
Tersedianya buku pencatatan besar dan buku Pencatatan hasil pemeriksaan ke buku
monitoring/KMS yang cukup memadai monitoring/KMS kadang masih ada yang terlewat
Pencatatan dan
6. Pelaporan Buku monitoring/KMS disimpan oleh kader agar tidak Belum terlaksananya pelaporan dengan baik sesuai
hilang dan dapat melihat perkembangan hasil skrining format yang diharapkan
26
4.7 Hasil Kuesioner Kader Posbindu
Dari hasil kuesioner yang didapatkan setelah memberikan kuesioner kepada kader
Posbindu PTM kelurahan Lebak Bulus secara acak, masih didapatkan kader yang salah
dalam menjawab kuesioner yang berisikan penyakit tidak menular. Hal ini mungkin
didasari kader posbindu harus dilakukan penyegaran materi setiap 2 atau 3 bulan sekali
untuk menambah pengetahuan tentang penyakit tidak menular.
Pemberian Kuesioner
secara acak untuk kader
Pemberian
Sosialisasi Hasil
Posbindu PTM
Pemberian Materi
Penyegaran
27
Materi Penyakit Tidak
Menular ( Diabetes
Mellitus, Penyakit
Jantung, Hipertens,
Disiplidemia, Paru tidak
Menular )
Pemberian Materi Cara
penulisan Laporan
peserta Posbindu PTM
dan Cara pelaporan
Hasil Kerja Posbindu
PTM untuk setiap bulan
Tabel 4.6. Materi Penyuluhan Kader Posbindu PTM Kelurahan Lebak Bulus
28
Tabel 4.7. PENGAJUAN JADWAL PROGRAM EVALUASI POSBINDU PTM
PUSKESMAS KELURAHAN LEBAK BULUS
BULAN
JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI
KEGIATAN
KEGIATAN YANG
DILAKUKAN
SASARAN
: Evaluasi Posbindu
29
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
30
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Evaluasi perdana terhadap pelaksanaan Posbindu PTM di kelurahan Lebak Bulus
telah dilaksanakan
Hasil evaluasi masalah yang paling menonjol pada setiap Posbindu adalah cara
pelaporan dan cara registrasi peserta posbindu
Masih terdapat Posbindu Kelurahan Lebak Bulus masih melakukan kegiatan
Posbindu dengan diikut sertakan dari Pihak Puskesmas untuk melakukan Posbindu
6.2 Saran
Tindak Lanjut dan Pembinaan Posbindu PTM yang telah dibentuk harus tetpa
dilakukan oleh pihak Puskesmas Lebak Bulus dan Pejabat Pemerintahan terkait
seperti RT dan RW
Evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM harus dilakukan secara berkala, sebaiknya
diadakan setiap 4 bulan
Pembinaan terhadap Posbindu PTM agar mendapatkan Posbindu PTM yang
semakin baik
Pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular harus tetap dilakukan pihak
Puskesmas untuk menambah pengetahuan kader untuk lebih baik
Pendanaan dan pelaporan harus lebih di analisa oleh pihak Puskesmas Lebak Bulus
DAFTAR PUSTAKA
31
2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Jakarta; 2014. h.1-22.
3. Aditama, TY. Posbindu PTM Kurikulum dan Modul. Direktorat Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI. Jakarta; 2013. h.1-33.
4. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Penyakit Tidak
Menular. Jakarta; 2012. h.2,11.
5. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2: Penyelenggaraan Posbindu
PTM. Jakarta; 2014. h.1-22; 33-34.
6. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pintar Posbindu PTM Seri 1: Penyelenggaraan Posbindu
PTM. Jakarta; 2014. h.1-30
7. Kementerian Kesehatan RI.Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular. Jakarta; 2014. h.1-54.
8. Rahajeng E, Wahyurini E, Ismoyowati (ed.). Buku Pintar Kader Seri 1: Penyelenggaraan
Posbindu PTM. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Cilandak; 2015.
h.1-23
LAMPIRAN
32
4. ABSENSI KADER SAAT PENYULUHAN
5. DOKUMENTASI ACARA PENYULUHAN
6. CONTOH RUJUKAN POSBINDU
33
Hari / Tanggal :
Koordinator Posbindu : No. HP :
DATA DASAR
Laki-Laki
< 20 th 20 - 44 th 45 - 54 th > 55 th
Merokok
Kurang aktivitas fisik
Kurang makan sayur / buah
Minum alkohol
Tekanan darah > 130/80
IMT > 25
Lingkar perut > 90 cm
Gula darah sewaktu > 180
Kolesterol > 200
Asam urat > 6
Benjolan payudara
IVA positif
Stress / sulit tidur
Perempuan
< 20 th 20 - 44 th 45 - 54 th > 55 th
34
Merokok
Kurang aktivitas fisik
Kurang makan sayur / buah
Minum alkohol
Tekanan darah > 130/80
IMT > 25
Lingkar perut > 80 cm
Gula darah sewaktu > 180
Kolesterol > 200
Asam urat > 6
Benjolan payudara
IVA positif
Stress / sulit tidur
Mengetahui,
Penanggung Jawab Program PTM
dr. ………………………………………….
NIP.
…………………………………………………
35
36
37
DOKUMENTASI PENYULUHAN POSBINDU PTM KELURAHAN LEBAK BULU
38
39
40
41
Catatan:
1. Indikasi rujukan mohon dicantumkan.
Contoh; HIPERTENSI / Tekanan Darah Tinggi 160/100
42