MINI PROJECT
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGKOAN
TENTANG DIABETES MELITUS
BESERTA PROMOSI KESEHATAN DIABETES MELITUS
Minahasa,
Februari 2015
Dokter Pendamping Internship,
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut
dapat dicapai dengan menyelenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional. Visi pembangunan nasional yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah mewujudkan Indonesia sehat
tahun 2010. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
1
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 2004).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus
merupakan
suatu
kelompok
penyakit
metabolik
dengan
karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek
sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya.
Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan
sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di masa mendatang,
diantara penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak
menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. WHO membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025 jumlah tersebut akan membengkak menjadi 300 juta orang (Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III, 2006).
Indonesia akan naik sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien diabetes
yang jauh lebih besar yaitu 86-138% yang disebabkan oleh karena :
a)
b)
c)
d)
faktor demografi
gaya hidup yang kebarat-baratan
berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi
meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes semakin
panjang
Mengingat jumlah pasien yang akan membengkak dan besarnya biaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Etiologi Diabetes Melitus
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka
intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada
usia lanjut dapat disebabkan oleh :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel
sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
II.3 Gambaran Klinis Diabetes Melitus
Keluhan umum pada pasien DM seperti poliuria, polidipsia, dan polifagia.
Keluhan lain yang dapat ditemukan antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
besar DM pada lanjut usia adalah tipe II dan dalam penatalaksanaannya perlu
diperhatikan secara khusus, baik cara hidup pasien, keadaan gizi dan
kesehatannya, penyakit lain yang menyertai serta ada atau tidaknya komplikasi
DM.
Pedoman penatalaksanaan diabetes antara lain :
a) Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan
kepada pasien dan keluarganya.
b) Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia.
c) Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi
(200-220 mg/dl) dan tidak terlampau rendah karena bahaya terjadinya
hipoglikemia
d) Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemi.
e) Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
selama 2-4 minggu jika tidak terkontrol gula darahnya maka diberikan obat
anti diabetes oral.
f) Pilar Pengelolaan DM, antara lain :
1. Edukasi, meliputi: pemahaman tentang DM, obat-obatan, olahraga,
perencanaan makan dan masalah yang mungkin dihaapi.
2. Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-20%, dan
lemak 20-25%.
3. Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani.
4. Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan dan
olahraga.
II.6 Strategi Pencegahan Diabetes Melitus
Dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Indonesia akan naik sebesar 40%
dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 86-138%
yang disebabkan oleh karena :
a) faktor demografi, antara lain :
jumlah penduduk meningkat
penduduk usia lanjut bertambah banyak
urbanisasi makin tak terkendali
b) gaya hidup yang kebarat-baratan
penghasilan per kapita tinggi dan restoran siap santap
sedentary life style
c) berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi
6
tingkat
konsumsi
Faktor
Determina
n
status gizi
pengetahu
an
aktivitas
genetik
8
status gizi
II.8
pengetahua
n
gejala
riwayat
keluarga
pasien /
masyarakat
sekitar yang
datang ke
Puskesmas
aktivitas
pola makan
status gizi
BAB III
METODE MINI PROJECT
BAB IV
HASIL
Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total 21 orang
subjek perempuan dan 5 orang subjek laki-laki yang dilakukan wawancara
terstruktur, didapatkan bahwa 14 orang diantaranya tidak mengetahui apa itu
diabetes melitus/kencing manis dan bagaimana gejalanya. Sementara itu, sejumlah
12 orang mengerti apa itu diabetes melitus/kencing manis dan mengetahui gejala
pernyertanya.
Seperti yang dibahas pada teori, disebutkan bahwa diabetes melitus atau
kencing manis adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan metabolisme
sehingga kadar gula darah dalam tubuh melebihi normal. Diabetes mellirus
memiliki gejala-gejala, diantaranya sering buang air kecil terutama malam hari,
sering haus, sering lapar, luka tidak sembuh-sembuh, kesemutan, berat badan
menurun meskipun nafsu makan meningkat, sering mengantuk/ lemas, gatal-gatal
terutama di daerah kemaluan, dan impoten. Dari 7 orang subjek yang mengetahui
gejala kencing manis, 3 orang menyebutkan gejalanya adalah sering buang air
kecil terutama pada malam hari, 2 orang menyebutkan lemas/mengantuk, 3 orang
menyebutkan keluhan sering lapar meskipun sudah banyak makan, 4 orang
menyebutkan keluhan sering haus, 2 orang menyebutkan keluhan luka yang tidak
sembuh-sembuh, dan masing-masing 1 orang menyebutkan keluhan berat badan
menurun, impoten, kesemutan, dan gatal di seluruh tubuh terutama daerah
kemaluan.
10
BAB V
DISKUSI
11
suatu
kelompok
penyakit
metabolik
dengan
karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan
sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita diabetes melitus. Menurut
penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia,
kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Terjadi tendensi
kenaikan kekerapan diabetes secara global terutama disebabkan oleh karena
peningkatan kemakmuran suatu populasi, maka dengan demikian dapat
dimengerti bila suatu saat atau lebih tepat lagi dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade
yang akan datang kekerapan DM di Indonesia akan meningkat dengan drastis.
Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap
diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding
tahun 1995. Pilar Pengelolaan DM, antara lain :
a ) Edukasi, meliputi: pemahaman tentang DM, obat-obatan, olahraga,
perencanaan makan dan masalah yang mungkin dihadapi.
b ) Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-20%, dan
lemak 20-25%.
c ) Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani.
d ) Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan dan
olahraga.
Komplikasi diabetes melitus yang dapat ditemukan, antara lain :
hipoglikemia, infeksi, komplikasi kronis penyakit jantung dan pembuluh darah,
kerusakan pada ginjal (nefropati), kerusakan saraf (neuropati), dan kerusakan
pada mata (retinopati).
Jika melihat dari segi teori di atas, bahwa jelas jika mencegah lebih baik
daripada mengobati. Hal ini juga dikarenakan banyak komplikasi yang terjadi
pada penyakit diabetes melitus. Pada seseorang yang mengidap penyakit diabetes
melitus, maka penatalaksanaan yang pertama kali dilakukan adalah edukasi
12
tentang perjalanan penyakitnya, olah raga dan perencanaan makan. Untuk itu,
dalam hal ini peran promosi kesehatan sangatlah penting dalam mencegah
penyakit diabetes melitus.
Tetapi mengingat keterbatasan waktu dan lokasi, serta jumlah pasien yang
kurang penulis melakukan pendekatan individu tanpa memandang seseorang itu
beresiko atau tidak dengan maksud sasaran pencegahan primer akan lebih sampai
kepada setiap orang yang belum mengerti mengenai apa itu diabetes melitus dan
bagaimana pencegahannya. Dengan begitu, penulis dapat melakukan penyuluhan/
promosi secara individual tentang diabetes melitus dan mengedukasi jika
menemukan keluarga/tetangga dengan gejala seperti itu segera diperiksakan ke
Puskesmas. Penulis melakukan promosi kesehatan dengan menggunakan pamflet
pengaturan diet dan memberikannya kepada subjek yang sudah diedukasi. Dengan
cara seperti ini diharapkan sasaran pencegahan primer dan sekunder akan lebih
berhasil karena menggunakan pendekatan individual.
Dalam mini project kali ini, penulis juga menemukan 2 orang subjek yang
menderita diabetes melitus/ kencing manis tetapi tidak berobat secara rutin. Pada
kasus ini, penulis melakukan pencegahan sekunder berupa upaya untuk mencegah
komplikasi dengan edukasi agar rutin berobat, olah raga, dan pengaturan pola
makan. Diharapkan prevalensi diabetes melitus kedepannya dapat ditekan jika
seluruh lapisan masyarakat ikut serta dalan pencegahan primer ataupun sekunder.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan
terhadap diabetes melitus belum merata. Oleh karena itu, diperlukan
adanya promosi kesehatan sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder
terhadap kejadian penyakit diabetes melitus, tidak hanya oleh petugas
kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
2. Pola aktivitas dan makan sebagian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Penerbit FK UI.
2. Ikatan Dokter Indonesia, 2011. Indonesian Doctors Compendium.
Jakarta : CV Matoari Citra Media.
3. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2000. Penatalaksanaan
4.
5.
6.
7.
8.
melitus
9. http://obatpenyakit.biz/uncategorized/gejala-diabetes-melitus/
15
16