PUSKESMAS MARKANDING
MINI PROJECT
Disusun Oleh:
Pendamping:
dr. Agung Lastono
1
HALAMAN PENGESAHAN
oleh:
dr. Muhammad Andy Yusuf Nasution
Telah dinilai dan dinyatakan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program internship dokter Indonesia
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan mini project dengan judul “EVALUASI PROGRAM
PENGENDALIAN PTM DAN UPAYA MENURUNKAN PREVALENSI KASUS BARU PTM DI
WILAYAH PUSKESMAS MARKANDING” dengan baik.
Beberapa sumber yang dihimpun penulis dalam mini project ini berasal dari
artikel dan website kedokteran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pendamping mini project yakni dr.
Agung Lastono yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan mini project ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman yang telah mendukung
penulisan ini.
Akhir kata, penulis menyadari mini project ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Penulis berharap
semoga mini project ini dapat menjadi sarana informasi dalam kemajuan dan
perkembangan ilmu di bidang kedokteran.
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................1
Pernyataan Masalah.................................................................................2
Tujuan Penelitian.....................................................................................2
Tujuan Umum......................................................................................2
Tujuan Khusus.....................................................................................2
Manfaat Penelitian...................................................................................2
Manfaat Teoritis..................................................................................2
Manfaat Aplikatif.................................................................................3
BAB IV HASIL
Gambaran Umum..................................................................................16
Sejarah Puskesmas Markanding.......................................................16
Posisi Lokasi Puskesmas Markanding.............................................16
Wilayah Kerja..................................................................................18
Tujuan Puskesmas Markanding.......................................................19
Saran.....................................................................................................33
Daftar pustaka........................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang sedikit sekali terbukti dapat
penularan dari satu orang ke orang lain dapat terjadi melalui persentuhan, vektor, dan
turunan/warisan secara biologis. Karakteristik penyakit tidak menular yakni: (a) penyebab
penyakit (etiologi) yang tidak tentu; b)terdapat interaksi antara faktor risiko satu penyakit
dengan penyakit lain; (c) riwayat alamiah penyakit (masa laten, masa sakit subklinis,
masa sakit klinis dan cacat) yang panjang; (d) perubahan seseorang yang sehat menjadi
sakit tidak begitu terlihat; dan (e) sulit mengembalikan keadaan pasien menjadi normal
akibat perubahan patologis (misalnya kecacatan).
PTM menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan
bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau
hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh
penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia
kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju,
menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang
berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar
(39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan
dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4%
kematian disebabkan diabetes. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa
selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena
penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular
semakin menurun. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.
Peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan
faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodic dilakukan
dalm program posbindu PTM. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi
merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,
obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini
faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen
bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman PTM melalui
Posbindu PTM. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan, diselenggarakanberdasarkan permasalahan PTM yang ada di
masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut aktif dalam
kegiatan posbindu di lingkungannya dalam mengatasi tingginya
kasus PTM.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi sarana baca dan perpustakaan untuk
sebagai pengetahuan dan informasi bagi rekan sejawat.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil mini project ini dapat dijadikan bahan referensi untuk
meningkatkan kinerja program posbindu PTM di wilayah kerja
Puskesmas Markanding pada tahun mendatang.
4. Bagi Penulis
Menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama
pendidikan kedokteran, menambah pengetahuan,
pengalaman serta masukan untuk penulis selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Tujuan
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau
beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang
bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau
difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok
atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal
SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM.
10
pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai fa k tor risi ko
PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah
minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok
masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA
positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan,
jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila
hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali.
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan
tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas .
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko
kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan
rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana
dalam penanganan pra-rujukan.
11
2.2 Penyakit Tidak Menular (PTM)
2.2.1 Definisi
Porta (2014) mendefinisikan penyakit tidak menular sebagai penyakit yang sedikit
sekali terbukti bahwa penularan dari satu orang ke orang lain dapat terjadi melalui
persentuhan, vektor, dan turunan/warisan secara biologis. Porta menggunakan istilah non-
comunicable disease dan nontransmissiable disease. Aikins (2016) mendefinisikan
penyakit tidak menular dengan sebutan chronic non-communicable disease (NCDs), yaitu
penyakit non infeksi yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pengobatan dan
perawatan jangka panjang.
Dilihat dari kontribusi penyebab kematian, terdapat penyakit tidak menular yang
paling besar menyebabkan kematian, atau disebut juga major chronic disease, yang
meliputi cardiovascular disease, cancer, diabetes (Boslaugh, 2008), dan chronic
respiratory disease (Aikins, 2016). Selain keempat penyakit tersebut, WHO juga
memasukkan disabilitas, cedera, dan gangguan kesehatan mental sebagai fokus area
penyakit tidak menular. Bahkan beberapa organisasi kesehatan juga memasukkan cacat
lahir, kebutaan, penyakit ginjal, penyakit alzheimer, dementia, dan penyakit mulut ke
dalam definisi penyakit tidak menular. Pada awalnya, penyakit tidak menular berkaitan
erat dengan populasi usia tua di negara-negara maju. Namun saat ini, PTM menyerang
wanita dan pria usia produktif pada berbagai tingkatan penghasilan, terutama di antara
anak muda dan berpenghasilan rendah. Tidak ada batas yang jelas antara penyakit
menular dengan penyakit tidak menular. Beberapa kejadian PTM seperti rheumatic heart
disease, Burkitt’s Lymphoma, dan cervical cancer, dimulai dengan proses infeksi dari
penyakit menular.
13
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
secara menetap > 140/90 mmHg. Seringkali hipertensi terjadi tanpa
gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit
Jenis-jenis DM
a. tidak dapat dimodifikasi : Ras/ suku, riwayat keluarga, usia >45 tahun,
riwayat melahirkan bayi besar >4000 gram, riwayat BBLR < 2500gram.
b. dapat dimodifikasi : IMT > 23kg/m2, kurang aktifitas fisik,
Hipertensi,dislipidemia, diet yang tidak sehat
2. Kanker Payudara
i. Kanker
Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak
terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel
kanker dapat menyusup ke jaringan sekitar dan dapat membentuk anak sebar.
Diagnosis kanker maupun jenis kanker ditegakkan berdasarkan hasil
wawancara terhadap pertanyaan pernah didiagnosis menderita kanker oleh
dokter. prevalensi asma, PPOK, dan kanker di Indonesia masing-masing 4,5
persen, 3,7 persen, dan 1,4 per mil. Prevalensi asma tertinggi terdapat di
Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta
(6,9%), dan Sulawesi Selatan (6,7%). Prevalensi PPOK tertinggi terdapat di
Nusa Tenggara Timur (10,0%), diikuti Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi
Barat, dan Sulawesi Selatan masing-masing 6,7 persen. Prevalensi kanker
tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (4,1‰), diikuti Jawa Tengah (2,1‰),
Bali (2‰), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.
BAB III
18
METODE
Jenis mini project yang dilakukan adalah dalam bentuk deskriptif yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi secara objektif.
3.2 Sasaran
19
3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu data kegiatan program posbindu dan
penyuluhan PTM Puskesmas Markanding Kecamatan Bahar Utara
3.4.2 Observasi
20
BAB IV
HASIL
Visi :
Misi :
Oleh karena itu untuk memenuhi Visi dan Misi-nya Puskesmas Markanding juga
ditunjang dengan keberadaan Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Puskesmas Keliling
agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Puskesmas Markanding merupakan pusat kesehatan masyarakat yang terdapat di
Kecamatan Bahar Utara Kabupaten Muaro Jambi yang telah melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya sejak tahun 1995.
22
6) Upaya Kesehatan Jiwa
7) Upaya Kesehatan Usila
8) Upaya Kesehatan Mata
23
4.4.2 Luas Wilayah dan Batas Administrasi
1) Luas Wilayah : 6.046KM2
2) Batas Wilayah :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Talang Bukit
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nyogan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mekar Sari Makmur
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari
Tabel II.1
Luas Wilayah Administratif Menurut Desa
No Desa Luas Wilayah (KM2)
1 Markanding 1500
2 Matra Manunggal 840
3 Bukit Mulya 810
4 Pinang Tinggi 1596
5 Sungai Dayo 1300
JUMLAH 6.046
4.4.3 Kependudukan
Tabel II.3
Kepadatan Penduduk Menurut Desa
NO NAMA DESA LUAS WILAYAH JUMLAH
24
PENDUDUK
1 Markanding 1500 4.010
2 Matra Manunggal 840 1.226
3 Bukit Mulya 810 1.347
4 Pinang Tinggi 1596 2.221
5 Sungai Dayo 1300 458
Jumlah Total 6.046 9.262 Jiwa
2) Sex Ratio
Tabel II.4
Jumlah Perbandingan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
JUMLAH
NO NAMA DESA Laki-Laki Perempuan
PENDUDUK
1 Markanding 4.010 2.110 1.900
2 Matra Manunggal 1.226 664 562
3 Bukit Mulya 1.347 704 643
4 Pinang Tinggi 2.221 1.153 1.069
5 Sungai Dayo 458 231 227
Jumlah Total 9.262 Jiwa 4.861 Jiwa 4.402 Jiwa
JUMLAH
PERSENTASE
NO NAMA DESA JUMLAH KK KK
(%)
MISKIN
1 Markanding 834 93 8,7
2 Matra Manunggal 264 67 24,4
3 Bukit Mulya 333 78 8,6
4 Pinang Tinggi 361 32 9,1
5 Sungai Dayo 128 30 17,7
Jumlah Total 1.843 211
Jumlah TK : 9
25
Jumlah PAUD : 12
Jumlah SD : 24
Jumlah SMP : 5
Jumlah SMA : 4
Jumlah Posyandu : 57
Jumlah Posbindu : 8
Jumlah Pusling : 1
26
O KEPEGAWAIAN
1 Dokter Umum 1 Tenaga Kontrak
2 Dokter Gigi 0 -
3 Farmasi / Apoteker 0 -
4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 NS
5 S 1 Gizi 1 NS
6 Asisten Apoteker 1 PNS
7 Bidan 11 8 PNS, 3 TKS
8 Perawat 5 4 PNS, TKS 1
9 Sanitasi 1 PNS
10 Perawat Gigi 1 PNS
11 AKFIS 0 -
12 SPRG 0 -
15 SMAK 2 1 PNS, 1 TKS
17 Lain – Lain 4 1 PNS, 1 Kontak, 2 TKS
Tabel II.7
Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
NO UNIT KERJA JUMLAH PERSENTASE
1 PUSKESMAS 16 72,7
2 PUSKESMAS PEMBANTU
- MATRA MANUNGGAL 0 0
- BUKIT MULYA 1 4,5
3 POLINDES
- MARKANDING 2 9
- BUKIT MULYA 0 0
- MATRA MANUNGGAL 1 4,5
Tabel II.8
Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
TENAGA
NO PUSKESMAS PUSTU POLINDES JUMLAH
KESEHATAN
1 Medis 1 0 0 1
2 Paramedis 4 1 0 5
3 Bidan 4 0 4 8
27
4 Farmasi 1 0 0 0
5 Gizi 1 0 0 1
6 Teknisi Medis 0 0 0 0
7 Sanitasi 1 0 0 1
8 Kes Mas 1 0 0 1
9 Lain – Lain 2 0 0 2
Jumlah 15 1 5 21
Tabel II.9
Rasio Tenaga Kesehatan Menurut Jumlah Penduduk
RASIO
TENAGA
NO PUSKESMAS DINAS
KESEHATAN PUSKESMAS
KESEHATAN
1 Dokter Umum 1 1 : 1000 -
2 Dokter Gigi 0 1 : 1000 -
3 Apoteker 0 1 : 1000 -
4 Sarjana Kesehatan 1 1 : 1000 -
5 Bidan 8 1 : 1000 -
6 Perawat 5 1 : 1000 -
7 Ahli Gizi 1 1 : 1000 -
8 Ahli Sanitasi 1 1 : 1000 -
28
Bentuk Kegiatan Program PTM Tahun 2016 – 2017.
Adapun kegiatan program PTM yang telah dilaksanakan antara lain :
1. Kegiatan pelaksanaan Surveilans FR PTM berbasis Posbindu PTM
2. Penyuluhan Kesehatan (Konseling) di Posbindu PTM
3. Kegiatan Skrining pemeriksaan Laboratorium Sederhana (cek GDS-
Kolesterol)
4. Kegiatan Skrining pemeriksaa IVA di Puskesmas
5. Kegiatan pelaporan E-Monev tahun Posbindu PTM melalui Website Portal
PPTM
29
Tabel. Rekapitulasi Laporan Kasus Baru (kunjungan pertama dan belum tercatat di
RS/Faskes lainnya).
Pada laporan kasus baru yang terhitung mulai dari Januari tahun 2017 sampai
mei 2017, didapatkan hasil bahwa pada bulan januari ditemukan 4 besar kasus
baru PTM terbanyak adalah KLL ( kecelekaan lalu lintas) darat yaitu sebanyak 60
kasus dan diikuti oleh kasus hiperkolesterolemi, hipertensi dan diabetes mellitus
yang jumlah kasus barunya 21, 18 dan 8 kasus. Pada bulan februari didapatkan
penurunan untuk 4 besar kasus tersebut yaitu 46 kasus untuk KLL, 11 untuk
hiperkolesterolemia, 8 untuk hipertensi dan 5 untuk DM. Untuk bulan maret
didapatkan data 4 terbesar kasus PTM yaitu KLL sebanyak 53 kasus,
hiperkolesrolemia 11 kasus, hipertensi 6 kasus, dan DM 4 kasus. Namun pada
bulan maret ini mulai ditemukan peningkatan penemuan kasus baru obesitas yaitu
sejumlah 5 kasus. Pada bulan april didapatkan hasil penemuan KLL masih dalam
kisaran yang sama yaitu 65 kasus, sedangkan hiperkolesterolemia, hipertensi dan
DM mengalami penurunan yaitu masing- masing 6, 6 dan 2 kasus, sedangkan
untuk obesitas ditemukan 6 kasus. Penemuan kasus baru pada bulan april sedikit
berbeda dengan bulan bulan sebelumnya karena dari hasil rekapitulasi laporan
didapatkan bahwa paling tinggi penemuan kasusnya adalah obesitas yaitu
sejumlah 108 diikuti oleh KLL sebanyak 55 kasus, hipertensi dan
hiperkolesterolemia masing masing 4 kasus, sedangkan DM sama sekali tidak ada
kasus baru. Disini dapat dilihat adanya peningkatan angka penemuan kasus
obesitas yang sangat signifikan disbanding bulan bulan sebelumnya.
Kesimpulan yang didapatkan dari data tersebut diatas adalah terjadi
penururunan adanya penemuan kasus baru PTM seperti Hipertensi,
hiperkolesterolemia dan juga DM. Hal ini kemungkinan karena berhasilnya
program pencegahan PTM yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas
pulomerak sehingga kasus baru yang ditemukan menjadi lebih sedikit.
Dari hasil rekapitulasi laporan kasus angka kematian pada bulan januari
sampai Mei 2017 didapatkan hasil yaitu sebagai berikut, dimana kasus terbanyak
penyebab kematian pada bulan januari adalah Diabetes Melitus sebanyak 3 kasus
dan Hipertensi sebanyak 2 kasus. Pada bulan februari ditemukan kasus kematian
disebabkan oleh penyakit jantung coroner dan gagal ginjal kronik yaitu masing
masing 1 kasus. Pada bulan maret dan april didapatkan hasil yang sama yaitu
kasus meninggal 1 kasus akibat DM dan 1 akibat gagal ginjal kronik. Sedangkan
pada bulan mei 2017, kasus angka kematian didapatkan 2 kauss akibar hipertensi
dan 1 kasus akibat Diabetes mellitus.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab kasus angka
kematian dari PTM adalah Diabtes mellitus, hipertensi dan gagal ginjal kronik,
sehingga untuk kedepannya sebaiknya program pencegahan serta penanggulanan
mengenai penyakit tersebut harus lebih ditekankan agar angka kematian dapat
ditekan.
KESIMPULAN
• Terjadi penururunan adanya penemuan kasus baru PTM seperti Hipertensi,
hiperkolesterolemia dan juga DM. Hal ini kemungkinan karena berhasilnya
program pencegahan PTM yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas
pulomerak sehingga kasus baru yang ditemukan menjadi lebih sedikit.
• Masih adanya peningkatan angka penemuan kasus baru obesitas yang sangat
signifikan dibanding bulan bulan sebelumnya.
• Adanya partisipasi dan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas
sektor sehingga program PTM tercapai.
• Penyebab terbanyak kasus angka kematian dari PTM adalah Diabtes mellitus,
hipertensi dan gagal ginjal kronik, sehingga untuk kedepannya sebaiknya program
pencegahan serta penanggulanan mengenai penyakit tersebut harus lebih
ditekankan agar angka kematian dapat ditekan.
SARAN
4. Kemenkes RI. 2012. Buletin jendela data dan informasi Penyakit Tidak
Menular. Jakarta : Kemenkes RI