Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN

UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS DI WILAWAH KERJA


PUSKESMAS TEMPINO KABUPATEN MUARO JAMBI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dalam menjalani Program Internsip


Dokter Indonesia Periode Februari – November 2020

Disusun Oleh :
dr. Rismita Saldeni

Pendamping :
dr. Agung Lastono
NIP. 197503312006041011

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


PUSKESMAS TEMPINO
KABUPATEN MUARO JAMBI
2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga laporan Mini Project ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam Mini Project ini adalah “Gambaran Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas di Wilayah Kerja Puskesmas Tempino
Kabupaten Muaro Jambi”. Mini Project ini disusun untuk memenuhi tugas dalam
menjalani Program Internship Dokter Indonesia Periode Februari - November
2020. Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Agung Lastono selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan saran yang sangat bermanfaat.
Disamping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak
Kepala Puskesmas serta Petugas Kesehatan di Puskesmas Tempino yang turut
membantu dalam pelakasanaan kegiatan mini projeck ini. Penulis juga sampaikan
terima kasih kepada teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penulisan
Mini Project ini.

Sungai Bahar, 30 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Sekitar 289.000 wanita di dunia meninggal selama kehamilan dan


persalinan pada tahun 2013. (WHO, 2014) Pada tahun 2015, sekitar 303.000
wanita meninggal karena masalah kehamilan. Peningkatan angka tersebut tidak
akan terjadi apabila pelayanan kesehatan kehamilan dilakukan secara teratur dan
dengan kualitas pelayanan yang baik. Namun, berdasarkan data hanya 64% dari
wanita di dunia yang memperoleh prenatal care lebih dari 4 kali sepanjang
kehamilannya. (WHO, 2016).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan
SDKI tahun 1991 tapi tidak terlalu signifikan. Padahal sudah disebutkan pada
target kedua Millenium Development Goals (MDGs) pada poin ke-5 tentang
Maternal Health disebutkan bahwa pada tahun 2015 akan didapatkan akses
universal kesehatan reproduktif yang akan menurunkan angka kematian ibu
menjadi 102 per 100.000 kelahiran. (Stalker, 2008; Kemenkes RI, 2014).
Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014 Pasal 13 menyatakan
bahwa pelayanan kesehatan masa hamil harus dilakukan sekurang-kurangnya 4
(empat) kali selama masa kehamilan dan dilaksanakan sesuai standar buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dalam pemeriksaan tersebut meliputi
pemeriksaan status gizi untuk menanggulangi permasalahan kurang energi kronis
(KEK) dan pemeriksaan darah rutin untuk mencegah kasus anemia. Pasal 12
peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan masa hamil
harus disertai dengan penyuluhan mengenai gizi yang cukup agar kehamilan
berlangsung baik dan janinnya lahir sehat juga cerdas. (Kemenkes RI, 2014).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa gizi berperan sebagai faktor
penentu utama kualitas sumber daya manusia, terutama sejak 1000 hari pertama
kehidupan, pada masa kehamilan sampai dengan usia bayi 2 tahun. Peran penting
gizi pada masa kehamilan membuat status gizi ibu hamil mendapat perhatian yang
besar. Status KEK sebelum hamil memengaruhi pertumbuhan janin dan menjadi
pertimbangan capaian peningkatan berat selama kehamilan. (Ariyani et al., 2012).
Sekitar 30 juta wanita usia subur (WUS) menderita KEK yang bila hamil
dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah
(BBLR). (Kemenkes RI, 2007) Ibu yang mengalami KEK berisiko melahirkan
bayi BBLR 4,8 kali lebih besar daripada ibu yang tidak mengalami KEK.
(Syofianti, 2007) Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350.000 bayi lahir dengan
BBLR (≤2500 g) yang merupakan salah satu penyebab utama angka gizi kurang
dan kematian balita. (Kemenkes RI, 2007).
Data dari WHO (2004) menyatakan bahwa sekitar 20 juta bayi di dunia
lahir dengan BBLR. Angka BBLR di dunia terkonsenstrasi di 2 wilayah yaitu di
Asia dan Afrika. Dari hasil pengamatan WHO (2002), angka prevalensi BBLR di
Asia Tenggara adalah 11,6% sedangkan di Indonesia sebesar 9%. Namun, yang
lebih mengkhawatikan adalah masih ada 22% populasi bayi di Indonesia tidak
mendapat pengukuran berat saat lahir. Tinggi kemungkinan bayi tersebut
memiliki berat badan lahir yang rendah. (UNICEF, 2004)
Prevalensi risiko KEK penduduk WUS hamil maupun WUS tidak hamil di
Provinsi Sumatera Utara (hamil 17,1% dan tidak hamil 17,6%) memang lebih
rendah dibandingkan dengan angka nasional (hamil 24,2% dan tidak hamil
20,8%). Namun, prevalensi WUS risiko KEK menurut umur tahun 2013
kelompok umur < 35 tahun cukup tinggi (>10%). Pada kelompok umur 20-24
tahun terlihat bahwa KEK pada WUS hamil lebih tinggi (26,7%) dibandingkan
dengan WUS tidak hamil (24,3%) di wilayah Sumatera Utara. (Harimat et al.,
2013).
Khusus pada ibu hamil, pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) digunakan
untuk mengetahui risiko KEK karena pada umumnya wanita Indonesia tidak
mengetahui berat badan pra hamil, sehingga indeks massa tubuh (IMT) pra hamil
tidak dapat diukur. IMT tidak dapat digunakan sebagai indikator KEK ibu hamil
karena perubahan berat badan yang terjadi selama kehamilan. (Ariyani et al.,
2012) Oleh sebab itu, LiLA bermanfaat untuk mengetahui risiko KEK pada ibu
hamil karena LiLA relatif stabil. (Krasovec dan Anderson 1991)
Dari hasil survey awal, menurut hasil wawancara dengan petugas gizi di
Puskesmas Tempino belum ada penelitian serta pemantauan status gizi ibu hamil
yang berkelanjutan di kecamatan Tempino.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana “gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan
ukuran lingkar lengan atas di wilayah kerja Puskesmas Tempino Kabupaten
Muaro Jambi Periode Septermber – Oktober 2020”

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran LiLA
di wilayah kerja Puskesmas Tempino Kabupaten Muaro Jambi”.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui angka prevalensi ibu hamil yang berisiko kekurangan
energi kronis di wilayah kerja Puskesmas Tempino Kabupaten Muaro Jambi.
2. Untuk mengetahui karakteristik demografis ibu hamil berdasarkan ukuran
LiLA di wilayah kerja Puskesmas Tempino Kabupaten Muaro Jambi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Dapat dijadikan data dasar dan sumber informasi bagi Dinas Kesehatan,
Puskesmas dan instansi terkait lainnya dalam perencanan sistem kesehatan dan
peningkatan pengawasan status gizi ibu hamil di Kecamatan Tempino.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
selanjutnya yang memakai penelitian ini sebagai acuan.
3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi para pembaca.
4. Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan
serta kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEHAMILAN
2.1.1 Pengertian
Menurut KBBI, definisi hamil adalah mengandung janin dalam rahim
karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa, sedangkan kehamilan didefinisikan
sebagai keadaan hamil. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional
kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
9 bulan menurut kalender internasional. (Andrianz dan Hanafiah, 2010)
2.1.2 Tanda Kehamilan
Wajar bagi seorang ibu untuk mengalami gejala dan tanda yang muncul
dalam kehamilannya karena perubahan fungsi fisiologis tubuhnya. Kelelahan yang
tidak normal adalah satu dari berbagai keluhan yang hampir dialami oleh seluruh
ibu. Gejala yang paling sering muncul adalah mual dan muntah. Mual dan muntah
adalah tanda awal kehamilan ibu dan berbeda-beda tingkat keparahannya.
Biasanya gejala mual dan muntah muncul di 8 minggu awal kehamilan. (Overton,
2007)
Satu dari tiga ibu hamil juga mengalami konstipasi, tetapi akan berkurang
keparahannya seiring bertambahnya usia kehamilan. Heartburn juga merupakan
gejala yang sering dikeluhkan selama kehamilan. Berbeda dengan konstipasi,
heartburn bertambah parah seiring kehamilan. Heartburn disebabkan oleh
bertambahnya tekanan karena membesarnya uterus dan dikombinasi dengan
perubahan fungsi hormon yang mengarah kepada terjadinya gastroesophageal
reflux. (Overton, 2007)
Tanda yang muncul pada kehamilan meliputi: Tanda Chadwick (perubahan
warna pada vulva, vagina, dan serviks), tanda Goodell (perubahan konsistensi
serviks), tanda Hegar (pelunakan isthmus serviks). Semua tanda ini disebabkan
oleh peningkatan vaskularisasi, kongesti, edema jaringan dinding uterus dan
hipertrofi kalenjar serviks. Tanda lainnya berupa penonjolan atau pembesaran
dinding abdomen, tanda Piskacek, kontraksi Braxton Hicks, denyut jantung janin,
gerakan janin dan ballotment. (Andrianz dan Hanafiah, 2010)
2.1.3 Perubahan Fisiologi pada Perempuan Hamil
Perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada perempuan hamil sebagian
sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan tersebut merupakan respon terhadap janin (Sulin, 2010).
Pemahaman tentang perubahan tersebut sangat penting untuk menghindari
kesalahan diagnosa adanya penyakit serta menentukan dosis obat dan kadar nutrisi
yang harus diberikan pada ibu hamil. (Kahn, 2007)
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat. Peningkatan tersebut
terjadi untuk beban kebutuhan vaskular sistemik. Antara minggu 10-20 kehamilan
terjadi peningkatan preload. Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi
untuk memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitas tetap tidak
berubah. Kapasitas vaskular juga akan meningkat yang disebabkan peningkatan
estrogen dan progesteron dan menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi
vaskular perifer. (Cunningham et al., 2010)
Volume darah akan meningkat secara progresif dari minggu ke-6 dan
mencapai puncaknya pada minggu ke-32. Volume plasma akan meningkat sekitar
40-50%, sedangkan pada sel darah merah ada penambahan jumlah kira-kira 20-
30%. Perubahan ini difasilitasi oleh kerja hormon-hormon yang meningkatkan
fungsi eritropoiesis pada ginjal. Pada usia kehamilan tersebut terjadi peningkatan
leukosit dan faktor-faktor pembekuan (kecuali faktor XI dan XIII) serta fibrinogen
yang akan menambah kemungkinan tejadinya hiperkoagulasi. (Kahn, 2007)
Kehamilan akan memengaruhi kapasitas dan volume paru yang akan
menyebabkan perubahan fisiologis sistem pernapasan. Pada awal kehamilan,
terjadi kenaikan volume tidal sekitar 30%, penurunan volume residu dan ekspirasi
tambahan kira-kira 20% dari normal. Kenaikan ini tidak memengaruhi respiratory
rate tetapi akan menyebabkan peningkatan minute ventilation, sehingga PCO2
turun dan PO2 naik. (Pipkin, 2007)
Keadaan hiperventilasi tersebut diinduksi oleh hormon progesteron yang
meningkatkan sensitivitas CO2 pada central chemoreflex di medulla oblongata.
Hiperventilasi pada perempuan hamil berguna dalam menjaga fetus dari tekanan
CO2 yang tinggi untuk mencegah adanya kelainan pada perkembangan sistem
pernapasan bayi. (Kahn, 2007)
Pada awal kehamilan, ibu hamil merasakan rasa yang berbeda pada indera
pengecapannya. Gusi menjadi hipertrofi dan hiperemis. Hal tersebut disebabkan
oleh peningkatan kadar estrogen sistemik. Di lambung terjadi penurunan produksi
asam lambung dan peningkatan produksi mukus serta tekanan intragastrik. Hal
tersebut akan menyebabkan regurgitasi isi lambung dan menimbulkan keluhan
heartburn. Sebagian besar ibu hamil mengeluhkan keluhan tersebut muncul di
trimester awal dan berkembang sepanjang kehamilan. (Kahn, 2007)
Di lambung juga terjadi penurunan waktu pengosongan lambung pada
makanan yang padat, tetapi tidak berpengaruh pada cairan. Di usus halus terjadi
penurunan motilitas yang akan menyebabkan peningkatan absorpsi air dan garam.
Hal tersebut akan menyebabkan tinja menjadi keras dan menimbulkan keluhan
konstipasi. (Kahn, 2007)
Pada fungsi hati kadar alkalin fosfatase akan meningkat hampir dua kali
lipat, sedangkan serum aspartat transamin, alani transamin, albumin dan bilirubin
akan menurun. Total kolesterol pada plasma akan menurun selama minggu 6-8
kehamilan tetapi akan meningkat seiring kehamilan. Trigliserida mengalami
peningkatan hingga tiga kali lipat, VLDL meningkat 50% dan HDL juga
mengalami peningkatan yang signifikan. Penyimpanan kadar lemak tersebut
diatur oleh hormon leptin. (Pipkin, 2007)
Konsentrasi plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester pertama
dan akan meningkat secara progresif seiring bertambahnya usia kehamilan. Hal
tersebut penting untuk memberikan nutrisi kalsium yang adekuat serta
memfasilitasi produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu. Ditemukan
peningkatan pada hormon dioksikortikosteron, aldosteron dan kortisol. Selain itu,
terdapat juga peningkatan hormon prolaktin pada tahap kehamilan aterm. (Sulin,
2010)
Ibu hamil cenderung beristirahat lebih sering untuk menyimpan energi dan
menjaga pencernaan janin agar tidak terganggu. Perubahan kasat mata yang paling
jelas terlihat pada ibu hamil adalah perubahan berat badan dan bentuk tubuh.
Perubahan berat badan berasal tidak hanya dari besar uterus saja, tetapi juga
karena pertambahan besar payudara, volume darah dan volume cairan baik
intrasel maupun ekstrasel
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan merupakan suatu hal yang
fisiologis. Hal tersebut disebabkan oleh turunnya osmolaritas yang dipicu oleh
rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin. Fenomena tersebut mulai
terjadi pada awal kehamilan sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan
adalah sekitar 6,5 L. Pada kehamilan normal terjadi hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh peningkatan kadar insulin, konsentrasi lemak, lipoprotein, dan
apolipoprotein dalam plasma. Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kadar
hormon progesteron dan estrogen.

2.2. GIZI IBU HAMIL


2.2.1 Pengertian dan Asupan Gizi Selama Kehamilan
Zat gizi adalah substansi makanan yang dibutuhkan tubuh untuk hidup
sehat. Zat gizi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang
berfungsi sebagai sumber energi (terutama karbohidrat dan lemak), pembangunan
(protein), pertumbuhan, pertahanan dan perbaikan jaringan tubuh. Status gizi
merupakan cerminan dari ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi. (PERSAGI, 2009)
Saat kehamilan terjadi, sangat banyak pertanyaan di kalangan ibu hamil
tentang makanan apa saja yang boleh dikonsumsi dan dihindari selama masa
kehamilan. Terdapat suatu kepercayaan di kalangan rakyat kita bahwa ibu hamil
harus makan dua kali lebih banyak karena ada dua jiwa. Anggapan tersebut tidak
benar karena hal tersebut justru akan mengakibatkan si ibu bertambah gemuk
pasca bersalin. (Kurnia, 2009)
Kehamilan memerlukan tambahan sekitar 80.000 kkal. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, ibu hamil dianjurkan untuk meningkatkan asupan kalori
sebesar 100-300 kkal setiap hari. Kalori dibutuhkan sebagai energi. Jika asupan
kalori ibu hamil kurang memadai maka protein akan dimetabolisme. Hal tersebut
akan menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin. (Cunningham et al.,
2010)
Ibu hamil membutuhkan asupan protein yang cukup untuk pertumbuhan dan
remodeling jaringan plasenta, uterus, payudara dan peningkatan volume darah.
Selama trimester kedua kehamilan sekitar 1000 g protein diendapkan dalam darah.
Konsentrasi asam amino dalam plasma ibu turun drastis. Asam amino tersebut
termasuk ornitin, glisin, taurin dan prolin (kecuali asam glutamat dan alanin yang
konsentrasinya meningkat). Disarankan ibu hamil mengonsumsi protein yang
berasal dari sumber hewani, misalnya daging, susu, telur, keju, produk ayam, dan
ikan karena protein hewani tersebut mengandung asam amino dalam kombinasi
optimal. (Cunningham et al., 2010)
2.2.2 Pentingnya Gizi Selama Masa Kehamilan
Masa kehamilan merupakan masa yang paling rawan dihadapi oleh seorang
ibu dimana pada masa tersebut sangat mudah menderita gangguan kesehatan atau
rentan kekurangan gizi. Selain memikirkan kesehatannya sendiri, ibu hamil juga
harus memenuhi asupan gizi untuk pertumbuhan janin dalam kandungannya.
Masa kehamilan adalah masa yang berisiko karena banyak ibu hamil yang belum
sadar bahwa gizi yang dipenuhinya harus lebih banyak dari saat sebelum hamil.
(Adraini dan Wijatmadi, 2012)
Selama hamil, janin membutuhkan energi untuk bertumbuh. Sama seperti
anak-anak dan orang dewasa, janin juga membutuhkan tiga komponen utama
nutrisi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Janin memperoleh zat gizi langsung
dari darah ibunya setelah dicerna menjadi bentuk yang sederhana. Janin
membutuhkan vitamin dan mineral untuk menjalankan fungsi tubuh dan
memastikan organ janin berkembang sepenuhnya. (Walker, 2012)
Ibu hamil memerlukan makanan yang sehat untuk mengatasi peningkatan
kebutuhan tubuh dan mempertahankan stamina. Diet yang sehat selama kehamilan
berarti mengonsumsi berbagai jenis makanan yang tepat seperti mengonsumsi
buah dan sayuran segar, makanan kaya serat, ikan, daging yang diternak secara
organik dan produk turunan susu rendah lemak. (Hutagalung, 1999)
Fokus kehamilan yang terpenting bukan meningkatkan kuantitas dari apa
yang dimakan melainkan kualitasnya. Seorang ibu hamil yang terpelihara gizinya
sejak awal tidak diharuskan lagi mengonsumsi banyak makanan berkalori. Dalam
kehidupan janin, nutrisi dan kesehatan ibu sangat penting dalam menentukan
seberapa bayi bertumbuh. (Walker, 2012)

2.2.3 Penilaian Status Gizi


Status gizi merupakan keadaan kesehatan seseorang sebagai refleksi dari
konsumsi pangan serta penggunaanya oleh tubuh. Pemantauan status gizi ibu
hamil dapat dilihat dari pertambahan berat badan selama kehamilan. Pertambahan
berat badan selama hamil dipengaruhi oleh berat badan dan tinggi badan Ibu,
status gizi sebelum hamil, etnis, konsumsi makanan selama hamil dan lain-lain.
(Prasetyawati, 2012)
Pemantauan status gizi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan
antropometri. Pemeriksaan tersebut meliputi yaitu pengukuran berat badan, tinggi
badan, IMT dan pola pertambahan berat badan ibu hamil. Selain memantau
pertambahan berat badan selama kehamilan, status gizi ibu hamil dapat dipantau
dari ukuran LiLA dan kadar hemoglobin dalam darah. (Arisman, 2007)
Berdasarkan beberapa penelitian yang membandingkan efektifitas berbagai
pengukuran antropometri sebagai indikator terbaik untuk screening ibu hamil
KEK dan malnutrisi akut, LiLA dinilai sebagai indikator screening yang baik
karena secara statistik lebih signifikan dalam memprediksi Ibu hamil KEK yang
berisiko melahirkan bayi BBLR. (Ververs et al., 2013; Ricalde et al., 1998)
Di Indonesia, berat badan prahamil umumnya tidak diketahui sehingga
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dijadikan indikator risiko KEK pada ibu hamil.
(Chakraborty et al., 2009) Berdasarkan penelitian Ariyani, Achadi, dan Irawati
(2012) diperoleh hasil bahwa LiLA mempunyai ukuran yang relatif stabil selama
kehamilan dan merupakan satu-satunya pengukuran yang diperlukan untuk
mengidentifikasi wanita hamil dengan risiko kelahiran yang buruk. (Krasovec dan
Anderson, 1991)
2.2.4 Lingkar lengan atas
Pengukuran LiLA merupakan salah satu pengukuran antropometri yang
dimaksudkan untuk mengetahui prevalensi WUS umur 15–45 tahun dan ibu hamil
yang menderita KEK. (Kemenkes RI, 2014)
a. Ambang batas
Sampai saat ini, ambang batas yang digunakan untuk menentukan seorang
ibu hamil berisiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. (Kemenkes RI, 2014)

b. Tujuan
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK. Kurang energi
kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun). (Depkes RI, 2007)
c. Cara mengukur
Pengukuran dilakukan menggunakan pita LiLA sepanjang 33 cm dengan
ketelitian 0,1 cm atau meteran kain. Cara mengukur LiLA: (Sebelum pengukuran,
dengan sopan minta izin kepada responden bahwa petugas akan menyingsingkan
baju lengan kiri responden sampai pangkal bahu)
1. Tentukan posisi pangkal bahu.
2. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah
perut.
3. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan
pita LiLA.
4. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai
tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku)
5. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
6. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
7. Baca angka yang ditunjukkan oeh tanda panah pada pita LiLA (kearah angka yang
lebih besar) dan dokumentasikan hasil.
8. Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan. (beri keterangan pada
kolom catatan pengumpul data)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian ini
merupakan penelitian untuk mengetahui deskripsi keadaan status manusia atau
objek, pengetahuan ataupun suatu peristiwa.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Tempino pada bulan
September hingga Oktober 2020.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Tempino yaitu Desa Tempino.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua populasi
penelitian. Sampel penelitian adalah ibu hamil pada bulan September 2020 yaitu
berjumlah 21 orang.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh
melalui pengukuran antropometri. Pengukuran LiLA dilakukan oleh penulis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Status Gizi ibu hamil di Desa Tempino pada Bulan
September 2020.
Hasil pengukuran gambaran status gizi pada ibu hamil di Desa Tempino
pada Bulan September 2020 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1: Gambaran Status Gizi Ibu Hamil di Desa Tempino Wilayah Kerja
Puskesmas Tempino
No. Status Gizi Jumlah % Presentase
1. Tidak KEK 16 76,2%
2. KEK 5 23,8%
Total 21 100%
Berdasarkan ta
memiliki risiko KEK sebesar 76,2%. Sedangkan ibu hamil yang memiliki risiko
KEK sebesar 23,8%.

Tabel 4.2: Gambaran Status Gizi Ibu Hamil berdasarkan usia kehamilan Desa
Tempino Wilayah Kerja Puskesmas Tempino

Status Gizi Trimester I Trimester II Trimester III Total

Tidak KEK 9,5% 28,6% 38,1% 76,2%


KEK 9,5% 9,5% 4,8% 23,8%
Total 19% 38,1% 42,9 100%

Berdasarkan table 4.2 pada bulan September 2020 ibu hamil berstatus tidak KEK
pada trimester I ada 2 responden (9,5%), trimester II ada 6 responden (28,6%),
dan trimester III ada 7 responden (38,1%). Ibu hamil dengan status KEK pada
trimester I ada 42 responden (9,5%), trimester II ada 2 responden (9,5%), dan
trimester III ada 1 responden (4,8%).

Tabel 4.3: Gambaran Status Gizi Ibu Hamil berdasarkan umur Desa Tempino
Wilayah Kerja Puskesmas Tempino

Status Gizi Risiko Tinggi Tidak Berisiko Total

Tidak KEK 4,8% 71,4% 76,2%


KEK 4,8% 19,0% 23,8%
Total 9,6% 90,4% 100%

Berdasarkan table 4.3 pada bulan September 2020 ibu hamil berstatus tidak KEK
pada kelompok umur risiko tinggi ada 1 responden (4,8%), kelompok umur tidak
berisiko ada 15 responden (71,4%). Ibu hamil dengan status KEK pada kelompok
umur risiko tinggi ada 1 responden (4,8%), kelompok umur tidak berisiko tinggi
ada 4 responden (19,0%).

4.2 Pembahasan
Presentasi ibu hamil yang mengalami KEK sebesar 23,8%, angka ini lebih
kecil dari presentasi ibu hamil yang tidak mengalami KEK yaitu sebesar 76,2%.
Jumlah ibu hamil dengan hasil pengukuran LiLa kurang dari 23,5 cm lebih sedikit
dari jumlah ibu hamil dengan pengukuran LiLa lebih dari 23,5 cm. Hal ini
menggambarkan bahwa Sebagian besar ibu hamil yang bertempat tinggal di Desa
Tempino dalam status tidak KEK.
Berdasarkan teori yang didapat ibu hamil dengan kurang energi kronik
(KEK) disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu asupan makanan yang
kurang, tingkat pendidikan, ibu tidak bekerja, posisi ibu dalam rumah tangga,
lingkungan rumah di pedesaan, ibu hamil tidak dalam perkawinan dan status
ekonomi. (Sandjaja, 2009) Usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman serta
sumber informasi dapat memengaruhi pengetahuan seseorang. Sistem sosial
budaya massyarakat setempat pun secara tidak langsung akan memengaruhi
pengetahuan seseorang karena sistem sosial budaya akan memengaruhi sikap
seseorang dalam menerima informasi. (Soraya, 2013).
Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun merupakan usia produktif dan
cukup matang secara fisik, mental, sosial yang seharusnya memudahkan ibu untuk
menerima berbagai informasi melalui berbagai majalah maupun petugas
kesehatan terutama dalam penanganan status gizinya sendiri. Usia 20-35 tahun
juga merupakan usia kehamilan dan kelahiran terbaik karena memiliki risiko
paling rendah
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian yang
dapat memengaruhi hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
pengukuran status gizi ibu hamil yang dilakukan hanya melalui pengukuran
antropometri untuk melihat status gizi jangka panjang dan risiko KEK pada ibu
hamil, masih banyaknya faktor-faktor karakteristik lain yang dapat memengaruhi
status gizi ibu hamil pada penelitian ini seperti pekerjaan, gaya hidup, pandangan
terhadap makanan, jumlah anggota keluarga, dan angka paritas ibu hamil.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Gambaran status gizi ibu hamil di Desa Tempino sebagian besar baik yaitu
76,2 %. Meskipun begitu masih ada 23,8% ibu hamil yang mengalami KEK yang
butuh intervensi lebih lanjut agar nantinya proses kehamilan dan persalinan tidak
terhambat.
5.2 Saran
1. Disarankan untuk lebih memperkuat edukasi dan penyuluhan kepada ibu-
ibu hamil untuk rutin melaksanakan ANC di bidan-bidan desa.
2. Pentingnya dukungan dari perangkat desa dan kader untuk meningkatkan
peran pelayanan edukasi dan dukungan terhadap tercapainya program
Kesehatan ibu dan anak.
3. Peran pemantauan terhadap status gizi ibu hamil untuk mengurangi angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Adraini, M. & Wijatmadi, B. 2012, Pengantar Gizi Massyarakat, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Andrianz, G. & Hanafiah, T. M. 2010, Diagnosis Kehamilan in Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo, 4th edn, ed. Prawirohardjo, S, PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, pp. 213-220.
Arisman. 2007, Gizi Dasar Kehidupan, EGC, Jakarta Ariyani, D. E., Achadi, E. L. &
Irawati, A. 2012, ‘Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko Kekurangan
Energi Kronis pada Wanita Indonesia’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
vol. 7, no. 2, pp. 83-90.
Cunningham, F. G., Gant, N. F., Laveno, J. K., Gauth, J. C., Gilstrap, L. C. &
Wenstron, K. D. 2010, Maternal Physiology in William Obstetrics, 23rd edn.
McGraw-Hill Medical Publishing Division, New York.
Depkes RI. 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Depkes RI. Jakarta.
Harimat, H., Agus, T. W., Raflizar., Kartika, H., Ida., Setyo, U. 2013, Pokok-
Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Utara.Jakarta: Lembaga
Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI,
Lembaga Penerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan
RI, Jakarta.
Hutagalung, H. 1999, Penilaian Status Gizi Individu, Bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedoketeran USU, Medan Kemenkes RI. 2014, Pusat Data dan Informasi
Kesehatan Kesehatan RI Mother's day, Kemenkes RI, Jakarta Selatan.
Kahn, D. A. 2007, Maternal Physiology During Pregnancy in Current Diagnosis &
Treatment Obstetrics & Gynecology, 10th edn, ed. DeCherney, A.H. Nathan, L.
Goodwin, T.M, et. al. McGraw-Hill, New York Krasovec, K & Anderson, M. A.
1991, Maternal Nutrition and Pregnancy Outcomes, Pan American Health
Organization, USA.
Overton, T. G. 2007, Antenatal Care in Dewjurst’s Textbook of Obstetrics &
Gynecology, 7th edn, ed. Edmonds, K. Blackwell Publishing Ltd, Oxford, pp. 39-
45.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009, kamus ilmu gizi, PT. Kompas Media
Nusantara, Jakarta Pipkin, F. B. 2007, Maternal Physiology in Edmonds, K.
editor. Dewjurst’s Textbook of Obstetrics & Gynecology, 7th edn, ed. Edmonds,
K. Blackwell Publishing Ltd, Oxford, pp. 10-18.
Prasetyawati, A. E. 2012, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium
Development Goals (MDGs), Nuha Medika, Yogyakarta.
Stalker, P. (ed) 2008, Let's Speak Out for MDG's Indonesia.World Health Organization,
Geneva.
Sulin, D. 2010, Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Perempuan Hamil in Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 4th edn, ed. Prawirohardjo, S. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pp. 174-187.
Syofianti, H. 2008, Pengaruh Risiko Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil Terhadap
Berat Badan Lahir Bayi Rendah (Analisis Kohort Ibu di Kabupaten Sawahlunto-
Sijujung tahun 2007), Fakultas Kesehatan Massyarakat Universitas Indonesia,
Depok.
United Nations Children’s Fund and World Health Organization. 2004 Low
Birthweight: Country, regional and global estimates, UNICEF, New York.
Ververs, M., Antierens, A., Sackl, A., Staderini, N. 2013, ‘Which Anthropometric
Indicators Identify a Pregnant Woman as Acutely Malnourished and Predict
Adverse Birth Outcomes in the Humanitarian, Available from Pubmed:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3682760/
Walker, A. 2012, Pola Makan Sehat Saat Hamil (alih Bahasa: Lily Endang Joielani),
PT Buana Ilmu Populer, Jakarta.
World Health Organization. 2016, Maternal mortality, WHO, Geneva, Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en

Anda mungkin juga menyukai