Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN HASIL EVALUASI PROGRAM

PROGRAM KESEHATAN REMAJA PUSKESMAS KESONGO

BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh:

Mtia Desnawanti , dr

Pembimbing:

dr. Rahmat Trisnanto

Puskesmas Kesongo

Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Program Dokter Internsip Periode Februari 20201 – Februari 2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL EVALUASI PROGRAM

PROGRAM KESEHATAN REMAJA PUSKESMAS KESONGO

BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Evaluasi Program Dokter Internsip

Periode Februari 2021 – Februari 2022

Bojonegoro, November 2021

Pembimbing Puskesmas,

dr. Rahmat Trisnanto


NIP. 19740514 200501 1 011

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkah dan rahmatNya, penulis bisa menyelesaikan “Laporan Hasil Evaluasi

Program Kesehatan Remaja untuk meningkatkan pengetahuan Remaja, Orang

Tua, dan Guru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesongo Bojonegoro Provinsi Jawa

Timur” dengan lancar. Laporan mini project ini disusun sebagai salah satu tugas

wajib untuk menyelesaikan Program Dokter Internsip Periode Februari 2021 –

Februari 2022 di Puskesmas Kesongo Bojonegoro, dengan harapan dapat

dijadikan sebagai tambahan ilmu yang bermanfaat bagi pengetahuan penulis

maupun pembaca.

Dalam penulisan dan penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Program ini

tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu kami

mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Aulia Mustika Devi selaku Kepala Puskesmas Kesongo serta

pembimbing yang memberikan kesempatan dan kemudahan untuk

memanfaatkan berbagai fasilitas belajar.

2. dr. Rahmat Trisnanto selaku pembimbing yang selalu memberikan

motivasi dan semangat dalam setiap kesempatan untuk tetap belajar dan

memanfaatkan fasilitas belajar yang ada.

3. Para pegawai di Puskesmas Kesongo yang telah membantu hingga

terselesaikannya Laporan Hasil Evaluasi Program ini.

ii
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan

Hasil Evaluasi Program ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Kami menyadari bahwa Laporan Hasil Evaluasi Program yang penulis susun

ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari

semua pihak sangat diharapkan. Semoga Laporan Hasil Evaluasi Program ini

dapat memberi manfaat.

Bojonegoro, November 2021

Penyusun

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi dan kemajuan di bidang komunikasi di satu sisi telah mempercepat proses

kemajuan di banyak sektor pembangunan, seperti sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan,

teknologi, ke- sehatan, dan pendidikan. Selain itu, menyebabkan terjadinya perkembangan

yang cukup positif di bidang demografi, seperti meningkatnya usia perkawinan pertama dan

menurunnya tingkat kelahiran dan kematian. Namun demikian, akibat globalisasi dan arus

informasi yang bebas menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang menyimpang karena

adaptasi nilai-nilai dari luar. Sistem nilai baru tersebut kadang kala bertentangan dengan

sistem yang sudah ada, yang memberi pengaruh terhadap gaya hidup, termasuk perilaku

seksual yang tidak sehat kepada remaja. 1

Saat ini terjadi peningkatan jumlah remaja di Asia yang melakukan hubungan seksual

di luar nikah dan melakukannya dengan tidak aman sehingga mening- katkan resiko

terjadinya penyakit-penyakit menular seksual pada remaja. Dari hasil survei pada remaja 15-

16 tahun menunjukkan bahwa sangat sedikit remaja yang mendapatkan pendidikan kesehatan

seksual dan memiliki pengalaman seksual. Dari 275 orang yang menerima pendidikan

kesehatan seksual hanya 47,6% yang mau membicarakan masalah seksualitas dengan

orangtua, sedangkan 197 remaja yang tidak diberikan pendidikan kesehatan seksual hanya

53,3% yang mau membicarakan masalah seksual dengan orangtuanya. 2

5
Dari paparan diatas, penulis menyimpulkan bahwa program Kesehatan remaja perlu

untuk dicanangkan oleh Lembaga-lembaga yang bersangkutan. Puskesmas Kesongo sendiri

memiliki program Kesehatan remaja yang perlu kita evaluasi keberhasilannya. Dari data yang

didapatkan, Program tersebut belum memperoleh hasil yang diharapkan dikarenakan berbagai

kondisi.

Dari latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu untuk melakukan evaluasi

program Kesehatan Remaja oleh puskesmas Kesongo agar supaya kita mampu memperbaiki

hal-hal supaya target yang diharapkan mampu tercapai.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa penyataan masalah, yaitu:

1. Faktor-faktor yang menyebabkan masih kurangnya pengetahuan tentang Kesehatan

Remaja dilingkungan Puskesmas Kesongo

2. Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang Kesehatan

Reproduksi Remaja.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat remaja terhadap kesehatannya.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi masalah masih rendahnya pengetahuan tentang Kesehatan

Remaja dilingkungan Puskesmas Kesongo.

2. Untuk mengidentifikasi masalah masih kurangnya pengetahuan pengetahuan tentang

Kesehatan Reproduksi Remaja di Puskesmas Kesongo.

6
3. Untuk mengidentifikasi masalah masih kurangnya kesadaran remaja atas

Kesehatannya.

4. Mencari upaya untuk menyelesaikan masalah atau alternatif lainnya agar minat remaja

tentang Kesehatan meningkat.

1.4 Manfaat

 Manfaat untuk Puskesmas

1. Dapat meningkatkan kesadaran Remaja tentang kesehatannya, sehingga puskermas

tidak berperan kuratif, dan rehabilitative namun bisa berperan promotive dan

preventif.

2. Dapat meningkatan angka penemuan kasus penyakit yang berhubungan dengan

Kesehatan remaja lebih cepat.

3. Dapat menurunkan kasus infeksi menular seksual yang dilakukan oleh remaja di

wilayah puskesmas Kesongo.

 Manfaat untuk Masyarakat

1. Meningkatkan pengetahuan pengetahuan remaja tentang Kesehatan Remaja.

2. Meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya penyakit menular seksual.

3. Meningkatkan kesadaran remaja agar mau berobat dan sembuh penyakit Kesehatan

remaja.

 Manfaat untuk Dokter Internsip

1. Merupakan kesempatan untuk menambah pengalaman serta menerapkan ilmu

kedokteran terutama Ilmu Kesehatan Masyarakat.

2. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi di masyarakat.

3. Meningkatkan kemampuan analisa dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah pada dunia kesehatan.

7
4. Meningkatkan keilmuan dan pengalaman mengenai penyakit tentang Kesehatan

Remaja.

8
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Upaya Kesehatan Remaja

2.1.1 Definisi Kesehatan Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi dari kehidupan anak menjadi orang

dewasa. Perubahan fisik tidak hanya ditunjukkan adanya pertumbuhan tinggi badan,

berat badan, lingkar kepala tetapi juga perkembangan organ – organ terutama

perkembangan kelamin sekunder, perkembangan emosi, kematangan diri dan

perkembangan intelektual yang makin menjurus kepeminatan tertentu.1

Kesehatan remaja sangat dipengaruhi oleh pola asuh, pola bermain, pola

pergaulan dan gaya hidup Tidak pernah kita lupakan semboyan “Dalam tubuh yang sehat

terdapat jiwa yang kuat”,   sehingga untuk mendapatkan remaja yang sehat lahir batin

diperlukan pula gaya hidup sehat (Healthy Life style).

Kesehatan remaja sangat dipengaruhi oleh pola asuh, pola bermain, pola

pergaulan dan gaya hidup Tidak pernah kita lupakan semboyan “Dalam tubuh yang sehat

terdapat jiwa yang kuat”,   sehingga untuk mendapatkan remaja yang sehat lahir batin

diperlukan pula gaya hidup sehat (Healthy Life style).

Saat ini telah dikembangkan dinamika dalam pengasuhan oleh pengasuh dan

keluarga dalam program intervensi dini namun untuk remaja belum banyak

dikembangkan lembaga layanan kesehatan remaja yang komprehensif terpadu dan

bersahabat, Merupakan tantangan besar untuk pengembangan pelayanan kesehatan

remaja dalam situasi dan kondisi saat ini yang tidak menentu dengan godaan yang

beragam dan intensif.

9
2.1.2 Masalah Yang Sering Dihadapi Remaja

Banyak prestasi yang luar biasa yang ditunjukkan oleh anak-anak yang

mendapat kesempatan mengembangkan diri. Di layar TV beberapa waktu terakhir

dapat disaksikan betapa hebatnya ciptaan anak-anak dengan membuat program-

program komputer, robot-robot yang bisa menggantikan tugas manusia tertentu,

penemuan-penemuan inovatif, kreasi-kreasi dan juara-juara olimpiade ilmiah.

Namun masih banyak remaja yang hidup dalam kemiskinan, tidak dipenuhi

hak-haknya, terjerat dalam berbagai kasus kriminal, narkoba dan kenakalan serta

hilangnya perasaan kemanusiaan Kepedihan dan keprihatinan disaat kita saksikan

semakin banyaknya anak sekolah yang tawuran dan dengan sadis dan tidak mengenal

belas kasihan menyiksa temannya sendiri sesama pelajar meski lain sekolah, tawuran

antar geng pemuda / remaja, remaja merampok dengan kekerasan? Pernah terjadi

fenomena dimana anak sekolah beramai-ramai bunuh diri, bersama-sama

memperkosa anak sekolah dasar, meningkatnya pengguna Napza , mabok dan

meninggal karena minum-minuman keras, overdosis obat dan sebagainya. Itu

fenomena pada remaja dan anak usia sekolah. Makin banyak orang yang mampu

bahkan berlebih dari segi ekonomi tetapi miskin budi sehingga muncul fenomena

anak-anak yang tidak sehat jiwanya. Faktor rekayasa hal baru yang didapat dari

kemajuan saat ini.

Tantangan yang tidak kalah pentingnya dalam pembahasan kesehatan remaja

adalah pemenuhan hak anak. Hak anak antara lain termuat dalam UU no 23 tahun

2002 tentang Perlindungan Anak.UU no 36 tahun 2009 memuat hak anak yang

menjadi kewajiban orang tua, masyarakat dan pemerintah.

10
2.1.3 Strategi upaya komprehensif dalam prevensi dan promosi Kesehatan

remaja

Sebagian pasal dan ayat pada UU no 36 tahun 2009 memuat strategi upaya

komprehensif dalam prevensi dan promosi Kesehatan remaja Pasal dan ayat tersebut

antara lain : Ps. 131 ayat 1. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus

ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan

berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak tersebut tidak

hanya meliputi perkembangan fungsi otak tetapi juga gangguan perkembangan emosi

dini dan gangguan perilaku yang muncul yang memerlukan diagnosis dini, diikuti

intervensi dini serta upaya pencegahannya. Berjangkitnya penyakit seksual menular

pada remaja merupakan suatu fenomena gunung es yang mencemaskan dan

menakutkan.Ps. 131 Ayat 2. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak

anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18

(delapan belas) tahun. Masih dirasa sering kurang merata dan kurang adil bahkan

sering terdapat perlakuan diskriminatif pada kelompok remaja tertentu terutama

remaja dengan kebutuhan khusus. Menurut Greenspan dan Wieder upaya prevensi

dan intervensi dini untuk remaja dengan kebutuhan khusus harus dilakukan oleh

berbagai profesional dengan melibatkan seluruh anggota keluarga secara

komprehensif berdasar model perkembangan biopsikososial dengan tahapan yang

jelas dan berbeda pada setiap anak dan keluarganya.3

2.1.4 Upaya Pelayanan Kesehatan Remaja Terpadu

Setiap kegiatan upaya layanan kesehatan remaja sebaiknya dilakukan secara

terpadu dan inklusif oleh berbagai profesional. Interprofessional collaboratoe

practice merupakan suatu bentuk tim kerjasama yang dianjurkan oleh WHO (2010)

untuk penguatan profesional kesehatan di negara-negara sedang berkembang agar

11
pelayanan kesehatan lebih optimal, berkualitas tinggi dan jaminan keselamatan

pasien. Upaya yang dilakukan oleh tim profesional bersama keluarga dan masyarakat

meliputi:

A. Pencegahan :

1. Pemantauan kesehatan umum melalui : UKS (profesional kesehatan, guru

UKS, kader/siswa terlatih Palang Merah Remaja (PMR)

Pemeriksaan rutin secara periodik dilakukan oleh tim UKS yang telah dilatih

secara khusus meliputi pemeriksaan Antropometri gizi, kesehatan pada umumnya,

kebiasaan-kebiasaan, emosi maupun kecerdasan. Tim UKS diharapkan dapat melakukan

deteksi dini secara sederhana dan dapat mengambil langkah-langkah penting pemecahan

masalah dan tindak lanjut. Tim UKS diharapkan mampu pemberikan pertolongan pertama

pada kejadian-kejadian khusus seperti kejang, pingsan, kecelakaan dan cedera kepala

serta evakuasi bila terjadi bencana. Karena itu penting pemberdayaan siswa dalam

menghadapi bencana dan kegiatan UKS lainnya.Pemantauan rutin kesehatan remaja

merupak kegiatan deteksi dini yang meliputi;

a). Skrining (penemuan faktor risiko)  

b). Penemuan kasus

Baik skrining maupun penemuan kasus harus diikuti tindak lanjut sesegera mungkin

Intervensi dini.

2. Immunisasi

3. Kegiatan hidup sehat (Olah raga , musik dll)

4. Kegiatan sosial dan kemanusiaan, kesadaran untuk tidak diskriminatif

5. Promosi / Edukasi

12
B. Promosi kesehatan remaja merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelayanan

kesehatan remaja meliputi :

1. Pemberdayaan remaja

2. Pemberdayaan orang tua yang mempunyai anak remaja

3. Pemberdayaan guru

4. Peningkatan fungsi promosi kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit untuk

peningkatan layanan kesehatan remaja

5. Peningkatan fungsi UKS dalam pengawasan kesehatan remaja, konsultasi dan

bimbingan kesehatan remaja, pendidikan seks dan persiapan perkawinan sehat serta

pencegahan penyakit seksual menular pada remaja.

2. 1. 5 Kuratif

Layanan Kesehatan bagi remaja sakit harus diperlakukan dalam 2 aspek yaitu

perlakuan bahwa mereka masih anak dengan hak yang melekat pada dirinya dengan

ketentuan tentang perwalian dan perlakuan sebagai sosok yang sudah menjelang dewasa

dengan beberapa hak yang mulai menyertainya seperti ijin mengendarai motor pada usia 16

tahun, mengendarai mobil usia 17 tahun dan yang paling penting boleh mempunyai KTP

sendiri pada usia 17 tahun. Karena itu remaja yang menikah dapat dikategorikan pernikahan

anak yang kemudian berdampak memperlakuan anak sebagai orang dewasa.

Penanganan penyakitnyapun jadi berbeda dengan makin banyak profesional kesehatan

yang terlibat. Penanganan kesehatan terpadu menjadi sangat penting untuk diterapkan agar

penangananannya lebih manusiawi. Tim terpadu meliputi berbagai profesional kesehatan

seperti dokter dan dokter spesialis ( Anak, Jiwa, Obstetri ginekologi, Penyakit Dalam, Kulit

dan Kelamin, Syaraf, Mata, Ortopedi dll.) dokter gigi dan dokter gigi spesialis, perawat,

13
bidan, psikologi perkembangan / klinik, dietitisen maupun non kesehatan seperti pekerja

sosial dan lain. Tim profesional sesuai dengan permasalahan kesehatan pada remaja yang

dihadapi. Kerja tim interprofesional berbeda dengan kerja masing-masing profesi secara

terpisah-pisah karena meskipun para profesioanal mungkin mengerjakannya sendiri-sendiri

sesuai kompetensinya tetapi tim ini akan selalu menetapkan masalah kesehatan pada setiap

klien remaja bersama (yang terlibat langsung), kemudian bersama-sama membuat rencana

(plan) apa yang harus dilakukan baik untuk diagnostik maupun untuk terapi, tindakan dan

evaluasinya sesuai kompetensi masing-masing secara terpadu saling mengingatkan dan

menguatkan demi keselamatan pasien. Setiap kali melakukan evaluasi juga terpadu berbagai

profesi sampai kepada diagnosis akhir dan pengelolaan selanjutnya.

Masalah kesehatan remaja yang harus ditangani meliputi :

1. Gizi baik yang kurang gizi maupun yang obesitas

2. Penyakit kronik : Tuberkulosis (TBC), Diabetes Melitus, Hipertensi, Sindroma

nefrotik dan gagal ginjal, Penyakit seksual menular, Gastritis, Epilepsi.

3. Penyakit Akut : Cedera kepala, Cedera yang lain, Infeksi Saluran Kemih, Stroke.

Korban kekerasan, Abortus, histeria, depresi,percobaan bunuh diri, dan lain-lain

4. Kehamilan diluar nikah dan penyimpangan perkembangan seksual

5. Penyalah gunaan Narkoba dan minum minuman keras

6. Disabilitas baik fisik, mental maupun perilaku sosial termasuk yang berkebutuhan

khusus (difabel)

2.1.6 Rehabilitatif

Klinik rehabilitasi bagi remaja meliputi semua aspek dan sebaiknya juga

ditangani secara terpadu intra dan interprofesional. Pendekatannya juga harus berbeda

14
dengan anak yang masih Balita. Pemberdayaan remaja dan keluarga dalam kegiatan

rehabilitasi medis dapat dilakukan melalui berbagai cara

termasuk campingseperti Diabetic camp, outbond bagi remaja cerebral Palsy,

perkumpulan remaja tuli dan berbagai kegiatan kebugaran bagi remaja Berbagai

kegiatan oleh raga baik yang bersifat individual maupun masal seperti senam asma,

yoga dan berbagai permainan tim dan lain-lain sangat bermanfaat baik untuk

pemeliharaan kesehatan maupun untuk penyembuhan dan pemulihan. Karena itu

dokter-dokter olah raga dan kebugaran

Kegiatan-kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan denga

kesehatan remaja antara lain :

 Pemberdayaan orang tua dan masyarakat melalui pemberian pelatihan bagi orang tua,

keluarga dan guru untuk melakukan program intensif dalam peningkatan kesehatan

remaja yang komprehensif di sekolah menengah.

 Gangguan kecemasan dan depresi dapat dicegah melalui intervensi berdasar individu

dan keluarga dengan kelompok “yang terdapat resiko”.

 Depresi dan keputusasaan diantara remaja dapat dikurangi dengan program

berdasarkan kegembiraan (resilience) yang dibangun di sekolah.

 Bunuh diri dapat dicegah melalui program pencegahan komprehensif.

 Cedera kepala dan cedera lain dapat dicegah melalui Undang-undang lalu lintas.

 Pencerahan agar terjadi pemahaman yang benar terhadap immunisasi dan berbagai

upaya pencegahan penyalahgunaan nafza dan upaya-upaya pemulihan.

 Pemberdayaan remaja melalui pendidikan seks dan persiapan menghadapi kehidupan

dewasa sehat dan pesiapan pernikahan yang sehat pula

15
 Pemberdayaan orang tua dalam pelaksanaan UU perlindungan anak, UU Perkawinan,

UU Kesehatan dan UU terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

2.2 Gambaran Umum Puskesmas Kesongo

2.2.1 Keadaan Geografis Dan Administrasi

Puskesmas Kesongo merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bojonegoro

Propinsi Jawa Timur yang terletak di Desa Kesongo, Kecamatan Kedungadem,

Kabupaten Bojonegoro 4.

Secara administratif Puskesmas Kesongo Puskesmas Kesongo memiliki batas

wilayah :

 Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kepohbaru

 Sebelah Selatan : Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan

 Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk

 Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem.

Luas wilayah kerja Puskesmas Kedungadem kira-kira 66,351 km 2, yang

meliputi 9 Desa, yaitu Desa Kesongo, Kendung, Mojorejo, Mlideg, Dayukidul, Duwel,

Pejok, Panjang, dan Tondomulo. Wilayah kerja Puskesmas Kesongo terdiri dari dataran

rendah 40 % dan dataran tinggi 60 %. Semua desa dapat dijangkau dengan kendaraan

roda dua maupun roda empat, hanya 1 dukuhan yang bila musim penghujan tidak bisa

dilalui oleh kendaraan roda 2 atau roda 4, hanya dengan jalan kaki 4.

2.2.2 Topografi

16
Berdasarkan data tahun 2019 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Kesongo berkisar 25.536 jiwa. Sedangkan pada tahun 2020 berjumlah 25 .584 jiwa

Gambar 2.5 Peta Wilayah Kecamatan Kesongo 4

2.2.3 Kependudukan/Demographi

Penduduk berperan sebagai sasaran program dan juga sebagai pelaku dalam

proses pembangunan. Penduduk sebagai pelaku dalam proses pembangunan

merupakan sumber potensi dalam menentukan keberhasilan pembangunan itu sendiri.

Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik jumlah penduduk

Puskesmas Kesongo pada tahun 2020 sebesar 25.584 jiwa yang terdiri dari 12.536

penduduk laki-laki dan 13.048 penduduk perempuan. Desa dengan penduduk

terbanyak adalah Desa Tondomulo (4.676 jiwa) sedangkan jumlah penduduk paling

sedikit berada di desa Duwel (1.318 jiwa).

17
BAB 3

ANALISIS MASALAH

3.1. Ringkasan Proses Identifikasi Masalah

Check list dan identifikasi masalah kesehatan sesuai PKP

PUSKESMAS : Kesongo

PERIODE : 1 Januari – 31 Desember 2020

PENGHITUNGAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2020

% Kinerja
Target Pencapaian Puskesmas
Total Target %
Upaya Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub TAHUN Satuan (dalam
No Sasaran Sasaran Cakupan
Sub Variabel
Variabel Program 2020 (T) sasaran satuan
(S) (Tx S) Riil
dalam % sasaran)
1 2 3 4 5 6=5X3 7 8 = 7/5 9 = 7/6
2.1.UKM ESSENSIAL
2.1.1.Upaya Promosi Kesehatan
2.1.1.1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Rumah
1.Rumah Tangga yang dikaji 20% 8079 1615,8 1670 20,7 100,0

18
Tangga
Institusi
2.Institusi Pendidikan yang dikaji 50% 24 12 18 75,0 100,0
Pendidikan
3. Pondok Pesantren ( Ponpes) yang dikaji 70% Ponpes 0 0 0 0,0 0,0

2.1.1.2.Tatanan Sehat
1.Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 Rumah
?? 63% 1616 1018,08 1005 62,2 98,7
indikator PHBS Tangga
2. Institusi Pendidikan yang memenuhi 7-8 Institusi
?? 71% 24 17,04 12 50,0 70,4
indikator PHBS (klasifikasi IV) Pendidikan
3.Pondok Pesantren yang memenuhi 16-18 Ponpes
?? 31% 0 0 0 0,0 0,0
indikator PHBS Pondok Pesantren (Klasifikasi IV) dikaji

2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan
1.Kegiatan intervensi pada Kelompok Rumah Rumah
?? 100%
252 252 215 85,3 85,3
Tangga Tangga
Institusi
?? 2. Kegiatan intervensi pada Institusi Pendidikan 100%
24 24 20 83,3 83,3
Pendidikan
?? 3.Kegiatan intervensi pada Pondok Pesantren 100% Ponpes 0 0 0 0,0 0,0

2.1.1.4.Pengembangan UKBM
1. Posyandu Balita PURI (Purnama Mandiri) 75% Posyandu 43 32,25 43 100,0 100,0
Poskesdes/
2.Poskesdes/ Poskeskel Aktif 98%
9 8,82 9 100,0 100,0
Poskeskel

19
2.1.1.5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
1.Desa/Kelurahan Siaga Aktif 98% Desa 9 8,82 9 100,0 100,0
2.Desa/Kelurahan Siaga Aktif PURI (Purnama
17% Desa
9 1,53 2 22,2 100,0
Mandiri )
3.Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif 100% Desa 9 9 5 55,6 55,6

2.1.1.6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


1.Promosi kesehatan untuk program prioritas di Puskesmas

?? dalam gedung Puskesmas dan jaringannya (Sasaran100% & 132 132 99 75,0 75,0

masyarakat ) Jaringannya
2..Promosi kesehatan untuk program prioritas

?? melalui pemberdayan masyarakat di bidang100% kali 12 12 12 100,0 100,0

kesehatan ( kegiatan di luar gedung Puskesmas)


3. Promosi kesehatan program prioritas di
?? 81% Sekolah
24 19,44 19 79,2 97,7
Sekolah (SD dan SMP)
4 Pengukuran dan Pembinaan tingkat
95% UKBM
67 63,65 67 100,0 100,0
perkembangan UKBM

2.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan


2.1.2.1.Penyehatan Air
1.Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air
35% SAB/SAM
224 78,4 83 37,1 100,0
Bersih ( SAB ) / Sarana Air Minum ( SAM )
2.Sarana Air Bersih (SAB)/ Sarana Air Minum (
87% SAB/SAM
83 72,21 71 85,5 98,3
SAM ) yang memenuhi syarat kesehatan
20
3.Sarana Air Bersih (SAB)/ Sarana Air Minum (
60% SAB/SAM
6 3,6 10 166,7 100,0
SAM ) yang diperiksa kualitas airnya
4.Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap

Sarana Air Bersih (SAB) /Sarana Air Minum ( 88% RT 6870 6045,6 6870 100,0 100,0

SAM )

2.1.2.2.Penyehatan Makanan dan Minuman


1.Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) 65% TPM 6 3,9 7 116,7 100,0
2.TPM yang memenuhi syarat kesehatan 47% TPM 6 2,82 5 83,3 100,0

2.1.2.3.Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar


1..Pembinaan sanitasi perumahan 40% Rumah 3054 1221,6 1251 41,0 100,0
2.Rumah yang memenuhi syarat kesehatan 75% Rumah 6870 5152,5 4452 64,8 86,4

2.1.2.4.Pembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU )


1.Pembinaan sarana TTU Prioritas 88% TTU 24 21,12 28 116,7 100,0
2.TTU Prioritas yang memenuhi syarat kesehatan 63% TTU 28 17,64 17 60,7 96,4

2.1.2.5.Yankesling (Klinik Sanitasi)


?? 1.Konseling Sanitasi 10% orang 148 14,8 39 26,4 100,0
?? 2. Inspeksi Sanitasi PBL 20% orang 39 7,8 15 38,5 100,0
?? 3.Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS 40% orang 15 6 15 100,0 100,0

21
2.1.2.6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masyarakat
1. Kepala Keluarga (KK) yg Akses terhadap
90% RT
6917 6225,3 5666 81,9 91,0
jamban sehat
2. Desa/kelurahan yang sudah ODF 76% Desa/kel 9 6,84 2 22,2 29,2
3. Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas 20% Desa/kel 9 1,8 9 100,0 100,0

2.1.3.Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu , Anak dan Keluarga Berencana


2.1.3.1.Kesehatan Ibu
1.Kunjungan Pertama Ibu hamil (K1) 100% ibu hamil 367 367 318 86,6 86,6
2.Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4)
100% ibu hamil
367 367 188 51,2 51,2
SPM ke 1
3.Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan
100% orang
351 351 278 79,2 79,2
(Pn) SPM ke 2
4.Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan di
100% orang
351 351 278 79,2 79,2
fasilitas kesehatan (Pf)
5.Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan (KF) 98% orang 351 343,98 271 77,2 78,8
6.Penanganan komplikasi kebidanan (PK) 80% orang 73 58,4 73 100,0 100,0
7. Ibu hamil yang diperiksa HIV 95% Bumil K1 367 348,65 317 86,4 90,9

2.1.3.2. Kesehatan Bayi


1.Pelayanan Kesehatan Neonatus pertama ( KN1) 100% bayi 333 333 273 82,0 100,0
2.Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari
100% bayi 100,0
333 333 265 79,6
(KN lengkap) SPM Ke 3
3.Penanganan komplikasi neonatus 80% bayi 50 40 20 40,0 78,0
4.Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan 98% bayi 352 344,96 280 79,5 100,0

22
2.1.3.3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah
1. Pelayanan kesehatan anak balita (12 - 59
86% balita
1327 1141,22 949 71,5 83,2
bulan)
2. Pelayanan kesehatan balita (0 - 59 bulan)
100% balita
1652 1652 1253 75,8 75,8
SPM ke 4
3. .Pelayanan kesehatan Anak pra sekolah (60 -
82% anak
325 266,5 323 99,4 100,0
72 bulan)

2.1.3.4. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja


1. Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang
20 20 20 100,0 100,0
? 100% sekolah
melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan
2. Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang
4 4 3 75,0 75,0
? 100% sekolah
melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan
3. Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang
0 0 0 0,0 0,0
? 100% sekolah
melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan
4.Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
? kelas I sampai dengan kelas 9 dan diluar 100% orang 6075 2798 2798 71,3 100,0

satuan pendidikan dasar ( SPM ke 5 )


? 5.Pelayanan kesehatan remaja 100% orang 3311
3311 2362 71,3 71,3

2.1.3.5. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


1.KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate/ CPR) 70% orang 4350 3045 3207 73,7 50,0
2. Peserta KB baru 10% orang 4350 435 440 10,1 100,0

23
3. Akseptor KB Drop Out < 10 % orang 3147 314,7 312 9,9 100,0
4. Peserta KB mengalami komplikasi < 3 ,5 % orang 3147 110,145 0 0,0 100,0
5. Peserta KB mengalami efek samping < 12,50% orang
3147 393,375 214 6,8 100,0

6. PUS dengan 4 T ber KB 80% orang


4350 3480 1955 44,9 56,2

7. KB pasca persalinan 60% orang 351 210,6 180 51,3 85,5

2.1.4.Upaya Pelayanan Gizi


2.1.4.1.Pelayanan Gizi Masyarakat
1.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada
? 90% bayi
329 296,1 248 75,4 83,8
bayi umur 6-11 bulan
2.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada
? 90% balita
1343 1208,7 198,5 14,8 16,4
balita umur 12-59 bulan 2 (dua) kali setahun
3.Pemberian 90 tablet Besi pada ibu hamil 98% bumil 372 364,56 307 82,5 84,2
4.Pemberian Tablet Tambah Darah pada
? 30% orang
473 141,9 156,5 33,1 100,0
Remaja Putri

2.1.4.2. Penanggulangan Gangguan Gizi


? 1.Pemberian PMT-P pada balita kurus 90% Balita 102 91,8 58 56,9 63,2
2. Pemberian Proses Asuhan Gizi pada Balita
100% Balita
83 83 0 0,0 0,0
Kurus

24
3. Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT-Pemulihan 80% Bumil 52 41,6 52 100,0 100,0
4.Balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai
? 100% Balita
0 0 0 0,0 0,0
standar tatalaksana gizi buruk
2.1.4.3. Pemantauan Status Gizi

1.Penimbangan balita D/S 80% balita 1673 1338,4 1335 79,8 99,7
2.Balita naik berat badannya (N/D) 65% balita 1673 1087,45 677,91667 40,5 62,3
? 3.Balita Bawah Garis Merah (BGM) < 1,8% Balita 1673 30,114 115 6,9 0,0
? 4.Rumah Tangga mengkonsumsi garam beryodium 90% RT 234 210,6 232 99,1 100,0
? 5.Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) < 15% Bumil 388 58,2 52 13,4 100,0
6. Bayi usia 6 (enam ) bulan mendapat ASI
50% Bayi
355 177,5 166 46,8 93,5
Eksklusif
7. Bayi yang baru lahir mendapat IMD (Inisiasi
50% bayi
355 177,5 263 74,1 100,0
Menyusu Dini )
? 8 Balita pendek (Stunting ) < 24 % balita 1673 401,52 89 5,3 100,0

2.1.5 Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


2.1.5.1. Diare
1.Pelayanan Diare Balita 100% Balita 279 279 267 95,7 95,7
2. Proporsi Penggunaan Oralit pada balita 100% Balita 267 267 267 100,0 100,0
3. Proporsi Penggunaan Zinc 100% Balita 267 267 267 100,0 100,0
4. Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral
? 100%
4 4 4 100,0 100,0
Aktif (LROA)

2.1.5.2. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas)


25
Penemuan penderita Pneumonia balita 90% orang 113 101,7 99 87,6 97,3

2.1.5.3.Kusta
lebih dari
1. Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru orang
25 20 1 4,0 5,0
80%
lebih dari
? 2. RFT penderita Kusta orang
3 2,7 3 100,0 100,0
90%
lebih dari
? 3. Proporsi tenaga kesehatan Kusta tersosialisasi orang
37 35,15 37 100,0 100,0
95%
lebih dari
? 4. Kader Posyandu mendapat sosialisasi Kusta orang
210 199,5 140 66,7 0,0
95%
5. SD/ MI telah dilakukan screening Kusta 100% SD/MI 20 20 0 0,0 0,0

2.1.5.4.Tuberculosis Bacillus (TB) Paru


? 1.Kasus TBC yang ditemukan dan diobati 80% orang 47 37,6 15 31,9 39,9
2.Persentase Pelayanan orang terduga TBC
294 294 30 10,2 10,2
? mendapatkan pelayanan sesuai standar ( SPM 11 ) 100% orang
3.Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBC (
? 90% 0
14 12,6 7 50,0 55,6
Success Rate/SR)

2.1.5.5.Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS


1. Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah
100% anak
306 306 306 100,0 100,0
dijangkau penyuluhan HIV/AIDS

26
2. Orang yang beresiko terinfeksi HIV
100% orang 446 446 280 62,8 62,8
mendapatkan pemeriksaan HIV ( SPM 12

2.1.5.6. Demam Berdarah Dengue (DBD)


lebih dari
? 1. Angka Bebas Jentik (ABJ) rumah
3600 3420 3480 96,7 100,0
95%
? 2. Penderita DBD ditangani 100% orang 3 3 3 100,0 100,0
? 3.PE kasus DBD 100% orang 3 3 3 100,0 100,0

2.1.5.7. Malaria
1.Penderita Malaria yang dilakukan pemeriksaan
? 100% orang 0 0 0 0,0 0,0
SD
2.Penderita positif Malaria yang diobati sesuai
? 100% orang 0 0 0 0,0 0,0
standar (ACT)
3.Penderita positif Malaria yang di follow up 100% orang 0 0 0 0,0 0,0

2.1.5.8. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies


? 1.Cuci luka terhadap kasus gigitan HPR 100% orang 0 0 0 0,0 0,0
2.Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang
? 100% orang 0 0 0 0,0 0,0
berindikasi

2.1.5.9. Pelayanan Imunisasi


1.IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) 93% orang 325 302,25 327 100,6 100,0
2. UCI desa 100% orang 9 9 9 100,0 100,0

27
3.Imunisasi Lanjutan Baduta ( usia 18 sd 24 bulan) 95% orang 329 312,55 476 144,7 100,0
4. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 95% orang 269 255,55 251 93,3 98,2
5. Imunisasi Campak pada anak kelas 1 SD 95% orang 269 255,55 251 93,3 98,2
6. Imunisasi Td pada anak SD kelas 2 dan 5 95% orang 590 560,5 590 100,0 100,0
7. Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 th) 85% orang 6611 5619,35 9363 141,6 100,0
8.Imunisasi TT2 plus bumil (15-49 th) 85% orang 372 316,2 305 82,0 96,5
9. Pemantauan suhu VVM, serta Alarm Dingin
100%
12 12 12 100,0 100,0
pada lemari es penyimpanan vaksin
10. Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai

dengan jumlah vaksin program imunisasi serta 100% 12 12 12 100,0 100,0

pelarutnya
? 11. Laporan KIPI Zero reporting / KIPI Non serius 90% laporan 12 10,8 12 100,0 100,0

2.1.5.10.Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)


1. Laporan STP yang tepat waktu >80% laporan 12 9,6 12 100,0 100,0
2.Kelengkapan laporan STP > 90% laporan 12 10,8 12 100,0 100,0
3.Laporan C1 tepat waktu >80% laporan 12 9,6 12 100,0 100,0
4.Kelengkapan laporan C1 > 90% laporan 12 10,8 12 100,0 100,0
5.Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu >80% laporan 52 41,6 60 115,4 100,0
6.Kelengkapan laporan W2 (mingguan) > 90% laporan 52 46,8 60 115,4 100,0
7.Grafik Trend Mingguan Penyakit Potensial
100% 0
12 12 1 8,3 8,3
Wabah
8.Desa/ Kelurahan yang mengalami KLB
desa/kelura
ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua 100% 0 0 0 0,0 0,0
han
puluh empat) jam
28
2.1.5.11.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1. Desa/ Kelurahan yang melaksanakan kegiatan desa/kelura
50%
9 4,5 5,8571429 65,1 100,0
Posbindu PTM han
2.Sekolah yang ada di wilayah Puskesmas atau
50% sekolah
25 12,5 5 20,0 40,0
Puskesmas melaksanakan KTR

29
3. Setiap warga negara Indonesia usia 15 - 59

tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai 100% orang 16552 16552 11629 70,3 70,3

standar ( SPM Ke 6 )
10%

4. Deteksi Dini Kanker Leher rahim dan kanker (akumulasi


4145 414,5 186 4,5 44,9
orang
Payudara pada wanita usia 30 - 50 tahun mulai tahun

2015 - 2020)
2.2. UKM PENGEMBANGAN
2.2.1.Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ( Perkesmas)
1. Cakupan kunjungan rumah 100% rumah 8079 8079 8079 100,0 100,0
2. Kepala Keluarga ( KK ) rawan kesehatan yang
215 193,5 379 176,3 100,0
mendapat Asuhan Keperawatan ( Askep Keluarga ) 90% orang
3.Kepala Keluarga ( KK ) yang dibina dan telah
60% keluarga
370 222 238 64,3 100,0
Mandiri / memenuhi kebutuhan masyarakat
4. Kelompok Masyarakat Rawan yang mendapat Kelompok
70%
66 46,2 82 124,2 100,0
Asuhan Keperawatan ( Askep Kelompok ) Rawan

2.2.2.Pelayanan Kesehatan Jiwa


1.Jumlah kelompok masyarakat yang ada di 40% kelompok
45 18 18 40,0 100,0
wilayah kerja Puskesmas

30
2. Pelayanan kesehatan orang dengan 80% orang
49 39,2 51 104,1 100,0
gangguan jiwa
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa Depresi 1% orang 806 8,06 7 0,9 86,8
4.Pelayanan kesehatan Jiwa Gangguan Mental 0,5 orang
?
1218 609 102 8,4 50,0
Emosional ( GME )
5.Temuan Kasus Pemasungan pada Orang Dg 5% orang
5 0 0 0,0 0,0
Gangguan Jiwa ( ODGJ )
6. Penurunan Jml Kasus Pasung yg belum dilepas 5% orang
0 0 0 0,0 100,0
7. Kunjungan Pasien ODGJ ke Puskesmas 30% 600 180 258 30,0 75,0
8. Kunjungan Petugas ke Rumah Pasien ODGJ 30%
48 14,4 0 0,0 0,0
Pasung
9. Kunjungan kader Kesehatan Jiwa ke Rumah 30%
0 0 0 0,0 0,0
ODGJ pasung
10.Penanganan Kasus Melalui Rujukan ke RSU / 25% orang
50 12,5 2 4,0 100,0
RSJ

2.2.3.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


1.PAUD dan TK yang mendapat 50% orang
31 15,5 0 0,0 0,0
penyuluhan/pemeriksaan gigi dan mulut
2.Kunjungan ke Posyandu terkait kesehatan gigi 30% orang
43 12,9 0 0,0 0,0
dan mulut

31
2.2.4.Pelayanan Kesehatan Tradisional
1.Penyehat Tradisional yang memiliki STPT 15% orang 13 1,95 6 46,2 100,0
2.Kelompok Asuhan Mandiri yang terbentuk 20% desa 9 1,8 FALSE 0,0 0,0
3.Panti Sehat berkelompok yang berijin 15% panti sehat 0 0 FALSE 0,0 0,0
4.Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional 15% Fasyankestr
0 0 FALSE 0,0 0,0
berkelompokyang berijin ( griya sehat ) ad
5.Pembinaan Penyehat Tradisional 50% orang 13 6,5 7 53,8 100,0

2.2.5.Pelayanan Kesehatan Olahraga


1.Kelompok /klub olahraga yang dibina 35% Kelompok 14 4,9 5 35,7 100,0
2.Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji 85% orang 24 20,4 24 100,0 100,0
3.Pengukuran kebugaran jasmani pada anak 30% orang
709 212,7 97 13,7 45,6
sekolah

2.2.6.Pelayanan Kesehatan Indera


2.2.6.1.Mata
1.Penemuan dan penanganan Kasus refraksi. 20% orang 70 14 29 41,4 100,0
2.Penemuan kasus kelainan mata di Puskesmas 50% orang 90 45 45 50,0 100,0
3.Penemuan kasus katarak pada usia diatas 45 30% orang
?
90 27 23 25,6 85,2
tahun
4.Pelayanan rujukan mata 25% orang 120 30 25 20,8 83,3

2.2.6.2.Telinga

32
1.Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas 40% orang
90 36 26 28,9 72,2
2.Penemuan dan ditangani Kasus Serumen Prop 40% orang
10 4 17 17,0 100,0

2.2.7. Pelayanan Kesehatan Lansia


1.Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut (usia > 100% orang
3773 3773 1297 34,4 34,4
60 tahun) SPM 7
2. Pelayanan Kesehatan pada Pra Lansia ( 45 - 100% orang
5636 5636 3064 54,4 54,4
59 )
2.2.8. Pelayanan Kesehatan Kerja
1.Pekerja formal yang mendapat konseling 40% orang 215 86 125 58,1 100,0
2.Pekerja informal yang mendapat konseling 40% orang 21411 8564,4 9745 45,5 100,0
3. Promotif dan preventif yang dilakukan pada 35% kelompok
1 0,35 12 1200,0 100,0
kelompok kesehatan kerja

2.2.9. Kesehatan Matra


1.Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 100% orang
22 22 22 100,0 100,0
bulan sebelum operasional terdata.
2.2.10 Kefarmasian
Edukasi dan pemberdayaan masy tentang obat 25% desa / kel
9 2,25 3,5 38,9 100,0
pada Gerakan masy cerdas menggunakan obat

33
Berdasarkan daftar masalah kesehatan pada tabel di atas, terdapat beberapa beberapa masalah kesehatan dengan capaian yang

belum atau tidak memenuhi target / harapan. Dari beberapa masalah kesehatan tersebut, telah dipilih masalah kesehatan yang

dijabarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar masalah kesehatan sesuai PKP 2020 di Puskesmas Kesongo Bojonegoro terpilih

No Masalah Capaian Rencana Tindak Lanjut


1 Pelayanan Kesehatan Remaja 71,3% Peningkatan Pelayanan
2 Pemberian Tablet Besi Pada Remaja 33,1% Peningkatan Pengetahuan

Putri Remaja Putri

Masalah yang kami pilih berdasarkan pencapaian tidak sesuai target dalam PKP dan berdasarkan pertimbangan bisa tidaknya

intervensi dan memungkin diterapkan oleh puskesmas setempat.

34
3.2 Penentuan Prioritas Masalah

Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya dilakukan penentuan prioritas masalah

dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth) yang

ditampilkan pada tabel 3.2, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah metode USG pada masalah terpilih di

Puskesmas Kesongo pada tahun 2020

No Masalah Mean Value Score Summing

Urgency Serioussnes Growt

s h U+S+G
1. Pelayanan 0 9 8 17

Kesehatan

Remaja
2. Pemberian Tablet 0 8 8 16

Besi Pada

Remaja Putri

Urgency, yaitu dikaitkan dengan CFR (Case Fatality Rate) yang merupakan suatu

angka yang dinyatakan ke dalam persentase yang berisikan data orang yang

mengalami kematian akibat suatu penyakit tertentu. Rumus CFR adalah persentase

hasil bagi antara Jumlah kematian akibat penyakit dalam periode waktu tertentu

dengan Jumlah penyakit yang terdiagnosa dalam periode waktu yang sama.

Seriuousness adalah jika masalah tersebut dibiarkan akan terdapat gap antara

capaian dan target. Growth adalah Pertumbuhan dengan melihat trend. Dibagi

menjadi 2 yaitu pertumbuhan horizontal dan pertumbuhan vertikel. Pertumbuhan

horizontal akan menyebabkan masalah lain seperti jika kasus anemia dibiarkan

maka akan menyebabkan masalah kesehatan lain seperti masalah Kesehatan

35
reproduksi sedangan pertumbuhan vertikal akan menyebabkan capaian akan

menurun dari waktu ke waktu. Contoh, jika pengetahuan terhadap Kesehatan

remaja sedikit, maka akan terjadi banyak masalah Kesehatan remaja. Berdasarkan

penghitungan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dengan metode USG,

didapatkan nilai USG terbesar adalah Pelayanan Kesehatan Remaja.

3. 3 Proses Penentuan Determinan Masalah Terpilih

Untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah yang sudah terpilih yaitu 3 Indikator

dari Pelayanan Kesehatan Remaja, digunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) di

halaman berikut :

36
Program Logistik Sumber Daya Manusia
- Tidak Terlaksana Program

alat
pengadaan
- Pendanaan untuk
remaja
meningkatkan minat
menarik untuk
- Tidak ada sarana yang
Kurangnya pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan
Posyandu Remaja
- Tidak ada program untuk Remaja
meningkatkan wawasan
tentang Kesehatan Remaja Kurangnya minat Remaja untuk mencari tahu
utk Remaja tentang Kesehatan Remaja
- Pandemi menghambat
Program yang telah Kurangnya motivasi Kader Gizi untuk
dirancang
melaksanakan program
3 Indikator dalam
Jumlah Pasien Sedikit Upaya
Pengendalian dan
Pencegahan
Penyakit TBC

Kurangnya promosi Kesehatan di Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit penyakit


kalangan Remaja Remaja

Kurangnya media yang efektif untuk


Promosi Kesehatan edukasi Remaja Remaja Beresiko

37
BAB 4

PEMECAHAN MASALAH

4.1 Usulan Strategi Kegiatan Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi penyebab masalah tersebut, maka diperlukan pemecahan

masalah yang dapat dianalisis melalui metode SWOT.

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)


1. Puskesmas punya program 1. Tidak ada dokter dalam
UKS di beberapa Sekolah pelaksanaan promosi
SW Kesehatan Remaja
2. Kurangnya media promosi
tentang Kesehatan remaja
seperti leaflet, poster,
spanduk, dll di dalam atau luar
OT gedung puskesmas.
PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Terdapat UKS 1. Memanfaatkan UKS sebagai 1. Mengadakan penyuluhan 2x
yang dapat sarana untuk screening, setahun oleh dokter puskesmas
dioptimalkan penemuan kasus dan ke sekolah
kerjanya di promosi di lingkungan 2. Mencetak berbagai media
sekolah- sekolah promosi tentang penyakit
sekolah. 2. Mengangkat salah satu penyakit remaja berupa leaflet,
2. Kader Gizi anggota ekstrakulikuler poster, spanduk, ataupun video
terdiri dari PMR di sekolah sebagai yang nantinya dapat
golongan usia Kader Remaja. dimanfaatkan kader untuk turut
produktif dan 3. Mengirim Kader yang usia serta menunjang peningkatan
tingkat produktif ke sekolah untuk penjaringan penyakit remaja
pendidikan promosi kesehatan
baik.
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Kurangnya Minat 1. Meningkatkan kunjungan ke 1. Membagikan leaflet dan
Remaja terhadap sekolah dan memotivasi menempelkan stiker bebas
kesehatannya untuk rutin melakukan tes penyakit anemia/ penyakit
2. Kurangnya Kesehatan. menular seksual untuk para
pengawasan remaja
orangtua terhadap 2. Memberikan reward pada 2. Memberikan penyuluhan
anaknya remaja yang sudah aktif berupa refreshing mengenai
berperan. penyakit Remaja kepada
remaja dan orangtuanya
3. Meningkatkan pengetahuan 3. Pemberdayaan orang tua
kepada orangtua Remaja dan masyarakat melalui
pemberian pelatihan bagi
orang tua, keluarga dan

38
guru untuk melakukan
program intensif dalam
peningkatan kesehatan
remaja yang komprehensif
di sekolah menengah.

4.1.1 Pembuatan Intervensi Aplikasi untuk Remaja, Orangtua dan Guru

- Kegiatan: Intervensi Aplikasi untuk Remaja, Orangtua dan Guru

Tujuan : meningkatkan pengetahuan kader TB

- Metode:

- Pembuatan materi penyakit remaja, pencegahan dan tanda tandanya berupa

aplikasi sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan Remaja, orang tua,

dan guru.

- Kegiatan pengulangan dengan memberikan notifikasi materi setiap 2 bulan

untuk mengingat kembali.

- Kegiatan Promosi Kesehatan Oleh Petugas Puskesmas ke sekolah tiap 6

bulan sekali

- Sasaran dan Target:

Sasaran dari program ini adalah Remaja, Orang Tua dan Guru

A. Waktu :

 Pembuatan Aplikasi :

November 2021

39
 Pemberian materi Remaja dan Orang Tua serta Guru : 6Bulan

Sekali

B. Penanggung Jawab: Pemegang Prorgam GIZI

C. Indikator capaian:

- Terbentukan aplikasi dan Promkes ke Sekolah-sekolah

- Setiap Remaja, Orang Tua dan Guru pengetahuannya meningkat

- Kunjungan Puskesmas meningkat

D. Cara pengukuran:

- Angket pre-test dan post tes meningkat skornya

- Remaja, guru, dan orangtua punya aplikasi dan mengaksesnya.

E. Waktu Evaluasi:

Evaluasi dilakukan setiap akhir semester

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

40
1.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai hasil kinerja dan evaluasi puskesmas

serta berbagai analisis yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa Upeya Kesehatan Remaja

dalam 3 indikator belum mencapai target menjadi masalah yang diprioritaskan untuk segera

dipecahkan. Masalah tersebut dapat bersumber dari kurangnya pengetahuan Remaja

mengenai Kesehatan Remaja. Serta dibutuhkan peran dari berbagai pihak dalam

memecahklan masalah tersebut diantaranya guru dan orangtua. Beranjak dari hal tersebut

penulis dalam hal ini memberi alternative solusi dalam dua bentuk program, yaitu: 1)

Pembentukan Aplikasi kesehatan Remaja yang bisa diakses oleh Remaja, Guru dan

OrangTua . 2) Promosi kesehatan dari Puskesmas ke Sekolah tiap 6 bulan sekali dan

dibagikan leaflet.

Adanya peran aktif orangtua, guru, dan remaja sendiri pada program ini diharapkan

mampu menjadi solusi kasus kunjungan remaja ke puskesmas meningkat, sehingga target

cakupan tercapai.

1.2 Saran

Meskipun penentuan masalah serta pembentukan program ini telah melalui

serangkaian proses yang panjang, tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan

yang dapat terjadi selama pelaksanaannya. Oleh karenanya, diperlukan suatu evaluasi

berkala dan analisa kendala yang ditemui selama pelaksanaan program ini baik dari segi

regulasi, administrasi, maupun kendala teknis yang ditemui di lapangan. Sehingga dapat

dilakukan suatu perbaikan dan penyesuaian dalam pelaksanaan program ini untuk mencapai

target yang diinginkan.

41
DAFTAR PUSTAKA

42
1. Greenspan,SI dan Wieder,S. 2006 Infant and Early Childhood Mental Health.  A
Comprehensive Developmental Approach to Assessment and Intervention,
Am Psych Publ, Washington pp 333-363UU no. 10 tahun tentang perkawinan
2. IDAI 20     Buku ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
Kemkes, 2009   Tentang RPJPM Kementerian Kesehatan
3. UU no 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
4. UU no                 tahun           Tentang Kekarasan Dalam Rumah Tangga

5. UU no 36 tahun 2010 Tentang Kesehatan

6. Perpres no 12 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

7. Saraceno B. Freeman M. Funk M. 2009 Public Mental Health dalam Roger


Detels, at al (edit.) Oxford Textbook of Public Health 5th edit The practice of
public health. Oxford. Pp.1081-1100

8. WHO 2010 Intreprofessional Education and Interprofessional Collaborative


practice
9. WHA 2011 Strengthening Health Care system

LAMPIRAN

43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai