PEMBAHASAN
Pada makalah ini dibahas sebuah kasus Ny. R berusia 36 tahun dengan
G2P1A0 hamil 38/39 minggu+ Kala II lama. Pasien riwayat dipimpin selama
dikatakan datang pembukaan 2cm, ketuban belum pecah. Pada pukul 13.00(3jam
lengkap. Pasien telah dipimpin mengejan dari pukul 14.00 hingga pukul 16.00.
Pasien mengaku hamil cukup bulan dengan keluhan kencang-kencang dan keluar
lender darah sejak 12 jam SMKB, keluar air air tidak ada.
waktu kala II dimana pada primigravida berlangsung lebih dari 2 jam dan pada
tidak ada penurunan bagian terendah selama 1 jam setelah proses penurunan yang
154/90 mmHg, nadi 112 kali/menit, respiratory 19 kali/menit, suhu 36,7oC, tinggi
badan 150 cm, berat badan 71 kg, BMI 31,6(obese grade I). Pemeriksaan fisik
obstetri, pada inspeksi didapat perut tampak massa gestasi dan tidak ada bekas
dalam didapatkan pembukaan lengkap, ketuban negatif, namun posisi kepala bayi
masih di Hodge II. Selain itu didapatkan taksiran berat janin 4000 gr.
panggul, analgesik epidural, paritas, dan ras. Pada kasus ini tinggi badan ibu tidak
termasuk low height . Low height didefinisikan sebagai tinggi badan <150cm pada
wanita dewasa. Menurut Liselele, pada wanita dengan tinggi badan kurang dari 150
cm dapat dicurigai adanya kesempitan panggul , pernyataan itu diperkuat dari hasil
penelitian Simin (2012) yaitu wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm
mempunyai ukuran panggul yang kurang dari normal. Selain itu taksiran berat
janin yang mencapai 4000gr adalah salah satu faktor resiko dari cephalo pelvic
disporpotion.10,11
biometri hamil 38-29 minggu, dengan jumlah air ketuban kurang. Dalam keadaan
sampai di RS Ulin Banjarmasin keadaan bayi sudah meninggal, dikarenakan tidak
ditemukannya DJJ bay, dan dikonfirmasi oleh pemeriksaan USG didapatkan bayi
sudah meninggal.
Penatalaksanaan awal yang diberikan pada pasien ini awalnya berupa IVFD
RL 20 tpm dan dilakukan Cito SC. Alasan dilakukannya sectio caesarea yaitu atas
Saat operasi berlangsung bayi sudah dilahirkan dengan lebam mayat, tidak kerdapat
maserasi, dan terdapat caput. Diduga kematian bayi terjadi saat proses persalinan
karena vetal distress, kemudian hipoksia karena kala II memanjang et causa CPD.
Selain itu saat operasi terdapatsedikit kendala, yaitu tertusuknya usus dengan jarum
saat menjahit. Telah dilakukan konsul bedah digestif namun dokter spesialis bedah
dan dilakukan penanganan dan teratasi dengan baik. Tatalaksana post operasi pada
pasien berupa sementara puasa, Pasang NGT, IVFD RL:D5% = 2:2, Inj.
Ketorolac 3x30mg, Inj. Asam Tranexamat 3x500mg, Fleet Enema 2x2 flash,
Tranfusi Albumin sd ≥3 g/d, Clear water 6x100cc(tutup ngt 2 jam lalu alirkan lagi)
pengobatan ileus teratasi obat obatan diganti menjadi obat oral cefixim 2x100mg,
Asam mefenamat 3x1, dan55diet lunak. Pasien diperbolehkan pulang, dan kontrol
poliklinik.