Anda di halaman 1dari 26

Refleksi Kasus Oktober 2022

“Induksi Persalinan ”

Disusun Oleh :

Ni Kadek Widiya Lestari

N 111 20 030

Pembimbing Klinik :

dr. John Abbas Kaput, Sp.OG

BAGIAN ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan sebagai
berikut:

Nama : Ni Kadek Widiya Lestari


No stambuk : N 111 20 030
Program Studi : Profesi Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Tadulako
Judul Refka : Induksi Persalinan
Bagian : Ilmu Obstetri dan Ginekologi

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Obstetri dan Ginekologi RSUD Undata, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako.

Palu, Oktober 2022


Mengetahui,

Pembimbing Dokter Muda

dr. John Abbas Kaput, Sp. OG Ni Kadek Widiya Lestari


RESUME

1. Masalah:
- Pasien G2P0A1 gravid 40-41 minggu
- Nyeri perut tembus belakang masih jarang dirasakan
- Pelepasan lendir pervaginam (-)
- Pelepasan darah pervaginam (-)
- Pelepasan air ketuban (-)
- Direncanakan partus pervaginam dengan induksi namun tidak ada kemajuan
- Pasien dirujuk ke RS Samaritan

2. Evaluasi:
- Pasien masuk rumah sakit tanggal 28-09-2022.
- Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 101 x/menit,
respirasi 14 x/menit, dan suhu 36,7 oC. BJF Pu-Ki 134 x/menit.
- Pemeriksaan leopod didapatkan leopod I TFU 35 cm, Leopod II Pu-Ki, leopod III
Presentasi kepala, leopod IV 5/5.
- Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan WBC 9,6 x 103/uL, HB 10,2
gr/dL, PLT 216 x 103/uL, GDS 87 mg/dl.
- Pada pasien ini, direncanakan untuk persalinan pervaginam. Dilakukan observasi
HIS dan BJF serta penilaian terhadap kemajuan persalinan per 4 jam. Dilakukan
induksi ¼ tab misoprostol /2 jam/oral maksimal 6 kali pemberian. Kemudian, jika
pembukaan >4 cm dilanjutkan dengan drips oxytocin ½ ampul 12 tpm
dipertahankan.

3. Kesimpulan:
Diagnosis pada pasien ini adalah GIIP0A1 gravid aterm + Pro induksi Persalinan

4. Tindak Lanjut:
- Pada pasien ini, direncanakan untuk persalinan pervaginam. Dilakukan observasi
HIS dan BJF serta penilaian terhadap kemajuan persalinan per 4 jam. Dilakukan
induksi ¼ tab misoprostol /2 jam/oral maksimal 6 kali pemberian. Kemudian, jika
pembukaan >4 cm dilanjutkan dengan drips oxytocin ½ ampul 12 tpm
dipertahankan.
- Dilakukan informed concent pada keluarga pasien terkait tindakan induksi
persalinan.
- Pasien sudah diberikan ¼ misoprostol /oral sebanyak 6 kali. Kemudian, dilakukan
pemeriksaan dalam didapatkan portio tebal dan pembukaan sujung jari.
Selanjutnya, diberikan ekstra misoprostol ¼ tab/ vagina. Dilanjutkan dengan
observasi BJF, HIS dan kemajuan persalinan. Namun, setelah diobservasi selama 5
jam dilakukan pemeriksaan dalam Kembali dan didapatkan portio tebal lunak
retrofleksi dengan pembukaan 1 cm, dengan HIS 1x dalam 10 menit dengan durasi
10-15 detik, disimpulkan tidak ada kemajuan persalinan. Sehingga pasien perlu
tindakan SC cito dan dirujuk ke RS Samaritan.
- Induksi merupakan stimulasi kontraksi sebelum awitan persalinan spontan, dengan
atau tanpa rupture membran. Augmentasi merujuk pada stimulasi terhadap
kontraksi spontan yang dianggap tidak adekuat karena kegagalan dilatasi serviks
dan penurunan janin. Induksi diindikasikan jika manfaat bagi ibu atau janin
melebihi manfaat jika kehamilan dilanjutkan. Induksi meliputi kondisi segera,
seperti rupture membrane disertai korioamnionitis atau preeklampsia berat.
Indikasi yang lebih sering meliputi rupture membrane tanpa persalinan, hipertensi
gestasional, status janin yang meresahkan, kehamilan lebih bulan, dan berbagai
kondisi medis ibu seperti hipertensi kronis dan diabetes.
- Terdapat beberapa factor yang meningkatkan keberhasilam induksi persalinan dan
mencakup multiparitas, indeks masa tubuh (IMT) <30, serviks yang ideal dan berat
bayi <3500 g. pada banyak kasus, tampak bahwa uterus kurang siap untuk
persalinan. Salah satu contohnya adalah serviks yang kurang matang. Mungkin
juga peningkatan pelahiran Caesar akibat induksi sangat dipengaruhi oleh durasi
usaha induksi, terutama pada keadaan serviks yang tidak siap. Peningkatan angka
komplikasi ibu yang berhubungan dengan induksi persalinan meliputi pelahiran
Caesar, amnionitis dan atonia uterus.
- Pada pasien ini, terjadi gagal induksi yang mengakibatkan perlu adanya tindakan
section Caesar cito. Namun, pada pasien ini, tidak dilakukan tindakan SC di RSUD
Undata dan dirujuk ke RS tipe C yaitu RS Samaritan.
RESUME

Pada refleksi kasus ini didapatkan masalah pada pasien Pasien G2P0A1 gravid
40-41 minggu, nyeri perut tembus belakang masih jarang dirasakan , pelepasan lendir
pervaginam (-), pelepasan darah pervaginam (-), pelepasan air ketuban (-) dan
direncanakan partus pervaginam dengan induksi namun tidak ada kemajuan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran
compos mentis, tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah Tanda-tanda vital
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 101 x/menit, respirasi 14 x/menit, dan
suhu 36,7 oC. BJF 134 x/menit. kemudian, pada pemeriksaan leopod didapatkan
leopod I TFU 35 cm, Leopod II Pu-Ki, leopod III Presentasi kepala, leopod IV 5/5.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan WBC 9,6 x 103/uL, HB 10,2
gr/dL, PLT 216 x 103/uL, GDS 87 mg/dl.
Induksi merupakan stimulasi kontraksi sebelum awitan persalinan spontan
yang dilakukan untuk mencapai persalinan pervagiinam. Augmentasi merujuk pada
stimulasi terhadap kontraksi spontan yang dianggap tidak adekuat karena kegagalan
dilatasi serviks dan penurunan janin. Induksi diindikasikan jika keselamatan ibu dan
janinterancam bila kehamilan dilanjutkan atau dapat menyebabkan komplikasi pada
ibu dan janin. Induksi meliputi kondisi segera, seperti rupture membrane disertai
korioamnionitis atau preeklampsia berat. Indikasi yang lebih sering meliputi rupture
membrane tanpa persalinan, hipertensi gestasional, status janin yang meresahkan,
kehamilan lebih bulan, dan berbagai kondisi medis ibu seperti hipertensi kronis dan
diabetes.
Terdapat beberapa factor yang meningkatkan keberhasilam induksi persalinan
dan mencakup multiparitas, indeks masa tubuh (IMT) <30, serviks yang ideal dan
berat bayi <3500 g. pada banyak kasus, tampak bahwa uterus kurang siap untuk
persalinan. Salah satu contohnya adalah serviks yang kurang matang. Mungkin juga
peningkatan pelahiran Caesar akibat induksi sangat dipengaruhi oleh durasi usaha
induksi, terutama pada keadaan serviks yang tidak siap. Peningkatan angka
komplikasi ibu yang berhubungan dengan induksi persalinan meliputi pelahiran
Caesar, amnionitis dan atonia uterus.
Pada pasien ini, terjadi gagal induksi yang mengakibatkan perlu adanya
tindakan section Caesar cito. pelahiran Caesar didefinisikan sebagai kelahiran janin
melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).
indikasi dilakukannya SC adalah panggul sempit, dan dystocia mekanis, pembedahan
sebelumnya pada uterus, perdarahan, toxemua gravidarum, indikasi fetal, seperti
gawat janin, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai