Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN ILMU MANAGEMEN PUSKESMAS

KESEHATAN KOMUNITAS DAN 09 Desember 2022

ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT

MANAJEMEN STUNTING
PUSKESMAS KAMONJI

Disusun Oleh:

Siti Sinar Dewi Amelia


15 19 777 14 352

Pembimbing:
drg. Luthfiah Sahabuddin, M.KM
dr. Fenny Seliestyawati

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN

ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

2022
HALAMAN PENGESAH

Nama : Siti Sinar Dewi Amelia

No. Stambuk : 15 19 777 14 352

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Pendidikan Dokter

Universitas : Alkhairaat

Bagian : Ilmu Kesehatan Keluarga – Ilmu Kesahatan Masyarakat

Judul : Manajemen Stunting Puskesmas Kamonji

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


RSU ANUTAPURA PALU
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, 09 Desember 2022

Pembimbing Mahasiswa

drg. Luthfiah Sahabuddin, M.KM Siti Sinar Dewi Amelia


PROFIL PUSKESMAS KAMONJI

Gambar 1. Puskesmas Kamonji

UPTD Puskesmas Kamonji adalah salah satu puskesmas di Kota Palu


Kelurahan Siranindi Kecamatan Palu Barat Kota Palu, Sulawesi Tengah. Terletak
di UPTD Urusan Puskesmas Kamonji merupakan salah satu pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Palu Barat kota Palu
dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan
Lere, Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Palu, Sebelah Selatan berbatasan
dengan kelurahan Nunu, Boyaoge dan Balaroa, Sebelah Barat berbatasan dengan
kelurahan Donggala Kodi dan Kelurahan Tipo Balaroa. Wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Kamonji terletak pada belahan Barat kota Palu, dengan
wilayah seluas ±4.33 km2 yang seluruhnya dapat dilalui dengan kendaraan roda
empat.
Jenis tanah di wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji termasuk
lempeng berpasir dengan luas daratan 92%, perbukitan 6,0% dan pengunungan
2,0%. Secara umum suhu dan kelembaban rata-rata di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Kamonji secara umum berkisar antara 20 – 30 oC untuk
dataran tinggi dan 26 – 32 oC untuk daratan rendah, dengan kelembaban udara
berkisar antara 68% – 81%. UPTD Urusan Puskesmas Kamonji Tahun 2021
memiliki luas wilayah kerja sebesar ±4.33 km 2 yang secara administrasi
pemerintahan terbagi atas 4 kelurahan yaitu kelurahan Baru, Ujuna, Kamonji,
Siranindi, dengan jumlah penduduk sebanyak 27.069 jiwa. Dimana kepadatan
penduduk perkilometer bujur sangkar adalah sejumlah 3.314 jiwa, dengan rata-
rata jiwa per rumah tangga sebanyak 6 orang.

Puskesmas Kamonji terdiri dari tenaga kesehatan seperti Dokter Umum


sebanyak 8 orang, Dokter Gigi sebanyak 3 orang, Perawat sebanyak 16 orang,
Perawat Gigi sebanyak 3 orang, Bidan sebanyak 30 orang, Analis sebanyak 2
orang, Kesmas sebanyak 6 orang, Sanitarian sebanyak 3 orang, Gizi sebanyak 4
orang, Tenaga kefarmasian sebanyak 5 orang dan Non medis sebanyak 6 orang.
PETA WILAYAH KERJA PUSEKSMAS KAMONJI

Gamb

ar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji

Batas Wilayah

Sebelah barat : Kelurahan Donggala Kodi dan Kelurahan Tipo Balaroa


Sebelah utara : Teluk Palu
Sebelah Selatan : Kelurahan Nunu, Bayaoge, dan Balaroa
Sebelah Timur : Sungai Palu

Wilayah Kerja
Puskesmas Kamonji mempunyai 4 wilayah kerja dengan luas ±4.33 km2 yaitu :
 Kelurahan Baru
 Keluruhan Ujuna
 Kelurahan Kamonji
 Kelurahan Siranindi
Tabel 1. Distribusi Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kamonji

No Kelurahan Luas Wilayah Jumlah


(Km2) Penduduk (jiwa)

1. Kelurahan Baru 2 5215

2. Keluruhan Ujuna 0.56 8.375

3. Kelurahan Kamonji 0.93 7.754

4. Kelurahan Siranindi 0.84 5.323

PUSKESMAS 4.33 27.069

Tabel 2. Jumlah Sumber daya manusia di Puskesmas Kamonji

Jenis Tenaga Jumlah

Dokter umum 8

Dokter gigi 3

Perawat 16

Perawat gigi 3

Bidan 30

Analis 2
Kesmas 6

Sanitarian 3

Gizi 4

Tenaga Kefarmasian 5

Non medis 6

VISI DAN MISI PUSKESMAS KAMONJI

Visi :
“Menjadi puskesmas yang bermutu dalam mewujudkan kecamatan yang
berbudaya sehat”

Misi :
1. Penguatan jaringan pelayanan melalui kerja sama lintas program dan lintas
sektor
2. Menjami mutu layanan melalui perubahan budaya dan perilaku petugas
3. Mendorong dan meningkatkan kemandirian dan masyarakat untuk hidup sehat
melalui upaya promosi kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat

Motto :
Senyum
Salam
Sapa
Sopan
Santun
PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat).
Upaya untuk menyiapkan masyarakat ada 2 yaitu Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Upaya Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP
adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
UKM terbagi dua yaitu esensial dan pengembangan.
Esensial terbagi 5 yaitu :
1. promosi kesehatan
2. kesehatan lingkungan
3. KIA
4. Gizi
5. pencegahan penyakit menular dan tidak Menular
Dalam melaksanakan UKM dan UKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
sampai dengan Pasal 54, Puskesmas harus menyelenggarakan kegiatan:
a. Manajemen Puskesmas;
b. Pelayanan kefarmasian;
c. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
d. Pelayanan laboratorium; dan Kunjungan keluarga
LATAR BELAKANG

Pelayanan Gizi adalah rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan gizi


perorangan dan masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan,
penyembuhan, dan pemulihan yang dilakukan di masyarakat dan fasilitas
pelayanan kesehatan (Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 23 tahun
2014 tentang upaya perbaikan Gizi).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 14 Tahun
2019 Tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi, Kegiatan perbaikan gizi
masyarakat yang dimonitor dan dievaluasi melalui kegiatan surveilans gizi, antara
lain sebagai berikut:
1. Indikator Masalah Gizi
a. Persentase balita berat badan kurang (underweight);
b. Persentase balita pendek (stunting);
c. Persentase balita gizi kurang (wasting);
d. Persentase remaja putri anemia;
e. Persentase ibu hamil anemia;
f. Persentase ibu hamil risiko Kurang Energi Kronik (KEK); dan
g. Persentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (berat badan
h. kurang dari 2500 gram).
2. Indikator Kinerja Program Gizi
a. Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif;
b. Cakupan bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif;
c. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah TTD
minimal 90 tablet selama masa kehamilan
d. Cakupan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan
tambahan
e. Cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan
f. Cakupan remaja putri (Rematri) mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
g. Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
h. Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
i. Cakupan balita mempunyai buku Kesehatan Ibu Anak (KIA)/Kartu
Menuju Sehat (KMS)
j. Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D)
k. Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T/D)
l. Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
m. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
n. Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; dan
o. Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan.

INDIKATOR MASALAH KINERJA PROGRAM GIZI MASYARAKAT


PUSKESMAS KAMONJI TAHUN 2022

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN (%) KINERJA


(%) 2022 PUSKESMAS
2022
A Pelayanan Gizi
Masyarakat
1 Pemberian Kapsul 90% 37% TIDAK
Vitamin A Dosis Tinggi TERCAPAI
Pada Bayi Umur 6-11
Bulan
2 Pemberian Kapsul 90% 15% TIDAK
Vitamin A Dosis Tinggi TERCAPAI
Pada Balita Umur 12-59
Bulan (2 Kali Setahun)
3 Pemberian 90 Tablet 100% 103% TERCAPAI
Besi Pada Ibu Hamil
B Penanggulangan
Gangguan Gizi
1 Pemberian PMT- 100% 19% TIDAK
Pemulihan Pada bayi TERCAPAI
kurus
2 Ibu hamil KEK Yang 100% 52% TIDAK
mendapat PMT- TERCAPAI
Pemulihan

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN (%) KINERJA


(%) 2022 PUSKESMAS
2022
C Pemantauan Status
Gizi
1 Penimbangan Balita D/S 90% 30% TIDAK
TERCAPAI
2 Balita Naik Berat 65% 24% TIDAK
Badannya TERCAPAI
3 Balita Bawah Garis 1,5% 25% TERCAPAI
Merah
4 Ibu Hamil Kurang 19,7% 38% TERCAPAI
Energi Kronis (KEK)
5 Bayi Usia 6 Bulan 50% 188% TERCAPAI
Mendapat ASI Eksklusif
6 Bayi Yang Baru Lahir 50% 182% TERCAPAI
Mendapat Inisiasi
Menyusui Dini
7 Pencegahan dan 25,2% 4% TIDAK
Penurunan Balita TERCAPAI
Pendek (Stunting)

PRIORITAS MASALAH METODE (CARL)

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN C A R L TOTAL URUTAN


(%) 2022 (%) 2022
A Pelayanan
Gizi
Masyarakat
1 Pemberian Kapsul 90% 37% 2 2 2 3 24 VII
Vitamin A Dosis
Tinggi pada bayi
umur 12-59 bulan
(2 kali setahun)
2 Pemberian Kapsul 90% 15% 3 3 3 3 81 V
Vitamin A Dosis
tinggi pada balita
umur (12-59 bulan)
2 kali setahun
B Penanggulangan
Gangguan Gizi
3 Pemberian PMT- 100% 19% 4 4 4 4 256 II
Pemulihan pada
bayi kurus

4 Ibu hamil KEK 100% 52% 4 4 3 4 192 III


yang mendapat
PMT-Pemulihan
C Pemantauan
Status Gizi
5 Penimbangan 90% 30% 2 2 3 3 36 VI
Balita D/S
6 Balita Naik 65% 24% 3 4 3 3 108 IV
berat badannya
7 Pencegahan 25,2% 4% 4 5 4 4 320 I
dan Penurunan
Balita Pendek
(Stunting)

PRIORITAS MASALAH METODE CARL


 Capability (kesanggupan), ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
prasarana).
 Accessibility (kemudahan), masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta
penunjang seperti peraturan atau juklak.
 Readiness (kesiapan), kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
 Leverage (daya ungkit), seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan yang dibahas.

Kriteria penilaian :
1 = baik sekali
2 = baik
3 = cukup
4 = kurang
5 = sangat kurang
ANALISIS PENYEBAB MASALAH SKEMA FISHBONE

METODE MONEY MATERIAL


 Masih kurangnya  Status  Masih kurangnya pemflet
pelayanan gizi ekonomi atau banner dipuskesmas
masyarakat oleh maupun posyandu
petugas kesehatan masyarakat mengenai pencegahan
yang kurang STUNTING

MAN ENVIRONMENT
 Masih kurangnya  Masih kurangnya pengetahuan
kerja sama masyarakat balita harus ditimbang
antara petugas dan diukur panjang badan
kesehatan dan  Masih kurangnya pengetahuan
kader dalam masyarakat mengenai asupan gizi
survey lapangan  Status ekonomi masyarakat yang
kurang mampu
MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN MENGGUNAKAN METODE PAIRED COMPARISON

A B C D E F G TOTAL

A 5 5 3 4 2 3 22

B 5 4 5 3 1 5 23

C 5 4 5 5 4 5 28

D 3 5 5 1 4 2 20

E 4 3 5 1 1 4 18

F 2 1 4 4 1 2 14

G 3 5 5 2 4 2 21

TOTAL 146

Keterangan:

A. Masih kurangnya pelayanan gizi masyarakat oleh Puskesmas

B. Masih kurangnya survey lapangan

C. Masih Kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa balita harus ditimbang


setiap bulan sampai usia 59 bulan

D. Masih Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Asupan gizi pada bayi


usia dari satu bulan sampai usia 59 bulan

E. Letak geografis yang sulit dijangkau


F. Masih Kurangnya pamflet atau banner di puskesmas maupun posyandu
mengenai pencegahan stunting

G. Status ekonomi masyarakat yang kurang mampu


Kriteria penilaian:
1. Tidak terkait
2. Kurang terkait
3. Cukup terkait
4. Terkait
5. Sangat terkait
ANALISIS SEBAB AKIBAT

NO FAKTOR AKIBAT KONTRIBUSI R


PENYEBAB

Masih Kurangnya
1 Manusia: 11 2
pengetahuan masyarakat
mengenai Asupan gizi
Masih kurangnya
pada bayi usia dari satu
survey lapangan oleh
bulan sampai usia 59
petugas kesehatan
bulan

Masih Kurangnya
2 Metode: 15 1
perhatian masyarakat
Masih kurangnya bahwa balita harus
pelayanan gizi ditimbang dan diukur
masyarakat oleh panjang badan setiap
petugas kesehatan bulan sampai usia 59
bulan

3 Lingkungan: Kurangnya kunjungan 8 4


orangtua ke PKM
Pengetahuan tentang Membawa anaknya untuk
stunting memeriksakan Tinggi
dimasyarakat masih badan Dan Berat badan
kurang dan anaknya
mengikuti program
anak stunting

Informasi penting nya


4 Alat : 10 3
pemeriksaan tinggi badan
Masih Kurangnya dan berat badan pada
pamflet atau banner balita stunting tidak
di puskesmas diketahui
maupun posyandu
mengenai
pencegahan stunting
PENYEBAB DOMINAN

No INPUT Nila % Nilai % Nilai


. i (N) Nilai
Kumulati Kumulati
(%N) f f

(NK) (%N)

Masih Kurangnya pengetahuan 28 19,1 28 19,1


A
masyarakat bahwa balita harus
ditimbang setiap bulan sampai
usia 59 bulan
Masih kurangnya survey 23 15,7 51 34,9
B
lapangan

Masih kurangnya pelayanan 22 15,0 73 50


C
gizi masyarakat oleh
Puskesmas Masih
Masih Kurangnya pengetahuan 21 14,3 94 64,3
E
masyarakat mengenai Asupan
gizi pada bayi usia dari satu
bulan sampai usia 59 bulan
Letak geografis yang sulit 20 13,6 114 78,0
D
dijangkau

Masih Kurangnya pamflet atau 18 12,3 132 90,4


F
banner di puskesmas maupun
posyandu mengenai
pencegahan stunting
Status ekonomi masyarakat 14 9,5 146 100
G
yang kurang mampu

Dari hasil analisa dengan menggunakan paired comparison dapat disimpulkan


bahwa penyebab yang paling dominan adalah Masih kurangnya pelayanan gizi
masyarakat oleh Puskesmas.
DIAGRAM PARETO

% Nilai
Kumulatif
(%NK)

Nilai Kumulatif
(NK)

 Masih Kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa balita harus ditimbang


dan diukur panjang badan setiap bulan sampai usia 59 bulan
 Masih kurangnya survey lapangan
 Masih kurangnya pelayanan gizi masyarakat oleh Puskesmas
 Masih Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Asupan gizi pada
bayi usia dari satu bulan sampai usia 59 bulan
 Letak geografis luas dan sulit dijangkau
 Masih Kurangnya pamflet atau banner di puskesmas maupun posyandu
mengenai pencegahan stunting
 Status ekonomi masyarakat yang kurang mampu
PLAN OF ACTION (POA)

1. NAMA KEGIATAN (WHAT)


 GAME’S STUNTING Gerakan Mencari Ibu hamil dan anak
Stunting Sejak Dini
2. TUJUAN (WHY)
 Membentuk beberapa Tim kelompok GAME’S STUNTING
(Perawat,bidan, akademi gizi, kader, dan tokoh masyarakat) dalam
upaya untuk mensurvey dan mengedukasi ibu hamil dan anak
stunting sejak dini.
 Membantu Puskesmas dalam upaya pencegahan dan penurunan angka
stunting dengan melakukan pelayanan gizi yang optimal di wilayah
kerja Puskesmas Sangurara..
 Memberikan kebutuhan kepada masyarakat agar dapat memenuhi
asupan gizi bayi dan balita dalam upaya pencegahan dan penurunan
angka stunting di wilayah kerja Puskesmas
3. SASARAN (WHO)
• Petugas kesehatan ( Perawat, Bidan dan akademi gizi ) di wilayah
kerja puskesmas
• Kader dan Tokoh Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
4. METODE (HOW)

• Membuka pendaftaran GAME’S STUNTING di 5 kelurahan wilayah


kerja Puskesmas
• Dilakukan pembentukan kelompok GAME’S STUNTING
(Perawat,bidan, akademi gizi, kader, dan tokoh masyarakat).
• kemudian dilakukan pelatihan masing masing kelompok agar dapat
memberikan penyuluhan dan pemantauan gizi yang baik.
• Kerja sama dengan lintas sektor untuk memberikan makanan
tambahan serta kebutuhan pemenuhan gizi ibu hamil, bayi dan balita
seperti vitamin-vitamin disetiap kelurahan .
• Diberikan target maksimal setiap bulan pada masing masing
kelompok GAME’S di akhir pertemuan diberikan reward
5. WAKTU PELAKSANAAN (WHEN)
 Setiap Bulan Sekali.
6. TEMPAT PELAKSANAAN (WHERE)
 Posyandu masing masing kelurahan dan PKMS
7. PENANGGUNG JAWAB
 Pemegang program gizi bekerja sama dengan pemerintah
SARAN

1. Petugas kesehatan lebih massif lagi dalam melaksanakan pelayanan gizi


masyarakat

2. Petugas kesehatan lebih aktif lagi dalam memberikan makanan tambahan


kepada ibu hamil, bayi, balita, dan anak stunting.

3. Diperlukan kerjasama antar lintas program dan lintas sector dalam


membantu melaksanakan program yang di usulkan diatas

4. Perlunya pemberian reward kepada tenaga kesehatan maupun kader dan


duta agar meningkatkan semangat dalam menjalankan peran dan
fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai