Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

KLINIK BORNMEDS TANJUNG


“ APRIL 2021”

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan


Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari

Oleh :

Muhammad Dwi Kurniawan (AK1018030)


Trisni Hernadia ( AK1018059)

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
2021
HALAMAN PENGESEHAN

Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten Tabalong Klinik Bornmed

Tanjung telah disetujui dan disahkan dihadapan pembimbing

Banjarbaru, 2021

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lapangan,

Muhammad Nazarudin,S.ST., M.Imun Dian Eka Wati, A.Md.AK


NIDN. 1127038801 NIDN. -

Mengetahui :

Direktur Akademi Analis


Kesehatan Borneo lestari,

Dian Nurmansyah, S.ST., M. Biomed


NIDN. 1125019201
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Sejarah Instansi Lahan Praketek
1.5 Visi dan Misi Lahan Praktik
1.6 Struktur Organisasi Klinik Bornmeds Tanjung
1.7 Alur Pelayanan Pemeriksaan
BAB II GAMBARAN IDEAL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2.1 Pra Analitik
2.2 Analitik
2.3 Pasca Analitik
BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Pra Analitik
3.2 Analitik
3.3 Pasca Analitik
BAB IV MASALAH & ANALISI PENYEBAB MASALAH
4.1 Pra Analitik
4.2 Analitik
4.3 Pasca Analitik
BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
5.1 Pra Analitik
5.2 Analitik
5.3 Pasca Analitik
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena nikmat dan kesempatan yang

diberikan kepada kita sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimana

diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian akhir penelitian. Laporan

ini terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Ucapan terimaksih kami ucapkan kepada :

1. Bapak Dian Nurmansyah, S.ST., M.Biomed, sebagai Direktur Akademi

Analis Kesehatan Borneo Lestari

2. Ibu dr. Nova Enendar, sebagai penanggung jawab klinik Bornmeds

tanjung yang telah memberikan izin dilakukannya praktik kerja lapangan

(PKL).

3. Kakak Dian Eka Wati, A.Md.AK dan Kaka Yuliani Farida, A.Md.AK

selaku pembimbing lapangan kami di klinik laboratorium Bornmeds

Tanjung yang telah membimbing kami selama 1 bulan ini.

4. Bapak Muhammad Nazarudin, S.ST., M.Imun, Sebagai pembimbing

institusi yang telah membantu membimbing pembuatan laporan praktik

kerja lapangan (PKL) ini hingga selesai.

5. Kepada kedua orang tua dan teman-teman yang telah memberikan

dukungan dan doa buat kelancaran kegiatan ini.

6. Serta pihak-pihank yang telah banyak membantu yang tidak bisa kami

sebutkan satu persatu.


Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan ini

semuua tidak lain karena kurangnya pengalaman kami dan pengetahuan yang

kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk

membangun demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.

Tanjung, April 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek kerja lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan akademis yang

wajib dilaksanakan oleh mahasiswa melalui magang kerja disuatu instansi

pemerintah. Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) merupakan kegiataan

untuk meningkatkan profesionalitas bari para tamatan, sehingga mereka

menghadapi dunianya sudah memiliki kesiapan mental dan siap dilatih.

Landasan hukum praktek kerja lapangan (PKL) adalah undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional. Peraturan -pemerintah

republic indonesia nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan tinggi dan

peraturan Menteri tentang Link and Match ( Kesepadaanan Dunia Pendidikan

dengan Nasional Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002

tentang Kurikulum Inti Pendiidkan .

Borneo medical Services merupakan Provider layanan Kesehatan termasuk

layanan Kesehatan kerja yang telah terdaftar pada kementrian Kesehatan dan

kementrian tenaga kerja dan transmigrasi, mulai operasioal sejak tahun 20221

dengan berkependudukan di Balikpapan dan 2015 di tanjung. Klinik bormeds

telah mendapat surat penunjukan dari kementrian tenaga kerja dan transmigrasi

RI sebagai klinikk pemeriksa Kesehatan tenaga kerja. sebagai klinik Kesehatan

faktor keselamatan kerja dan lingkungan menjadi prioritas dalam pelayanan.

Klinik bornmes telah mendapatkan rekomendasi dari Bapelda dalam hal

pengelolaan AMDAL, Serta system pengelolaan Kesehatan kerja dan


keselamatan lingkungan dengan system yang telah baku. Dalam waktu yang

singkat Bornmeds telah mendapatkan kontrak pekerjaan yang besar untuk

pelayanan kesehatan berbagai jenis industri antara lain PT.Thiess

Contraktor Indonesia PT. Pama Persada Nusantara, Hexindo, International

SOS, PT. Mc Connell Dowell Indonesia, PT. United Tractors, Orica

Explosive, PT. Welltekindo Nusantara, Chevron Indonesia Company serta

Mandiri Group dan beberapa perusahaan kecil.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Program kegiatan PKL merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh

semua mahasiswa tingkat akhir, yang bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik mengalammi dan mempraktikan serta

mencoba secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada

setiap tahap Pendidikan

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menerapkan Kerjasama, kepekaan sosial dan kepedulian di lingkungan di

laboratorium klinik

b. Meningkatkan keterampilan dalam merencanakan, mempersiapkan dan

melakukan pengambilan sampel/ specimen

c. meningkatkan keterampilan penggunaan instrument di laboratorium klinik

maupun laboratorium Kesehatan masyarakat

1.3Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengimplementasikan, mengembangkan

keilmuan dalam dunia kerja, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya,

sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan keahlian sesuai

dengan bidang keilmuannya.

1.4 Sejarah Instansi Lahan Praktik

Borneo Medical Sevices merupakan provider layanan kesehatan

termasuk layanan kesehatan kerja yang telah terdaftar pada Kementerian

Kesehatan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mulai

operasional sejak tahun 2001 dengan berkedudukan di Balikpapan, Klinik

Bornmeds telah mendapat Surat Penunjukan dari Kementerian Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi RI sebagai Klinik Pemeriksa Kesehatan

Tenaga Kerja.

Sebagai Klinik Kesehatan, faktor Keselamatan Kerja dan Lingkungan

menjadi prioritas dalam pelayanan. Klinik Bornmeds telah mendapatkan

rekomendasi dari Bapedalda dalam hal pengelolaan AMDAL, serta

system pengelolaan Kesehatan Kerja Dan Keselamatan Lingkungan

dengan system yang telah baku. Dalam waktu yang singkat Bormeds

telah mendapatkan kontrak pekerjaan yang besar untuk pelayanan

kesehatan berbagai jenis industri antara lain PT. Thiess Contraktor

Indonesia PT. Pama Persada Nusantara, Hexindo, International SOS, PT.

Mc Connell Dowell Indonesia, PT. United Tractors, Orica Explosive, PT.

Welltekindo Nusantara, Chevron Indonesia Company serta Mandiri Group

dan beberapa perusahaan kecil.


Dalam usaha mengembangkan dan mendekatkan layanan kepada

pelanggan. PT. Borneo Meical Services mulai awal tahun 2015 telah

mengembangkan Klinik di Kota Tanjung Kab. Tabalong Kalimantan Selatan

1.5 Visi & Misi Lahan Praktik


1.6 Struktur Organisasi Klinik Bornmeds Tanjung

Direktur Utama
dr. Nasaruddin M.Sheldon

Komisaris
dr. Syamsul Bahri

Penanggung jawab Operasional


Suhermanto, S.Kom

Penanggung jawab Medis


dr. Nova Enendar

Perawat Kebidanan Penunjang Medis Operasional Administrasi


1. Sri Andani 1. Regina Eka Harnisa 1. Dian Eka wati 1. Nor Edi Maulana
2. Eva Kartika 2. Yuliani Farida 2. Zuriyatna Nilam sari
3. Siti Mardiana 3. M. Akbar Ramadhan 3. Shofiatie Aziza H
4. Nurul Syifa Nibgtias 4. Hamidah
Firnanda 5. Marcus simamora
1.7 Alur Pelayanan Pemeriksaan

Cuci Tangan Cek Suhu Administrasi Ruang Tunggu Pemeriksaan


Antropometri Pemeriksaan
Laboratorium

Peserta MCU Selesai


Melakukan Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Radiologi Mata EKG Dokter
Audiometri
BAB II

GAMBARAN IDEAL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

2.1 Pra Analitik

2.1.1 Menghadapi pasien

1. Memeriksa Form permintaan laboratorium.

2. Menulis identitas pasien di buku harian pemeriksaan laboratorium disertai

Dengan pemeriksaan apa yang diminta.

3. Periksa Kembali apakah identitas telah di tulis dengan benar sesuai dengan

pasien yang akan di ambil sampel.

4.Tanyakan persiapan yang telah dilakukkan pasien misalnya : diet, puasa

tanyakan juga mengenai obat-obat yang dikonsumsi, minum alkohol

kemudian catatan di sertakan pada lembar hasil laboratorium.

5. Menjelaskan prosesur pengambilan sampel yang akan di lakukan

2.1.2 Pengambilan Sampel

A. Pengambilan sampel Darah


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengambilan

sampel

2. Posisikan pasien supaya nyaman, letakkan tangan pasien lurus diatas

meja dengan telapak tangan menghadap ke atas

3. Ikat lengan dengan cukup erat menggunakan torniquet untuk

membendung aliran darah, kemudian pasien disuruh mengepal

tangannya.

4. Dalam keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung telunjuk

pemeriksa mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk

5. Bersihkan lokasi vena tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering

6. Tusuk jarum dengan sisi miring menghadap ke atas dan membentuk

sudut ±30 o jarum dimasukkan sepanjang pembuluh darah ± 1-1 ½ cm

7. Dengan tangan kiri, Tarik pengisap spuit dengan perlahan-lahan

sehingga darah masuk kedalam spuit, sementara itu kepalan tangan

dibuka dan ikatan pembendung di lepas.

8. Letakkan kapas pada tempat tusukan, jaruk ditarik Kembali


9. Pasangkan plester untuk menutup tusuan pada lengan pasien

B. Pengambilan sampel urin

1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. cuci orificium uretra memakai detergen lunak bilas larutan salin steril

3. buang pancaran urin awal, kemudian tamping pancaran berikutnya memakai

tabung steril.

4. urin Terakhir dibuang.

C. Pengambilan sampel Feses

1. Cara pengambilan dari Rektum

2. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

3. posisikan pasien dalam kondisi tidur telungkup dengan kaki ditekuk. Dalam

keadaan darurat boleh diambil berdiri dengan posisi menungging

4. gunakan selalu sarung tangan


5. lebarkan anus dengan tangan kiri dan dengan tangan kanan memasukkan

lidi kapas ke dalam rektum perlahan-lahan sebelumnya diputar searah

jarum jam sampai didapatkan feses. Kemudian ditarik sambal di putar

pula. Gunakan 2-3 kapas.

6. masukkan sampel pada lidi kapas tempat yang di sediakan

D. Spesimen Swab Hidung

1. Masukkan kapas lidi, minimal 1 cm ke dalam lubang hidung. Ambil sampel

pada mukosa dengan memutar kapas lidi steril perlahan selama 10-15 detik.

2. masukkan lidi yang berisi sampel delama tabung steril yang sudah berisi

buffer

3. diamkan sampel Bersama buffer selama 1 menit

4. setelah 1 menit teteskan sampel di strip antigen diamkan selama 15 menit.

2.1.3 Penanganan sampel

Hasil pemerikaan laboratorium ditentukan oleh kualitas sampel yag

diperiksa. Agar dapat menggambarkan kondisi tubuh dengan baik dan


akurat, diperlukan sampel yang baik pula. Sampel harus diambil,

dikumpulkan dan di tangani dengan cara yang tepat oleh petugas.

Untuk menjaga kualitas sampel, harus di perhatikan jenis tabung atau wadah

sampel. Tabung sampel darah misalnya : dipilih sesuai jenis pemeriksaan

yang akan dilakukan nantinya dan pelarut zat tambahan khusus yang

berbeda-beda untuk menjaga agar sampel tetap stabil sampai di periksa.

Spesimen yang telah di ambil dari pasien akan diberu kode untuk mencegah

tertukar dengan spesimen lain selanjutnya akan di proses sesuai dengan

persyaratan masing-masing pemeriksaanya. Hal-hal yang harus di

perhattikan selama penangan sampel adalah:

a. Suhu

b. Cahaya

c. Pelabelan

d. Pengemasan (jika dengan alas an tertentu di rujuk ke tempat lain)

1. Darah

Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang berisi antikoagulan

EDTA kemudian dihomogenkan dengan membolak balik tabung 10-12

kali secara perlahan dan merata.

2. Serum
Darah dibiarkan didalam suhu kamar selama 20-30 menit, lakukan

sentifuge 4000 rpm selama 10 menit. Serum yang memenuhi syarat tidak

merah dan tidak keruh.

3. Urin

Paling baik diambil urin pagi sewaktu setelah bangun tidur, jika bukan

urin pagi sebaiknya pasien diminta untuk menahan kencingnya minimal 4

jam sebelum pengambilan spesimen. Saat pengambilan spesimen perlu di

cegah pemajanan dengan flora normal sekitar uretra atau perineum.

Pemeriksaan spesimen urin harus segera dikerjakan, sebelum 2 jam.

Volume minimal 10-20 ml urin

4. spesimen feses

Untuk mendeteksi vibrio, salmonella, shigella waktu pengambilan :

sebelum pasien mendapatkan pengobatan antibiotic, dan diambil

sewaktu-waktu dan juga saat diare akut. Feses dapat di ambil dari rektum

atau ditampung, tempat penampungan feses tidak boleh ada desinfektan.

2.1.4 Pengiriman Spesimen


Spesimen yang akan di kirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam

bentuk yang relative stabil. Untuk itu perlu di perhatikan persyaratan

pengiriman specimen antara lain :

a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen

b. Tidak terkena sinar matahari secara langsung

c. Kemasan harus memenuhi syarata keamanan kerja laboratorium

termasuk pemberian label yang bertuliskan ‘’ Bahan pemeriksaan

infeksius’’ atau ‘’ Bahan pemeriksaan’’

d. Suhu harus memenuhi syarat

2.1.5 Pengolahan dan Penyimpanan Spesimen

Spesimen yang sudah di ambil harus segera di lakukan pemeriksaan

karena stabilitas spemsimen dapat berubah. Adapun faktor- faktor yang

mempengaruhi stabilitas specimen antara lain :

a. Terjadi kontaminasi kuman dan bahan kimia

b. Terjadi metabolism oleh sel-sel hidup pada spesiem

c. Terjadi penguapan

d. Pengaruh suhu

e. Terkena paparan sinar matahari langsung


Beberapa spesimen yang tidak langsung di periksa dapat disimpan dengan

memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan di periksa. Dengan persyaratan

penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium

harus memperhatikan jenis spesimen, antikuagulan dan wadah serta

stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan spesimen :

a. Disimpan pada suhu kamar

b. Disimpan didalam lemari es suhu 2-8 oC

c. Dibekukan suhu – 20oC atau -120oC

d. Dapat diberikan pengawet

e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum

2.2 ANALITIK

2.2.1 Pemeriksaan Spesimen

A. Urin

Spesimen yang diambil di klinik dan langsung diperiksa tidak perlu

menggunakan pengawet.

1. Pemeriksaan makroskopis urin

Warna dan kekeruhan urin jernih atau keruh, tidak berwarna,

kuning muda, kuning tua dan cokelat.

2. Pendeteksian darah dalam urin


Peningkatan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam urin

dapat terjadi pada keadaan-keadaan berikut

a. Setelah aktivitas fisik yang berat

b. Infeksi vagina

c. Infeksi parasit

Metode : masukan carik celup kedalam urin dan segera

angkat lagi. Bandingkan warna pada cari celup dengan grafik

warna standar yang terterah di wadah penyimpanan carik celup

tersebut rentang waktu yang di rekomendasikan untuk pembacaan

carik celup juga tertera di wadah tersebut. Perubahan warna yang

terlihat pada carik celup merupakan pemeriksaan semu-kuantitatif

menegnai jumlah senyawa tertentu yang terdapat dalam urin. Hasil

pembacaan carik- celup dilaporkan negative atau dalam bentuk

dengan pendekatan konsentrasi senyawa yang diuji.

3. Pengukuran PH

Urin segar yang baru saja di keluarkan normalnya agak asam

dengan PH sekitar 6.0

Prinsip :

Kertas indicator dengan warna tertentu dicelupkan kedalam urin,

warna kertas indicator akan berubah sesuai dengan PH spesimen


uji. Kertas indicator ini dibandingkan dengan grafik warna PH

standar sehingga di peroleh nilai PH yang bersesuaian dengan

warna pada kertas indicator tersebut.

B. Feses

Pemeriksaan Visual sampel feses yang meliputi warna, konsentrasi

dan ada tidaknya eksudat atau darah makroskopik.

Warna dapat dilihat sebagai : hitam ( darah samar), cokelat, kuning pucat

dan putih .Konsistensi dapat dilaporkan sebagai: konsistensi padat,

konsistensi lunak dan konsistensi cair.

Pemeriksaan mikroskopis feses dalam larutan saline atau iodin secara

langsung bermanfaat :

a. Mendeteksi trofozoit motil

b. Mendeteksi telur dan kista

c. Mendeteksi eritrosit atau kelebihan lemak

Metode :

a. buat campuran dari larutan lugol dan larutan asam asetat encerkan

campuran tersebut dengan air suling sebanyak empat kali volume dan

diaduk hingga merata.

b. Siapkan sebuah kaca objek kering dan di labeli dengan nama dan

nomor pasien
c. Teteskan larutan yang sudah disiapkan campurkan sediaan tersebut di

atas kaca objek

d. Ambil sediaan kedua dari sampel feses seperti di atas campurkan

dengan tetesan lauran iodin- asam asetat kemudian taroh penutup kaca

objek. Periksa sediaan dibawah mikroskop.

2.2.2 Pemeliharaan dan kalibrasi


Dimasa sekarang ini peralatan laboratorium semakin canggih dan semakin

kompleks pula pemasalahan yang timbul. Stabilitas suatu alat yang digunakan

untuk mengukur sangat menentukkan ketelitian suatu pemeriksan. Salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah

peralatan laboratorium baik alat automatic maupun alat semi automatic oleh

karena itu alat perlu di pelihara dan di kalibrasi secara berkala. Kalibrasi

tersebut harus dilakukan oleh teknisi alat maupun sumber daya manusi di

laboratorium yang memiliki kompetensi. Disampi itu perawatan harus pula

dilakukkan secara rutin, untuk itu setiap peralatan harus dilengkapi dengan

kartu control pemeliharaan yang diletakkan dekat dengan akat sehingga

semua masalah yang timbul pada alat dan tindak yang dilakukan harus

dicatat. Peralatan yang kita gunakan harus memiliki standar prosedur

operasional (SPO)

2.2.3 Uji Kualitas Reagen


Dalam proses pelaksanaan pemeriksaan, reagen memegang peran penting

terutama dalam intreprestasi hasil pemeriksaan laboratorium, sebelum

digunakan dalam pemeriksaan setiap reagen harus dilakukkan uji mutu

untuk melihat apakah suatu reageb vaik digunakan dalam pemeriksaan

sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan dan didapatkan hasil

yang baik. Oleh karena itu reagen yang digunakan harus terdaftar oleh

kemenkes RI.

Penyimpanan reagen harus diperhatikan sehingga kualitas reagen dapat

terjamin. Penyimpanan reagen harus dalam botol tertutup, hindari paparan

matahari langsung, disimpan didalam kulkas suhu 2-8 oC. demikian pula

batas kedaluarsa dari reagen serta keadaan fisik selalu diperhatikan, isi tidak

boleh mengeras dan berubah warna. Kualitas reagen harus selalu di uji

dengan cara melakukan uji ketelitian dan uji ketepatan bahan control yang

diketahui nilainya setiap hari dengan memggunakan reagen tersebut.

Reagen yang digunakan dilaboratorium ada yang dapat dibuat sendiri dan

ada yang sudah jadi.

1. Reagen buatan sendiri syaratnya meliputi :

a. Bahan kimia dengan cara dikeringkan dahulu dalam oven dengan

suhu 105-110oC minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam. Kemudian

dinginkan suhu kamar dalam desikator

b. Saat pengenceran harus diperhatikan kualitas airnya, tidak boleh

mengandung klorida dan logam


c. Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat

secukupnya. Penyimpanan reagen ini bentuk larutan induk

d. Wadah reagen perlu diberi label berisi nama, tanggal dan paraf

pembuat

2.3.4 Uji ketelitian


Uji ketelitian menggunakan aturan westgard multirules syistem yang

dikembangkan oleh westgard, dengan sejumlah ketentuan yang didapat.

Hasil laboratorium digunakan untuk menentukkan diagnosis, pemantauan

pengobatan dan meramalkan prognosis, maka perlu untuk selalu menjaga

mutu hasil pemerksaan, dalam arti mampunyai tingkat akurasi dan presisi

yang dapat di pertanggung jawabkan. Yang perlu di perhatikan

1. Presisi dan Akurasi

Nilai presisi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil bila dilakukkan

berulang dengan sampel yang sama. Ketelitian dipengaruhi kesalahan

acak yang tidak dapat dihindarkan. Presisi biasanya dinyatakan dalam

nilai koefisien variasi (%KV/%CV).

2. Akurasi (ketepataan ) atau inakurasi (ketidak ketepatan)

dipakai untuk menilai adanya kesalahan acak atau sistematik. Nilai

akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya yang

telah ditentukan oleh metode standar.

2.3.5 Uji Ketepatan


Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang

nilai kontrolnya hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak

didalam atau diluar rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang

sama bila terletak didalam rentang kontrol, maka di anggap hasil

pemeriksaan bahan kontrol masih tepat sehingga dapat dianggap hasil

pememriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak diluar nilai

kontrol maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga

hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat

2.3 PASCA ANALITIK


2.3.1 Cara Pencatatan Hasil

Kegiataan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilaksanakan

dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan

dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil. Hal -hal yang

perlu diperhatikan saat pencatatan adalah:

a. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan

spesimen yang sesuai.

b. Penulisan angka yang digunakan khusus mengenai angka, pada

pelaporannya perlu disesuaikan mengenai decimal dan satuan angka

yang diperlukan pasien

c. Mencantumkan nilai normal pada pelaporan juga perlu dicantumkan

nilai normal yaitu rentang nilai yang dianggap merupakan hasil

pemeriksaan.
Semua hasil yang sudah dikeluarkan di dalam alat segeranya di tulis ulang

kedalam buku register dan di input juga ke dalam komputer agar hasil

tersebut bias di buat print out-nya.

2.3.2 Cara Menegakkan diagnosa

Spesimen yang telah diperiksa dan dilaporkan dalam buku register masing-

masing. Bila terkadi pemeriksaan yang abnormal maka pemeriksaan

diulang sebanyak 2 kali atau tiga kali. Bagi laboratorium yang mempunyai

seorang dokter maka hasil pemeriksaan dikonsultasikan terlebih dahulu

kepada dokter.

2.3.3 Cara Pelaporan


Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :

a. Laporan kegiatan rutin bulanan

b. Laporan khusu (misalnya : KLB, HIV)

c. Laporan hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik,

imunoserologi, urinalisa dan lainnya sesuai dengan permintaan dicatat

dan dilaporkan dalam bentuk blanko hasil pemeriksaan yang terpisah

dan di tanda tangani oleh penanggung jawab laboratorium atau petugas

laboratorium yang memeriksa

2.3.4 Keselamatan Kerja


Berbagai Tindakan yang dilakukan didalam laboratorium, baik akibat

spesimen maupun alat laboratorium dapat menimbulkan bahaya bagi

petugas. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, setiap petugas


laboratorium harus melakukkan pekerjaannya menurut praktek laboratorium

yang benar.

A. cara mencegah penyebaran bahan infeksi

4. dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang

sesuai setiap kali habis kerja. Selama bekerja partikel dan droplet

( diameter >5m) akan terlepas keudara dan menempel pada

permukaan meja serta tangan petugas laboratorium untuk itu

dianjurkan untuk mengikuti hal-hal dibawah ini:

a. cuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau desinfektan

jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.

b. Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen atau

menyimpan makan dan minuman dalam laboratorium.

c. Jangan membubuhkan kosmetik dalam laboratorium.

d. Gunakan alat pelindung mata atau muka jika terdapat risiko

percikkan bahan infeksi saat bekerja

5. Cara mencegah tertusuk bahan infeksi

Jarum suntik dan pecahan kaca dapat menyebabkan luka tusuk.

Untuk menghindarinya dapat dilakukan

a. Bekerja dengan hati-hati

b. Mempergunakan jarum suntik sejarang mungkin

c. Gunakan semprit dengan kanula tumpul sebagai pengganti

d. Pilih pipet terbuar dari plastik

6. Tindakan khusus terhadap cairan tubuh dan darah


Tindakan dibawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas

laboratorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah.

a. Mengambil, memberi, melabel dan membawa spesimen

gunakan sarung tangan

b. Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari

sempritnya sengan alat khusus yang sekaligus merupakan

wadah penyimpan jarum habis pakai

c. Tabung spesimen dan formular permintaan harus diberi

label bahaya infeksi

d. Masukkan tabung kedalam kantong plastik untuk dibawa

ke laboratorium.
BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium

Pelayanan pemeriksaan laboratorium di klinik Bornmeds Tanjung

memberikan hamper semua pemeriksaan yaitu mulai dari hematologi, kimia

klinik, Imunologi, dan parasitology. Specimen yang sering dilakukan

pemeriksaan pada klinik tersebut adalah Darah, Urine dan Feses.

3.2 Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

3.2.1. Menghadapi pasien

a. Memeriksa Form permintaan laboratorium.

b. Menulis identitas pasien di buku harian pemeriksaan laboratorium

disertai dengan pemeriksaan apa yang diminta.

c. Periksa Kembali apakah identitas telah di tulis dengan benar sesuai

dengan pasien yang akan di ambil sampel.

d. Tanyakan persiapan yang telah dilakukkan pasien misalnya : diet,

puasa tanyakan juga mengenai obat-obat yang dikonsumsi, minum

alkohol kemudian catatan di sertakan pada lembar hasil

laboratorium.

e. Menjelaskan prosesur pengambilan sampel yang akan di lakukan


3.2.2. Pengambilan Sampel

a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

pengambilan sampel

b) Posisikan pasien supaya nyaman, letakkan tangan pasien lurus

diatas meja dengan telapak tangan menghadap ke atas

c) Ikat lengan dengan cukup erat menggunakan torniquet untuk

membendung aliran darah, kemudian pasien disuruh mengepal

tangannya

d) dalam keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung telunjuk

pemeriksa mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk

e) bersihkan lokasi vena tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan

kering

f) Tusuk jarum dengan sisi miring menghadap ke atas dan


o
membentuk sudut ±30 jarum dimasukkan sepanjang pembuluh

darah ± 1-1 ½ cm

g) Dengan tangan kiri, Tarik pengisap spuit dengan perlahan-lahan

sehingga darah masuk kedalam spuit, sementara itu kepalan tangan

dibuka dan ikatan pembendung di lepas.

h) Letakkan kapas pada tempat tusukan, jaruk ditarik Kembali

i) Pasangkan plester untuk menutup tusuan pada lengan pasien

3.2.3. Penanganan sampel


a) Darah

Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang berisi

antikoagulan EDTA kemudian dihomogenkan dengan membolak

balik tabung 10-12 kali secara perlahan dan merata

b) Serum

Darah dibiarkan didalam suhu kamar selama 20-30 menit, lakukan

sentifuge 4000 rpm selama 10 menit. Serum yang memenuhi syarat

tidak merah dan tidak keruh.

c) Urine

Urine akan di tampung ke dalam wadah dengan tutup yang

berwarna kuning, dimana pasien diberitahu agar menampung urni

eke dalam wadah tersebut minimal sebanyak 20ml.

d) Feses

Pasien akan diberi wadah dengan warna tutup tabung merah, dan

diberitatahu cara menampung feses yang baik dan benar, petugas

juga memberikan cotton bud, jadi cotton bud tersebut bias

digunakan apabila pasien susah untuk buang air besar atau tidak

bisa buang air besar


3.2.4 Pengiriman Spesimen

Spesimen feses yang diperoleh oleh klinik bornmeds tanjung

biasanya specimen tersebut akan dikirmkan ke klinik bornmeds pusat

yang ada di balikpapan, sehingga specimen feses tersebut sebaiknya

dikirim dalam bentuk yang relative stabil. Untuk itu perlu di perhatikan

persyaratan pengiriman specimen antara lain :

a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen

b. Tidak terkena sinar matahari secara langsung

c. Kemasan harus memenuhi syarata keamanan kerja laboratorium

termasuk pemberian label yang bertuliskan ‘’Bahan pemeriksaan

infeksius’’ atau ‘’ Bahan pemeriksaan’’

d. Suhu harus memenuhi syarat

3.2.5 Pemeriksaan Golongan Darah

Metode slide aglutinasi dengan prinsip reaksi antigen yang terdapat

pada permukaan eritrosit dengan antibodi yang sama sehingga terbentuk

aglutinasi. Berikut adalan cara kerjanya:

a. Alat dan Bahan antara lain slide, pipet dan batang pengaduk, sampel

darah, reagen Anti-A, reagen Anti-B, reagen anti-AB, reagen anti-D


b. Prosedur Kerja

1) Teteskan 1 tetes reagen anti-A, anti-B, anti-AB dan Anti-D secara

terpisah diatas slide aglutinasi

2) Tambahkan masing-masih 1 tetes darah diatas slide tadi dan

homogenkan, kemudian digoyang selama 2 menit

3) Dilihat adanya aglutinasi pada slide.

c. Interpretasi hasil

Tabel 3.1 Interpretasi Hasil Golongan Darah

A B AB O

Terdapat Tidak terdapat Terdapat Tidak terdapat


anti-A
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Tidak terdapat Terdapat Terdapat Tidak terdapat
anti-B
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Terdapat Terdapat Terdapat Tidak terdapat
anti-AB
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi

3.2.6 Pemeriksaan Serologi Rapid test antibodi Covid-19 IgG/IgM

Prinsipnya adalah rapid test antibodi Covid-19 IgG/IgM ini

berdasarkan ikatan antibodi antigen dengan metode imunokromatografi.

Membran nitroselulosa telah di imobilisasi dengan antibodi anti human

IgG/IgM spesifik terhadap SARS CoV-2. Antigen rekombinan juga telah


terkonjugasi dengan partikel dengan emas koloid pada konjugat. Ketika

spesimen diteteskan pada alat test, konjugat terlarut bermigrasi dengan

spesimen secara difusi pasif, kemudian berikatan dengan antibodi anti

human speifik yang telah di imobilisasi di masing-masing area test. Jika

spesimen mengandung antibodi IgG/IgM terhadap virus SARS CoV-2,

warna akan muncul di area test. Spesimen kemudian terus bermigrasi dan

berikatan dengan antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2 di area kontrol

atau C sehingga menghasilkan warna. Berikut adalan cara pemeriksaan

dari rapid test antibodi Covid-19 IgG/IgM.

a) Alat dan Bahan

Alat uji dalam kemasan (larutan buffer dalam botol tetes, pipet kapiler

petunjuk penggunaan) tabung specimen, stopwatch.

b) Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Buka kemasan Rapid test antibodi Covid-19 IgG/IgM.

3. Tulis identitas pasien pada kaset.

4. Tambahkan 20 ul darah ke sumuran spesimen.

5. Tambahkan 3 tetes diluent buffer kedalam sumuran yang telah

ditambahkan spesimen sebelumnya.

6. Baca hasil setelah 15 menit.

c) Interpretasi hasil

1. Reaktif IgM
Apabila muncul garis berwarna merah pada “C” dan “M”

2. Reaktif IgG

Apabila muncul garis berwarna merah pada “C” dan “G”

3. Reaktif IgM dan IgG

Apabila muncul garis berwarna merah pada “C” “M” dan “G”

4. Non Reaktif

Apabila muncul garis berwarna merah pada “C”

5. Invalid

Apabila tidak muncul garis berwarna merah pada “C”

3.2.7 Rapid Test HBsAg

Prinsipnya adalah ketika spesimen dimasukkan kedalam wadah

sampel pada kaset alat uji, spesimen akan bermigrasi mengikuti gerakan

aksi kapiler sepanjang kaset. HBsAg yang berada dalam spesimen akan

terikat konjugat anti HBs-Ab.

a) Alat dan Bahan

Alat uji dalam kemasan (pipet kapiler petunjuk penggunaan,)

tabung spesimen, stopwatch


b) Prosedur Kerja

1. Persiapakan alat dan bahan

2. Catat identitas pasien pada kaset

3. Teteskan 2 tetes serum kedalam card test

4. Baca hasil tepat pada 15 menit

c) Interpretasi hasil

1. Positif/ Reaktif

Apabila terdapat garis merah pada C dan T.

2. Negatif / Non Reaktif

Apabila terdapat garis merah pada area C.

3. Invalid

Apabila tidak terdapat garis pada area C

3.2.8 Pemeriksaan Widal

Metode slide aglutinasi dengan prinsip terjadi reaksi aglutinasi

antara antigen bakteri Salmonella sp yang terdapat dalam reagen dengan

antibody yang terdapat dalam serum pasien.

a) Alat dan Bahan

Batang pengaduk, mikropipet, tip kuning, tabung sentrifugasi,

sentrifugasi, reagen widal dan serum.


b) Prosedur Kerja

1. Persiapakan alat dan bahan

2. Teteskan serum ke dalam well

3. Teteskan reagen widal

4. Homogenkan menggunakan batang pengaduk

5. Baca hasil pemeriksaan dalam waktu 1 menit. Bila terdapat

aglutinasi maka dilakukan pengenceran 1/20, 1/40, 1/160,

1/320.

3.2.9 Pemeriksaan Napza 6 parameters (Amphetamine, Methamphetamine,

Morphine, Marijuana, Benzodiaephine dan Cocaine)

a) Alat dan bahan

Botol penampung, dan alaata pemeriksan napza (Amphetamine,

Methamphetamine, Morphine, Marijuana, Benzodiaephine dan

Cocaine).

b) Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2. Dibuka tutup botol penampung

3. Masukkan alat pemeriksaan napza 6 parameter

4. Tunggu selama kurang lebih selama 5 menit sampai didapatkan

hasil berupa garis berwarna merah.

c) Interpretasi Hasil

Negatif = Terdapat garis berwarna merah pada area “C” dan “T”
Positif = Terdapat garis berwarna merah pada area “C” saja

3.2.9 Pemeriksaan Hematologi Analyzer

a) Prosedur Kerja Alat

1. Periksa tempat pembuangan limbah, buang bila penuh

2. Nyalakan alat hematologi analyzer dengan menekan tombol di

belakang alat

3. Log in ke dalam alat, dengan user name: admin dan password:

admin

4. Alat akan melakukan pengecekan secara otomatis selama 10

menit

5. Setelah selesai pengecekan maka layar akan muncul

background siap dilakukan pemeriksaan

6. Tekan “Manual” analysis, masukkan nomer sampel

7. Tekan “Input” tulis nomer RM pasien”OK” tulis nama

pasien“OK”, isi jenis kelamin pasien tekan “OK”

8. Masukkan sampel kedalam aspiration port kemudian tekan

tombol biru yang berada di belakang pipa aspirasi.

9. Hasil akan keluar dari alat lalu ditulis kembali dalam buku

register dan kedalam file didalam komputer


3.2.10 Pemeriksaan Kimia klinik

a) Prosedur Kerja Alat

1. Hubungkan arus kabel alat dengan arus listrik

2. Tekan tombol “on” pada bagian belakang alat

3. Ketika layar hidup tekan “exit” pada layar

4. Buka tempat memasukkan reagen dan masukkan reagen

parameter yang telah di setting didalam computer

5. Lakulan “wash all” sebelum dilakukannya pemeriksaan

6. Masukkan sampel yang ingin di periksa ke dalam alat

7. Pilih parameter yang ingin di uji

8. Ikuti prosedur sesuai arahan pada layar

9. Setelah itu tekan run test pada layar untuk memulai

pemeriksaan

10. Hasil akan muncul didalam layar computer dan akan tersimpan

11. Hasil juga di tulis kembali ke dalam buku register dan di hasil

print out computer

3.3 Pasca Analitik di Laboratorium

3.3.1. Pencatatan Hasil


Semua hasil yang sudah dikeluarkan di dalam alat segeranya di

tulis ulang kedalam buku register dan di input juga ke dalam komputer

agar hasil tersebut bias di buat print out-nya.

3.3.2. Cara Menegakkan Diagnosis Dan Hasil Pemeriksaan

Hasil yang telah keluar dan di print out, apabila ada hasil yang

tidak normal akan dilakukan duplo terlebih dahulu, saat hasil tetap tidak

normal setelah dilakukan duplo baru hasil tersebur dikonsultasikan ke

dokter yang bertanggung jawab, sehingga dokter yang akan

menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan tersebut.

3.3.3. Keselamatan Kerja

Semua petugas kesehatan yang ada di laboratorium klinik

bornmeds di beri arahan terlebih dahulu sebelum memulai pemeriksaan

pada hari tersebut, menggunakan semua PAD dengan lengkap mulai

dari sarung tangan, penutup kepala, masker dan baju hajmat, semua

pemeriksaan yang dilakukan harus seusai dengan prosedur yang berlaku

agar keselamatan kerja terjamin


BAB IV

MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Selama menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Klinik Bornmeds

Tanjung sejak tanggal 1–30 April 2021 ditemukan beberapa masalah berkaitan

dengan laboratorium klinik, antara lain :

1. Pra Analitik

Penulisan identitas atau no pemeriksaan yang diberikan pihak administrasi

terkadang tidak sesuai dengan no yang seharusnya ada di labortorium dan

penulisan identitas masih manual sehingga memakan waktu yang lebih lama

dengan jumlah pasien yang cukup banyak setiap harinya.

2. Analitik

a) Tidak tersedianya reagen untuk pemeriksaan kimika klinik sehingga ada

beberapa pemeriksaan kimia klinik yang akhirnya harus mengalami

penundaan terlebih dahulu sampai reagen tersebut sudah ada.

b) Tidak tersedianya spare part untuk alat dilaboratorium sehingga alat tidak

bisa digunakan selama beberapa hari.

3. Pasca Analitik

Terlambatnya pencatatan hasil dikarenakan ada beberapa hasil yang error,

sampel yang tidak mencukupi dan serta lupa memberi kode di alat pemeriksaan
BAB V

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Terkait dengan beberapa permasalahan yang ada selama menjalani Praktek

Kerja Lapangan (PKL), kami dapat memeberikan beberapa alternatif pemecahan

masalah sebagai berikut :

5.1. Pra Analitik

Sebaiknya lebih mengecek kembali penginputan data agar tidak terjadi

kesalahan pendataan antara administrasi dengan tenaga laboratorium, dan

sebaiknya karena jaman semakin berkembang mungkin nanti aka nada

pengisian data melalui kpmputer dan di input dengan otomatis

5.2. Analitik

a) menyiapkan semua reagent agar apaboila ada reagen yang habis tidak perlu

menunggu atau membeli terlebih dahulu sehingga tidak ada pemeriksaan

yang terntunda

b) Menyiapkan semua spare part dan melakukan pengecekan alat alat yang ada

di labortorium, meliputi tegangan listrik, spare part alat, dan sebagainya

5.3. Pasca Analitik

Selalu melakukan pemeriksaan ulang agar terhindar dari hasil yang error,

selalu memperhatikan jumlah specimen yang digunakan untuk pemeriksaan

dan lebih memperhatikan kode nomor dalam setiap pemeriksaan.


BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Klinik

Bornmeds Tanjung, diharapkan mahasiswa mampu mencoba secara nyata

baigamana memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh

pada setiap tahap pendidikan dengan sifat dan sikap yang profesional.

Setelah 1 bulan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a) Mahasiswa dapat memahami bagaimana penerapan pengendalian mutu

internal dan eksternal di suatu laboratorium.

b) Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian yang sudah

didapatkan saat kuliah dengan menerapkan secara langsung di klinik

laboratorium

c) Mahasiswa dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan dalam

menggunakan instrument yang berbeda dengan yang biasa di gunakan

kampus.

d) Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dalam merencanakan,

mempersiapkan, dan melakukan pemeriksaan laboratorium.

e) Mahasiswa dapat memahami komunikasi interpersonal dan

berkomunikasi serta bekerja sama dalam kelompok di laboratorium.


6.2. Saran

a) Bagi Laboratorium

Kepada pihak Laboratorium Klini Bornmeds Tanjung diharapkan

untuk selalu siap dengan stock reagen dan alat pemeriksaan lainnya

sehingga apabila ada suatu reagen yang sudah habis tidak perlu

menunda pemeriksaan.

b) Bagi Mahasiswa

Dengan kegiatan PKL tersebut diharapkan mahasiswa dapat

memahami apa itu seorang analis yang profesional yang bekerja sesuai

dengan standar pemeriksaan pemeriksaan laboratorium yang benar agar

hasil dapat di pertanggung jawabkan dan dapat menjadi tenaga

laboratorium yang berkualitas dengan sikap yang baik dan disiplin.


LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL)

Gambar 1. Melakukan Pemeriksaan LED

Gambar 2. Melakukan Pemeriksaan Golongan Darah

Gambar 3. Foto Bersama


Gambar 4. Melakukan Pemeriksaan Carik Celup Urin

Gambar 5. Melakukan Pemeriksaan Napza

Gambar 6. Melakukan Pengambilan Darah

Anda mungkin juga menyukai