Disusun Oleh:
1. AGNES NATASYA BR SITEPU 13. EMILYA R SINAGA
2. AIDHA ARBIA 14. ESTER G.TAMPUBOLON
3. AMEILYA PRASETYA SARI 15. FADHILLAH AMANDA SARI
4. ANGELITA SEPTIANI TAMBUN 16. FENI SULASTRI
5. APRIDA YANTI BR SINAGA 17. GITA NURANI SIMANJUNTAK
6. AULIA RAHAYU PANDIANGAN 18. HOTMARINA SILALAHI
7. AYU LESTARI 19. INAYAH KHAIRI SYAHFITRI
8. CHINDY AULIA RAMADHANI 20. INSANI MARCAHAYA TAMBA
9. DEFRI ANDARINI BR SINAGA 21. JASTISS SIMANJUNTAK
10. DEVI RIANSYAH FITRI SIREGAR 22. KIKI AMELIA BR GINTING
11. DINDA AULIA SARI 23. LEONY NATASYA SITINJAK
12. DWY AUDINA SALSABILA
TINGKAT II
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-III KEBIDANAN MEDAN
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Parktikum yang berjudul “LISENSI DAN
REGISTRASI PRAKTIK BIDAN”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Ibu Eva Mahayani, SST, M.Kes. Selaku dosen mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan
yaitu membuat Laporan Praktikum.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eva Mahayani, SST, M.Kes. Selaku dosen
mata kuliah Etika Hukum dan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini.
Kami menyadari, Laporan Praktikum yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
Laporan Praktikum ini.
Kelompok 1B
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidan merupakan suatu profesi yang mana dalam setiap asuhan dan tindakan yang dilakukan
memiliki sebuah tanggung jawab yang besar. Apabila seorang bidan melakukan suatu kesalahan
yang dilakukan, maka ia akan mendapatkan sanksi dan hukuman yang telah ditetapkan oleh
Permenkes. Dalam melakukan tindakan–tindakan tersebut, selain melakukan sesuai dengan
standar bidan juga harus memperhatikan norma, etika profesi, kode etik profesi, dan hukum
profesi dalam setiap tindakannya.
Aspek legal dalam praktik kebidanan Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan
kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan
akhirnya adalah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan
Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi mempunyai
batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang
yang sudah tertulis. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada
masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah
untuk pembangunan dalam negri, salah satunya dalam aspek kesehatan.
2. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pelayanan
bidan meliputi kesehatanreproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,masa
hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menopause
serta memantau tumbuh kembung balita serta anak pra sekolah.
3. Visi pembangunan kesehatan indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang optimal
dengan strategi: paradigma sehat, profesionlisme, JPKM dan desentralisasi.
4
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh
International Confederation of Midwives (ICM). Dalam menjalankan tugasnya, bidan harus
memiliki kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktik. Praktik pelayanan bidan swasta
merupakan penyedia layanan kesehatan yang memiliki konstribusi cukup besar dalam
memberikan pelayanan khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Agar
masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari
pelayanan bidan, maka perlu adanya regulasi pelayanan praktik bidan secara jelas, persiapan
sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktik seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan
praktik, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan dilapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan
dari layanan bidan dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan Indonesia memiliki kewenangan
untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktik perlu melaksanakan
tugasnya dengan baik. Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai registrasi
dan praktik bidan dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
900/MENKES/SK/VII/2002 yang berasal dari revisi Peraturan Menteri Kesehatan
No.572/MENKES/PER/VI/1996.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lisensi Praktik Bidan
1. Pengertian Lisensi
Lisensi dalam pengertian umum dapat diartikan memberi izin. Pemberian lisensi dapat
dilakukan jika ada pihak yang memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi, hal ini termasuk
dalam sebuah perjanjian. Definisi lain, pemberian izin dari pemilik barang/jasa kepada pihak
yang menerima lisensi untuk menggunakan barang atau jasa yang dilisensikan.
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang
berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan
mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan
yang telah ditetapkan.(IBI)
2. Tujuan Lisensi
Tujuan umum Lisensi adalah untuk melindungi masyarakat dan pelayanan profesi.
Tujuan khusus Lisensi adalah:
a) Memberikan kejelasan batas wewenang;
Dalam hal ini, seorang bidan harus mengetahui wewenang yang harus dilakukannya
sesuai dengan standar profesi yang dimiliki dan sesuai dengan undang – undang yang
berlaku agar dalam menjalankan profesinya tidak melakukan pelanggaran–
pelanggaran.
b) Menetapkan sarana dan prasarana;
Seorang profesi juga harus mengetahui apa – apa saja sarana dan prasana yang mesti
dimiliki dalam melakukan praktek profesi.
c) Meyakinkan klien.
Dalam melakukan asuhan terhadap klien, seorang tenaga profesi harus bisa
meyakinkan klien tersebut terhadap asuhan yang telah kita berikan dan jelaskan.
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijin Praktik
Bidan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes Kementerian Kesehatan kepada
tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
6
3. Syarat Lisensi
Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya
pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tesebut.
7
Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhaap bidan,
setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang
ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
(Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
900/MENKES/SK/VII/2002).
Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin
praktik ( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi.
2. Tujuan Registrasi
Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat.
Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian
kasus mal praktik.
Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang
baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada kepala
Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB (Surat Izin
Bidan) selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima Ijasah bidanMendata jumlah dan
kategori melakukan praktik.
3. Syarat Registrasi
SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk
penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB ( surat ijin praktik bidan ). SIB tidak berlaku lagi
karena: dicabut atas dasas ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya
dan tidak mendaftar ulang, dan atas permintaan sendiri.
8
4. Contoh bentuk permohonan Registrasi atau SIB
KOP
No.
Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Lulusan :
Dinyatakan telah terdaftar sebagai Bidan pada Dinas Kesehatan Propinsi ………………….
dengan Nomor Regisrtasi ………………….. dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan
praktik kebidanan di seluruh Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. SIB berlaku sampai dengan tanggal ……………………………
…………..,…………..2000
Propinsi ……………………
( ……………………………. )
Tembusan :
9
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok kami terdapat beberapa
Bidan yang telah diwawancarai, Bidan mengatakan pada saat pembuatan SIPB dan STR tidak
ada kesulitan, selain itu untuk waktu pembuatan STR jangka waktu 2-3 bulan sedangkan SIPB 1-
2 bulan. 1 Bidan mengatakan pada saat proses pembuatan SIPB dan STR terdapat kesulitan
karena banyak tahapan yang harus dilewati seperti harus mengumpulkan SKP ( Satuan Kredit
Profesi ) karena harus mengikuti seminar-seminar kebidanan dan dana yang juga mahal.
10
11
12
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bidan merupakan suatu profesi yang mana dalam setiap asuhan dan tindakan yang dilakukan
memiliki sebuah tanggung jawab yang besar. Apabila seorang bidan melakukan suatu kesalahan
yang dilakukan, maka ia akan mendapatkan sanksi dan hukuman yang telah ditetapkan oleh
Permenkes. Dalam melakukan tindakan–tindakan tersebut, selain melakukan sesuai dengan
standar bidan juga harus memperhatikan norma, etika profesi, kode etik profesi, dan hukum
profesi dalam setiap tindakannya.
Aspek legal dalam praktik kebidanan Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan
kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan
akhirnya adalah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.
4.2 Saran
Setiap bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus sesuai dengan standar bidan juga
harus memperhatikan norma, etika profesi, kode etik profesi, dan hukum profesi dalam setiap
tindakannya agar dapat menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi ibu dan anak.
14
DAFTAR PUSTAKA
15