Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR HUKUM KESEHATAN DAN

DAPAT MENGIDENTIFIKASI ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

OLEH
KELOMPOK: 8

1. Noni Ardalina Sopaba


2. Nurhasni Yati H. Sappa
3. Yusmi Hetreda Kake

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG

2022
karena KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan maklah. Atas rahmat dan karunianya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah. Yang berjudul PENGANTAR HUKUM KESEHATAN DAN DAPAT MENGIDENTIFIKASI
ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN. Maklah ini di susun guna memenuhi tug mata
kulia ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambaha wawasan bagi pembaca tentang pengantar hukum kesehatan dan aspek legal dalam pelayanan
kebidanan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk, saran, serta masukan bahkan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini . Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Kesehatan.

Kupang, 12 Mei 2022

Penulis.
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................3

2.1 Pengantar Hukum Kesehatan....................................................................................................3


2.2 Aspek Legal Dalam Pelayanan Kebidanan Pada Praktik Mandiri, Praktik Kolaborasi Dan Paktik
Komunitas .................................................................................................................................3
2.3 Legislasi, Registrasi, lesensi Praktik kebidanan........................................................................4
2.4 Standar pelayanan kebidanan pada praktik mandiri, praktik kolaborasi, dan praktik komunitas
......................................................................................................................................................... 6
2.5 Otonomi Dalam Pelayanan Kebidanan .....................................................................................6
2.6 Kode Etik Bidan Pada Setiap Tatanan pelayanan kebidanan....................................................7
2.7 Kewenangan bidan pada praktik mandiri, praktik kolaborasi dan praktik komunitas .............9
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................10
3.2 Saran ..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pelayanan kebidanan bidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan
kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah
kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.
Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi mempunyai
batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar
wewenang yang sudah tertulis.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan
pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah
satunya dalam aspek kesehatan. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menjelaskan bahwa
tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidaup
sehat bagi setiap warga negara indonesiamelalaui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah
satu focus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dibentuk sejak janin didalam kandugan, masa kelahiran
dan masa bayi serta masa tumbuh kembang balita. Hany asumber daya manusia yang berkualitas, yang
memiliki pengetahuan dankemampuan sehingga mampun survive dan mampu mengantisipasi perubahan
serta mampu bersaing.
Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pelayanan bidan meliputi
kesehatanreproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, periode interval, masa klimakterium dan menoupause serta memantau tumbuh kembang balita
serta anak pra sekolah.
1
B. Rumusan Masalah
1. pengertian dari pengantar hukum kesehatan?
2. Apa dimaksud dengan aspek legal dalam pelayanan kebidanan pada praktik
mandiri, praktik kolaborasi, dan praktik komunitas?
3. Apa yang dimaksud dengan legislasi, registrasi, lisensi praktik kebidanan ?
4. Apa yang dimaksud dengan standar kebidanan pelayanan pada praktik mandiri,
praktik kolaborasi dan praktik komunitas?
5. Apa yang dimaksud dengan otonomi dalam pelayanan kebidanan ?
6. Apa yang di maksud dengan kode etik bidan pada setiap tatanan pelayanan
kebidanan ?
7. Apa yang dimaksud dengan kewenangan bidan pada praktik mandiri, praktik
kolaborasi dan praktik komunitas?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari pengantar hukum kesehatan
2. Menjelaskan aspek legal dalam pelayanan kebidanan pada praktik mandiri,
praktik kolaborasi, dan praktik komunitas
3. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan legislasi, registrasi, lisensi praktik
kebidanan
4. Menjelaskan standar kebidanan pelayanan pada praktik mandiri, praktik
kolaborasi dan praktik komunitas
5. Menjelaskan otonomi dalam pelayanan kebidanan
6. Mengetahui kode etik bidan pada setiap tatanan pelayanan kebidanan
7. Menjelaskan kewenangan bidan pada praktik mandiri, praktik kolaborasi dan
praktik komunitas
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Hukum Kesehatan
Hukum kesehtan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada pemberian kesehatan
dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum pidana.Hukum kesehatan adalah
semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan
penerapanya.Hal ini menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat
sebagai penerimaan pelayanan kesehatan.
Tujuan hukum adalah agar memberian keyakinan diri kepeda tenaga kesehatan dalam menjalankan profesi
kesehatan yang berkualitas dan selalu berada pada jalur aman,tidak mlanggar etika dan ketentuan hukum.

2.2 Aspek Legal Dalam Pelayanan Kebidanan Pada Praktik Mandiri, Praktik Kolaborasi Dan Paktik
Komunitas. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan membantu melayani apa
yang dibutuhkan oleh seseorang, selanjutnya menurut kamus besar Bahasa Indonesia, jika dikaitkan
dengan masalah kesehatan diartikan pelayanan yang diterima oleh sesorang dalam hubungannya dengan
pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu. Menurut Pasal 1 UU Kesehatan
No: 36 Th. 2009, dalam Ketentuan Umum, terdapat
pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan pada obyek pelayanan yaitu pelayanan kesehatan
yang ditujukan pada jenis upaya, meliputi upaya peningkatan (promotif) pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Menimbang : bahwa sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Standar Profesi Bidan;
Aspek legal didefinisakn sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan
ditinjau dari segi hukum yang berlaku di indonesia.
Tujuan aspek legal dalam pelayanan kebidanan adalah dijadikan sebagai suatu persyaratan untuk
melaksanakan praktik bidan perorangan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam perundang-undangan serta memberikan kejelasan batas-
batas kewenangannya dalam menjalankan praktik kebidanan. (Ristica & Julianti, 2014)
3
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan, pengertian Aspek Legal dalam Pelayanan
Kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk menjadi
sumber hukum yang paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan membantu memenuhi
kebutuhan seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan kesehatan."
2.3 legislasi, Registrasi, lesensi prakti kebidanan
1. Legislasi
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah
ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan
kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan). Ketetapan hukum yang
mengantur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya.
(IBI)
Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan
mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para bidan yang membuka praktek
atau memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi
itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan
keahliannya. Mengingat maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya.
Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya.Karena
syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.

Tujuan legislasi alah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah
a) Mempertahankan kualitas pelayanan
b) Memberi kewenangan
c) Menjamin perlindungan hukum
d) Meningkatkan profisionalisme
4

2. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu
badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.
Registrasi bidan adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah
dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan,
sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya. (Registrasi menurut
keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002) Dengan
teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin praktik ( lisensi )
setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi.
Tujuan dilakukannya registrasi antara lain:
a) Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang berkembang pesat.
b) Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik
c) Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik

3. Lisensi
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat
ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri."
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan IBI.Tujuan umum lisensi adalah untuk melindungi masyarakat dari pelayan profesi.
Tujuan khusus dari lisensi adalah
a) memberikan kejelasan batas wewenang
b) dan menetapkan sarana dan prasarana.
c) meyakinkan klien
5

2.4 Standar pelayanan kebidanan pada praktik mandiri, praktik kolaborasi, dan praktik komunitas.
Standar pelayanan kebidanan adalah pedoman yang diikuti oleh bidan dalam melakukan pelayanan
kebidanan.
1. Standar Pelayanan kebidanan pada praktik mandiri: merupakan pelayanan kebidanan pada masa pra
hamil, hamil, bersalin, nifas, menyusui, masa antaran, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak
prasekolah, serta pelayanan kesehatan reporduksi perempuan dan keluarga berencana.
2. Standar Pelayanan kebidanan pada praktik kolaborasi:ialah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota team yang kegiatanya yang dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
Contoh kasus  : Ibu hamil yang sudah waktunya melahirkan, dan dibawa ke Bidan. Tapi setellah
melahirkan ternyata Ibu  mengalami perdarahan dan terjadi resiko bayi apeksi. Dalam hal ini, Bidan
tidak bisa menanganinya sendiri dan harus membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua
nyawa(Ibu dan Bayi) dapat tertolong, maka Tim Bidan membagi tugas dalam menangani kasus
tersebut
Tanggung jawab Kebidanan Kolaborasi :
a) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
klien / keluarga
c) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
d) Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Bru Lahir (BBL)
e) Memberikan asuhan kebidanan pada balita
3. Standar Pelayanan kebidanan pada praktik komunitas: adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan masalah terhadap kesehatan ibu dan balita dalam keluarga dimasyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi.
2.5 Otonomi Bidan dalam Pelayanan
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan
dituntun dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia,adalah
pertanggungjawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya.
Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu
evidence based.
6

Akuntabiliti diperkuat dengan satu landasan hukumyang mengatur batas-batas wewang profesi yang
bersangkutan.Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta
bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
pengertian otonomi kebidanan adalah: kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan fungsi bidan sesuai
dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki seorang bidan ( suatu bentuk mandiri dalam memberikan
pelayanan). otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan : profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia, adalah bertanggung jawab dan tanggung gugat atas semua tindakan yang dilakukan.

Tujuan otonomi dalam pelayanan kebidanan


supaya bidan mengetahui kewajiban otonomi dan mandiri yang sesuai dengan
kewenangan yang didasari oleh undang-undang kesehatan yang berlaku.
selain itu tujuan dari otonomi pelayanan kebidanan ini meliputi:
a) Untuk mengkajikan kebutuhan dan masalah kesehatan.misalnya mengumpulkan data-data dan
mengidentifikasi masalah pasien pada kasus tersebut
b) Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan. Misalnya merencanakan asuhan yang akan diberikan
pada pasien sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien tersebut.
c) Untuk mengetahui perkembangan kebidanan melalui penelitian.
d) Berperan sebagai anggota tim kesehatan. Misalnya membangun komunikasi yang baik antara tenaga
kesehatan, dan menerapkan keterampilan manajemen.
e) Untuk meakukan dokumentasi kebidanan. Misalnya mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan,
mengidentifikasi, perubahan yang terjadi dan melakukan pendokumentasian.
f) Untuk mengelola perawatan pasien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya. Membangun
komunikasi yang efektif dengan pasien dan melakukan asuhan terhadap pasien.
2.6 Kode Etik Bidan Pada Setiap Tatanan pelayanan kebidanan
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
7

c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai - nilai yang berlaku di masyarakat.
e) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
f) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan –
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
a) Memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi berdasarkan kebutuhan klien.
b) Memberikan sebuah pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil suatu
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.
c) Menjamin atas kerahasiaan dan keterangan klien, kecuali diminta oleh pengadilan atau
sehubungan dengan kebutuhan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainya:
a) Harus menjalin hubungan baik dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasanya kerja
yang serasi.
b) Dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati entah dengan teman sejawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya :
a) Harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya.
b) Setiap bidan harus meningkatkan kemampuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c) Senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan muti dan citra bidan.
8

5. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri :


a) Setiap bidan harus menjaga kesehatan supaya bisa menjalankan tugas profesinya dengan baik.
b) Harus terus menerus untuk meningkatkan pengatahuan dan ketramilan sesuai dengan
perkembangan olmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah Air :
a) Seorang bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan pemerintah
dalam bidang kesehatan khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan
masyarakat.
b) Seorang bidan melalui profesinya harus menyumbangkan pemikiranya kepada pemerintah
terutama pada pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat, untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan.
2.7 Kewenangan bidan pada praktik mandiri, praktik kolaborasi dan praktik komunitas
Kewenangan bidan pada praktik mandiri, praktik kolaborasi dan praktik komunitas wewenangan bidan di
atur dalam permenkes RI No.28 tahun 2017 bagian kedua tercantum pada pasal 18 bahwa dalam
penyelenggaraan praktik kebidanan , bidan memeliki kewenanagan untuk memberikan pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan repoeduksi serta keluarga berencanan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum kesehtan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada pemberian
kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum pidana.Hukum
kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapanya.Hal ini menyangkut hak dan kewajiban baik dari
perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerimaan pelayanan kesehatan
Aspek dalam Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang telah disahkan oleh badan
yang ditugasi untuk menjadi sumber hukum yang paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
dan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam
upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Aspek legal dalam pelayanan
kebidanan meliputi legislasi, registrasi, dan lisensi serta sertifikasi. Setelah mempelajari aspek legal
dan legislasi dalam pelayanan kebidanan kami sebagian penulis menyimpulkan bahwa setiap bidan
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan kode etik bidan
Indonesia, dengan aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan
3.2 Saran
Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan mengamalkan aspek legal dalam praktek
kebidanan agar nantinya tidak terjadi pelanggaran dan dapat menjalankan tugas kita sesuai peraturan
pemerintah ataupun standar praktek kebidanan
10

DAFTAR PUSTAKA

Farelya, G. Dan Nurrobikha. (2015). Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan.Yogyakarta: Deepublish.


Ristica, O. Dan Julianti, W. (2014). Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai