Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT


Dosen: Supriono, S.Pd., M.Pd

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan

Disusun oleh :
Sri A Pertiwi
NIM P17320122106

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PRODI D3 KEPERAWATAN BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan pada Allah SWT, bahwa berkat dan rahmat-
Nya, maka saya dapat menyelesaikan makalah “Hak dan Kewajiban Perawat”
sesuai jadwal yang ditetapkan. Berbagai masalah muncul terkait dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tenaga medis, mengingat sangat luasnya profesi
tenaga medis, maka dalam makalah ini dibatasi hanya pada tenaga keperawatan.
Dengan sangat luasnya jangkauan pelayanan kesehatan, ditengah belasan
ribu pulau, transportasi yang terkendala, penyebaran tenaga kesehatan yang masih
sulit diatasi, serta ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang tidak merata,
dan dana yang terbatas menyebabkan profesi tenaga kesehatan tidak secara
optimal melayani masyarakat secara meluas. Namun yang pasti, profesi tenaga
kesehatan tetap melakukan aktivitasnya sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku, standard profesi dan kode etik masing-masing profesi sehingga
pelaksanaan hak dan kewajiban dapat dilakukan secara proporsional, rasional, dan
seimbang demi kepentingan profesi untuk menyelamatkan dan menolong warga
masyarakat yang membutuhkannya.
Saya menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dan perlu
mendapatkan koreksi, baik yang bersifat redaksional maupun substansi. Semoga
makalah ini bisa memperkaya khasanah pemikiran tentang hak dan kewajiban
perawat yang didalami dari berbagai disiplin ilmu.

Bandung, 18 Agutus 2022


Penulis

Sri A Pertiwi
NIM: P17320122106
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumasan Masalah ........................................................................................ 3
1.3. Tujuan........................................................................................................... 3
BAB 2 KAJIAN TEORI ......................................................................................... 4
2.1. Pengertian Hak dan Kewajiban ................................................................... 4
2.2. Hukum dalam Keperawatan ......................................................................... 4
2.3. Hak Perawat ................................................................................................ 6
2.4. Kewajiban Perawat ..................................................................................... 6
BAB 3 PEMBAHASAN ......................................................................................... 8
3.1. Contoh Kasus ............................................................................................... 8
3.2. Analisa Kasus ............................................................................................... 9
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 10
4.2
Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan dite ngah dinamika moderenisasi kehidupan


masyarakat di Indonesia yang didalamnya semakin meningkatnya kesadaran
hukum masyrakat, menjadikan profesi tenaga kesehatan harus mempersiapkan diri
secara maksimaldan proporsional.
Sebagai perwujudan derajat tenaga kesehatan secara optimal agar serasi
dan selaras denga tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan suatu keseimbangan
antara hak dan kewajiban pada pemberi jasa pelayanan kesehatan dengan
kepentingan pihak-pihak.
Tenaga kesehatan merupakan unsur yang sangat strategis ataupun utama
dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, aman, tertib dan
profesional, yang berlangsung setiap waktu dan berkesinambungan.
Sesuai dengan pengamalan Negara hukum, berlandaskan Pancasila yang
terletak dalam UUD 1945, tentang pengaturan dibidang kesehatan telah
diundangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Dan khusus tentang tenaga kesehatan dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. Dan walaupun Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1992 te;ah diubah/direvisi menjado Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009, namun Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1996 tetap
dinyatakan berlaku. Tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 PP
Nomor 32 Tahun 1996 adalah :
1) Tenaga kesehatan terdiri dari :
a. tenaga medis;
b. tenaga keperawatan;
1
c. tenaga kefarmasian;
d. tenaga kesehatan masyarakat;
e. tenaga gizi;
f. tenaga keterampilan fisik;
g. tenaga keteknisian medis;
2) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
3) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan
4) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker
5) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian.
6) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
7) Tenaga ketrapian fisik meliputi Fisioterafis, okupasiterapis, dan terapis wicara
8) Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatam, refiaksionis optisien, otorik prostetik,
teknisi transfusi, dan perekam medis.
Dari berbagai tenaga kesehatan yang ada, setidaknya tenaga medis dan
tenaga keperawatan dapat dikatakan sebagi ujung tombak didalam pelayanan
kesehatan. Dari daerah terpencil ke tingkat kota besar tenaga medis dan tenaga
keperawatan selalu hadir di tengah-tengah kebutuhan masyarakat yang
membutuhkannya. Dominasi tenaga medis dan tenaga keperawatan di Indonesia
juga mengingat sangat luasnya wilayah Republik Indonesia dan dengan situasi
dan kondisi yang berbedabeda, baik daerah terpencil hingga seperti kota
metropolitan di Jakarta.
Dalam menjalankan profesinya, sudah barang tentu kesehatan harus
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, setiap
profesi tenaga kesehatan juga dilengkapi suatu kode etik profesi, yang harus

2
dimengerti, difahami dan dilaksanakan di setiap waktu. Dan sangat melekat
dengan profesinya, adalah hak dan kewajiban tenaga kesehatan.
Berkenaan dengan era globalisasi, dan juga mengingat para tenaga
kesehatan utamanya para perawat juga melakukan profesinya bersamasama
dengan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, hak dan kewajiban 3 tenaga perawat
Indonesia yang bekerja di luar negeri, perlu disiapkan secara maksimal dan
profesionalismenya.

1.2. Rumasan Masalah

1. Pengertian hak
2. Hukum dalam keperawatan
3. Hak perawat
4. Kewajiban perawat

1.3. Tujuan

1. Memahami pengertian hak


2. Hukum dalam keperawatan
3. Mengetahui hak perawat
4. Mengetahui kewajiban perawat

3
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Hak dan Kewajiban

Hak merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorangmempunyai


hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yangberupa tuntutan
yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapatdipandang dari
sudut hokum dan pribadi (C. Fagin, 1975).

Hak adalah kekuasaan/kewenangan yang di miliki oleh seseorang atau


suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat
sesuatu. Kewajiban adalah sesuatu yang harus di perbuat atau yang harus
dilakukan oleh seseorang atau suatu badan hukum.

Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi


kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi. Contoh: seseorang mempunyai hak
untuk masuk ke restoran dan membeli makan (dari sudut hukum, hak mempunyai
kewajiban tetentu yang menyertai. Individu dengan hak makan direstoran
diwajibkan untuk bertingkah laku yang sesuai dan membayar
makanannya). Hak dipandang dari sudut pandang pribadi mengacu padakonsep
pribadi dari hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan sesuaidengan
perkembangan etis. Dengan cara seseorang megatur kehidupannya,dengan
keputusan yang dibuatnya, dan dengan konsep benar dan salah, sertabaik dan
buruk (Fromer,1981).

2.2. Hukum dalam Keperawatan

1) Perawat Sebagai Tenaga Kesehatan

4
a) Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 disebutkan
bahwa “Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta
fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
b) Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang No. 36 Tahun2009 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentumemerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan
c) Kewenangan Perawat dalam menjalankan tugas dan profesinya secara
prinsip diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
Keputusan Menteri ini sebagai peraturan tekhnis yang diamanatkan UU
Kesehatan Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaan dari Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tersebut dijabarkan
bahwa perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan dan fungsi khusus yang berbeda dengan tenaga
kesehatan lain.
2) Perawat dalam Melaksanakan Kewajiban dan Hak Berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan
• Dalam Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
• Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
5
2.3. Hak Perawat

Hak Perawat Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 148/2010.


Dalam Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 148/2010, hak perawat terdapat
pada Pasal 11. Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak :
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keperawatan sesuai standar
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya.
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya
d. Menerima imbalan jasa profesi, dan
e. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang bekaitan
dengan tugasnya.

2.4. Kewajiban Perawat

Di samping beberapa hak perawat yang telah diuraikan diatas, dalam


mencapai keseimbangan hak perawat maka perawat juga harus mempunyai
kewajibannya sebagai bentuk tanggung jawab kepada penerima praktek
keperawatan (Claire dan Fagin , 1975). Kewajiban adalah sesuatu yang harus
diperbuat atau harus dilakukan oleh seseorang atau suatu Badan Hukum.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kewajiban adalah sesuatu
yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan).
Menurut Wikipedia (2010), Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu
kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan hak orang lain dan
kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain.
Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban tidak
sempurna beradasarkan moral. Menurut Kamus Hukum (Marwan dan Jimmy,
6
2009), kewajiban merupakan segala bentuk beban yang diberikan oleh hukum
kepada orang ataupun badan hukum.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Pasal 22 ayat (1),
dinyatakan bahwa bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan
tugas profesinya berkewajiban untuk:
a. Menghormati hak pasien;
b. Menjaga kerahasiaan identitas dan tata kesehatan pribadi pasien;
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang
akan dilakukan;
d. Meminta pesetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan;
e. Membuat dan memelihara rekam medis
Penjelasan PP Nomor 32 Tahun 1996 yang dimaksud dengan tenaga
kesehatan tertentu dalam ayat (1) Pasal 22 adalah tenaga kesehatan yang
berhubungan lagsung dengan pasien misalnya, dokter, dokter gigi, perawat.
Hal ini berarti, kewajiban yang terdapat pada pasal 22 ayat (1) PP Nomor
32 Tahun 1996 berlaku untuk tenaga perawat. Kewajiban Perawat
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 148/2010
Dalam Kepmenkes 1239/2001 berkaitan dengan praktik perawat,
kewajiban perawat terdapat pada Pasal 12 ayat (1). Dalam melaksanakan
praktik, perawat wajib untuk :
a. Menghormati hak pasien
b. Melakukan rujukan
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/klien dan
pelayanan yang dibutuhkan.
e. Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang dilakukan.
f. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis
g. Mematuhi standar

7
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1. Contoh Kasus

Ny. A berumur 34 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri


terasa sakit saat berkemih. Perawat Vitri segera memasang infus dan tanpa
memberikan penjelasan lebih lanjut kepada pasien dan keluarga pasien tersebut .
selama beberapa saat kemudian dokter melakukan pemeriksaan, dari hasil
pemeriksaan yang ada Ny. A terkena penyakit kanker kandung kemih. Kemudian
dokter menginstruksi kepada perawat Vitri agar melakukan asuhan keperawatan
lebih lanjut kepada Ny. A, tetapi perawat Vitri karena terlalu sibuk mengurus
pasien yang lain akhirnya lupa mengobservasi dan memberikan asuhan
keperawatan yang lebih lanjut kepada Ny. A.

Selama beberapa jam kemudian dokter datang kembali untuk


mengobservasi kondisi Ny. A ternyata keadaan Ny. A semakin memburuk dan
Ny. A mengalami peningkatan suhu badan sampai 45o C, dokter menanyakan
kepada perawat Vitri apakah sudah memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny.
A atau belum dan perawat Vitri mengatakan dia sudah memberikan asuhan
keperawatan sesuai yang sudah diinstruksikan oleh dokter terhadap Ny. A.

Dokter masih kurang yakin dengan jawaban yang diberikan oleh Perawat
Vitri lalu dokter mencari tau lebih lanjut apakah betul perawat Vitri sudah
menjalakan apa yang sudah diinstruksikan tersebut dan keluarga mengatakan
bahwa dari tadi setelah dokter memeriksa tidak ada perawat yang datang untuk
mengobservasi atau memberikan tindakan kepada Ny. A sehingga dengan adanya
keterangan lebih lanjut dari keluarga pasien tersebut ternyata apa yang
diinstrusikan olehnya tidak dilaksanakan oleh perawat Vitri sehingga hal tersebut

8
dapat memperburuk keadaan atau kondisi dari Ny. A, sehingga tanpa bekerjasama
dengan perawat dokter langsung mengambil tindakan sendiri untuk menangani
kondisi Ny. A yang semakin parah. Dokter segera mengambil keputusan untuk
melakukan pembedahan karena mengingat kondisi Ny. A yang semakin
memburuk.

3.2. Analisa Kasus

Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga maupun masyarakat


pada kasus di atas perawat sudah menerapkan tanggung jawab di mana perawat
tersebut tanpa disuruh oleh dokter, perawat sendiri melakukan tindakan
pemasangan infuse dalam mengatasi gejala awal dari pasien, akan tetapi perawat
tersebut tidak bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan sehingga
keadaan atau kondisi dari pasien itu semakin memburuk. Pada kasus diatas
perawat melanggar hak pasien dimana perawat tidak memberikan penjelasan serta
meminta persetujuan pada pasien dan keluarga saat memasang infuse.

Perawat lalai akan kewajibannya untuk:


1. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar profesi
2. Menghormati hak-hak pasien

Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesionalnya.


Sebagaiseorang perawat seharusnya dapat bertindak sebagai pemberi rasa
nyaman"comforter+ dan pelindung "protector+, sedangkan perawat tersebut tidak
memberikanasuhan keperawatan dan mengobservasi lebih lanjut terhadap keadaan
pasientersebut

9
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hak merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai


hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan
yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang
dari sudut hokum dan pribadi (C.Fagin, 1975). Hak terdiri dari 3 jenis,
yaitu hak kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak legislatif. Peran hak dan
kewajiban, yaitu hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan
dalam konflik antara seseorang, hak dapat digunakan untuk memberikan
pembenaran pada suatu tindakan, dan hak dapat digunakan untuk menyelesaikan
perselisihan.

Hak Perawat yaitu perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan


hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Hak dan
kewajiban menurut Undang-Undang RI, No.23 tahun 1992.

4.2 Saran

Dalam konteks pelayanan kesehatan hubungan perawat danpasien


hendaknya saling memperhatikan antara hak dan kewajibandalam layanan
Kesehatan secara professional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Claire dan Fagin . (1975). Fundamental of Nursing.

Ratna, T. (2014). Issue dan Legal Praktik Keperawatan. Hak dan Kewajiban
Perawat .

Santoso, W. A. (2021). Institut Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada. Etik Dan
Hukum Profesi Perawat Dalam Pelaksanaan Praktik Keperawatan.

Setiani, B. (2018). Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia.


Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban
Dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan. , 497-507.

Widjajarta, M. (2011). LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM


TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN.

11

Anda mungkin juga menyukai