Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan
karunia-Nya pula kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
insyaallah tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Etika dan Hukum Kesehatan dengan
judul “Aspek Hukum Tenaga Kesehatan” dengan harapan makalah ini dapat memberikan
tambahan wawasan bagi kami dan bagi para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Reni Agustina Harahap, S.S.T, M.Kes
selaku Dosen pengampu pada mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan, yang telah
memberikan arahan terkait tugas makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
WHO (2006) melaporkan bahwa tenaga kesehatan memberikan konstribusi hingga 80%
dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Desentralisasi di Indonesia yang mulai
diterapkan pada tahun 2001 membawa perubahan yang cepat disemua pembangunan
termasuk sektor kesehatan. Peran dari perencanaan SDM kesehatan dialihkan ke pemerintah
daerah sehingga provinsi dan kab/kota didorong untuk merencanakan tenaga kesehatan yang
diperlukan berdasarkan kebutuhan lokal.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang menjadi aspek hukum dalam tenaga
kesehatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun peran tenaga kesehatan adalah sebagai pelaksana pelayanan kesehatan yang
berdasarkan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta tugas tambahan yang harus sesuai
dengan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.
Dalam Undang – Undang Kesehatan No.36 Tahun 2014 tenaga dibidang kesehatan
terdiri atas: (1) Tenaga Kesehatan, dan (2) Asisten Tenaga Kesehatan. Tenaga kesehatan
dikelompokkan berdasarkan latar belakang maupun jenis pelayanan atau upaya kesehatan
yang dilakukan jenis tenaga kesehatan berdasarkkan UU ini meliputi :
2
1. Tenaga Medis, mencakup :
- Dokter
- Dokter Gigi
- Dokter Spesialis
- Dokter Gigi Spesialis
3
7. Tenaga Kesehatan Lingkungan, yang mencakup :
- Tenaga Sanitasi Lingkungan
- Entomolog Kesehatan
- Mikrobiologi Kesehatan
4
- Ortotik Prostetik
a. Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini akan ditentukan
oleh jenis pelayanan (preventif, promotif, kuratif atau rehabilitatif) dengan
memperhatikan pula faktor geografi, demografi dan sosial budaya masyarakat.
b. Sarana kesehatan yang beraneka ragam yang tersebar di seluruh tanah air. Seperti
diketahui bahwa sarana kesehatan kita bukan berarti puskesmas dan rumah sakit saja,
tetapi juga sarana atau institusi yang menunjang pelayanan kesehatan, seperti bidang
5
farmasi, alat – alat dan teknologi kesehatan, laboratorium klinik, penelitian kesehatan
dan biomedis, dan sebagainya.
c. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Seperti
telah disebutkan bahwa jenis tenaga kesehatan sebesar itu memang yang dibutuhkan
oleh sarana dan fasilitas kesehatan yang ada saat ini. Meskipun mungkin belum semua
tenaga kesehatan yang diperlukan di masyarakat sudah tertampung dalam jenis – jenis
pelayanan kesehatan yang ada seperti tekniker gigi, akupuntur dan mungkin masih ada
lagi.
Ketentuan tentang pengadaan tenaga kesehatan yang diperlukan oleh berbagai sarana
dan pelayanan kesehatan di indonesia, menurut ketentuan dalam PP. No. 32 Tahun 1996 ini,
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan.
2. Pendidikan
a. Pendidikan di bidang kesehatan dilaksanakan oleh lemabaga atau institusi
pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.
b. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan ini didasarkan pada izin dari pihak yang
diberi kewenangan untuk mengatur penyelenggaraan pendidikan tersebut.
3. Pelatihan
a. Pelatihan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan keterampilan atau
penguasaan pengetahuan di bidang teknis kesehatan.
b. Pelatihan di bidang kesehatan dapat dilakukan secara berjenjang sesuai dengan jenis
tenaga kesehatan yang bersangkutan.
c. Setiap tenaga kesehatan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan di bidang kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.
d. Penyelenggaraan dan/ atau pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawab atas
pemberian kesempatan kepada tenaga kesehatan yang ditempatkan dan atau bekerja
pada sarana kesehatan yang bersangkutan untuk meningkatkan keterampilan atau
pengetahuan melalui pelatihan bidang kesehatan.
e. Pelatihan di bidang kesehatan dapat dilaksanakan di Balai Pelatihan Tenaga
Kesehatan atau tempat pelatihan lainnya.
6
f. Pelatihan di bidang kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat (swasta).
g. Pelatihan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
h. Pelatihan di bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilaksanakan
atas dasar izin memteri.
i. Pelatihan di bidang kesehatan wajib memenuhi persyaratan tersedianya :
1. Calon peserta
2. Tenaga pelatih
3. Kurikulum
4. Sumber yang tetap untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan pelatihan.
5. Sarana dan Prasarana
j. Menteri dapat menghentikan pelatihan apabila pelaksanaan pelatihan di bidang
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat ternyata :
1. Tidak sesuai dengan arah pelatihan yang ditentukan.
2. Tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
k. Penghentian pelatihan karena ketentuan – ketentuan penyelenggaraan pelatihan
dilanggar.
7
2. Lamanya penempatan.
3. Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
4. Prioritas sarana kesehatan.
a. Penempatan tenaga kesehatan dengan cara masa bakti dilaksanakan dengan ketentuan:
1. Sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
2. Sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang ditunjuk oleh
pemerintah.
3. Lingkungan perguruan tinggi sebagai staf pengajar.
4. Lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
b. Pelaksanaan ketentuan tersebut diatas lebih operasional diatur lebih lanjut oleh menteri
setelah mendengar pertimbangan dari pimpinan instansi terkait.
c. Tenaga kesehatan yang telah melaksanakan masa bakti diberikan surat keterangan dari
menteri.
d. Surat keterangan telah melaksanakan masa bakti tersebut merupakan persyaratan bagi
tenaga kesehatan untuk memperoleh izin menyelenggarakan upaya kesehatan pada
sarana kesehatan.
e. Status tenaga kesehatan dalam penempatan tenaga kesehatan dapat berupa :
1. Pegawai negeri sipil.
2. Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, atau
3. Penugasan khusus.
8
tentang standar profesi petugas kesehatan ini dalam Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
diatur sebagai berikut :
1. Perencanaan
9
tenaga kesehatan mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan ini
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kode etik
b. Standar profesi
c. Hak pengguna pelayanan kesehatan
d. Standar pelayanan
e. Standar prosedur operasional.
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi – organisasi
profesi yang bersangkutan. Sedangkan ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional diatur dengan peraturan
Menteri Kesehatan.
10
(1) Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;
(2) Jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan
(3) Jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada.
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik memiliki beberapa hak antara lain, yaitu
berhak:
Sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipedomani antara lain, yaitu:
11
d. Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan,
dan tindakan yang dilakukan; dan
e. Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang
mempunyai kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
f. Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib melakukan pemeriksaan
kesehatan atas permintaan penegak hukum dengan biaya ditanggung oleh negara.
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud tersebut didasarkan pada kompetensi dan
kewenangan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki. Dalam hal tenaga
kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d hanya berlaku bagi
Tenaga Kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perseorangan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tenaga kesehatan merupakan suatu profesi. Profesi pada hakekatnya adalah suatu
pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu
jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
menjabat pekerjaan tersebut.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas profesinya, perlu berpegang pada tiga ukuran
atau standar medik umum yaitu kewenangan, kemampuan rata-rata dan ketelitian yang
umum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Koswara, Indra Yudha. 2018. Perlindungan Tenaga Kesehatan Dalam Regulasi Perspektif
Bidan Kesehatan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tentang Kesehatan Dan
Sistem Jaminan Sosial. Jurnal Hukum Positum. V III (1) h. 1-18.
Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDMK. 2017. Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan.
14