Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perundang-undangan Kesehatan
DOSEN PENGAMPU
Dra.Agustinawati Umaternate ,M.Si.,Apt
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “CARA MEMPEROLEH STR-TTK”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perundang-undangan
Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh banyak bantuan dari beberapa
literatur yang kami dapat, dan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu kami ibu Dra.Agustinawati Umaternate ,M.Si.,Apt yang telah memberikan
kami waktu untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembelajaran dan penulisan makalah masih sangat
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu
pengetahuan ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang telah
memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap
tenaga kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada
peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah
diterbitkan oleh perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi yang diterbitkan oleh
DIKTI.
Surat Tanda Registrasi (STR) berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang setiap lima
tahun. Sesuai dengan Permenkes 1796 tahun 2011, STR yang telah habis masa berlakunya dapat
diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/ atau pelatihan,
kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan profesinya, serta kegiatan pengabdian masyarakat.
Kewajiban kepemilikan Surat Tanda Registrasi bagi tenaga kesehatan untuk bekerja dijelaskan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan yang diperbarui pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Adapun secara detail diatur pada Pasal 2 ayat (1)
Permenkes No. 46 Tahun 2013, yang berbunyi: “Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan
pekerjaannya wajib memiliki STR”. Kepemilikan Surat Tanda Registrasi bidan dapat diperoleh
dengan melakukan registrasi ke MTKI dengan melampirkan ijazah dan sertifikat kompetensi.
Bidan sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan juga mutlak harus memiliki Surat Tanda
Registrasi dalam menjalankan praktik profesionalnya. Undang-Undang telah mengatur secara
jelas bahwa Rumah Sakit hanya dapat memperkerjakan bidan yang memiliki Surat Tanda
Registrasi, namun kenyataan di lapangan terdapat beberapa Rumah Sakit yang memperkerjakan
bidan tanpa Surat Tanda Registrasi.
Pekerjaan Tenaga Teknis Kefarmasian Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
pasal 108 ayat (1) bahwa, praktek kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/I/2010 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan, setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaan
keprofesiannya wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Surat Tanda Registrasi (STR)
berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang setiap lima tahun. Sesuai dengan Permenkes
1796 tahun 2011, STR yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui partisipasi
tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/ atau pelatihan, kegiatan ilmiah lainnya sesuai
dengan profesinya, serta kegiatan pengabdian masyarakat
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,
setiap tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia wajib memiliki
STR, yaitu Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) bagi apoteker dan Surat Tanda Registrasi
Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) bagi tenaga teknis kefarmasian. Amanat Peraturan
Pemerintah tersebut ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, IzinPraktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
dengan membentuk Komite Farmasi Nasional (KFN) yang bertugas melaksanakan sertifikasi dan
registrasi, Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, serta pembinaan dan pengawasan.
2.3 FUNGSI DAN MANFAAT STR
Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa STR adalah wajib adanya, sehingga secara
hukum tenaga kesehatan yang belum mempunyai STR tidak dapat melakukan praktek sesuai
keprofesiannya. Pada pasal yang lain juga disebutkan pula bahwa untuk memperoleh STR tenaga
kesehatan harus memiliki sertifikat kompetensi. Untuk memperoleh sertifikat kompotensi, para
tenaga kesehatan harus melalui uji kompotensi. Khusus mengenai uji kompetensi telah
diwajibkan sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2013 dan Nomor 1/IV/PB/2013
tentang Uji Kompetensi bagi Mahasiwa Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan. STR
merupakan bukti izin dari pemerintah kepada tenaga kesehatan untuk dapat melakukan
pelayanan kesehatan sesuai jenis profesinya karena dianggap cakap dalam menjalankan
keprofesiannya.
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada
tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang telah
memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap
tenaga kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada
peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah
diterbitkan oleh perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi yang diterbitkan oleh
DIKTI.
Secara tidak langsung, pemerintah dalam hal ini sebagai pemberi izin memberikan jaminan
kepada masyarakat bahwa tenaga yang diberi izin sudah layak untuk memberikan pelayanan.
Nah, bagaimana jika dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ternyata ditemukan tindakan keliru
dan merugikan pengguna pelayanan. Tentunya pemberi izin harus bertanggungjawab atas hal
tersebut. Dengan demikian, tenaga kesehatan yang memiliki STR tentunya akan memperoleh
perlindungan hukum dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya.
Sesuai dengan undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 bahwa setiap Tenaga Kesehatan yang
menjalankan praktik wajib memiliki STR. STR dimaksud diberikan oleh konsil masing-masing
Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan yang meliputi:
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang telah
memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap
tenaga kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada
peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi. Sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/I/2010 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan, setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaan keprofesiannya wajib
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). STR berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang
setiap 5 tahun sekali setelah memenuhi persyaratan. Tenaga kesehatan yang telah memiliki STR
dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap tenaga
kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada peserta didik
setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah diterbitkan oleh
perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi yang diterbitkan oleh DIKTI.
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes nomor 31 tahun 2016 tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan nomor
889/menkes/per/v/2011 tentang registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian.