Anda di halaman 1dari 63

PENDAHULUAN

• Ekologi : Salah satu cabang biologi, yaitu


pengkajian mengenai interaksi antara mahluk
hidup dengan lingkungannnya.
• Ekologi berkembang menjadi ilmu mengenai
struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga
dapat menganalisis dan memberi jawaban
terhadap berbagai kejadian alam.
PENDAHULUAN

• Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat


memberi jawaban terhadap terjadinya tsunami,
banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran
lingkungan, pemansan global, kerusakan hutan,
dan lain-lain.
• Ekologi secara khusus terkait erat dengan
fisiologi, evolusi, genetika, dan tingkah laku
hewan.
PENDAHULUAN

PENGERTIAN
• Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
• Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tanaman, sedangkan lingkungannya dapat
berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain.
PENGERTIAN
• Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos (rumah
atau tempat tinggal), dan logos (ilmu atau pengetahuan).
• Jadi, secara sederhana ekologi berarti studi mengenai masalah
hidup didalam “rumahnya” atau lingkungannya.
PENGERTIAN

• Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam


bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos
artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan
logos artinya ilmu atau pengetahuan.
• Jadi, secara sederhana ekologi berarti “The
study of organism in their home, and their
environment” atau studi mengenai masalah
hidup didalam “rumahnya” (baca:
lingkungannya).
PENGERTIAN

• Umumnya yang dimaksud dengan ekologi


adalah “ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme atau kelompok
organisme dengan lingkungannya”.
• Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi dari alam”.
konsep model dari Miller.
• Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta
merupakan suatu ekosistem yang tersusun oleh berbagai
komponen atau kesatuan.
RUANG LINGKUP

• Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi.


• Perlu dimaklumi bahwa batas wilayah kerja suatu ilmu
umumnya bertumpang tindih dengan batas-batas
wilayah kerja dari ilmu-ilmu lain.
• Untuk mempelajari gambaran yang cukup jelas
tentang batas-batas wilayah kerja dari ilmu ekologi
dapat kiranya dipergunakan konsep model dari Miller.
• Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam
semesta merupakan suatu ekosistem yang tersusun
oleh berbagai komponen atau kesatuan.
RUANG LINGKUP

• Atas dasar pemikiran itu Miller menyusun konsep


model atas ekosistem alam semesta. Konsep model
dimaksud dapat dituangkan dalam bentuk grafik
• Menurut konsep tersebut bagian-bagian atom akan
membentuk satuan atom. Satuan atom akan
membentuk satuan molekul, dan satuan-satuan
molekul seterusnya akan membentuk satuan
protoplasma, demikian proses pembentukan
satuan lainnya.
• Konsep model tentang batas-batas kesatuan
lingkungan yang terdapat di alam, yaitu sebagai
berikut :
RUANG LINGKUP
• Spektrum biologi, yang menggambarkan aras-aras organisasi
kehidupan sebagai berikut :
• Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan
——> organ tubuh ——> sistem organ ——> organisme
——> populasi ——> komunitas ——> ekosistem ——>
biosfer.
RUANG LINGKUP

• batas terbawah adalah tingkat organisme atau


tingkat individu dan batas teratas adalah tingkat
biosfer.
• spektrum biologi, yang menggambarkan aras-
aras organisasi kehidupan sebagai berikut :
Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——>
jaringan ——> organ tubuh ——> sistem organ
——> organisme ——> populasi ——> komunitas
——> ekosistem ——> biosfer.
• komponen penyusun ekologi, yaitu faktor abiotik dan biotik.
• Ekologi berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
RUANG LINGKUP

• Pembahasan ekologi tidak lepas dari


pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik.
• Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan
• Faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri
dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
• Lingkungan organisme dapat juga dimaknai sebagai habitat
atau tempat hidup alamiah suatu organisme di alam.
• Dalam ekologi dikenal pula istilah relung ,yakni sesuatu yang
spesifik yang mendukung kehidupan suatu populasi
organisme di dalam ekosistem.
RUANG LINGKUP

• Ekologi juga berhubungan erat dengan


tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
• Lingkungan organisme dapat juga dimaknai
sebagai habitat, yaitu tempat hidup alamiah
suatu organisme di alam.
 Jadi, habitat suatu organisme dapat dipandang
sebagai “alamat” organisme tersebut di alam.
RUANG LINGKUP

 Misalnya, habitat ikan mas adalah air tawar, habitat ikan


bandeng adalah air payau, dan habitat harimau adalah
hutan.
• Dalam ekologi dikenal pula istilah relung (niche:nisia),
yakni sesuatu yang spesifik yang mendukung kehidupan
suatu populasi organisme di dalam ekosistem.
• Dilihat dari segi tempat hidup, relung menyatakan
tempat hidup yang spesifik dalam suatu habitat.
 Sebagai contoh, ikan lele dan ikan mujair sama-sama
hidup dalam habitat kolam air tawar. Namun demikian,
ikan lele cenderung hidup di dasar kolam sedangkan ikan
mujair cenderung hidup di dekat permukaan air.
RUANG LINGKUP

• relung juga berkaitan dengan kebiasaan makan,


perilaku reproduksi, dan lain-lainnya.
• Dengan demikian, relung suatu organisme
menyangkut seluruh aspek biologi dari
organisme yang bersangkutan.
• Berdasarkan pendekatannya, ekologi dibagi atas
dua, yaitu :
1. Pendekatan autekologi, dan
2. Pendekatan synekalogi.
• Berdasarkan pendekatannya, ekologi dibagi atas dua, yaitu :
1. Pendekatan autekologi
2. Pendekatan synekalogi.
RUANG LINGKUP

• Berdasarkan pendekatannya, ekologi dibagi atas


dua, yaitu :
1. Pendekatan autekologi, dan
2. Pendekatan synekalogi.
1. Pendekatan autekologi
• Pendekatan autekologi (disebut juga ekologi spesies).
Membagi masalah adaptasi dan perilaku spesies individu atau
populasi dalam habitatnya terhadap lingkungan mereka.
RUANG LINGKUP

1. Pendekatan autekologi
Pendekatan autekologi (disebut juga ekologi spesies).
Membagi masalah adaptasi dan perilaku spesies individu atau
populasi dalam habitatnya terhadap lingkungan mereka.
Jika seorang ekologiawan mempelajari bagaimana satu
spesies beradaptasi terhadap lingkungan tersebut terhadap
karakteristik organisme (misalnya : morfologi, fisiologis, dan
tekologis) berarti ekologiawan tersebut sedang bekerja dengan
pendekatan autekologi.
 Singkatnya autekologi memiliki beberapa bidang kajian
ekologi populasi yang mencakup pertumbuhan dan ukuran
populasi, ekofisiologi yang mencakup distribusi organisme,
batas toleransi, interaksi biotik, femologi dan adaptasi.
2. Pendekatan synekalogi
• Pendekatan synekologi mengkaji keseluruhan organisme
(komunitas) dalam suatu ekosistem.
RUANG LINGKUP

2. Pendekatan synekalogi
• Pendekatan synekologi mengkaji keseluruhan organisme
(komunitas) dalam suatu ekosistem.
• Dalam synekologi, komunitas organisme dianggap mempunyai
perilaku sebagai suatu individu yang utuh, karena itu maka
komunitas dapat lahir, tumbuh, matang dan akhirnya mati.
• Bidang kajian synekologi antara lain palaeokalogi (ekologi
jaman geologi purba), klasifikasi dan penetapan komunitas,
dinamika komunitas.
 Jika seorang ekologiawan mempelajari perubahan komunitas
setelah mengalami gangguan (baca : seleksi komunitas) berarti
ekologiawan tersebut sedang bekerja dengan pendekatan
synekologi.
• Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan
semua komponen alam.
• Terjadinya bencana alam seperti tsunami di Aceh, Sumatra
Utara, Pangandaran dan terakhir terjadinya banjir pasang di
sebagian Jakarta, fenomena angin puting beliung di beberapa
tempat di Indonesia dan lain-lain adalah merupakan salah satu
contoh keseimbangan dan harmonisasi alam terganggu.
• Dalam ekosistem dan komponen-komponen alam yang terlibat
dalam sistem sedang mengatur strateginya masing-masing
sesuai perannya untuk menuju kearah keseimbangan baru.
RUANG LINGKUP

• Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan


semua komponen alam.
• Terjadinya bencana alam seperti tsunami di Aceh, Sumatra
Utara, Pangandaran dan terakhir terjadinya banjir pasang di
sebagian Jakarta, fenomena angin puting beliung di beberapa
tempat di Indonesia dan lain-lain adalah merupakan salah
satu contoh keseimbangan dan harmonisasi alam terganggu.
• Ketika ketimpangan sudah mencapai pada puncaknya maka
alam akan mengatur kembali dirinya dalam keseimbangan
baru.
• Proses menuju keseimbangan baru tersebut sering kali
menimbulkan perubahan yang drastis dan dianggap bencana
bagi komponen alam yang lain (manusia).
RUANG LINGKUP

 Terjadinya ledakan populasi belalang di Lampung, ledakan


populasi hama wereng, kutu loncat, tikus, DBD, Flu burung
dan lain-lain adalah merupakan salah satu bentuk terjadinya
ketidak seimbangan.
• Dalam ekosistem dan komponen-komponen alam yang
terlibat dalam sistem sedang mengatur strateginya masing-
masing sesuai perannya untuk menuju kearah
keseimbangan baru.
 Ekologi memandang mahluk hidup sesuai dengan
perannya masing-masing dan memandang individu dalam
species menjadi salah satu unsur terkecil di alam. Semua
mahluk hidup di alam memiliki peran yang berbeda dalam
menyusun keharmonisan irama keseimbangan.
RUANG LINGKUP

 Populasi jenis tumbuhan pohon akan mempengaruhi


populasi tumbuhan yang hidup pada pohon-pohon itu
serta yang tumbuh di bawah naungannya,
keseluruhan populasi di tempat tertentu membentuk
komunitas.
 Dalam kelangsungan hidup komunitas selalu terjadi
interaksi bukan hanya antar populasi dalam
komunitas itu tetapi dengan faktor-faktor geologi,
kimia serta fisika lingkungan.
 Interaksi ini terutama dalam aliran materi dan energi
membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai
ekosistem.
EKOSISTEM
• Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat
bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.
• Organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik
dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk
suatu sistem yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi
atau ekosistem.
• Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan
lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik dan faktor-
faktor fisik serta kimia yang saling berinteraksi satu sama
lainnya.
EKOSISTEM

• Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri.


• Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat
bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.
• Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi
secara timbal balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik
ini membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal sebagai
sistem ekologi atau ekosistem.
 Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme
hidup dengan lingkungannya.
 Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik
(makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup).
EKOSISTEM

• Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan


lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-
jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan
tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya.
EKOSISTEM

Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan


oleh seorang pakar ekologi dari Inggris,
A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya
istilah ekosistem lebih banyak digunakan dan
dapat diterima secara luas sampai sekarang.
• Berdasarkan fungsinya , suatu ekosistem terdiri atas dua
komponen yaitu:
1. Komponen autotrof (menyediakan makanan sendiri).
2. Komponen heterotrop (makanan dari organisme lain).
STRUKTUR EKOSISTEM

• Berdasarkan fungsinya , suatu ekosistem


terdiri atas dua komponen yaitu:
1). Komponen autotrof
2). Komponen heterotrof
STRUKTUR EKOSISTEM

1). Komponen autotrof/Autotrofik


• (autos=sendiri,trophikos=menyediakan makanan),
yaitu :
 organisme yang mampu menyediakan atau
mensisntesis makanan sendiri yang berupa bahan-
bahan anorganik dan dari bahan-bahan organik dengan
bantuan energi matahari dan klorofil, oleh karena itu
organisme yang mempunyai klorofil disebut organisme
autotrof.
 Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri.
 Organisme ini sering disebut produsen.
STRUKTUR EKOSISTEM

2). Komponen heterotrof/heterotrofik


• (heterros=berbeda,lain), yaitu organisme yag mampu
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan
makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan
oleh organisme lain.
• terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah
atau memecah bahan organik kompleks yang telah ada
yang dihasilkan oleh komponen autotrofik.
• Organisme ini termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
 Manusia , hewan, jamur dan jasad renik termasuk dalam
kelompok ini.
• Komponen penyusun terdiri dari 4 dan 6, yaitu:

1. Bahan anorganik
1. Komponen abiotik 2. Bahan organik
2. Produsen 3. Kondisi iklim
3. Konsumen 4. Produsen
4. Pengurai 5. Makrokonsumen
6. Mikrokonsumen
KOMPONEN PENYUSUN

• berdasarkan komponen penyusunnya,


• Ada yang menyebutkan 4 dan ada yang 6 komponen
 Empat (4) komponen yaitu :
1) komponen abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia
yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan
sebagainya dan merupakan medium atau substrak tempat
berlangsungnya kehidupan,
2)Produsen yaitu organisme autotrof misalnya
umumnya terdiri dari tumbuhan berklorofil, yang dapat
mensintesis makanan dari bahan-bahan anorganik yang
sederhana.
KOMPONEN PENYUSUN

3) Konsumen yaitu organisme heterotrof, misalnya hewan


dan manusia untuk hidupnya memakan organisme lain,
4) Pengurai, perombak yaitu organisme yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan
orgnik kompleks) menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen, bakteri dan
jamur termasuk dalam kelompok ini.
KOMPONEN PENYUSUN

 Enam (6) komponen yaitu :


1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan
lain-lain. Bahan-bahan ini akan mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak,
protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-bahan organik
ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan
abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya
angin, curah hujan, dan suhu.
KOMPONEN PENYUSUN

Enam (6) komponen yaitu :


4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama
tumbuhan berhijau daun (berklorofil). Organisme-organisme ini
mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena mampu
menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis.
Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang
mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Tetapi
peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan
dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-
hewan seperti kambing, ular, serangga, dan udang. Organisme ini
hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan
memakan materi organik.
KOMPONEN PENYUSUN

Enam (6) komponen yaitu :


6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof,
saprotrof, dan osmotrof, terutama bakteri dan fungi.
Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa
sampah dan bangkai, menguraikannya sehingga terurai
menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini
juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.

• Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen


abiotik/ nonbiotik, atau komponen yang tidak hidup,
sedangkan komponen-komponen 4, 5, 6, merupakan
komponen yang hidup atau komponen biotik.
• Berdasarkan habitatnya ekosistem dibagi 2, yaitu:
1. Ekosistem darat
2. Ekosistem akuatik
KOMPONEN PENYUSUN

• Ekosistem dibagi menjadi dua


berdasarkan macam habitatnya:
1. Ekosistem darat
2. Ekosistem akuatik.
KOMPONEN PENYUSUN

1. Ekosistem darat
• Seperti padang rumput, hutan,
gurun dan tundra
KOMPONEN PENYUSUN

1. Ekosistem akuatik
• Seperti danau, sungai, kolam ikan.
• Dalam lingkungan yang normal atau, antar komponen menjalin
interaksi.
• Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan
biotik maupun antar komponen yang ada dalam kedua
komponen tersebut.
• INTERAKSI tersebut adalah :
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
2. Interaksi antarkomponen Abiotik
3. Interaksi antarkomponen Biotik
KOMPONEN PENYUSUN

•Tuhan menciptakan faktor abiotik untuk


mendukung kehidupan tumbuh-tumbuhan
sebagai produsen; kemudian tumbuh-tumbuhan
tersebut menjadi mendukung kehidupan
organisme lainnya (binatang dan manusia) sebagai
konsumen maupun detritivora, dan akhirnya
dekomposer (bakteri dan jamur) mengembalikan
unsur-unsur pembentuk makhluk hidup kembali
ke alam lagi menjadi faktor-faktor abiotik,
demikian seterusnya terjadilah daur ulang materi
dan aliran energi di alam secara seimbang.
INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
• Dalam lingkungan yang normal atau alami, antar
komponen menjalin interaksi.
• Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik
dengan biotik maupun antar komponen yang ada dalam
kedua komponen tersebut.
• INTERAKSI tersebut adalah :
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
2. Interaksi antarkomponen Abiotik
3. Interaksi antarkomponen Biotik
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan
pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat hidupnya.
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik

• Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh


komponen abiotik.
• Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan
pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat
hidupnya.
• Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik
pada kondisi tanah tertentu. Sebaran tumbuhan juga
sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim.
Misalnya di pantai, tanaman kelapa dapat tumbuh
subur, tetapi tidak demikian di daerah pegunungan.
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik

• Sebaliknya komponen abiotik juga dipengaruhi oleh


komponen biotik.
 Keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah,
air, dan udara disekitarnya.
• Banyaknya tumbuhan membuat tanah menjadi gembur
dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat
udara menjadi sejuk.
• Organisme lainnya seperti cacing juga mampu
menggemburkan tanah, menghancurkan sampah atau
daun, dan menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih
baik, sehinga semua dapat menyuburkan tanah.
2. Interaksi antarkomponen Abiotik
Dapat memengaruhi komponen abiotik lain secara timbal
balik.
2. Interaksi antarkomponen Abiotik

• Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen


abiotik lain secara timbal balik.
 Proses pelapukan batuan dipengaruhi oleh cuaca dan
iklim.
 Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air di
suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar
tertentu dipengaruhi oleh warna batuan, kandungan
mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan dan
tanah yang dilaluinya.
2. Interaksi antarkomponen Abiotik

 Contoh lain. jika intensitas cahaya matahari yang


mengenai suatu perairan meningkat mengakibatkan
laju penguapan meningkat.
Dari peristiwa tersebut terbentuklah awan yang
apabila dalam jumlah banyak dapat menghalangi sinar
matahari ke bumi, sehingga intensitas cahaya matahari ke
bumi berkurang, di samping juga dapat menyebabkan air
hujan kembali ke perairan.
3. Interaksi antarkomponen Biotik
a. Interaksi antar organisme
b. Interaksi antarpopulasi
c. Interaksi antarkomunitas
d. Adaptasi makhluk hidup
3. Interaksi antarkomponen Biotik

• Antar komponen biotik juga terjadi interaksi. interaksi tersebut dapat terjadi :
1. Interaksi antar organisme,
Interaksi antarorganisme adalah hal yang mutlak terjadi, sebab pada
dasarnya individu tidak akan pernah bisa lepas dari individu lainnya, atau
dengan kata lain individu pasti membutuhkan individu lainnya. Sehingga
interaksi antar organisme tersebut akan sangat mudah ditemui di sebuah
populasi maupun komunitas.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada
yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a. Netral adalah hubungan yang tidak saling mengganggu antarorganisme
dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak
merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
b. Simbiosis adalah hubungan antar makhluk hidup dari spesies yang berbeda
yang hidup bersama. Simbiosis dibedakan menjadi:  
3. Interaksi antarkomponen Biotik

 Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila


salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan
dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
 Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
 Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
c. Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
3. Interaksi antarkomponen Biotik

2. Interaksi antarpopulasi
Interaksi antar-populasi merupakan bentuk hubungan antara
populasi organisme satu dengan organisme lainnya. Interaksi yang
terjadi dapat secara langsung maupun tidak langsung. Yang
termasuk dalam interaksi ini adalah kompetisi dan alelopati.
 
3. Interaksi antarkomunitas
Interaksi antar-komunitas merupakan interaksi yang terjadi antara
komunitas satu yang terdiri dari beberapa populasi yang berbeda
dengan komunitas yang satunya di suatu daerah.
3. Interaksi antarkomponen Biotik

4. ADAPTASI MAKHLUK HIDUP


Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Berdasarkan bentuknya, adaptasi diklasifikasikan menjadi 3, yakni: Adaptasi Morfologi
(bentuk tubuh), Adaptasi Fisiologi ( fungsi kerja tubuh), serta Adaptasi Tingkah Laku (behavioral).
a. Adaptasi Morfologi
Adaptasi Morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh
yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali
dan mudah diamati karena tampak dari luar.
b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ bisa bertahan
hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh, sehingga sulit untuk diamati.
c. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah
laku. Adaptasi tingkah laku terlihat dari tindakan atau tingkah laku makhluk hidup untuk menjaga
kelangsungan hidupnya.  

Anda mungkin juga menyukai