Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggita Hayu Pangastuti

Npm : 230110170187

MIKROBIOLOGI

Landasan Teori

Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses atau usaha untuk membebaskan atau
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu alat atau bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan praktikum.

Ada tiga cara utama yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia dan penggunaan filter atau penyaringan. Pemilihan cara sterilisasi
ini didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilisasikan(Tjahtjo 2004).

1. Pemanasan
 Pemijaran (dengan api langsung) yaitu dengan cara membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat yang di bakar: jarum inokulasi (jarum ose), pinset, batang L.
 Panas kering yaitu sterilisasi dengan oven kira – kira 60-180℃. Sterilisasi panas
kering cocok digunakan untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi, cawan.
 Uap air panas, pada konsep ini mirip dengan mengukus . bahan yang mengandung
air lebih tepat menggunakan metode ini agar tidak terjadi dehidrasi.
 Uap air panas bertekanan yaitu menggunakan autoklaf.
2. Sterilisasi menggunakan bahan kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan,
antara lain alkohol.
3. Sterilisasi dengan cara filtrasi, menggunakan saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba dapat tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka terhadap panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.

Sumber :

Modul 1. Dasar – dasar Praktikum Mikrobiologi

Drs. Lestanto Unggul Widodo, M.S.


Inokulasi

Inokulasi merupakan proses memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan inokulasi terlebih
dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap
steril, hal ini menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan inokulasi yaitu:

1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium pembuatan
vaksin dan sebagainya. inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast)
udara yang lewat dalam kontak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar
terkena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemisahan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada pada penyelidikan untuk
diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikel. Ujungnya bisa lurus maupun
berupa kolongan yang diameternya 1-3mm. Dalam melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) kawat ini terlebihdahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup
dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat ini disentuhkan lagi dalam
nyala (Pelczar, 1986).

Perbedaan inokulasi jamur dan bakteri

1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti
benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam
suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarun ose bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk
bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak (Rohimat , 2002).

Macam – macam media inokulasi menurut Dwijoseputro (1998)

1. Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.


2. Plate culture : media padat pada petridish.
3. Slant culture : media padat dalam tabung reaksi.
4. Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan cara
penusukan.
5. Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.
6. Shake culture : media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.

Sumber : Kupdf.com_teknik-inokulasi-mikroorganisme.pdf

Angka Lempeng Total ( ALT )


Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu
sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT).

Uji ALT merupakan metode untuk menghitung angka cemaran bakteri aerob mesofil
yang terdapat dalam sampel dengan metode cara tuang (pour plate) pada media padat dan
diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-45 ℃ dengan posisi dibalik.

Menurut Cappucino (2008) dipilih suhu antara 35-45℃ karena pada suhu ini bakteri
aerob mesofilik dapat tumbuh baik. Prinsip pengujian ini yaitu pertumbuhan kolonoi bakteri
aerob mesofil setelah cuplikan diionkulasi pada media lempeng agar dengan cara tuang dan
diinkubasi pada suhu yang sesuai.

ALT yang melebihi batas dapat berbahaya terutama bagi ibu menyusui serta bayinya.
Bakteri ini dapat menghasilkan toksin yang menyebabkan berbagai penyakit diantaranya
diare, muntah, demam dan infeksi. Infeksi yang timbul pada pencernaan karena infeksi E.coli
pada dinding usus menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah besar dan merusak
kesetimbangan elektrolit dalam membran mocus. Masa inkubasi bakteri E.coli adalah 6-24
jam hingga akhirnya gejala semakin parah pada tubuh orang yang terjangkiti (Radji, 2011).

Media yang digunakan untuk pengujian ALT adalah Plate Count Agar (PCA) yang
mengandung tripton, glukosa, dan yeast estract untuk nutrisi pertumbuhan bakteri (Briddon,
2006). PCA digunakan untuk penghitungan jumlah mikroorganisme dalam air, makanan,
termasuk juga untuk obat tradisional.

Sumber :

Dewi, M. M. (2016). UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU
GENDONG TEMULAWAK DI PASAR TARUMANEGARA MAGELANG. Skripsi, 17-22.

Anda mungkin juga menyukai