Anda di halaman 1dari 56

PKP Pangandaran

Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera)


PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Karya Tulis Praktik Akhir

Ivan Gian Revaldy


NIT. 17.3.08.015

Dosen Pembimbing:
Wahyu Puji Astiyani, S.Pi., M.Sc
Muhammad Akbarurrasyid, S.Kel., M.P

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN
2020
PKP Pangandaran
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera)


PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Karya Tulis Praktik Akhir

Ivan Gian Revaldy


NIT. 17.3.08.015

Dosen Pembimbing:
Wahyu Puji Astiyani, S.Pi., M.Sc
Muhammad Akbarurrasyid, S.Kel., M.P

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN
2020

i
PERNYATAAN MENGENAI KARYA TULIS PRAKTIK AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Praktik Akhir Berjudul
“Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Pakan Komersil Terhadap Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus)” adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Dartar Pustaka dibagian akhir
Karya Tulis Praktik Akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran.

Pangandaran, 21 Juli 2020

Ivan Gian Revaldy


NIT. 17.3.08.015

ii
RINGKASAN

IVAN GIAN REVALDY. Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Pakan


Komersil Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Dibimbing oleh Wahyu Puji Astiyani dan
Muhammad Akbarurrasyid.
Penelitian Karya Tulis Praktik Akhir bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh penggunaan substitusi tepung daun kelor sebagai pakan terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Kubangsari Kota Banjar Provinsi
Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan akuarium sebanyak 12. Perlakuan terdiri
atas 4 perlakuan, yaitu 100% pakan komersial (Konntrol), Pakan komersial
dengan substitusi tepung daun kelor terdiri dari 3%, 5%, dan 7%. Parameter yang
diukur adalah pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada benih ikan Nila. Hasil
penelitian menunjukkan penggunaan substitusi tepung daun kelor 7% memperoleh
nilai tertinggi pada tingkat laju pertumbuhan spesifik yaitu 0,12% dengan berat
rata-rata 3,16 gram dan terendah pada pakan kontrol yaitu 0,09% dengan berat
rata-rata 2,28 gram. Pada tingkat kelangsungan hidup, penggunaan substitusi
tepung daun kelor 7% memperoleh nilai tertinggi dengan kelangsungan hidup
100%. Penggunaan substitusi tepung daun kelor sebanyak 7% merupakan hasil
yang terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Nila. Disarankan
untuk tidak melebihi batas penggunaan substitusi tepung daun kelor agar
memberikan pertumbuhan yang baik pada benih ikan Nila.
Kata kunci : (daun kelor; ikan nila; pakan; sintasan; substitusi;)

iii
SUMMARY

IVAN GIAN REVALDY. The Addition of Moringa Leaf Flour to Commercial


Feed on the Growth and Survival of Tilapia (Oreochromis niloticus). Academic
Advisor of Wahyu Puji Astiyani and Muhammad Akbarurrasyid.
This study aims to determine the extent of the effect of substitution use of
Moringa leaf flour as a feed on survival and growth of tilapia fish seeds
(Oreochromis niloticus). This research was conducted at the Kubangsari Fish
Seed Center in Banjar City, West Java Province. This Study used 12 aquariums.
The treatments consisted of 4 treatments, namely 100% commercial feed
(control). Commercial feed with the substituion of Moringa leaf flour consists of
3%, 5%, and 7%. The parameters measured were growth and survival rate in
Tilapia fish seeds. The results showed the use of 7% Moringa leaf flour
substitution obtained the highest value at a specific growth rate of 0,12% with an
average weight of 3.16 grams and the lowest in the control feed which was 0,09%
with an average weight of 2,28 gram. At the survival rate, the use of 7% Moringa
leaf flour substitution obtained the highest value with 100% survival. The use
of7% Moringa leaf flour substitution was the best result for the growth and
survival of Tilapia. It was recommended not to exceed the limit of the use
Moringa flour substitution in order to provide good growth in Tilapia fish seeds.
Keyword: (feed; moringa; substitution; survival; tilapia)

iv
PKP Pangandaran
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera)


PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Karya Tulis Praktik Akhir


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan pada
Program Studi Budidaya Ikan

Ivan Gian Revaldy


NIT. 17.3.08.015

Dosen Pembimbing:
Wahyu Puji Astiyani, S.Pi., M.Sc
Muhammad Akbarurrasyid, S.Kel, M.P

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN
2020

v
Judul : Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Pakan Komersil Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Nama : Ivan Gian Revaldy
NIT : (17.3.08.015)

Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Wahyu Puji Astiyani, S.Pi., M.Sc Muhammad Akbarurrasyid, S.Kel., M.P


NIP. 199202152019022002 NIP. 199501102019021004

Diketahui Oleh,

Ketua Program Studi Direktur


Budidaya Ikan Politeknik KP Pangandaran

Ega Aditya Prama, S.Pi., M.Si DH. Guntur Prabowo, A.Pi., M.M
NIP. 198805082019021004 NIP. 196508111989031001

Tanggal ujian 21 Juli 2020

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan dan
rahmat serta karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Praktik Akhir (KTPA) dengan judul “Penambahan Tepung Daun Kelor Pada
Pakan Komersil Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)”. Penulis menyadari dalam penyelesaian KTPA ini tidak
lepas dari dukungan moril dan materil dari semua pihak. Melalui kesempatan ini,
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rakhmat serta karunia – Nya
2. Ibu Wahyu Puji Astiyani, S.Pi., M.Sc, selaku dosen pembimbing I
3. Bapak Muhammad Akbarurrasyid, S.Kel., M.P, selaku dosen pembimbing II
4. Bapak DH. Guntur Prabowo, A.Pi., M.M, selaku direktur Politeknik Kelautan
dan Perikanan Pangandaran
5. Ibu Indra Kristiana, S.Pi., M.P, selaku Kepala Akademik Administrasi
Ketarunaan
6. Bapak Ega Aditya Prama, S.Pi., M.Si, selaku ketua Program Studi Budidaya
Ikan
7. Bapak/Ibu dosen Budidaya Ikan
8. Orang tua serta segenap keluarga yang telah memberikan motivasi baik
secara moril ataupun materil kepada penulis.
9. Seluruh taruna-taruni yang telah ikut serta membantu dalam pembuatan
KTPA
Penulis menyadari bahwa KTPA ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan bagi penulis demi
perbaikan dan kesempurnaan KTPA ini.

Pangandaran, 21 Juli 2020

Ivan Gian Revaldy


NIT. 17.3.08.015

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM i
PERNYATAAN KTPA ii
RINGKASAN iii
SUMMARY iv
JUDUL v
LEMBAR PENGESAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Ikan Nila 3
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi 3
2.1.2 Kebiasaan Makan 4
2.1.3 Kebutuhan Nutrisi 4
2.1.4 Habitat 5
2.2 Daun Kelor 6
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi 6
2.2.2 Manfaat dan Kandungan 7
BAB III METODOLOGI 9
3.1 Waktu dan Tempat 9
3.2 Alat dan Bahan 9
3.3 Prosedur Kegiatan 10
3.4 Rancangan Kegiatan 12
3.5 Metode Perolehan Data 12
3.6 Parameter Penelitian 13
3.6.1 Laju Pertumbuhan 13
3.6.2 Laju Pertumbuhan Spesifik 13
3.6.3 Tingkat Kelulushidupan 13
3.6.4 Kualitas Air 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15
4.1 Pertumbuhan Ikan Nila 15
4.1.1 Rata-Rata Pertumbuhan Berat Harian 15
4.1.2 Laju Pertumbuhan Harian (GR) 16
4.1.3 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) 18

viii
4.1.4 Panjang Mutlak 20
4.2 Kelangsungan Hidup (Survival Rate) 21
4.3 Kualitas Air 22
BAB V PENUTUP 25
5.1 Kesimpulan 25
5.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 42

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ikan Nila 4


Gambar 2. Daun Kelor 6
Gambar 3. UPTD BBI Kubanngsari 9
Gambar 4. Diagram Alir Proses Penambahan Tepung Daun Kelor 10
Gambar 5. Rata-Rata Pertumbuhan Ikan Nila 15
Gambar 6. Laju Pertumbuhan Harian (GR) 17
Gambar 7. Laju Pertumbuhan Harian Spesifik (SGR) 19
Gambar 8. Pertumbuhan Panjang Mutlak 20
Gambar 9. Hasil Pengamatan Suhu 22
Gambar 10. Hasil Pengamatan pH 23

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kualitas Air 5


Tabel 2. Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering 7
Tabel 3. Alat yang digunakan 9
Tabel 4. Bahan yang digunakan 10
Tabel 5. Hasil Pertumbuhan Panjang Mutlak 20
Tabel 6. Kelangsungan Hidup Ikan Nila 21
Tabel 7. Batas Minimal Kandungan Oksigen Terlarut Pada Ikan Air Tawar 24

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampling Berat Ikan (gr) 29


Lampiran 2. Sampling Panjang Ikan (cm) 33
Lampiran 3. Suhu 37
Lampiran 4. pH 38
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan 39

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan
budidaya air tawar yang mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan. Ikan nila banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan
ikan nila memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis ikan air tawar
lainnya, yaitu mudah dibudidayakan, memiliki daging yang tebal dan kandungan
duri yang sedikit sehingga dapat diolah menjadi berbagai produk olahan (Marlina
dan Rakhmawati, 2016)
Pada budidaya ikan, pakan adalah salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang
dibudidayakan. Pakan ikan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan
buatan. Pakan alami biasanya dalam bentuk makhluk hidup (Plankton), sedangkan
pakan buatan berasal dari bahan yang diolah dari beberapa bahan yang memenuhi
kebutuhan ikan. Salah satu pakan buatan yang sering dijumpai adalah pellet
(Yanuar, 2017).
Pakan yang mengandung nilai gizi yang baik akan membantu
pertumbuhan yang optimal pada ikan. Bahan baku yang digunakan untuk
membuat pakan harus memiliki kandungan nutrisi yang sesuai dengan ikan yang
dibudidayakan, mudah didapatkan, dan harganya yang murah. Dalam memilih
bahan baku pakan harus memperhatikan kandungan nutrisi salah satunya adalah
protein. Kebutuhan protein bagi ikan dapat diperoleh dari bahan tumbuhan/nabati
maupun hewan/hewani (Devani dan Basriati, 2015).
Salah satu bahan nabati yang dapat digunakan sebagai sumber protein
adalah daun kelor (Moringa oleifera). Kelor sudah dikenal luas di Indonesia,
khususnya di daerah pedesaan. Ketersediaan daun kelor yang cukup melimpah
serta tersedia sepanjang tahun menjadi salah satu pertimbangan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam pakan yang relatif murah. Daun
kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan buatan karena memiliki
kandungan nutrisi yang cukup lengkap. Serbuk daun kelor per 100 gram
mengandung protein sebesar 27,1 gram (Krisnadi, 2015).

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari Karya Tulis Praktik Akhir (KTPA) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor terhadap laju
pertumbuhan ikan nila
2. Mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor terhadap
kelangsungan hidup ikan nila

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Ikan nila merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cichlidae
dan merupakan ikan asli Afrika. Ikan nila merupakan jenis ikan yang di introduksi
dari luar negeri, ikan tersebut berasal dari Afrika bagian timur di sungai Nil,
danau Tangayika dan Kenya lalu dibawa ke Eropa, Amerika, Negara Timur
Tengah dan Asia. Adapun klasifikasi ikan nila menurut (Mujalifah et al., 2018),
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichytes
Sub class : Acanthopterigii
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Secara umum bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik
berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih.
Gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut.
Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip punggungnya berwarna
hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian sirip punggung berwarna abu-
abu atau hitam (Mujalifah et al., 2018). Ikan nila dapat dilihat pada Gambar 1.

3
Gambar 1. Ikan Nila
Ikan Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sepasang
sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip perut (venteral fin), sepasang sirip anal
(anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian
atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada
dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah dengan
bentuk bulat (Aliyas dan Raihani, 2016).
2.1.2 Kebiasaan Makan
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang tergolong sebagai
ikan omnivora, ikan ini termasuk omnivora yang cenderung herbivora sehingga
lebih mudah beradaptasi dengan jenis pakan yang dicampur dengan sumber
nabati. Pada stadia larva, makanan yang disukai adalah zooplankton seperti
Rotifera sp, Moina sp, atau Daphnia sp. Selain itu, ikan nila memakan alga atau
lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya. Jika telah mencapai
ukuran dewasa, ikan nila dapat diberi berbagai makanan tambahan seperti pelet.
Ikan nila umumnya dapat tumbuh dengan baik dengan pemberian pakan yang
mengandung kadar protein 25-35% (Mulqan, 2017).
2.1.3 Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan nila yaitu protein,
karbohidrat, dan lemak. Kandungan nutrisi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
pertumbuhan seperti kurangnya protein yang menyebabkan ikan hanya
menggunakan sumber protein untuk kebutuhan dasar dan kekurangan untuk
pertumbuhan. Kandungan protein berlebih, menyebabkan protein akan terbuang
dan menyebabkan bertambahnya kandungan amoniak diperairan.(Yanuar, 2017).

4
Kandungan karbohidrat merupakan kelompok organik terbesar yang
terdapat pada tumbuhan, terdiri dari unsur Cn (H2O) dan karbohidrat adalah salah
satu komponen yang berperan sebagai sumber energi bagi ikan. Karbohidrat lebih
mudah larut dalam air dan dapat digunakan sebagai perekat untuk memperbaiki
stabilitas pakan. Kekurangan karbohidrat dan lemak dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat karena ikan menggunakan protein sebagai sumber energi
(Iskandar dan Elrifadah, 2015).
Kandungan lemak merupakan senyawa organik yang mengandung unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen sebagai unsur utama. Beberapa diantaranya
ada yang mengandung nitrogen dan fosfor. Lemak berguna sebagai sumber energi
dalam beraktifitas dan membantu penyerapan mineral tertentu (Haetami, 2018)
2.1.4 Habitat
Air merupakan media atau habitat yang paling vital bagi kehidupan ikan.
Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga
bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga dataran tinggi yang
berair tawar. Habitat hidup ikan nila cukup beragam, nila bisa hidup di sungai,
danau, atau tambak. Faktor pembatas perairan untuk ikan nila dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kualitas Air
Parameter Satuan Baku Mutu
Suhu °C 23 – 30
pH 6,5 - 8,5
Oksigen terlarut (DO) Mg/l >5
Ammonia Mg/l < 0,02
Salinitas Ppt 29-35
Sumber : (SNI 6139-2009)
Nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38°C.
Pertumbuhan ikan nila akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari
14°C atau pada suhu diatas 38°C (Rohman et al., 2016). Selain suhu, faktor yang
mempengaruhi kehidupan ikan nila adalah salinitas. Nila yang masih kecil atau
benih biasanya lebih cepat menyesuaikan diri terhadap kenaikan salinitas (Rahim
et al., 2015).
2.2 Daun Kelor (Moringa oleifera)
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi

5
Kelor Gambar 2 merupakan tumbuhan asli sub-Himalaya di India,
Pakistan, Banglades dan Afganistan, namun kini tanaman kelor banyak ditemukan
di daerah beriklim tropis. Di Indonesia pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar
hidup atau ditanam sepanjang ladang dan sawah sebagai tanaman penghijau
(Shiriki et al., 2015). Tanaman kelor dapat tumbuh pada lingkungan yang
berbeda. Tanaman kelor dapat tumbuh dengan baik pada suhu 25-35°C, tetapi
mampu mentoleransi lingkungan dengan suhu 28°C (Krisnadi, 2015).
Menurut Gopalakrishnan (2016), taksonomi tanaman kelor
diklasifikasikan sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera

Gambar 2. Daun Kelor

Kelor termasuk tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m. Kelor berakar


tunggang, berwarna putih, berbentuk seperti lobak, berbau tajam dan berasa
pedas. Batangnya tegak, berkulit tipis dan mudah patah. Daun kelor berwarna

6
hijau, berbentuk bulat, tepi daun rata, ukurannya kecil-kecil dan bersusun
majemuk dalam satu tangkai. Tangkai daun berbentuk silinder, permukaan daun
halus, ujung dan pangkal daunnya membulat serta susunan tulang daunnya
menyirip (Hasanah, 2017).
Pada umumnya di Indonesia, bunga kelor berwarna putih kekuning-
kuningan dan ada yang berwarna merah. Terdapat 5 benang sari berwarna kuning
kecoklatan. Buah kelor berbentuk panjang dengan panjang 20-60 cm. Buah muda
berwarna hijau dan buah tua berwarna coklat. Biji kelor berbentuk bulat, berisi
sekitar 15-25 biji (Aminah, 2015).
2.2.2 Manfaat dan Kandungan
Manfaat dan khasiat tanaman kelor terdapat pada semua bagian tanaman
baik daun, batang, akar maupun biji. Daun kelor merupakan salah satu bagian dari
tanaman kelor yang telah banyak diteliti kandungan gizi dan kegunannya. Daun
kelor kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium, zat besi, protein, vitamin A, vitamin
B, dan vitamin C. Serbuk vitamin A 10 kali lebih banyak dibandingkan wortel,
vitamin E 4 kali lebih banyak dibanding minyak jagung, beta karoten 4 kali lebih
banyak dibanding wortel, zat besi 25 kali lebih banyak dibanding bayam, kalsium
17 kali lebih banyak dibanding susu dan protein 9 kali lebih banyak dibandingkan
yogurt (Krisnadi, 2015). Kandungan nilai gizi daun kelor segar dan kering per 100
gram disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering
Komponen Gizi Daun segar (g/100g) Daun kering (g/100g)
Kalori (%) 92 329
Protein (%) 6,7 29,4
Lemak (%) 1,7 5,2
Karbohidrat (%) 12,5 41,2
Serat (%) 0,9 12.5
Kalsium (mg) 440 2185
Sumber : (Gopalakrishnan et al., 2016)
Penggunaan tepung daun kelor pernah dilakukan untuk penelitian terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan, adapun penelitian tersebut yaitu
dilakukan oleh Ussy Tri Anti pada tahun 2018 dengan judul Pengaruh
Suplementasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Pada Pakan Terhadap
Performa Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Kemudian

7
dilakukan oleh Basir dan Nursyahran pada tahun 2018 dengan judul Efektivitas
Penggunaan Daun Kelor Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Nila.

8
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Karya Tulis Praktik Akhir (KTPA) dilaksanakan selama 80 hari. Terhitung
mulai tanggal 2 Maret 2020 s/d 20 Mei 2020 di UPTD Balai Benih Ikan (BBI)
Kubangsari, Jl. Ir. Purnomosidi KM. 4 Kota Banjar, Jawa Barat. UPTD BBI
Kubangsari dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. UPTD BBI Kubangsari


3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian yaitu akuarium, mesin
penepung, timbangan digital, penggaris, termometer, pH meter, ikan nila, pakan
pellet dan tepung daun kelor. Kegunaan alat dan bahan yang digunakan pada
kegiatan Karya Tulis Praktik Akhir dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Alat yang digunakan

No Alat Kegunaan
1 Akuarium Tempat pemeliharaan ikan nila
2 Mesin Untuk menepungkan daun kelor
3 Penepung/Blender Menimbang dosis pakan
4 Timbangan digital Mengukur ikan saat sampling
5 Penggaris Mengukur suhu
6 Termometer Untuk mengukur pH
pH meter

9
Tabel 4.Bahan yang digunakan

No Bahan Kegunaan
1 Ikan nila Organisme yang dibudidayakan
2 Pellet Sebagai Pakan
3 Tepung daun kelor Tambahan pakan
3.3 Prosedur Kegiatan
Prosedur kegiatan dimulai dari pembuatan tepung daun kelor sampai
pengamatan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan selama 60
hari. Diagram alir penambahan tepung daun kelor pada pakan komersil terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila dapat dilihat pada Gambar 4.

Pengamatan
Sampling
kualitas air

Gambar 4. Diagram Alir Proses Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Pakan
Komersial Untuk Ikan Nila

10
Pengaplikasian tepung daun kelor mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh (Ussy, 2018) yaitu Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor
(Moringa oleifera) Pada Pakan Terhadap Performa Pertumbuhan Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy). Prosedur kegiatan dapat dilihat sebagai berikut.
A. Cara pembuatan tepung daun kelor
1. Daun kelor yang digunakan dipetik langsung dari pohonnya, kemudian
dicuci menggunakan air mengalir hingga bersih.
2. Daun kelor yang sudah bersih kemudian dikeringkan selama 2-3 hari.
3. Setelah kering, daun kelor digiling menggunakan mesin penepung atau
blender hingga berbentuk tepung.
4. Tepung daun kelor dimasukkan kedalam toples kemudian disimpan pada
suhu ruang.
B. Cara pembuatan pakan uji
1. Pakan komersial yang digunakan yaitu jenis pakan tepung dengan
kandungan protein 37%.
2. Pakan tepung ditambah dengan tepung daun kelor sesuai komposisi yang
digunakan yaitu : 0%, 3%, 5%, dan 7%. Dalam 1 kg pakan, tepung daun
kelor yang digunakan yaitu 30 g, 50 g, dan 70 g.
3. Pakan komersial dan tepung daun kelor dicampurkan sampai merata.
C. Persiapan Wadah
Pelaksanaan Karya Tulis Praktik Akhir menggunakan media wadah
akuarium yang berukuran 150 cm x 50 cm x 18 cm.
D. Penyiapan Hewan Uji
Hewan yang diujikan yaitu benih ikan Nila berukuran 3-5 cm. Pada setiap
perlakuan diisi dengan benih ikan nila sebanyak 25 ekor (SNI.6139-2009).
E. Manajemen Pemberian Pakan
Pemberian pakan benih ikan Nila dilakukan sebanyak tiga kali sehari pada
pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB dengan feeding rate (FR) 10%.
F. Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 13 hari. Selama pemeliharaan
dilakukan sampling pertumbuhan setiap 4 hari sekali dan pengecekan
kualitas air setiap hari seperti suhu dan pH.

11
3.4 Rancangan Kegiatan
Rancangan yang digunakan yaitu terdiri dari 4 perlakuan dan masing-
masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Rancangan pengaplikasian tepung
daun kelor pada pakan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Ussy,
2018). Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perlakuan K = Pakan pellet tanpa penambahan tepung daun kelor (Kontrol)
2. Perlakuan A = Pakan pellet dengan tambahan tepung daun kelor sebanyak 3%
3. Perlakuan B = Pakan pellet dengan tambahan tepung daun kelor sebanyak 5%
4. Perlakuan C = Pakan pellet dengan tambahan tepung daun kelor sebanyak 7%

3.5 Metode Perolehan Data


3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer yang
digunakan dalam Karya Tulis Praktik Akhir berupa wawancara, observasi, dan
partisipasi langsung.

1.Wawancara Atau Interview


Wawancara atau interview merupakan kegiatan tanya jawab secara
langsung dengan teknisi atau pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut terkait kegiatan yang ada dilapangan.
2.Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk melihat
secara langsung kegiatan dan keadaan dilokasi pada saat melakukan penelitian.
3. Partisipasi Langsung
Partisipasi langsung merupakan kegiatan dengan cara ikut serta secara
langsung untuk mendapatkan tujuan dan informasi.
3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder dapat
diperolehdari studi literatur, buku dan bukti yang telah ada untuk medukung
kegiatan Karya Tulis Praktik Akhir.

12
3.6 Parameter Penelitian
3.6.1 Laju pertumbuhan Harian (Growth Rate)
Laju pertumbuhan harian atau dikenal juga dengan Growth Rate (GR)
merupakan pertambahan bobot ikan rata-rata dari awal penebaran hingga panen.
Menurut (Effendie, 2002) pertumbuhan bobot ikandapat dihitung dengan rumus :

G = Wt - Wo
t

Keterangan :
G = Laju pertumbuhan (g)
Wt = Bobot tubuh rata-rata akhir pemeliharaan (g)
Wo = Bobot tubuh rata-rata awal pemeliharaan (g)
t = Lama waktu pemeliharaan (hari)
3.6.2 Laju Pertumbuhan Spesifik
Penghitungan laju pertumbuhan spesifik (SGR) diukur dengan melakukan
pengambilan dan pengukuran ikan pada saat awal dan akhir melakukan sampling.
Pengukuran laju pertumbuhan spesifik yakni menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Effendie (2002), sebagai berikut :

SGR = lnWt – lnWo x 100%


t
Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan harian (%)
lnWt = Bobot rata-rata di akhir pemeliharaan (g)
lnWo = Bobot rata-rata di awal pemeliharaan (g)
t = Lama waktu pemeliharaan (hari)
3.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Menurut Effendie (2002), pertumbuhan panjang mutlak dapat dinyatakan
dengan rumus
G = Pt - Po
Keterangan :
G = Pertumbuhan Mutlak (cm)
Pt = Panjang rata-rata akhir pemeliharaan (cm)

13
Po = Panjang rata-rata awal pemeliharaan (cm)
3.6.4 Tingkat Kelulushidupan/Survival Rate (SR)
Menurut Effendie (2002), Survival rate merupakan tingkat kelangsungan
hidup suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dimulai dari awal ikan ditebar
hingga ikan dipanen. Tingkat kelulushidupan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
SR = Nt x 100%
No

Keterangan :
SR = kelangsungan hidup (%)
Nt = jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor
3.6.5 Kualitas Air
Pada saat pelaksanaan Karya Tulis Praktik Akhir, pengukuran kualitas air
dilakukan secara langsung (insitu) setiap hari pada pukul 08.00 pagi dan sore hari
pada pukul 16.00 WIB. Parameter yang diamati yaitu terdiri dari suhu, dan pH.
Untuk pengamatan oksigen terlarut tidak dilakukan karena keterbatasan alat.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Ikan Nila


Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pertumbuhan
ikan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Pakan harus mengandung seluruh
nutrien yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
serta asam amino esensial dalam jumlah cukup dan seimbang. Pada saat
melakukan Karya Tulis Praktik Akhir, parameter yang digunakan dalam
penelitian terhadap ikan nila terdiri dari pertumbuhan harian (GR), pertumbuhan
harian spesifik (SGR), dan panjang mutlak. Selain pengukuran pertumbuhan
dilakukan pengamatan kelangsungan hidup dan kualitas air. Berikut merupakan
hasil selama penelitian Karya Tulis Praktik Akhir.
4.1.1 Rata-rata Pertumbuhan Berat Harian
Peningkatan berat ikan nila selama 13 hari pemeliharaan menunjukkan
bahwa pakan yang diberikan mengandung cukup energi dan memenuhi kebutuhan
ikan untuk tumbuh. Dengan kebutuhan nutrisi yang tercukupi, maka kebutuhan
energi untuk kegiatan metabolisme ikan juga terpenuhi. Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan mengenai penambahan tepung daun kelor pada pakan
komersial terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila, maka
diperoleh hasil pada Gambar 5.

Gambar 5. Rata-Rata Pertumbuhan Ikan Nila

15
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa penambahan berat ikan
mengalami peningkatan selama masa pemeliharaan. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kelor sebagai bahan tambahan pada
pakan komersial berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila sampai dengan
kosentrasi 7%. Hal ini menunjukkan bahwa tepung daun kelor yang dicampur
pada pakan komersial berkontribusi terhadap peningkatan bobot tubuh ikan nila.
Perumbuhan ikan pada saat setiap sampling mengalami kenaikan yang
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Menurut Agustono (2014), adapun
faktor internal diantaranya adalah keturunan, jenis kelamin, umur, dan penyakit,
sedangkan yang termasuk faktor external adalah pakan dan kualitas perairan. Ikan
lebih memilih jenis pakan yang mudah dicerna daripada pakan yang sukar
dicerna. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa pakan yang ditambah dengan
tepung daun kelor dapat dimanfaatkan dengan baik oleh ikan sehingga
mendapatkan rata-rata pertumbuhan yang baik. Laju pertumbuhan ikan nila
meningkat seiring dengan meningkatnya kadar protein pakan. Protein pada pakan
digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan jaringan dan penggantian
jaringan yang rusak.
Pada gambar 5 terlihat bahwa setiap perlakuan menunjukkan pertambahan
berat ikan dengan selisih yang tidak jauh berbeda, pada perlakuan C (Pakan
komersial dicampur tepung daun kelor sebanyak 7%) mengalami pertambahan
berat yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya. Rata-rata berat pada
perlakuan C (Pakan komersial dicampur tepung daun kelor sebanyak 7%) yaitu
sebesar 3,16 gram dan perlakuan K (Pakan Kontrol) mengalami pertumbuhan
yang paling kecil yaitu 2,28 gram. Untuk perlakuan A (Pakan komersial dicampur
tepung daun kelor sebanyak 3%) dan B (Pakan komersial dicampur tepung daun
kelor sebanyak 5%) mengalami peningkatan dibandingkan dengan perlakuan K
(Kontrol) tetapi tidak lebih besar daripada perlakuan C. Jika dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan Basir dan Nursyahran (2018), dalam Efktivitas
penggunaan daun kelor sebagai bahan baku pakan ikan nila diperoleh hasil yang
terbaik yaitu dengan konsentrasi 20%.

16
4.1.2 Laju Pertumbuhan Harian (GR)
Laju pertumbuhan harian ikan dinyatakan sebagai perubahan berat tubuh
rata-rata selama proses budidaya ikan berlangsung atau laju pertumbuhan total
pada ikan. Pada saat Karya Tulis Praktik Akhir dilakukan pengamatan
pertumbuhan ikan nila selama 13 hari pada setiap perlakuan. Laju pertumbuhan
harian yang diperoleh pada saat pengamatan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Laju Pertumbuhan Harian (GR)


Pada gambar 6 terlihat bahwa laju pertumbuhan harian cenderung
mengalami peningkatan dengan semakin meningkatnya penambahan tepung daun
kelor pada pakan komersial. Ikan yang diberi perlakuan C (Penambahan tepung
daun kelor 7%) yaitu pada setiap hari nya bertambah 0,19 gram dengan berat rata-
rata 3,16 gram, diikuti oleh perlakuan B (Penambahan tepung daun kelor 5%)
pada setiap hari nya bertambah 0,17 gram dengan berat rata-rata 2,90 gram,
perlakuan A (Penambahan tepung daun kelor 3%) pada setiap hari nya bertambah
0,14 gram dengan berat rata-rata 2,55 gram dan yang terendah didapatkan pada
ikan yang diberi pakan perlakuan K (kontrol) yaitu pada setiap hari nya bertambah
0,12 gram dengan berat rata-rata akhir 2,28 gram.

17
Tumbuhan kelor merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan
dalam bahan pembuatan pakan. Tanaman ini selain menjadi sumber vitamin dan
asam amino yang baik dan memiliki kegunaan dibidang kesehatan sebagai obat.
Salah satu jenis pakan herbal yang dikenal sebagai pengganti penggunaan
antibiotik pemacu pertumbuhan adalah tepung daun kelor (Shiriki, 2015).
Tingginya pertumbuhan ikan nila didukung oleh kandungan asam amino yang
terdapat dalam pakan. Paisey (2009), menyatakan bahwa asam amino merupakan
bagian dari protein yang berfungsi memperbaiki jaringan dan organ tubuh yang
digunakan sebagai sumber energi pada proses metabolisme. Selain itu, asam
amino merupakan salah satu penyusun protein, apabila terjadi ketidaksempurnaan
maka sistem pertumbuhan akan terganggu dan tidak berjalan maksimal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa substitusi pemberian pakan pada
perlakuan C (penambahan tepung daun kelor 7%) memberikan pertumbuhan
harian yang tinggi yaitu pada setiap hari nya bertambah 0,19 gram dengan berat
rata-rata 3,16 gram dan yang terendah terdapat pada pakan perlakuan K (kontrol)
yaitu pada setiap hari nya bertambah 0,12 gram dengan berat rata-rata akhir 2,28
gram. Hal ini menunjukkan bahwa pakan komersial yang ditambah dengan tepung
daun kelor sebanyak 7% dapat termanfaatkan dengan baik dalam proses
pertumbuhan ikan nila. Hal ini disebabkan karena daun kelor mengandung
protein, vitamin dan mineral yang sangat penting untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan.

4.1.2 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)


Laju pertumbuhan spesifik adalah laju pertumbuhan harian atau presentase
pertambahan bobot ikan pada setiap harinya. Pada saat Karya Tulis Praktik Akhir
dilakukan pengamatan pertumbuhan ikan nila selama 13 hari pada setiap
perlakuan. Laju pertumbuhan spesifik yang diperoleh pada saat pengamatan dapat
dilihat pada Gambar 7.

18
Gambar 7. Laju Pertumbuhan Harian Spesifik (SGR)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada hari ke-13, diperoleh
hasil yang terdapat pada gambar diatas. Pemberian pakan dengan tambahan
tepung daun kelor pada hari ke-13 mendapatkan berat ikan secara keseluruhan
pada perlakuan K yaitu 0,09% dengan berat rata-rata 2,28 gram, perlakuan A yaitu
0,10% dengan berat rata-rata 2,55 gram, perlakuan B yaitu 0,11% dengan berat
rata-rata 2,90 gram, dan perlakuan C yaitu 0,12% dengan berat rata-rata 3,16
gram.
Nilai efisiensi pakan dan retensi protein yang tinggi terdapat pada
perlakuan C (Pemberian pakan dengan tambahan tepung daun kelor sebanyak 7%)
hal ini menunjukkan bahwa ikan mampu memanfaatkan pakan dengan lebih baik
untuk pertumbuhannya. Protein merupakan nutrien yang paling berpengaruh
untuk dapat memacu pertumbuhan ikan. Karena apabila pakan yang diberikan
mempunyai nilai nutrisi yang baik, maka dapat mempercepat laju pertumbuhan.
Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan ikan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral (Handajani dan Widodo, 2010).
Menurut Indriani (2008), pertumbuhan ikan tergantung pada faktor
internal yaitu genetis, umur, jenis kelamin,dan faktor eksternal yaitu jumlah pakan
yang diberikan, suhu, kedalaman air dan faktor-faktor lain. Jika dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan Karina et al., (2015) dengan pemanfaatan daun
kelor dalam pakan ikan Nila menghasilkan nilai laju pertumbuhan spesifik sebesar
1,23-1,45%.

19
4.1.3 Panjang Mutlak
Pertambahan panjang mutlak merupakan selisih antara panjang pada ikan
antara ujung kepala hingga ujung ekor tubuh pada akhir pengamatan dengan
panjang tubuh pada awal pengamatan. Hasil pengamatan panjang mutlak selama
13 hari dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pertumbuhan Panjang Mutlak
Perlakuan (Panjang awal) (cm) (Panjang Akhir) (cm) Hasil (cm)
K 3,56 4,94 1,38
A 3,56 5,21 1,65
B 3,56 5,64 2,08
C 3,56 5,87 2,31

Gambar 8. Pertumbuhan Panjang Mutlak


Berdasarkan Gambar 8 terlihat jelas bahwa perlakuan C (penambahan
tepung daun kelor 7%) memiliki pertumbuhan panjang mutlak tertinggi dengan
panjang mutlak 2,31 cm, kemudian diusul oleh perlakuan B (penambahan tepung
daun kelor 5%) dengan panjang mutlak 2,08 cm, sementara perlakuan A
(penambahan tepung daun kelor 3%) dengan panjang mutllak 1,65 cm, dan
perlakuan K (Kontrol) merupakan perlakuan yang terendah dengan menghasilkan
panjang mutlak 1,38 cm.

20
Damayanti dan Saopadi (2012), mengatakan bahwa ikan akan
mengkonsumsi pakan hingga memenuhi kebutuhan energinya, sebagian besar
pakan digunakan untuk proses metabolisme dan sisanya digunakan untuk
beraktifitas lain seperti pertumbuhan. Pada perlakuan K (Kontrol) terlihat
pertumbuhan benih ikan nila yang lebih rendah dibandingkan dengan dengan
benih ikan nila yang mengkonsumsi pakan komersial ditambah dengan tepung
daun kelor. Perbedaan pertumbuhan panjang mutlak yang diperoleh dari masing-
masing perlakuan menunjukkan bahwa pakan yang diberi tepung daun kelor
secara efektif dapat membantu mempercepat pertumbuhan benih ikan nila.
4.2 Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
Kelangsungan hidup dinyatakan sebagai presentase jumlah ikan yang
hidup selama jangka waktu pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan yang ditebar.
Nilai kelangsungan hidup akan tinggi jika faktor kualitas dan kuantitas pakan
serta kualitas lingkungan yang mendukung. Kelangsungan hidup dinyatakan
sebagai presentase jumlah ikan yang hidup jangka waktu pemeliharaan dibagi
jumlah ikan yang ditebar, dan tingkat kelangsungan hidup merupakan kebalikan
dari tingkat mortalitas. Data kelangsungan hidup benih ikan nila selama masa
pengamatan 13 hari dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Jumlah Ikan Hidup (Ekor)
Total
Perlakuan Hari-Ke SR (%)
(Ekor)
1 5 9 13
K 25 24 23 22 22 88
A 25 25 25 25 25 100
B 25 25 25 25 25 100
C 25 25 25 25 25 100
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan yang menggunakan
daun kelor sebagai bahan tambahan pada pakan komesial berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup ikan nila. Rerata nilai kelangsungan hidup pada semua
perlakuan cukup tinggi yaitu sebesar 99,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
presentase tingkat kelangsungan hidup ikan nila selama pengamatan sangat baik.
Pengaruh tepung daun kelor pada pakan cukup baik karena daun kelor
mengandung kalsium, zat besi, protein, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C yang
baik untuk kelangsungan hidup ikan nila (Krisnadi, 2015). Aminah (2010)

21
menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kelangsungan
hidup adalah faktor biotik antara lain kompetitor, kepadatan, populasi, umur, dan
kemampuan organisme beradaptasi terhadap lingkungannya. Jika dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan Maslang et al., (2018) dengan Substitusi pakan
tepung daun kelor terhadap pertumbuhan dan konversi pakan benih ikan nila
diperoleh hasil kelangsungan hidup sebesar 99% dengan penambahan daun kelor
sebanyak 75%.
4.3 Kualitas Air
Air merupakan media atau habitat yang paling penting bagi kehidupan
ikan. Suplai air yang memadai akan memecahkan berbagai masalah dalam
budidaya ikan secara intensif. Selain itu, kualitas air yang baik merupakan salah
satu kunci keberhasilan dalam budidaya ikan. Adapun parameter air yang diamati
selama pengamatan ini antara lain suhu, pH dan Kandungan oksigen terlarut
(DO). Pengukuran suhu, pH dan DO dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore
hari. Hasil pengamatan suhu dan pH disajikan pada Gambar 9 dan 10.

Gambar 9. Hasil Pengamatan Suhu


Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan budidaya
perikanan. Semakin tinggi suhu maka semakin aktif metabolisme ikan. Pada suhu
rendah, ikan akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap
penyakit. Jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress pernapasan
dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada insang (Suriyansyah, 2014).

22
Berdasarkan hasil pengukuran suhu air media pemeliharaan benih ikan nila
selama pengamatan diperoleh suhu pada setiap perlakuan berkisar antara 23-29°C.
Mas’ud (2014) mengatakan bahwa kisaran suhu yang optimal untuk budidaya
ikan nila yaitu berkisar antara 28-32°C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu didalam
wadah pemeliharaan tersebut masih dalam kondisi yang optimal.

Gambar 10. Hasil Pengamatan pH


Dalam pengamatan ini, hasil pengukuran pH di dalam wadah
pemeliharaan berkisar antara 7,1 - 7,4. Menurut Setijaningsih dan Gunadi (2016),
menyatakan bahwa sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan
pH, ikan lebih menyukai pH netral yaitu antara 7 - 8,5. Hal ini menunjukkan
bahwa pH didalam wadah pemeliharaan masih dalam kondisi yang optimal.
Oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling
berpengaruh terhadap biota budidaya. Tersedianya oksigen terlarut dalam suatu
perairan diperoleh melalui difusi dari udara ke dalam air, aerasi mekanis, dan
fotosintesis tanaman akuatik. Konsentrasi oksigen terlarut tergantung pada faktor
fisika dan biologi. Beberapa faktor fisika mempengaruhi konsentrasi atau
kelarutan oksigen dalam air antara lain suhu dan salinitas. Konsentrasi oksigen
terlarut juga dipengaruhi oleh faktor biologis seperti kepadatan organisme
perairan. Ikan nila termasuk jenis ikan yang tahan dalam kondisi kekurangan air.
Batas minimal kandungan oksigen terlarut pada ikan air tawar dapat dilihat pada
Tabel 7.

23
Tabel 7. Batas Minimal Kandungan Oksigen Terlarut Pada Ikan Air Tawar
Nilai Kandungan
No Organisme Budidaya Referensi
Oksigen Terlarut (mg/l)
1 Ikan Nila 3-7 Amri dan Khairuman (2013)
2 Ikan Gurame 3-8 Irmawan (2016)
3 Ikan Mas 3-7 Ridwantara et al., (2019)
Berdasarkan Tabel 7 nilai kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan
untuk ikan air tawar yang cenderung herbivora (pemakan tumbuhan), berkisar
antara 3-7 mg/l. Hal ini sesuai dengan persyaratan pertumbuhan ikan nila.
Menurut (SNI, 6139-2009), menyatakan bahwa kisaran kandungan oksigen
terlarut yang baik minimal 5 mg/l.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penambahan tepung daun kelor pada pakan komersial dengan konsentrasi
sebanyak 7% menghasilkan rata-rata pertumbuhan terbaik yaitu sebesar 3,16
gram. Ikan yang diberi penambahan tepung daun kelor 7% memiliki laju
pertumbuhan harian (growth rate) terbaik yaitu pada setiap hari nya bertambah
0,19 gram dengan berat rata-rata 3,16 gram. Ikan yang diberi penambahan tepung
daun kelor 7% pada pakan komersial memiliki pertumbuhan panjang mutlak
tertinggi dengan panjang mutlak 2,31 cm. Rerata nilai kelangsungan hidup pada
semua perlakuan cukup tinggi yaitu sebesar 99,5%.

5.2 Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan yang
ada didalam pakan komersial setelah dicampur dengan tepung daun kelor,
contohnya seperti pengujian uji proksimat. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
untuk menambah dosis tepung daun kelor yang ditambahkan pada pakan
komersial, karena dengan seiring bertambahnya dosis yang diberikan memberikan
hasil yang baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila.

25
DAFTAR PUSTAKA
Amri K, Khairuman. 2013. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Agustono. 2014. Pengukuran Kecernaan Protein Kasar, Serat Kasar, Lemak
Kasar, BETN, dan Energi Pada Pakan Ikan Gurami Dengan Menggunakan
Teknik Pembedahan. Jurnal Perikanan Dan Kelautan 6(1):71-79.
Aliyas, N. S., dan Y. Z. Raihani. 2016. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup
Ikan Nila (Oreochromis Sp.) yang Dipelihara Pada Media Bersalinitas.
Program Studi Magister Ilmu Pertanian Pasca Sarjana.Universitas
Tadulako. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako,5 (1) : 19-27.
Aminah, S., Ramadhan, T., Muflihani, Y. 2015. Kandugan Nutrisi dan Sifat
Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Vol. 5 (2): 35-44.
Basir, B., dan Nursyahran. 2018. Efektivitas Penggunaan Daun Kelor Sebagai
Bahan Baku Pakan Ikan Nila. Jurnal Ilmu Perikanan Volume 7 (2).
Damayanti, A., Amir, S., Dan Saopadi. 2012. Frekuensi Pemberian Pakan
Optimum Menjelang Panen Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal
Perikanan Unram. Program Studi Budidaya Perairan. Universitas
Mataram.
Devani, V & Basriati, S. 2015. Optimasi Kandunga Nutrisi Pakan Ikan Buatan
dengan Menggunakan Multi Objective programing model. Jurnal Sains
Teknologi dan Industri , 12(2), 255-261.
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.Yogyakarta.
163 hal.
Gopalakrishnan, L., K, Doriya, and Kumar, D.S. 2016. Moringa oleifera: A
review on nutritive importance and its medicinal application. Journal Food
Science and Human Wellness.
Haetami,. K. 2018. Efektifitas Lemak dalam Formulasi Terhadap Kualitas Pellet
dan Pertumbuhan Ikan Nila. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2 (1):
6-11.
Handajani dan Widodo. 2010. Nutrisi Ikan.UMM Press. Malang.
Hasanah, U., Yusriadi dan Akhmad, K. 2017. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun
Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Anti Oksidan. Journal of Natural
Science. Vol.6 (1): 46-57.
Indriani, W. 2008. Pemanfaatan Protein Sel Tunggal dalam Ransum Pakan Buatan
Terhadap Daya Cerna Nutrien Juvenil Kerapu Pasir (Epinephelus
corallicola). [Skripsi] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Brawijaya.
Irmawan, A. 2016. Membongkar Rahasia Sukses Budidaya Ikan Lele, Nila, dan
Gurame. Araska. Yogyakarta.

26
Iskandar, R. Dan Elrifadah. 2015. Pertumbuhan dan Effisiensi Pakan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang Diberi Pakan Buatan Berbasis Kiambang.
Jurnal Ziraa’ah 40(1): 18-24.
Karina, S., M. Akbar, A. Supriatna, and Z.A. Muchlisin. 2015. Replacement of
Soyabean Meal with (Moringa oleifera) Meal in Formulated Dietsof
Tilapia (Oreochromis niloticus) Fingerlings. AACL Bioflux 8(5): 790-795.
Krisnadi. A. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora. Pusat Informasi dan
Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.
Lucas, W. G. F., Ockstan J. Kalesaran dan Cyska Lumenta. 2015. Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Larva Gurame (Osphronemus gouramy) dengan
Pemberian Beberapa Jenis Pakan. Jurnal Budidaya Perairan. 3 (2): 19-28.
Marlina E, Rakhmawati. 2016. Kajian Kandungan Amonia Pada Budidaya Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Menggunakan Teknologi Akuaponik
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum). Prosiding Seminar Nasional
Tahunan Ke-V. Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 181-187.
Maslang., Andi, A. M., Sahabuddin. 2018. Substitusi Pakan Tepung Daun Kelor
Terhadap Pertumbuhan Sintasan Dan Konversi Pakan Benih Ikan Nila.
Jurnal Galung Tropika, 7(2) : 132-138.
Mas’ud, F. 2014. Pengaruh Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Di Kolam Beton Dan Terpal. GrouperFaperik.
Mujalifah, H.Santoso dan S.Laili. 2018. Kajian Morfologi Ikan Nila dalam
Habitat Air Tawar dan Air Payau. Biosaintropis. ISSN P: 1412-4807.
Volume 19, No.1.
Mulqan, M. 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit
(Oreochromis niloticus) Pada Sistem Aquaponik dengan Jenis Tanaman
yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsiyah.
2(1): 183-193.
Paisey, A. 2009. Pemanfaatan Tepung Bungkil Kedelai dalam Pakan Benih Ikan
Patin [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Rahim, T., R. Tuiyo dan Hasim. 2015. Pengaruh Salinitas Berbeda terhadap
Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsunga Hidup Benih Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3(1): 39-
40
Ridwantara, D., Ibnu, D.B., Asep, A.H., Walim, L., dan Ibnu, B. 2019. Uji
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Pada Rentang Suhu Yang Berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 10(1):
46-54.
Rohman, T., Y.T. Wulandari, W.I. Leksani dan D. Chandrawati. 2016. Pengaruh
Perbedaan Salinitas Air terhadap Survival Rate dan Respon Fisiologis
Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Seminar Nasional Biologi dan
Saintek II.

27
Setijaningsih, L., Gunadi, B. 2016. Efektifitas Subtrat Dan Tumbuhan Air Untuk
Penyerapan Hara Dan Nitrogen Dan Total Fosfat Pada Budidaya Ikan
Berbasis Sistem Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA). Prosiding
Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 169-176.
Shiriki, D., Igyor, M.A. and Gernah, D.I. 2015. Nutritional Evaluation of
Complementary Food Formulations From Maize, Soybean, and Peanut
Fortified with (Moringa oleifera) Leaf Powder. Food and Nutrition
Sciences, 6, 494-500.
Suriyansyah. 2014. Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) yang Dipelihara Dalam Baskom
Plastik. [Skripsi]. Pangkalan Bun: Program Studi Budidaya Perairan.
Universitas Antakusuma.
Ussy, T. 2018. Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera)
Pada Pakan Terhadap Performa Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy). [Skripsi] Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Yanuar, V. 2017. Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap Laju
Pertumbuhan Benih Ikan Nila dan Kualitas Air di Akuarium Pemeliharaan.
Jurnal Ziraa’ah. II(42) : 91-99.

28
Lampiran 1. Sampling Berat Ikan (gr)

K1 (Kontrol) K2 (kontrol) K3 (Kontrol)


No Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1 0,5 1 1,4 2,5 0,5 1 1,5 2,6 0,6 0,9 1,9 2,5
2 0,5 1,3 2 2,6 0,7 1 1,2 2,1 0,7 0,9 1,8 2,4
3 0,8 0,9 2 2,2 0,7 1,2 2,2 2,4 0,9 1,2 2,2 2,4
4 0,8 1,1 1,7 2 0,5 1,2 2,2 2,3 0,5 1,2 1,5 2,1
5 0,9 1 1,6 2,2 0,8 1 2 2 0,8 1,4 1,7 2,3
6 0,6 1,2 1,3 1,9 0,6 1 1,3 2,4 0,8 1 1,3 2,2
7 0,6 0,8 0,6
8 0,7 0,6 0,7
9 0,5 0,6 0,6
10 0,9 0,9 0,5
11 0,5 0,7 0,8
12 0,6 0,6 0,9
13 0,6 0,8 0,7
14 0,8 0,9 0,9
15 0,9 0,6 0,9
16 0,6 0,8 0,6
17 0,7 0,9 0,8
18 0,8 0,5 0,6
19 0,7 0,8 0,7
20 0,6 0,5 0,9
21 0,7 0,7 0,5
22 0,8 0,9 0,9
23 0,7 0,7 0,7
24 0,9 0,5 0,5
25 0,8 0,8 0,5
Jumlah 17,5 6,5 10 13,4 17,4 6,4 10,4 13,8 17,6 6,6 10,4 13,9
1,6
Rata -Rata 0,7 1,08 2,23 0,69 1,06 1,73 2,3 0,70 1,1 1,73 2,31
6

29
A1 (3%) A2 (3%) A3 (3%)
No Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1
0,8 1,1 2,2 2,9 0,5 1,3 1,8 2,3 0,8 0,9 1,7 2,6
2
0,9 1,3 1,6 2,5 0,6 1,3 1,7 2,7 0,9 1 1,7 2,9
3
0,9 1,1 2 2,5 0,7 1,1 1,5 2,6 0,8 1,1 2,2 2,7
4
0,5 1,2 2 2,6 0,7 1 2,2 3 0,6 1,2 1,6 2,5
5
0,7 1,2 1,3 2,2 0,5 1,2 1,5 2,6 0,8 1,3 1,5 2,4
6
0,9 1 1,6 2,3 0,8 1,1 2 2,5 0,5 1,2 1,8 2,2
7
0,5 0,6 0,7
8
0,7 0,9 0,6
9
0,7 0,6 0,7
10
0,8 0,6 0,6
11
0,8 0,5 0,6
12
0,6 0,9 0,8
13
0,8 0,8 0,8
14
0,6 0,9 0,6
15
0,7 0,6 0,9
16
0,5 0,8 0,5
17
0,9 0,5 0,7
18
0,6 0,7 0,9
19
0,5 0,9 0,7
20
0,7 0,9 0,6
21
0,8 0,5 0,7
22
0,5 0,7 0,6
23
0,8 0,8 0,7
24
0,6 0,8 0,7
25
0,6 0,7 0,6
Jumlah 17,4 6,9 10,7 15 17,5 7 10,7 15,7 17,4 6,7 10,5 15,3
Rata -Rata 0,69 1,15 1,78 2,5 0,7 1,16 1,78 2,61 0,69 1,11 1,75 2,55

30
B1 (5%) B2 (5%) B3 (5%)
No Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1 0,9 1 2,2 2,5 0,8 0,9 2,2 2,9 0,7 1,4 2,4 2,6
2 0,5 1,2 1,5 3,1 0,7 1,1 2,2 2,8 0,7 1,3 2,2 3,2
3 0,7 1,1 2,2 3 0,6 1,3 1,6 3 0,6 1 2,2 3
4 0,6 1,2 1,6 3,1 0,5 1,2 1,7 2,6 0,8 1 1,9 2,9
5 0,6 1,3 2,2 2,8 0,8 1,3 1,8 2,9 0,6 1,2 1,3 2,7
6 0,6 1,2 1,7 3,2 0,7 1,1 1,7 3 0,9 1,3 1,2 3
7 0,6 0,5 0,8
8 0,8 0,8 0,6
9 0,9 0,6 0,7
10 0,8 0,7 0,5
11 0,6 0,5 0,6
12 0,7 0,5 0,6
13 0,7 0,7 0,7
14 0,7 0,6 0,8
15 0,6 0,6 0,7
16 0,9 0,9 0,8
17 0,8 0,8 0,6
18 0,8 0,7 0,9
19 0,9 0,5 0,6
20 0,8 0,8 0,9
21 0,5 0,9 0,7
22 0,7 0,8 0,6
23 0,5 0,9 0,6
24 0,8 0,8 0,6
25 0,5 0,6 0,8
Jumlah 17,5 7 11,4 17,7 17,3 6,9 11,2 17,2 17,4 7,2 11,2 17,4
Rata -Rata 0,7 1,16 1,9 2,95 0,69 1,15 1,86 2,86 0,69 1,2 1,86 2,9

No C1 (7%) C2 (7%) C3 (7%)

31
Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1 0,6 1,1 2,3 3,2 0,5 1 1,9 3,5 0,9 1,3 2,5 3,1
2 0,8 1,1 2,2 3,3 0,9 1,3 1,8 3,2 0,5 1,4 1,8 3,6
3 0,8 1,3 1,7 2,9 0,5 1,2 2,4 3,3 0,6 1 1,9 3
4 0,6 1,4 2,5 2,8 0,7 1,3 2 2,7 0,6 1,2 2,4 3,2
5 0,7 1,1 1,7 3,4 0,8 1,3 1,8 3,1 0,9 1,2 1,9 3,7
6 0,9 1,1 1,6 2,9 0,7 1,2 2,3 3 0,5 1,3 1,9 3
7 0,8 0,6 0,9
8 0,6 0,7 0,7
9 0,6 0,9 0,8
10 0,5 0,6 0,7
11 0,7 0,5 0,5
12 0,6 0,6 0,6
13 0,9 0,9 0,8
14 0,6 0,6 0,9
15 0,5 0,8 0,8
16 0,6 0,7 0,7
17 0,7 0,8 0,6
18 0,5 0,5 0,6
19 0,9 0,7 0,5
20 0,8 0,9 0,7
21 0,5 0,8 0,5
22 0,7 0,8 0,8
23 0,7 0,7 0,9
24 0,8 0,6 0,8
25 0,8 0,5 0,7
Jumlah 17,2 7,1 12 18,5 17,3 7,3 12,2 18,8 17,5 7,4 12,4 19,6
Rata -Rata 0,68 1,18 2 3,08 0,69 1,21 2,03 3,13 0,7 1,23 2,06 3,26

32
Lampiran 2. Sampling Panjang (cm)
K1 (Kontrol) K2 (Kontrol)) K3 (Kontrol)
No Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1
3,4 3,7 4,3 5,1 3,4 3,7 4,5 5,2 3,5 3,7 4,7 5,1
2
3,4 4,2 4,8 5,2 3,6 3,7 4,2 4,8 3,6 3,7 4,6 5
3
3,6 3,7 4,8 4,9 3,6 4,2 4,9 5 3,7 4,2 4,9 5
4
3,6 3,8 4,6 4,8 3,4 4,2 4,9 4,9 3,4 4,2 4,5 4,8
5
3,7 3,7 4,5 4,9 3,6 3,7 4,8 4,8 3,6 4,3 4,6 4,9
6
3,5 4,2 4,2 4,7 3,5 3,7 4,2 5 3,7 3,7 4,2 4,9
7
3,5       3,7       3,5      
8
3,6       3,5       3,6      
9
3,4       3,5       3,5      
10
3,7       3,7       3,4      
11
3,4       3,6       3,6      
12
3,5       3,5       3,7      
13
3,5       3,6       3,6      
14
3,6       3,7       3,7      
15
3,7       3,5       3,7      
16
3,5       3,6       3,5      
17
3,6       3,7       3,6      
18
3,6       3,4       3,5      
19
3,6       3,7       3,6      
20
3,5       3,4       3,7      
21
3,6       3,6       3,4      
22
3,6       3,7       3,7      
23
3,6       3,6       3,6      
24
3,7       3,4       3,4      
25
3,6       3,6       3,4      
Jumlah 89 23,3 27,2 29,6 89,1 23,2 27,5 29,7 89,2 23,8 27,5 29,7

Rata 3,5
3,83 4,53 4,93 3,56 3,86 4,58 4,95 3,56 3,96 4,58 4,95
-Rata 6

No A1 (3%) A2 (3%) A3 (3%)

33
Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1
3,6 3,8 4,9 5,7 3,4 4,2 4,6 4,9 3,6 3,7 4,6 5,2
2
3,7 4,2 4,5 5,1 3,5 4,2 4,6 5,4 3,7 3,7 4,6 5,7
3
3,7 3,8 4,8 5,1 3,6 3,8 4,5 5,2 3,6 3,8 4,9 5,4
4
3,4 4,2 4,8 5,2 3,6 3,7 4,9 5,8 3,5 4,2 4,5 5,1
5
3,6 4,2 4,2 4,9 3,4 4,2 4,5 5,2 3,6 4,2 4,5 5
6
3,7 3,8 4,5 4,9 3,6 3,8 4,8 5,1 3,4 4,2 4,6 4,9
7
3,4       3,5       3,6      
8
3,6       3,7       3,5      
9
3,6       3,5       3,6      
10
3,6       3,5       3,5      
11
3,7       3,4       3,5      
12
3,5       3,7       3,6      
13
3,6       3,6       3,7      
14
3,5       3,7       3,5      
15
3,6       3,5       3,7      
16
3,4       3,6       3,4      
17
3,7       3,4       3,6      
18
3,5       3,6       3,7      
19
3,4       3,7       3,6      
20
3,6       3,7       3,5      
21
3,6       3,4       3,6      
22
3,4       3,6       3,5      
23
3,6       3,6       3,6      
24
3,5       3,6       3,6      
25
3,5       3,6       3,7      
Jumlah 89 24 27,7 30,9 89 23,9 27,9 31,6 89,4 23,8 27,7 31,3
Rata -Rata 3,56 4 4,61 5,15 3,56 3,98 4,65 5,26 3,57 3,96 4,61 5,21

34
B1 (5%) B2 (5%) B3 (5%)
No Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13
1
3,7 3,7 4,9 5,1 3,6 3,7 4,9 5,7 3,6 4,3 5 5,2
2
3,4 4,2 4,5 5,8 3,6 3,8 4,9 5,6 3,6 4,2 4,9 5,9
3
3,6 3,8 4,9 5,8 3,5 4,2 4,5 5,8 3,5 3,7 4,9 5,8
4
3,5 4,2 4,5 5,8 3,4 4,2 4,6 5,2 3,6 3,7 4,7 5,7
5
3,5 4,2 4,9 5,6 3,7 4,2 4,7 5,7 3,5 4,2 4,2 5,4
6
3,5 4,2 4,6 5,9 3,6 3,8 4,6 5,8 3,7 4,2 4,2 5,8
7
3,5       3,4       3,6      
8
3,6       3,6       3,5      
9
3,7       3,5       3,6      
10
3,6       3,6       3,4      
11
3,5       3,4       3,5      
12
3,6       3,4       3,5      
13
3,6       3,6       3,6      
14
3,6       3,5       3,7      
15
3,5       3,5       3,6      
16
3,7       3,7       3,6      
17
3,7       3,6       3,5      
18
3,6       3,6       3,7      
19
3,7       3,4       3,5      
20
3,6       3,6       3,7      
21
3,4       3,7       3,6      
22
3,6       3,7       3,5      
23
3,4       3,7       3,5      
24
3,6       3,5       3,5      
25
3,4       3,4       3,6      
Jumlah 89,1 24,3 28,3 34 88,8 23,9 28,2 33,8 89,2 24,3 27,9 33,8
Rata -Rata 3,56 4,05 4,71 5,66 3,55 3,98 4,7 5,63 3,56 4,05 4,65 5,63

35
C1 (7%) C2 (7%) C3 (7%)
No Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke- Pengukuran Hari ke-
1 5 9 13 1 5 9 13 1 5 9 13

36
1
3,5 3,8 4,9 5,9 3,4 3,7 4,7 6 3,7 4,2 5,1 5,8
2
3,6 3,8 4,9 6 3,7 4,2 4,6 5,9 3,4 4,3 4,6 6,2
3
3,6 4,2 4,6 5,7 3,4 4,2 5 6,1 3,5 3,7 4,7 5,8
4
3,5 4,3 5,1 5,6 3,6 4,2 4,8 5,4 3,5 4,2 5 5,9
5
3,6 3,8 4,6 6,1 3,6 4,2 4,6 5,8 3,7 4,2 4,7 6,2
6
3,7 3,8 4,5 5,7 3,6 4,2 4,9 5,8 3,4 4,2 4,7 5,8
7
3,7       3,5       3,7      
8
3,5       3,6       3,6      
9
3,5       3,7       3,6      
10
3,4       3,7       3,6      
11
3,6       3,4       3,4      
12
3,5       3,5       3,5      
13
3,7       3,7       3,6      
14
3,5       3,5       3,7      
15
3,4       3,6       3,6      
16
3,5       3,6       3,6      
17
3,6       3,6       3,5      
18
3,4       3,4       3,5      
19
3,7       3,6       3,4      
20
3,6       3,7       3,6      
21
3,5       3,7       3,4      
22
3,6       3,6       3,6      
23
3,6       3,6       3,7      
24
3,7       3,5       3,6      
25
3,6       3,4       3,6      
Jumlah 89,1 24,2 28,6 35 89,2 24,7 28,6 35 89 24,8 28,8 35,7
Rata -Rata 3,56 4,03 4,76 5,83 3,56 4,11 4,76 5,83 3,56 4,13 4,80 5,95

37
Lampiran 3. Suhu
No Tanggal K1 K2 K3 A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
1 25-Mar Pagi 26 27 27 27 27 27 27 26 26 27 27 27
Sore 24 24 24 26 26 26 25 25 25 25 25 25
2 26-Mar Pagi 28 28 28 28 28 28 28 27 27 28 28 28
Sore 29 29 29 30 30 30 29 28 28 28 30 30
3 27-Mar Pagi 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Sore 28 28 28 28 29 29 29 28 28 29 29 29
4 28-Mar Pagi 28 28 28 28 29 29 29 28 28 29 29 29
Sore 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
5 29-Mar Pagi 26 27 27 27 27 26 26 26 26 27 27 27
Sore 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
6 30-Mar Pagi 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Sore 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
7 31-Mar Pagi 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Sore 29 29 29 29 29 29 29 29 28 28 28 28
8 01-Apr Pagi 26 26 26 25 26 25 26 26 26 26 26 26
Sore 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
9 02-Apr Pagi 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Sore 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
10 03-Apr Pagi 28 28 28 28 27 27 27 27 27 27 27 27
Sore 27 27 28 29 29 28 28 27 27 29 28 28
11 04-Apr Pagi 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Sore 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
12 05-Apr Pagi 23 23 23 23 23 23 23 23 23 24 24 24
Sore 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
13 06-Apr Pagi 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Sore 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27

38
Lampiran 4. pH
No Tanggal K1 K2 K3 A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
1 25-Mar Pagi 7,23 7 7,38 7,4 7,39 7,34 7,33 7,27 7,33 7,35 7,32 7,37
Sore 7,16 6,97 7,25 7,25 7,24 7,21 7,23 7,16 7,19 7,17 7,16 7,19
2 26-Mar Pagi 7,34 7,36 7,49 7,44 7,42 7,39 7,42 7,4 7,3 7,35 7,28 7,39
Sore 7,15 7,13 7,23 7,32 7,33 7,27 7,28 7,22 7,22 7,2 7,33 7,32
3 27-Mar Pagi 7,33 7,16 7,37 7,44 7,49 7,39 7,39 7,36 7,41 7,44 7,35 7,43
Sore 7,15 7,1 7,27 7,33 7,38 7,24 7,29 7,21 7,33 7,32 7,26 7,34
4 28-Mar Pagi 7,32 7,34 7,4 7,41 7,43 7,39 7,42 7,37 7,4 7,42 7,43 7,39
Sore 7,24 7,28 7,37 7,37 7,42 7,3 7,32 7,26 7,36 7,39 7,32 7,37
5 29-Mar Pagi 7,34 7,22 7,37 7,38 7,37 7,29 7,3 7,2 7,29 7,37 7,31 7,31
Sore 7,16 7,15 7,25 7,33 7,34 7,28 7,29 7,23 7,23 7,21 7,34 7,33
6 30-Mar Pagi 7,16 7,12 7,29 7,31 7,34 7,3 7,29 7,28 7,33 7,36 7,33 7,38
Sore 7,03 7 7,16 7,19 7,12 7,17 7,16 7,14 7,2 7,24 7,18 7,27
7 31-Mar Pagi 7,05 6,97 7,16 7,23 7,25 7,18 7,18 7,16 7,18 7,23 7,23 7,29
Sore 7,16 6,97 7,14 7,1 7,25 7,19 7,18 7,14 7,09 7,13 7,16 7,23
8 01-Apr Pagi 7,16 7 7,22 7,3 7,36 7,28 7,29 7,23 7,21 7,29 7,28 7,34
Sore 7,13 7 7,24 7,32 7,38 7,29 7,3 7,24 7,21 7,31 7,29 7,36
9 02-Apr Pagi 7,19 7,11 7,32 7,37 7,43 7,37 7,36 7,33 7,3 7,37 7,37 7,41
Sore 7,03 7 7,16 7,19 7,12 7,17 7,16 7,14 7,2 7,24 7,18 7,27
10 03-Apr Pagi 7,1 7,2 7,2 7,25 7,27 7,23 7,23 7,18 7,17 7,22 7,24 7,27
Sore 7,13 7,05 7,28 7,32 7,34 7,29 7,31 7,27 7,23 7,3 7,31 7,37
11 04-Apr Pagi 7,13 7,21 7,2 7,25 7,26 7,22 7,24 7,19 7,18 7,25 7,28 7,29
Sore 7,13 7,05 7,28 7,32 7,34 7,29 7,31 7,27 7,23 7,3 7,31 7,37
12 05-Apr Pagi 7,14 7,2 7,21 7,24 7,25 7,22 7,25 7,2 7,17 7,26 7,3 7,28
Sore 7,11 7,01 7,2 7,23 7,22 7,27 7,24 7,22 7,23 7,24 7,28 7,3
13 06-Apr Pagi 7,13 7 7,19 7,31 7,29 7,26 7,24 7,21 7,18 7,18 7,19 7,25
Sore 7,05 7 7,18 7,3 7,3 7,27 7,25 7,21 7,2 7,21 7,21 7,22

39
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

Daun kelor
Daun yang
kelordikeringkan
segar

Penepungan daun kelor Tepung daun kelor

Penimbangan tepung daun kelor Penimbangan pakan komersial

40
Pencampuran
Persiapantepung
wadahdaun kelor
akuarium
dan pakan

Sampling
Proses sampling
berat ikan

Sampling panjang ikan Pemberian pakan

41
Pengecekan
Pengecekansuhu
pH

Penyiponan Persiapan wadah akuarium

42
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 06 Juni


1998 dari Ayah Eddy Fitriadi dan Ibu Siti Atriah. Penulis
adalah putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2017
penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pangandaran dan pada
tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Politeknik
Kelautan dan Perikanan Pangandaran melalui jalur khusus
dan di terima di Program Studi Budidaya Ikan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif berorganisasi di Senat Taruna


Sebagai Polisi Taruna masa bakti 2018-2019 dan Komandan Pleton masa bakti
2019-2020. Pada Semester I penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Kehidupan
Masyarakat Pesisir (PPKMP) di Desa Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Karawang. Pada Semester II penulis melaksanakan Praktik Kerja
Lapang (PKL) II tentang Pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di
CV. Agrabinta Shrimp Farm, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat. Semester III penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) III tentang
Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat. Semester IV penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) IV tentang Pembenihan Ikan Cobia
(Rachycentron canadum) di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Pada
tahun 2020 penulis dapat menyelesaikan pendidikan Diploma III dan memperoleh
gelar A.Md.Pi dengan judul “Penambahan Tepung Daun Kelor Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

43

Anda mungkin juga menyukai