SUSILAWATI NUR
105941101617
SUSILAWATI NUR
105941101617
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjan Perikanan
Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas : Pertanian
Pembimbing :
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui :
ii
KOMISI PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Fakultas : Pertanian
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh penggunaan
probiotik yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin
(oreochromis niloticus) pada sistem bioflok adalah benar hasil karya yang belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi.
Susilawati Nur
105941101617
iv
HALAMAN HAK CIPTA
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Sebagai tokoh yang membawa kita
dari alam kegelapan menuju alam terang benderang seperti saat ini, sehinngga
terimakasih yang mendalam kepada kedua orang tua saya, atas pengorbanannya
menyekolahkan penulis mulai dari sekolah dasar hingga program strata satu,
dua Nur Insana Salam, S.Pi.,M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan
doa, perhatian, semangat dan motivasi, serta bantuan lainnya yang telah diberikan
kepada penulis, dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa pula penulis
bantuan.
vii
Segala kerendahan hati, penulis juga secara tulus menyampaikan ucapan
dan dukungannya dan jika apabila penulis pernah berbuat kesalahan kepada rekan
dan jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
Susilawati Nur
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI ix
I. PENDAHULUAN 1
ix
2.7 Aplikasi Probiotik Pada Sistem Bioflok 7
x
4.5 Kualitas Air 26
V. Penutup 28
5.1 Kesimpulan 28
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 32
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
7. Hasil Analisis Of Varaians (Anova) Food Convertion Ratio Ikan Nila Salin 34
9. Dokumentasi Penelitian 36
xiv
I. PENDAHULUAN
ikan nila yang toleran terhadap perairan payau dan laut dengan salinitas yang
tinggi mencapai 15-20 ppt (BPPT, 2011). Selain itu ikan nila memiliki beberapa
keunggulan jika dibandingkan dengan ikan yang lain yaitu mudah dipelihara
setiap bulan, mempunyai daya tahan tinggi terhadap lingkungan ekstrem dan
memiliki nilai ekonomi serta gizi yang tinggi (Suyanto, 2011). Seiring dengan
bioflok untuk menjaga kualitas perairan budidaya, selain itu teknologi bioflok
jamur, algae, protozoa, dan cacing), Yang tergabung dalam gumpalan flok.
sedikit pergantian air, tidak tergantung pada sinar matahari, padat tebar lebih
tinggi (bisa mencapai 3.000 ekor/bak), produktivitas tinggi, efisiensi pakan (FCR
bisa mencapai 0,7), efisiensi dalam pemanfaatan lahan, limbah lebih sedikit serta
1
Aplikasi teknologi bioflok pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan
0,3 Ml/60L air dan molase 15 ml. Menghasilkan pertumbuhan mutlak (5,47
peningkatan jumlah flok yang lebih cepat dan memperbaiki kualitas air (Ombong
et al., (2016).
Menurut (Aquarista et al., 2012). Bakteri yang terdapat pada probiotik sel
multi mengandung bakteri (Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp).
sisa pakan, feses dan organisme dan organisme yang mati, dapat menurunkan
yang menguntungkan.
Adapun jenis probiotik lainnya yang sering digunakan pada sistem bioflok
yaitu probiotik aquaenzym yang tersusun dari bakteri Bacillus sp. Bakteri yang
diyakin i mampu untuk meningkatkan daya cerna pada ikan yaitu Bacillus sp.
lipase. Dan dari ketiga probiotik ini belum ada informasi yang terbaik bagi ikan
2
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) pada
sistem bioflok. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi kepada
pelaku budidaya mengenai budidaya ikan nila salin dengan sistem bioflok.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
menunjukkan tempat nila berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika (Khairuman
Menurut Suyanto, (2010), klasifikasi lengkap yang kini dianut oleh para
ilmuwan adalah :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub-Kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-Ordo : Percoidea
Famili : Cichilidea
Genus : Oreochromis
memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung (dorsal fin, sirip dada (pectoral fin),
sirip perut (ventral fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin, sirip
punggung memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor,
4
terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil sedangkan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang sementara jumlah sirip
Air merupakan media atau habitat yang paling vital bagi kehidupan ikan.
Ikan nila mempunyai habitat diperairan tawar, seperti sungai, danau, waduk dan
rawa. Tapi karena toleransinya yang tinggi terhadap salinitas, maka ikan dapat
hidup dan berkembang biak diperairan payau dan laut. Salinitas yang disukai
antara 0-35 ppt. ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan
lingkungan dibanding ikan nila yang sudah besar (Suyanto, 2003). Kualitas air
yang sesuai dengan habitat ikan nila adalah pH optimal 7-8, suhu optimal antara
25-300 C, dan salinitas 0-35 ppt, amoniak antara 0-2,4 ppm, dan DO berkisar
5
2.4 Pakan Dan Kebiasaan Makan
mengonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan. Pakan yang disukainya ketika
masih benih adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina
sp., atau Daphnia sp. Selain itu benih nila juga memakan algae atau lumut yang
juga memakan tanaman air yang tumbuh didalam kolam budidaya. Jika telah
mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa diberi pakan tambahan seperti pakan pelet
pemijahan. Secara alami ikan nila dapat memijah sepanjang tahun. Ikan nila mulai
memijah pada umur empat bulan atau panjang badan sekitar 9,5 cm. Pembiakan
terjadi setiap tahun tanpa adanya musim tertentu dengan interval waktu
kematangan telur sekitar 2 bulan. Induk betina matang gonad dapat menghasilkan
didasar perairan yang lunak sebelum mengajak pasangannya untuk memijah. Satu
siklus atau daur hidup ikan nila meliputi tahap tahap yang terdiri atas stadium
telur, larva, benih, dewasa, dan induk. Daur hidup dan telur sampai menjadi induk
6
2.6 Pengertian Bioflok
Bioflok berasal dari kata bios yang artinya kehidupan dan flock yang
organisme seperti jamur, bakteri, algae, protozoa, cacing, dan lain lain, yang
Mikroorganisme yang dilibatkan dalam sistem bioflok adalah bakteri, salah satu
bakteri yang ada dalam sistem bioflok adalah jenis Bacillus (Aiyushirota, 2009).
berperan dalam perbaikan kualitas air (Ombong et al., 2016), peningkatan retensi
protein (Dahlan et al., 2017), dan peningkatan imun (Azhar,2018; Qin et al.,
2018), serta penurunan biaya produksi melalui penurunan biaya pakan (Herdela et
al., 2018).
mutlak pada ikan nila, karena terlalu tingginya populasi bakteri yg bersifat aerob,
dan oksigen didalam lingkungan budidaya. Jenis probiotik yang biasa digunakan
7
1. EM4 (Effective microorganisme-4)
Salah satu jenis probiotik yang sering digunkan dalam kegiatan budidaya
ikan untuk memperbaiki kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan ikan yaitu
2. Sel Multi
sisa pakan, feses dan organisme dan organisme yang mati, dapat menurunkan
yang menguntungkan. Bakteri yang terdapat pada probiotik sel multi mengandung
bakteri (Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp), (Aquarista et al.,
2012).
3. Aquaenzym
Probiotik aquaenzym yang tersusun dari bakteri Bacillus sp. Bakteri yang
diyakini mampu untuk meningkatkan daya cerna pada ikan yaitu Bacillus sp.
lipase. Dan dari ketiga probiotik ini belum ada informasi yang terbaik bagi ikan
8
2.8 Parameter Kualitas Air
Adapun parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, amoniak, salinitas, dan pH.
1. Suhu
organisme kultur, seperti nafsu makan dan laju metabolisme. Adapun suhu yang
bagus untuk kelayakan dan pertumbuhan ikan nila salin adalah 27-300C Effendi,
(2003). Sedangkan menurut Suryaningrum (2012), kisaran suhu yang layak untuk
Ikan nila salin membutuhkan oksigen untuk bernafas seperti hewan air
lainnya yaitu oksigen terlarut dalam air dapat mempengaruhi aktivitas ikan dan
berpengaruh pada metabolisme dalam tubuh ikan , kadar oksigen terlarut bagi
3. Salinitas
Menurut Rukmana (2015) ikan nila salin dapat hidup pada kadar salinitas
0-30 ppt, sehingga dapat hidup pada perairan salinitas tawar, payau dan laut.
Sedangkan menurut BPPT (2011) Ikan nila salin toleran terhadap air payau
9
4. pH
terjadi pada pH 7-8. Nilai pH yang masih ditoleransi oleh ikan nila antara 5-11
(Kordi, 2010).
10
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2021 di
Makassar.
melakukan penelitian. Adapun alat dan bahan yang akan digunakan selama
penelitian ini diantaranya waskom sebagai wadah penelitian, blower dan aerasi
yang berguna untuk mensuplai oksigen dan timbangan untuk menimbang bahan.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih ikan nila yang merupakan
organisme uji, EM4, sel multi, dan aquaenzym digunakan sebagai probiotik
penguji, kapur dolomit yang berguna untuk menetralkan kadar keasaman dan
molase sebagai pakan bakteri serta air payau yang digunakan sebagai media
pemeliharaan.
pemberian pakan,
11
dahulu dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Kemudian wadah yang telah
kering diisi air payau dengan salinitas 17 ppt sebanyak 20 liter. Kemudian diaerasi
salinitas 17 ppt sebanyak 20 liter/waskom, kapur dolomite 0,65 g/L, molase 0,5
dosis 0,015 ml/l. Kemudian didiamkan sampai media floknya terbentuk terbukti
dengan dinding kolam licin, kemudian benih ikan nila siap untuk ditebar.
berasal dari BPBAP Takalar. Ikan uji terlebih dahulu diaklimatisasi selama 3 hari
Pakan yang akan diberikan adalah jenis pakan komersil secara at satiation.
Sebelum dilakukan pemberian pakan sampling bobot ikan nila salin untuk
menentukan bobot biomassa awal ikan nila salin. Pemberian pakan dilakukan
12
3.3.5 Rancangan Percobaan
Perlakuan A = Kontrol
A1 B2 C1 B3
B1 C2 D3 D1
A2 C3 A3 D2
13
3.4 Peubah yang diamati
GR = Wt – W0
Keterangan :
Dkk (1991) :
IN Wt– In W0
SGR (%) = 𝑥 100
𝑡
Keterangan :
14
Keterangan :
FCR = F
W
Keterangan :
Kp : Konversi pakan
Kualitas air yang diukur yaitu suhu, oksigen terlarut, salinitas, dan pH.
oksigen terlarut dilakukan pada awal (hari ke-1), tengah (hari ke-15), dan akhir
dengan selang kepercayaan 95%. Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
berbeda pada ikan nila salin dari awal hingga akhir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.
6
5,03
5 4,65 4,53
4,21 4,18
3,7 3,933,71 4,233,93 3,71
3,73 3,5 3,51
4 3,23 3,46
3 2,232,23 2,23 2,23
2
0
1 (Hari) 7 (Hari) 14 (Hari) 21 (Hari) 28 (Hari)
Perlakuan
terdapat pada perlakuan C dengan menggunakan probiotik sel multi yaitu 5.03,
sebesar 4.18, dan yang terendah terdapat pada perlakuan D yang menggunakan
16
Peningkatan tingginya laju pertumbuhan pada perlakuan C dengan
menggunakan probiotik sel multi diduga karena nilai nutrisi bioflok yang mampu
meningkatkan pertambahan bobot pada ikan nila salin (Orechromis niloticus). Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Apriani, 2016) bahwa flok yang terbentuk pada
laju pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Zega.
mengandung bakteri yang dapat memperbaiki kualitas air, senyawa organik yang
berasal dari sisa pakan, mengoksidasi fases dan organisme yang telah mati,
merugikan dapat diturunkan, menyediakan pakan plankton yang berasal dari sisa
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan nila salin. Ikan dapat memanfaatkan
pakan dengan optimal baik itu pakan komersil maupun flok bakteri. Hal ini berarti
bakteri heterotrof membentuk flok-flok bakteri yang kemudian dimakan oleh ikan
sebagai pakan alami dengan kandungan protein yang tinggi sehingga dapat
dan spesies ikan, dimana jenis bakteri yang tidak beragam diduga menyebabkan
17
jumlah bakteri mencapai nilai optimum untuk kebutuhan pertumbuhan ikan Arief
et al., (2014).
probioik aquaenzym. Probiotik aquaenzym yang tersusun dari bakteri Bacillus sp.
Bakteri yang diyakini mampu untuk meningkatkan daya cerna pada ikan yaitu
sehingga lignin dan selullosa akan terlepas dan mikroba proteolitik menghasilkan
nutrisi dalam media pemeliharaan tidak termanfaatkan dengan baik oleh ikan
menyebabkan ikan tidak dapat memanfaatkan nilai nutrisi bioflok dan flok-flok
bakteri yang memiliki kandungan protein yang tinggi tidak dapat dimanfaatkan
pencernaan. Proses hidrolisis protein menjadi senyawa yang lebih sederhana dan
18
tidak maksimal sehingga menyebabkan penyerapan protein kurang optimal dan
perlakuan A (kontrol) menghasilkan nilai lebih tinggi pada minggu ke dari pada
perlakuan B dan D yang menggunakan probiotik, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Putri dkk,(2018) laju pertumbuhan harian ikan uji menunujukkan
hasil yang lebih tinggi pada per lakuan kontrol yaitu 1,08 gram begitu juga
dengan pertumbuhan mutlak menunjukkan nilai yang cukup tinggi pada perlakuan
Hasil pengukuran laju pertumbuhan mutlak ikan nila salin yang diberikan
probiotik berbeda pada awal hingga akhir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
3 2.8
2,3 2,31 1,95
2,5
Pertumbuhan Mutlak (Gram)
1,5
1 a ab b a
0,5
0
A (Kontrol) B (EM4) C (Sel Multi) D (Aquaenzym)
PERLAKUAN
19
Hasil pengukuran pertumbuhan mutlak ikan nila salin (Orechromis
probiotik yang berbeda dalam sistem bioflok tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
terhadap pertumbuhan berat mutlak ikan nila salin (Orechromis niloticus). Akan
tetapi secara diagram dapat dilihat bahwa pertumbuhan menunjukkan hasil yang
nila salin pada perlakuan C diduga adanya bakteri probiotik dalam saluran
yang ada dapat digunakan untuk pertumbuhan Narges et al., (2012). Peningkatan
pertumbuhan juga diduga karena adanya kontribusi enzim pencernaan oleh bakteri
20
(Boeuf dan Payan, 2001). Pertumbuhan pada perlakuan B, dan D yang diberi
perlakuan C, namun karena adanya gejala stress pada ikan budidaya pada
stress, akibat adanya kualitas air yang bervariasi sehingga ikan harus kambali
beradaptasi dengan media pemeliharaan. ketika ikan dalam kondisi stress maka
ikan cenderung tidak mau makan sehingga pasokan energi di dalam tubuh akan
stress yang disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan dapat ditandai dengan
adanya perubahan fisiologis dalam jangka pendek atau jangka panjang yang
pada beberapa perlakuan. Adapun data mengenai sintasan ikan nila salin
21
100 100 80 93,33 76,66
90
80
70
Sintasan (%)
60
50
40
30
20
10
0
A (Kontrol) B (EM4) C (Sel Multi) D (Aquaenzym)
Perlakuan
C dengan probiotik em4 sebesar 80% dan terendah terdapat pada perlakuan D
kelangsungan hidup 30-50% sedang dan kelangsungan hidup kurang dari 30%
tidak baik. Berdasarkan pernyataan diatas tingkat kelangsungan hidup ikan selama
22
Kematian ikan yang terjadi pada perlakuan B, C, dan D disebabkan oleh
ikan yang stress (ditandai dengan ikan yang cenderung mengitari pinggiran wadah
tahan tubuh ikan menurun dan terjadi kematian. Apabila oksigen pada media
pemeliharaan rendah maka akan terjadi persaingan kebutuhan oksigen antara ikan
adalah membutuhkan oksigen yang tinggi dan produksi biomassa bakteri. Oleh
karena itu aerasi yang berfungsi sebagai pengadukan serta memastikan bahwa
bioflok tetap tersuspensi dalam air dan tidak mengendap (Suryaningrum. 2012).
tubuh dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama masa pemeliharaan hasil
23
3
2,45
2,5 1,94 1,91 1,74
2
FCR
1,5
0,5
0
A (Kontrol) B (EM4) C (Sel Multi) D (Aquaenzym)
Perlakuan
ikan nila salin yang dipelihara pada perlakuan C dengan menggunakan probiotik
probiotik em4 yaitu sebesar 1.91 kemudian perlakuan A tanpa probiotik sebesar
berpengaruh nyata (P>0,05). Pemanfaatan pakan oleh ikan nila salin selama
menggunakan probiotik sel multi lebih baik dibanding dengan perlakuan lainnya
hal ini diduga karena pemanfaatan pakan tambahan dari flok-flok yang terbentuk.
Githukia et al., (2015) menyatakan bahwa untuk benih ikan nila, FCRnya bisa
24
berkualitas tinggi dengan kandungan protein 28-35% yang sesaui untuk
Aktivitas bakteri dalam pencernaan akan berubah dengan cepat apabila ada
sudah ada dalam usus (saluran pencernaan) dengan bakteri yang masuk, dengan
saluran pencernaan ikan lebih baik dalam mencerna dan menyerap sari-sari
makanan Ahmadi,(2012). Rasio konversi pakan pada aplikasi bioflok lebih rendah
karena adanya peningkatan biomassa bioflok sebagai sumber nutrisi atau makanan
disebabkan oleh rendahnya populasi bakteri probiotik yang ada pada saluran
bekerja untuk penyerapan pakan. Serta kandungan nutrisi dalam pakan yang tidak
seimbang sehingga kemampuan ikan nila dalam mencerna pakan rendah sehingga
kualitas dan kuantitas pakan serta kondisi ikan itu sendiri mempengaruhi
pertumbuhan ikan, dan memiliki kaitan tinngi rendahnya konversi pakan yang
dihasilkan.
25
4.5 Kualitas Air
pH, salinitas dan oksigen terlarut (DO). Kisaran pengukuran kualitas air dapat
Perlakuan
Parameter Nilai
A B C D Optimun
Suhu (0C) 27-29 27-29 27-29 27-29 27-300C
pH 8,1-8,3 7,7-8,3 7,9-8,3 7,9-8,2 7-8
Salinitas (ppt) 17-20 17-20 17-20 17-19 15-20 ppt
DO (mg/l) 4,3-4,8 4,15-4,20 4,16-4,23 4,10-4,15 6-8 mg/l
suhu dalam kisaran 27-290C, menunujukkan bahwa suhu masih berada dalam
kisaran yang dibutuhkan ikan nila salin hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Effendi (2003), bahwa suhu yang bagus untuk kelayakan dan
pertumbuhan ikan nila salin adalah 27-300C. Dan nilai pH selama penelitian
berkisar 7,9-8,3, nilai tersebut sesuai dengan kebutuhan ikan nila Kordi (2010),
Salinitas yang diperoleh selama penelitian yakni 17– 20 ppt, hal ini sesuai
dengan pendapat dari Badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT, 2011)
bahwa ikan nila salin adalah strain dari ikan nila yang toleran terhadap perairan
payau dan laut dengan salinitas yang tinggi mencapai 15 – 20 ppt. Serta kadar
oksigen terlarut (DO) yang diperoleh selama penelitian yakni >5 mg/l. Dalam hal
26
ini oksigen terlarut yang diperoleh terbilang rendah dan tidak mencukupi
untuk pertumbuhan ikan nila salin yaitu 6-8 mg/l. Hal ini menyebabkan
27
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
dengan kandungan bakteri Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp,
menghasilkan pertumbuhan berat mutlak tertinggi sebesar 2,8 g, SGR 5,03 nilai
5.2. Saran
kandungan bakteri Nitrosomonas sp, Nitrobacter sp, dan Bacillus sp, s pada
budidaya ikan. Dan menjaga kualitas air agar selama penelitan atau pemeliharaan
kualitas air tetap dalam keadaan yang layak untuk menunjang pertumbuhan dan
28
DAFTAR PUSTAKA
Ardita,N. 2013. Pertumbuhan Dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila (Orechromis
Niloticus) Dengan Penambahan Probiotik. Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Azim, M.E., Little, D. dan North, B. 2007. Growt and Welfare of Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) Cultured Indoor Tank using Biofloc Tehnology
(BFT). Presentation in Aquaculture 2007, 26 February 3 March 2007. Sna
Antonio, Texas, USA.
Azim M.E, dan Little DC. 2008. The biofloc technology (BFT) in indoor tanks:
water quality, biofloc composition, and Growt and Welfare of Nile tilapia
(Oreochromis niloticus). Aquaculture 283:29-35.
Amri, K. & Khairuman. 2008. Budidaya Ikan Nila Srcara Intensif. Jakarta :
Agromedia Pustaka. 54 Hal.
Effendi, H. 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolan Sumber Daya dan
Lingkungan, Jurusan M.S.P.FPIK. IPB Bogor.
29
Herdella O, Nasir A, Zulkhasyni, Adriyeni. 2019. Pengaharuh Penyiponan
Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang Pada Sistem Bioflok. Journal
Agroqua 17(1):45-57
Khairuman dan Khairul Amri 2013. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. 54 Hal.
Ombong F, Indra RNS. 2016. Aplikasi teknologi bioflok (BFT) Pada Kultur Ikan
Nila (Oroechromis Niloticus). Budidaya Perairan 4(2):16-25
Pradita dan Fiska Puspita. 2009. Pengaruh pemberian bakteri probiotik melalui
pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan Hidup Udang Windu
(Paneus monodon). Jurnal. Fakultas Perikan dan Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Rohmana, D. 2009. Konversi limbah budidaya ikan lele, Clarias sp. Menjadi
biomassa bakteri heterotrof untuk perbaikan kualitas air dan makanan
udang galah, Macrobrachiumrosenbergii. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Rostro PC, Fuentes JA, Vergara MPH. 2012. Biofloc, A technical alternative for
culturing Macrobrachium rosenbergii. Lab. of Native Crustacean
Aquaculture, Tech. Institute of Boca del Rio.
30
Suryaningrum FM. 2012. Aplikasi Teknologi Bioflok Pada Pemeliharaan Benih
Ikan Nila. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Terbuka.
31
L
32
Lampiran 1. Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian
rata- Hari ke- rata- Hari ke- rata- hari ke- rata- hari ke- rata-
Perlakuan Awal
rata 7 rata 14 rata 21 rata 28 rata
A1 2,3 3,2 3,55 4,25 4,45
A2 2,2 2,23 3,2 3,23 3,45 3,51 4,3 4,23 4,6 4,53
A3 2,2 3,3 3,55 4,15 4,55
B1 2,3 3,4 3,5 3,8 4,77
B2 2,2 2,23 3,5 3,46 3,8 3,7 4,5 4,23 4,65 4,54
B3 2,2 3,5 3,8 4,4 4,2
C1 2,2 3,7 3,9 4,6 5,05
C2 2,2 2,23 3,8 3,73 3,95 3,93 4,65 4,65 5,05 5,03
C3 2,3 3,7 3,95 4,7 5
D1 2,3 3,5 3,7 3,95 4,56
D2 2,2 2,23 3,5 3,5 3,75 3,71 4,4 4,21 4,6 4,18
D3 2,2 3,5 3,7 4,3 3,4
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Berat Mutlak Ikan Nila Salin (Data Mentah)
Sampel Awal Akhir Hasil Rata Rata
A1 2,3 4,45 2,15
A2 2,2 4,6 2,4 2,3
A3 2,2 4,55 2,35
B1 2,3 4,77 2,47
B2 2,2 4,65 2,45 2,31
B3 2,2 4,2 2
C1 2,2 5,05 2,85
C2 2,2 5,05 2,85 2,8
C3 2,3 5 2,7
D1 2,3 4,56 2,26
D2 2,2 4,6 2,4 1,95
D3 2,2 3,4 1,2
33
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila Salin
Lampiran 6. Tabel Hasil Pengukuran Food Convertion Ratio (FCR) Ikan Nila
Salin
Ulangan Rata-Rata
Kode Sampel
1 2 3 FCR
A (Kontrol) 2,07 1,86 1,90 1,94
B (EM4) 1,77 1,78 2,19 1,91
C (Sel Multi) 1,76 1,70 1,80 1,74
D (Aquaenzym) 1,92 1,81 3,63 2,45
34
Lampiran 8. Alat dan Bahan
`
Refraktometer dan pH Meter Probiotik, molase dan kapur dolomit
Termometer
35
Lampiran 9. Dokumentasi penelitian
36
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Nuraeni Nur.
Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di SDN 242 Galung Boddong
(Lulus tahun 2010). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke
pendidikan ke SMA Negeri 3 Sinjai Selatan (Lulus tahun 2016). Selanjutnya pada
yang insya Allah tahun ini mengantarkan penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Strata Satu (S1). Akhir kata, penulis berharap penulis Skripsi ini dapat
37