Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA ROSELA


PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN KOI (Cyprinus carpio)

RAUDHOTUL FITRIYAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA ROSELA
PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN KOI (Cyprinus carpio)

PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Program
Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

RAUDHOTUL FITRIYAH
11150950000015

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proposal: Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Rosela pada Pakan untuk
Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Lokasi : Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok, Jawa Barat
Nama : Raudhotul Fitriyah
NIM : 11150950000015
Program Studi : Biologi
Fakultas : Sains dan Teknologi

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Lili Sholichah, M. Si. Dr. Priyanti, M.Si


NIP. 19801118 200801 2010 NIP. 19750526 200012 2001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Biologi,

Dr. Dasumiati, M.Si


NIP. 19730923 199903 2002

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Proposal
Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Rosel pada Pakan
untuk Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Koi (Cyprinus carpio) dapat terselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan proposal penelitian. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Lily Soraya Eka Putri, M. Env selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi.
2. Dr. Dasumiati, M. Si. selaku Ketua Program Studi Biologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Idil Ardi, S. Pi, M.Si selaku Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias
(BRBIH).
4. Lili Sholichah, M. Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
arahan, ilmu dan bimbingannya.
5. Dr. Priyanti, M. Si. selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa
membimbing dan memberi banyak ilmu.
6. Orang tua, dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat
dalam penulisan proposal penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan dari Program Studi Biologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2015.

iv
Penulis juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
selama penulisan proposal penelitian hingga selesai baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun. Semoga
proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 08 April 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBARviii

BAB I. PENDAHULUAN 9

1.1 Latar Belakang 9

1.2 Rumusan Masalah11

1.3 Hipotesis 11

1.4 Tujuan 12

1.5 Manfaat 12

1.6 Kerangka Berpikir 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 13

2.1 Ikan Koi (Cyprinus carpio) 13

2.2 Pakan Ikan14

2.3 Pertumbuhan dan Sintasan 14

2.4 Rosela 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 17

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 17

3.2 Alat dan Bahan 17

3.3 Rancangan Percobaan 17

3.3.1 Pembuatan Pakan 19


3.3.2 Analisis Proksimat 19
3.3.2 Persiapan Wadah dan Ikan Koi Uji 20

vi
3.3.3 Pemeliharaan Ikan 20
3.3.4 Pengukuran Variabel Penelitian 21
3.4 Analisis Data 23

DAFTAR PUSTAKA 24

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka berpikir 12

Gambar 2. Ikan koi (Cyprinus carpio) 13

Gambar 3. Desain akuarium penelitian 18

Gambar 4. Waktu sampling penelitian 21

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia dan patut

dibanggakan adalah keanekaragaman spesies ikan hias, baik ikan hias air laut

maupun air tawar. Budidaya ikan hias merupakan salah satu bisnis yang sangat

potensial di Indonesia. Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas

unggulan yang banyak diminati oleh masyarakat. Salah satu komoditas unggulan

yang hingga saat ini masih diminati adalah ikan koi (Cyprinus carpio).

Ikan koi merupakan salah satu ikan hias air tawar yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi karena memiliki berbagai macam pola warna tubuh yang

indah. Budidaya ikan koi sangat menjanjikan jika ditekuni dengan baik, karena

peluang pasar dari ikan ini terbuka lebar dan sangat diminati oleh konsumen untuk

dipelihara. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya adalah

sistem pemeliharaan, kualitas benih, kualitas air, serangan penyakit, serta nutrisi

(pakan) (Mulyana et al., 2013). Masalah yang sering dihadapi oleh pembudidaya

adalah kematian ikan yang disebabkan oleh penyakit. Penyakit yang sering

menyerang dan menyebabkan kematian ikan koi adalah Koi Herpes Virus (KHV)

(Sholichah, 2018). KHV dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh

ikan. Daya tahan tubuh ikan dapat ditingkatkan dengan nutrisi yang cukup pada

pakan ikan.

Dalam pemberian pakan yang harus diperhatikan yaitu jumlah pakan yang

cukup, waktu pemberian yang tepat, dan kandungan nutrien yang sesuai dengan

kebutuhan ikan. Sebagian besar pertumbuhan dipengaruhi oleh kualitas pakan,

9
terutama keseimbangan kandungannya. Usaha yang dapat dilakukan agar

pertumbuhan ikan meningkat yaitu dengan menambahkan suplemen makanan

dalam pelet ikan.

Suplemen makanan digunakan untuk memperbaiki konsumsi, daya cerna,

serta daya tahan tubuh (Susanti et al, 2013). Suplemen makanan yang

ditambahkan dapat berupa suplemen dari bahan alami maupun suplemen buatan.

Suplemen buatan yang biasa digunakan dalam formulasi pakan di Balai Riset

Budidaya Ikan Hias adalah premix (vitamin dan mineral). Suplemen alami adalah

suplemen yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan.

Beberapa penelitian mengenai penggunaan suplemen alami yaitu, Rambo et

al, (2018) menggunakan tepung biji turi hasil fermentasi sebagai suplemen pada

pakan komersil untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila, dengan

hasil pemberian perlakuan tepung biji turi memberikan pengaruh lebih tinggi

terhadap laju pertumbuhan ikan nila dibandingkan tanpa pemberian tepung biji

turi. Penelitian yang dilakukan oleh Dahlifa et al, (2016) juga menggunakan

suplemen makanan alami berupa tepung kulit manggis untuk meningkatkan

pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan koi, penelitian tersebut

memberikan hasil antioksidan karotenoid dalam tepung kulit manggis

berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan koi, dan tidak berpengaruh terhadap

stingkat kelangsungan hidup ikan koi.

Tanaman rosela merupakan tanaman hias luar ruangan yang termasuk dalam

jenis tanaman sepatu. Di Indonesia dengan iklim tropis, rosela dapat tumbuh

dengan subur. Bunga rosela digunakan sebagai suplemen makanan dikarenakan

memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (Maryani dan Kristiana, 2005).

10
Kandungan vitamin C pada bunga rosela lebih besar dari jeruk, belimbing, dan

pepaya. Seberat 100 gr bunga rosela mengandung vitamin C sebesar 244.4 mg,

dengan berat yang sama, jeruk mengandung vitamin C sebesar 48 mg, belimbing

sebesar 25.8 mg, dan pepaya sebesar 71 mg (Tanjong, 2011). Penelitian yang

dilakukan oleh Mulyana et al (2013) menggunakan bunga rosela yang dijadikan

tepung ditambahkan pada pakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

ketahanan tubuh ikan gurami yang diuji tantang dengan bakteri Aeromonas

hydrophila, dengan hasil semakin tinggi konsentrasi bunga rosela pada pakan

akan meningkatkan sistem ketahanan tubuh bagi ikan yang terinfeksi A.

hydrophila.

Penambahan tepung rosela sebagai suplemen pada pakan ikan diharapkan

dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan koi. Pengaruh penambahan

tepung rosela pada pakan ikan hias khususnya ikan koi belum banyak dilakukan,

oleh karena itu perlu diketahui pengaruh penambahan tepung rosela pada pakan

untuk pertumbuhan ikan koi.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah penambahan tepung rosela pada pakan dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan sintasan pada ikan koi (C. carpio)?

1.3 Hipotesis

Terdapat pengaruh penambahan tepung rosela pada pakan untuk pertumbuhan

dan sintasan ikan koi (C. carpio).

11
1.4 Tujuan

Mengetahui pengaruh penambahan tepung rosela pada pakan untuk

pertumbuhan dan sintasan ikan koi (C. carpio).

1.5 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pembaca, khususnya pembudidaya bahwa penambahan tepung rosela pada pakan

dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan koi (C. carpio).

1.6 Kerangka Berfikir

Ikan koi bernilai


ekonomi tinggi

Budidaya ikan koi

Pakan alami Pakan buatan

Penambahan
feed suplement

Bunga rosela

Antioksidan

Pertumbuhan Sintasan
(kelangsungan hidup)

Gambar 1. Kerangka berpikir


12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Ikan koi termasuk dalam golongan ikan carp (karper). Pemuliaan yang

dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar

penilaian ikan koi. Adapun klasifikasi ilmiah koi yaitu, Famili: Cyprinidae;

Genus: Cyprinus; Spesies: C. carpio.

Tubuh ikan koi memiliki kerangka yang terdiri dari tengkorak, tulang

tubuh, dan tulang ekor. Badan ikan koi ditutupi oleh dua lapisan kulit, yaitu kulit

luar (epidermis) dan kulit dalam (dermis) (Papilon dan Efendi, 2017). Epidermis

berfungsi untuk melindungi kulit dari lingkungan luar, seperti dari kotoran, hama

dan penyakit. Sedangkan dermis memiliki kandungan pigmen atau warna seperti

xantofora (kuning), melanofora (hitam), leukofora (putih), eritrofora (merah), dan

iridofora (refleksi kemilau) (Anderson, 2000).

Gambar 2. Ikan koi (C. carpio)


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019

Pada bagian kepala ikan koi mirip dengan ikan mas koki, tetapi dilengkapi

dengan satu pasang sungut. Sungut berfungsi sebagai pengindera. Mata berwarna

merah, hitam, dan sedikit keputihan. Mulut ikan koi tidak terlalu lebar, dengan

rahang yang tidak memiliki gigi. Gigi yang digunakan untuk menghancurkan

makanan justru terdapat di bagian dalam kerongkongan. Hidung berupa lekukan

13
dan tidak berhubungan dengan alat pernapasan. Alat pernapasan pada ikan koi

berupa insang yang terdapat di kedua sisi kepala (Bachtiar, 2002).

2.2 Pakan Ikan

Ikan koi termasuk pemakan segala (omnivor). Makanannya dapat berupa

tumbuhan air, dan hewan-hewan kecil yang berada di dasar perairan seperti

cacing, siput, dan lain-lain (Susanto, 2001; Saputri, 2018). Ikan koi yang

dibudidaya biasanya diberi pakan alami dan pakan buatan.

Pakan alami adalah organisme hidup baik tumbuhan maupun hewan yang

dapat dikonsumsi oleh ikan. Sedangkan pakan buatan merupakan pakan yang

dibuat oleh manusia untuk ikan yang berasal dari berbagai bahan baku yang

mempunyai kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan ikan, dan dalam

pembuatannya sangat memperhatikan sifat dan ukuran ikan. Amir dan Khairuman

(2002) menyebutkan bahwa pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan

kualitas pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya.

2.3 Pertumbuhan dan Sintasan

Pertumbuhan ikan koi biasanya diukur dari panjang dan beratnya. Panjang

ikan koi dewasa dapat mencapai 70-100 cm apabila seluruh kebutuhan nutrisi dan

lingkungannya sesuai. Pertumbuhan ikan koi berlangsung cepat pada masa awal

dan setelah ikan koi mencapai 6 bulan, tingkat pertumbuhannya akan menurun.

Pertambahan berat ikan koi dewasa yang maksimal dapat mencapai 3-4 tahun.

Pertumbuhan badan ikan koi tergantung kepada suhu air, pakan, dan jenis

kelamin. Hanya dalam 1 tahun, ikan koi dapat tubuh dengan cepat (Papilon dan

Efendi, 2017).

14
Sintasan merupakan istilah ilmiah yang menunjukkan tingkat kelangsungan

hidup (survival rate) dari suatu populasi dalam jangka waktu tertentu. Sintasan

adalah jumlah ikan yang hidup dibandingkan dengan jumlah ikan pada saat awal

tebar. Sintasan digunakan untuk mengetahui berapa besar persentase ikan yang

hidup selama proses penelitian (Veroka dan Santoso, 2011)

2.4 Rosela

Rosela (Hibiscus sabdariffa) merupakan tanaman herba tahunan yang

tingginya dapat mencapai 0.5-3 meter. Tanaman rosela memiliki bunga yang

tumbuh di ketiak daun dan merupakan bunga tunggal. Bunga tanaman rosela

memiliki 8-11 helai kelopak, dengan panjang 1 cm, pangkal saling berlekatan, dan

biasanya berwarna merah. Masyarakat sering menganggap bahwa kelopak bunga

tersebut merupakan bunga dari tanaman rosela. Bagian kelopak bunga ini yang

sering dimanfaatkan (Maryani dan Kristiana, 2005). Zat aktif yang paling

berperan dalam kelopak bunga rosela adalah gossypetin, antosianin, dan

glukosida hibisci (Djaeni et al., 2017). Berdasarkan penelitian Mun’im et al

(2008) kelopak rosela mengandung antosianin sebesar 4.22 mg/mL, dan kadar

flavonoid sebesar 0.25%. Kandungan vitamin C pada bunga rosela berkisar 244.4

mg/100 gr (Susanti et al., 2013).

Penggunaan rosela sebagai tambahan pada pakan sudah diterapkan. Beberapa

penelitian yang menggunakan tepung dan ekstrak rosela yaitu oleh Susanti et al

(2013), dimana tanaman rosela telah digunakan sebagai suplemen makanan yang

ditambahkan dalam ransum untuk peningkatan pertumbuhan ayam broiler, hasil

yang ditunjukan adalah kandungan antioksidan yang terdapat dalam bunga rosela

yaitu vitamin C berpengaruh nyata terhadap berat badan broiler. Vitamin C

15
berperan penting dalam proses pembakaran lemak dalam tubuh, dan sebagai

sumber energi, sehingga pada penelitiannya berat badan ayam broiler menurun

dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan bunga rosela. Sanjaya et al,

(2016) juga menggunakan ekstrak rosela dalam penelitiannya mengenai pengaruh

ekstrak rosela terhadap warna dan kualitas pada terasi udang rebon (Acetus sp.).

Wandono et al (2013) dalam penelitiannya mengenai persentase organ dalam dan

deposisi lemak broiler yang diberi pakan tambahan tepung kelopak bunga rosela.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Oktober 2019.

Penelitian dilaksanakan di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok, Jawa

Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah 16 akuarium dengan ukuran panjang 40 cm, lebar

40 cm, dan tinggi 35 cm, dengan volume air ± 12 L, aerator, selang, kertas

millimeter blok atau penggaris, DO meter, pH indikator, timbangan presisi,

plastik, alat penggiling, oven, blender, nampan, dan saringan bertingkat.

Bahan yang digunakan adalah 240 benih ikan koi (C. carpio) strain kohaku

dari BRBIH, pakan ikan, air tandon, dan tepung rosella komersil.

3.3 Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yaitu 0 mg TBR atau kontrol (K), 500

mg TBR (B1), 1000 mg TBR (B2), dan 1500 mg TBR (B3), masing-masing

empat kali pengulangan dengan model sebagai berikut:

Yab= µ + Tab + ɛab dengan, a : 1,2,3,4

b : 1,2,3,4

Keterangan :

Yab: Respon penambahan TBR pada perlakuan ke-a ulangan ke-b

µ: Rataan umum

Tab: Pengaruh penambahan TBR pada perlakuan ke-a ulangan ke-b

17
ɛab: Galat dari penambahan TBR pada perlakuan ke-a ulangan ke-b

TBR: Tepung bunga rosela

Desain akuarium penelitian pada Gambar 3 berikut:

B11 B33 K2 B34 B24 K4 B13 B32

K3 B21 B22 B31 K1 B12 B23 B14

Gambar 3. Desain akuarium penelitian

Keterangan:

K1 = 0 mg TBR ulangan ke-1

K2 = 0 mg TBR ulangan ke-2

K3 = 0 mg TBR ulangan ke-3

K4 = 0 mg TBR ulangan ke-4

B11 = 500 mg TBR ulangan ke-1

B12 = 500 mg TBR ulangan ke-2

B13 = 500 mg TBR ulangan ke-3

B14 = 500 mg TBR ulangan ke-4

B21 = 1000 mg TBR ulangan ke-1

B22 = 1000 mg TBR ulangan ke-2

B23 = 1000 mg TBR ulangan ke-3

B24 = 1000 mg TBR ulangan ke-4

B31 = 1500 mg TBR ulangan ke-1

B32 = 1500 mg TBR ulangan ke-2

B33 = 1500 mg TBR ulangan ke-3

18
B34 = 1500 mg TBR ulangan ke-4

3.3.1 Pembuatan Pakan

Pakan yang diberikan yaitu berupa pakan buatan (pelet). Pelet ikan

diformulasikan terlebih dahulu untuk memperoleh kandungan nutrisi yang sesuai

dengan perlakuan. Bahan baku untuk membut pakan ikan adalah tepung ikan

sebanyak 38%, tepung kedelai 26%, tepung terigu 9%, tepung tapioka 9%, tepung

polar 9%, minyak ikan dan minyak sayur masing-masing sebanyak 1,5%, dan

premik vitamin dan mineral sebanyak 6% (BRBIH, 2019).

Hal pertama yang dilakukan yaitu menimbang bahan di atas. Kemudian

bahan tersebut dicampurkan di dalam satu wadah, dan diaduk hingga merata.

Masing-masing wadah diberikan tepung rosela sebanyak 500 mg, 1000 mg, dan

1500 mg, dan tanpa penambahan tepung rosela (kontrol), lalu dicampurkan hingga

merata. Campuran tersebut kemudian ditambahkan air sebanyak ± 600 ml, dan

dicampurkan hingga menjadi adonan yang kemudian dimasukkan ke dalam alat

penggiling. Hasil gilingan ditempatkan pada nampan dan diberi label sesuai

perlakuan yang diberikan. Selanjutnya hasil gilingan tersebut dikeringkan di

dalam oven dengan suhu 45C selama 24 jam. Adonan hasil giling yang kering

diperkecil ukurannya dengan menggunakan blender. Hasil blender lalu diayak

menggunakan saringan bertingkat. Pelet yang digunakan untuk penelitian

berukuran 170 µm, kemudian disimpan di dalam plastik, diikat rapat, dan

disimpan di dalam lemari es untuk mencegah adanya pertumbuhan jamur.

3.3.2 Analisis Proksimat

Analisis proksimat dilakukan pada pakan semua perlakuan. Analisis

proksimat yang diuji antara lain kadar protein, kadar air, kadar lemak, kadar abu,

19
dan kadar serat kasar. Prosedur analisis proksimat dilakukan sesuai dengan SOP

analisa proksimat yang berlaku di Laboratorium Balai Riset Budidaya Ikan Hias

(BRBIH).

3.3.3 Persiapan Wadah dan Ikan Koi Uji

Akuarium sejumlah 16 dengan ukuran panjang 39 cm, lebar 46 cm, dan

tinggi 35 cm dibersihkan dengan direndam larutan methylene blue (MB) selama 3

x 24 jam untuk disinfeksi akuarium. Setelah itu dibilas dan dikeringkan.

Akuarium diisi air kembali dengan ketinggian ±20 cm dan besar aerasi diatur

sama pada setiap akuarium. Selanjutnya akuarium diberikan label sesuai dengan

perlakuan dan pengulangan yang telah diacak. Penelitian ini menggunakan 240

ekor benih ikan koi (C. carpio) strain kohaku yang diperoleh dari BRBIH dengan

panjang tubuh berkisar antara 3–4.5 cm, bobot tubuh berkisar antara 1.10–2.90 g,

dan berumur 1.5 bulan. Ikan koi lalu ditebar sebanyak 15 ekor per akuarium.

3.3.4 Pemeliharaan Ikan

Ikan diadaptasikan terlebih dahulu selama dua minggu, dan diberi pakan

kontrol secara restricted food atau pemberian pakan yang dibatasi dngan

menyesuaikan kebutuhan ikan berdasarkan bobotnya. Pakan diberikan sebanyak

5% dari massa total ikan per akuarium. Ikan dipuasakan selama 24 jam setelah

masa adaptasi selesai. Ikan ditimbang dan diukur panjang standar, dan panjang

totalnya sebelum dimasukan ke dalam akuarium. Pemeliharaan ikan dilakukan

selama 3 bulan dengan pemberian pakan secara restricted food 5% untuk tiga kali

makan dalam sehari, dengan pakan sesuai perlakuan.

Akuarium dibersihkan setiap hari untuk menghilangkan kotoran dan sisa

pakan ikan dengan menggunakan selang (penyiponan). Pergantian air dilakukan

20
setiap satu minggu sekali. Kualitas air diukur dua kali, yaitu pada permulaan dan

akhir penelitian. Parameter yang diukur yaitu suhu, pH, DO (Disolved oxygen),

amonia (NH3), dan nitrit (NO2).

3.3.5 Pengukuran Variabel Penelitian

Ikan yang akan diukur panjang maupun bobotnya harus dibius terlebih

dahulu. Pembiusan ikan menggunakan phenoxy ethanol dengan dosis 300 ppm.

Setiap pengambilan sampel pertumbuhan, ikan tidak diberi makan untuk

mengurangi stres. Pengukuran pertumbuhan dan sintasan dilakukan setiap dua

minggu sekali setelah mulai perlakuan selama tiga bulan pemeliharaan dengan

total enam kali pengambilan sampel. Berikut merupakan waktu sampling

penelitian (Gambar 4):

H0 H28 H56 H84

H14 H42 H70

Gambar 4. Waktu sampling penelitian

Keterangan:

H14: sampling 1 hari pemeliharaan ke-14

H28: sampling 2 hari pemeliharaan ke-28

H42: sampling 3 hari pemeliharaan ke-42

H56: sampling 4 hari pemeliharaan ke-56

H70: sampling 5 hari pemeliharaan ke-70

H84: sampling 6 hari pemeliharaan ke-84

Panjang standar (precaudal length) diukur mulai dari bagian terdepan

moncong mulut sampai ujung gurat sisi. Panjang total (total length) diukur

21
menggunakan millimeter blok mulai dari bagian terdepan moncong mulut sampai

ujung ekor atas. Pertumbuhan panjang dihitung dengan:

Lm= Lt – Lo

Keterangan:

Lm= Pertumbuhan panjang rata-rata (cm)

Lt= Panjang rata-rata ikan akhir (cm)

Lo= Panjang rata-rata ikan awal (cm)

Berat badan ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan presisi.

Pertumbuhan berat badan ikan dapat dihitung dengan rumus (Efendie, 1997 dalam

Dahlifa et al., 2016):

Wm= Wt – Wo

Keterangan:

Wm= Pertumbuhan berat rata-rata (gram)

Wt= Bobot rata-rata ikan akhir (gram)

Wo= Bobot rata-rata ikan awal (gram)

Nilai sintasan (survival rate/SR) dihitung untuk memperoleh persentase

rasio jumlah ikan yang mampu hidup terhadap jumlah ikan awal saat ditebar.

Sintasan ikan diketahui dengan menggunakan rumus (Efendie, 1997 dalam

Dahlifa et al., 2016):

Nt
SR= x 100 %
No

Keterangan:

SR= Kelangsungan hidup (%)

Nt= Jumlah ikan akhir (ekor)

22
No= Jumlah ikan awal (ekor)

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel 2010. Kemudian

data dianalisis secara statistik menggunakan metode One Way ANOVA pada

tingkat kepercayaan 95% dengan program SPSS 24.0. Apabila didapatkan hasil

uji perlakuan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada α=0.05.

23
DAFTAR PUSTAKA

Amir, K., Khairuman. 2002. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PT


AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Anderson, S. 2000. Salmon Color and the Consumer. Hoffman-La Roche Limited.
Ontario. Canada.
Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. PT AgroMedia Pustaka.
Jakarta.
Dahlifa, Sutia B., Amal A.,. 2016. Penggunaan Tepung Kulit Manggis (Garcinia
mangostana) Untuk Meningkatkan Pertumbuhan, Indeks Hematokrit dan
Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio). Octopus
Jurnal Ilmu Perikanan. 5(2).
Djaeni, M., Nita A., Rahmat H., Febiani D U. 2017. Ekstraksi Antosianin dari
Kelopak Bunga Rosella Berbantu Ultrasonic: Tinjauan Aktivitas
Antioksidan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 6(3).
Maryani H, dan Kristiana L. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. PT AgroMedia
Pustaka. Jakarta
Mulyana, Rosmawati, dan Mustikhasary A. 2013. Penambahan Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa L.) Pada Pakan Terhadap Ketahanan Tubuh Ikan
Gurami (Ospheronemus gouramy) yang Diuji Tantang dengan Bakteri
Aeromonas hydrophila. Jurnal Pertanian. 4(1).
Mun’im A, Hanami E, Mandasari A. 2008. Pembuatan Teh Herbal Campuran
Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) dan Herba Seledri (Apium
graveolens). Majalah Ilmu Kefarmasian. 5(1).
Papilon, U M., Efendi M.,. 2017. Ikan Koi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rambo, Ayi Y., Yayat D., Rita R. 2018. Pengaruh Penambahan Tepung Biji Turi
Hasil Fermentasi Pada Pakan Komersial Terhadap Pertubuhan dan
Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Perikanan
dan Kelautan. 9(1).
Sanjaya, Y D., Sumardianto., Putut H R. 2016. Pengaruh Penambahan Ekstrak
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Warna dan Kualitas Pada Terasi
Udang Rebon (Acetes sp.). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi
Perikanan. 5(2).
Saputri, B N,. 2018. Analisis Kecernaan Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan
Larva Ikan Koi (Cyprinus carpio) dengan Kualitas Air Terkontrol. Skripsi.
Fakultas Manajemen Sumberdaya Perairan. Universitas Brawijaya.
Sholichah, L. 2018. Koi Herpes Virus Sapu Bersih Produksi Ikan Mas di
Indonesia. Artikel. https://kkp.go.id/brsdm/artikel/. Diakses pada tanggal
15 April 2019.
Susanti S, Setianto S, Warnoto. 2013. Penambahan Tepung Rosella (Hibiscus
sabdariffa L) Dalam Ransum Terhadap Performan Pertumbuhan Ayam
Broiler. Jurnal Sains Peternakan Indonesia. 8(2).
Susanto, H. 2001. Koi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tanjong, A. 2011. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Koloni Candida albicans Yang
Terdapat Pada Plat Gigi Tiruan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi.
Universitas Hasanuddin.

24
Veroka S, Limin S,. 2011. Pemanfaatan Tepung Biji Koro Benguk (Mucuna
pruriens) sebagai Substitusi Tepung Kedelai pada Pakan Benih Ikan Patin
Siam (Pangasius hyphothalamus). Berkala Perikanan Terubuk. 39(2).
Wandono, Y T., Bieng B., Hardi P. 2013. Persentase Organ Dalam dan Deposisi
Lemak Broiler Yang Diberi Pakan Tambahan Tepung Kelopak Bunga
Rosella (Hibiscus sabdarifa L.). Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 8(1).

25

Anda mungkin juga menyukai