Anda di halaman 1dari 28

USAHA BUDIDAYA JAMUR

TIRAM DAN IKAN LELE


(Laporan Pembelajaran Luar Kelas)

Kelompok 1/XI-IPA 1
Achmad Michael P.L
Dean Febrio
Naomi Rivana
Tirza Gamaliel

SMAK Untung Suropati, Sidoarjo.


Tahun Ajaran 2021-2022

1
SMAK Untung Suropati Sidoarjo
Alamat: Jl. Untung Suropati 33 Sidoarjo Email: smakunsur9@gmail.com
Nomer Telpon: 0318941551

Pengesahan Hasil Penelitian Kelompok

Karya Ilmiah berjudul Usaha Budidaya Jamur Tiram dan Lele, ini merupakan
tugas tematik kelas XI sebagai hasil pembelajaran luar kelas untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia , PKWU, Ekonomi, dan Matematika semester genap
tahun pelajaran 2021 - 2022.

Tim Penyusun
1. Achmad Michael
2. Dean Febrio
3. Naomi Rivana
4. Tirza Gamaliel

Mengetahui
Kepala Sekolah
Disetujui oleh
Pembimbing

Maria Listinawati, S.Pd.

Putri Sion Sinaga, S.Pd.

ii
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan pertolongan dan bimbingan-Nya melalui sehingga proses penulisan hasil
penelitian berjudul "Usaha Budidaya Jamur Tiram dan Lele" dapat berjalan
dengan lancar.
Kami selaku penulis juga menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak yang telah
membantu. Untuk itu kami berterima kasih untuk pihak OSIS dan EXPOSE
SMAK Untung Suropati yang telah memberi dokumentasi, pihak narasumber
peternak lele dan pembudidaya jamur yang telah berbagi ilmu, serta Bu Sion Putri
Sinaga S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam
penulisan laporan hasil penelitian ini.
Terakhir kami menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu kami terbuka untuk kritik dan saran dari pembaca
yang selalu kami nantikan demi perbaikan laporan penelitian ini. Meskipun
banyak kelemahan disana-sini tetapi kami berharap laporan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat, amin.

Sidoarjo

Kelompok 1/11 IPA 1

iii
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami ilmu seputar budidaya jamur tiram
dan ikan lele. Data penelitian yang dipakai berasal dari berbagai sumber mulai
dari video wawancara pihak OSIS dengan narasumber pembudidaya jamur tiram
dan ikan lele serta literasi dari berbagai website. Dari hasil penelitian dan
pembahasan peneliti menemukan berbagai ilmu seputar budidaya jamur tiram dan
ikan lele. Mulai dari faktor lingkungan yang mempengaruhi hasil budidaya,
seperti suhu yang mempengaruhi hasil budidaya jamur tiram serta pengaruh pH
pada perkembangan jamur tiram dan ikan lele. Lalu hal dasar mengenai sarana
dan prasarana budidaya ikan lele yang dilanjutkan dengan cara budidaya benih
ikan lele. Kemudian diakhiri penerapan ilmu matematika dalam menghitung pajak
UMKM dan mencari fungsi biaya total. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
untuk menjalankan budidaya jamur tiram dan ikan lele perlu mempersiapkan diri
dengan ilmu yang cukup.

Kata Kunci: budidaya, jamur tiram, ikan lele

Abstract
This study aims to explore knowledge about the cultivation of oyster
mushrooms and catfish. The research data used came from various sources,
ranging from video interviews of the student council with resource persons
cultivating oyster mushrooms and catfish as well as literacy from various
websites. From the results of research and discussion, researchers found various
knowledge about the cultivation of oyster mushrooms and catfish. Starting from
environmental factors that affect the results of cultivation, such as temperature
that affects the cultivation of oyster mushrooms and the effect of pH on the
development of oyster mushrooms and catfish. Then the basic thing about the
facilities and infrastructure for catfish cultivation, which is followed by the
cultivation of catfish seeds. Then ended the application of mathematics in
calculating UMKM taxes and looking for the total cost function. From the results
of the study, it can be concluded that to carry out the cultivation of oyster,
mushrooms and catfish, you need to prepare yourself with sufficient knowledge.

Keyword: cultivation, oyster mushroom, catfish

iv
Daftar Lampiran
A. Tabel
Tabel 1 Musim pemijahan ikan lele.............................................................6
Tabel 2 Musim panen benih ikan lele..........................................................8
Tabel 3 Perhitungan omset setiap bulan.....................................................13
Tabel 4 Penghasilan kena pajak.................................................................14
Tabel 5 Perhitungan PPh Final...................................................................14

B. Grafik
Grafik 1 Pengaruh pH terhadap waktu panen............................................10
Grafik 2 Pengaruh pH terhadap adsorpsi Se..............................................10

v
Daftar Isi

Lembar Pengesahan.....................................................................................ii
Kata Pengantar............................................................................................iii
Abstrak........................................................................................................iv
Daftar Lampiran...........................................................................................v
Daftar Isi......................................................................................................vi
BAB I...........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
a. Jamur Tiram................................................................................1
b. Ikan Lele.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penelitian............................................................................2
D. Manfaat Penelitian..........................................................................3
BAB II..........................................................................................................4
A. Ikan Lele.........................................................................................4
B. Jamur Tiram...................................................................................9
BAB III.......................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................16
B. Saran.............................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................18

vi
vii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
a. Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus sp.) sudah cukup dikenal di masyarakat
luas, baik di Indonesia maupun di berbagai Negara. Menurut catatan
sejarah, jamur tiram sudah dibudidayakan di Cina sejak 1.000 tahun
silam. Sementara itu, di Indonesia, jamur tiram mulai dibudidayakan
pada tahun 1980 di Wonosobo. Varietas yang umum digunakan adalah
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), meskipun varietas jamur tiram
yang lain ada, pembudidayaannya kurang populer.
Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat
dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Harga jamur tiram hasil
budidaya relatif mahal, sedangkan bahan baku yang dibutuhkan
tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh, seperti serbuk
gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak
membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. Selain itu,
budidaya tidak kenal musim, sehingga setiap saat dapat selalu
menghasilkan hasil produksi. Maka dari itu budidaya jamur tiram
memiliki potensi ekonomi di tengah pandemi ini. Sehingga penulis
tertarik melakukan penelitian mengenai usaha budidaya jamur tiram.

b. Ikan Lele
Lele adalah ikan yang cukup populer di kalangan masyarakat
Indonesia karena ikan lele ini biasa dijadikan sebagai makanan yang
dijual oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan. Makanan yang biasa
dijual oleh pedagang kaki lima adalah pecel lele, di mana lele digoreng
hingga kering sehingga teksturnya renyah.
Lele atau dapat disebut ikan keli (Clarias Sp.) ini adalah suatu
keluarga ikan yang hidup di air tawar. Lele memiliki ciri-ciri yang unik
sehingga mudah untuk dikenali. Salah satu ciri khas dari ikan lele

1
adalah kumis yang panjang dan mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Ikan lele berasal genus Clarias banyak tersebar di perairan Asia dan
Afrika. Terdapat beberapa jenis lele yang dapat hidup di air payau. Ikan
lele berkembang biak dengan cara bertelur, dan telurnya dibuahi secara
eksternal.
Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan di
Indonesia. Produksi ikan lele ukuran konsumsi secara nasional selalu
berkembang dari tahun ke tahun, contohnya saja saat tahun 2017
produksi ikan lele naik sebesar 131 persen dari tahun sebelumnya.
Tingginya minat pasar ikan lele membuat peluang bisnis budidaya lele
terbuka besar. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai budidaya ikan lele.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami lampirkan di atas, kami
memperoleh rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa saja sarana dan prasarana dalam budidaya pembenihan lele serta
bagaimana cara mengelola usaha pembenihan ikan lele?
2. Berapa suhu yang diperlukan pada media tanam jamur dan faktor suhu
terhadap produk yang dihasilkan?
3. Berapa pH pada media budidaya jamur tiram dan lele? lalu apa
sifatnya?
4. Berapa besar omset suatu usaha jamur crispy dan juga besar pajak yang
harus dibayar sebuah UMKM tersebut?
5. Berapa biaya total untuk membuat olahan jamur tiram sebanyak 500
unit?

C. Tujuan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini kami berharap dapat
menemukan tujuan penelitian kami dengan benar. Tujuan penelitian yang
kami tentukan adalah sebagai berikut.

2
1. Mengetahui sarana dan prasarana dalam budidaya pembenihan
lele serta mengetahui cara pengelolaan usaha pembenihan ikan
lele dengan baik dan benar.
2. Mengetahui suhu yang tepat untuk menanam jamur tiram dan
mengetahui faktor suhu terhadap hasil produksi.
3. Mengetahui pH dan sifat air yang tepat pada media budidaya lele dan
jamur tiram
4. Mengetahui besar pajak UMKM yang harus dibayarkan Narasumber
peternak lele
5. Dapat menghitung biaya total untuk membuat 500 unit olahan jamur.

D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penulisan Laporan Karya Ilmiah berjudul Usaha
Budidaya Jamur Tiram dan Lele ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan umum khalayak seputar budidaya jamur tiram dan lele
melalui riset dan penelitian yang telah kami rangkum ini.

3
BAB II
Hasil dan Pembahasan

A. Ikan Lele
a. Sarana dan Prasarana Dalam Budidaya Ikan Lele
Setelah melakukan berbagai pengamatan, penulis menemukan
bahwa sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam budidaya ikan
lele adalah sebagai berikut.
1. Kolam. (kolam beton,kolam tanah, kolam kotak dari terpal,
kolam bulat dari terpal.
2. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan.
3. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan.
4. Kolam pembesaran.
5. Pakan lele. (pelet, cacing sutra, bekicot, ikan runcah, daging
unggas)
6. Serit
7. Pipa air
8. Jaringan listrik
9. Termometer air
10. Blower (kipas)
11. Sistem air yang bersirkulasi (mengalir)

b. Cara Mengelola Pembenihan Ikan Lele


1. Penyeleksian Indukan Ikan Lele
Untuk mendapatkan benih berkualitas, pilihlah calon
indukan lele yang memiliki ukuran panjang kira-kira 5-10 cm.
Pilih calon indukan yang memiliki berbagai sifat unggul seperti

4
bentuk tubuh yang baik, lincah, dan juga tidak cacat. Calon
indukan unggul dipelihara pada kolam pemeliharaan khusus.
Agar perkembanganya maksimal, maka berilah pakan berkualitas
dan pengairan yang bagus.
Setelah 2 minggu pemeliharaan, Anda sudah bisa
menyeleksi calon indukan. Lele jantan sudah bisa dijadikan
indukan ketika berusia 8 bulan, sedangkan lele betina sudah bisa
menjadi indukan ketika berusia 1 tahun.
Setelah induk berkualitas sudah dipilih, maka Anda bisa
memindahkannya ke kolam khusus. Agar tidak terjadi pembuahan
yang tidak diinginkan, maka pisahkan indukan jantan dan betina
pada kolam yang berbeda.
Ciri-ciri indukan jantan yang sudah siap untuk
pembenihan antara lain:
1. Alat kelamin memerah
2. Tubuh terlihat ramping
3. Gerakannya lebih lincah
4. Warna tubuh terlihat lebih coklat kemerahan
Sedangkan ciri-ciri indukan betina yang siap dipijah antara
lain:
a. Perut mulai membesar di daerah sekitar anus dan terasa
cukup lembek
b. Gerakan indukan menjadi lebih lambat
c. Alat kelamin berwarna kemerahan dan membengkak
d. Jika perut diurut, akan keluar telur berwarna hijau tua

2. Pemijahan Ikan Lele


Di alam bebas, lele memijah pada awal musim dan
sepanjang musim hujan. Namun di kolam budidaya, lele bisa
dipijahkan sepanjang tahun dengan berbagai metode. Pemijahan
ikan lele bisa dilakukan dengan cara alami maupun dengan

5
bantuan manusia. Proses pemijahan yang dilakukan oleh
manusia, ada beberapa teknik yang bisa dilakukan antara lain:
a) Pembuahan in vitro
b) Penyuntikan hormone
c) Penyuntikan hipofisa
Pemijahan ikan lele sebaiknya dilakukan saat:
Tanda-tanda alam Dianjurkan
1. Suhu relatif dingin (22°-26°C) Memijahkan ikan lele
2. Akhir musim kemarau
3. Siang hari suhu panas, malam
hari dingin
4. Sumber air berkurang
Tabel 1 Musim pemijahan ikan lele
(Sumber: dislautkan.jogjaprov.go.id)

3. Pemeliharaan larva ikan Lele


Setelah proses pemijahan berhasil dilakukan, maka telur
yang menetas akan menghasilkan larva ikan. Jika telur sudah
berubah menjadi larva, maka segera pisahkan dari indukannya
dan peliharalah dalam kolam khusus.
Agar larva dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
pastikan untuk menjaga kualitas air. Gunakan aerator agar
pasokan oksigen selalu terjaga.
Jaga suhu air pada kisaran 28˚C-29 ˚C. Jika suhu air
berada di bawah 25 ˚C, hal ini bisa memicu munculnya bintik
putih yang dapat menyebabkan kematian pada larva ikan.
Kemudian perhatikan kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari
sisa pakan dan juga kotoran dengan menggunakan spons. Jika
tidak dibersihkan, pakan dan kotoran yang menumpuk akan
menghasilkan gas amonia dan membuat larva ikan mati.
Anda bisa menggunakan kuning telur rebus yang
dicampurkan kedalam 1 liter air untuk pakan larva. Namun ketika
larva sudah berumur 1 minggu, berilah pakan dengan kandungan

6
protein tinggi seperti cacing sutra. Pemberian pakan cacing ini
bisa dilakukan hingga larva mencapai usia 3 minggu. Setelah
melewati usia 3 minggu, larva sudah berubah menjadi benih ikan.

4. Pendederan benih ikan


Proses pendederan biasanya dilakukan sekitar 5-6 minggu
hingga benih ikan berukuran 5-7 cm.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada proses
pendederan benih ikan lele yaitu :
1. Siapkan kolam pendederan.
Ukuran kolam yang biasa digunakan untuk pendederan
yaitu 2×3 atau 3×4 m. Sedangkan kedalamannya yaitu
sekitar 0,75-1 meter.
2. Pelepasan benih.
Benih sudah bisa dilepas ke kolam pendederan setelah usia
3 minggu semenjak menetas, dengan ukuran benih sekitar
1-2 cm. Tebar benih pada kolam dengan kepadatan 300
hingga 600 ekor benih per m2.
3. Pemberian pakan benih.
Di awal pemindahan, benih ikan yang masih
berukuran 1-2 cm membutuhkan pakan dengan kadar
protein yang tinggi hingga 40%. Bisa menggunakan pelet
PSC atau pelet udang. Jangan memberikan pakan terlalu
banyak karena akan sisa pakan akan membentuk ammonia
yang sangat berbahaya bagi ikan.
Ketika panjang ikan sudah mencapai 2-3 cm, Anda
bisa memberikan pakan PF 1000 atau PF 999. Lakukan
pemberian pakan hingga ikan mencapai panjang 4-6 cm.
Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi 4-5 kali
dalam sehari. Lakukan pemberian pakan lebih banyak pada
malam hari, karena ikan lele termasuk kedalam hewan
nokturnal.

7
5. Pemanenan benih ikan.
Proses pembenihan ikan lele berlangsung sekitar 8-9
minggu setelah telur menetas. Benih lele sudah siap dipanen
ketika sudah memiliki panjang 5-7 cm.
Proses pemanenan dilakukan dengan cara mengeringkan
air kolam secara perlahan hingga benih berkumpul pada satu
tempat.
Setelah itu, Anda bisa langsung mengambil benih ikan
dengan menggunakan jaring halus dan memindahkannya ke
kolam lain. Berikut ini waktu yang tepat untuk memanen Benih
ikan lele.
Tanda-tanda Alam Dianjurkan
1. Suhu air relatif dingin Memanen Benih Ikan Lele
(22º-26ºC)
2. Sawah kering
3. Sumber air berkurang
4. Musim panas
Tabel 2 Musim panen benih ikan lele
(Sumber: dislautkan.jogjaprov.go.id)

c. pH Air Kolam Ikan Lele dan Sifatnya


Ikan lele merupakan ikan yang hidup di air tawar sehingga
memiliki batas toleransi terhadap pH kisaran 6-9. Tetapi akan lebih
baik bila menjaga kolam ikan lele di kisaran 7-8. Dikutip dari
sangkutifarm.com bila air memiliki pH dibawah 7(asam) akan
mengakibatkan penurunan pertumbuhan karena nafsu makan ikan
menurun.
Tingkat pH air dipengaruhi lingkungan sekitar contohnya air
hujan dan sisa kotoran ikan lele yang mengakibatkan pH menurun.
Maka dari itu usahakan air kolam tertutup dari air hujan dan
memperhatikan pembuangan kotoran, bila perlu berikan kapur dolomit
untuk menaikan pH air kolam. Jadi dapat disimpulkan ikan lele dapat

8
tumbuh optimal pada air pada kolam bersifat netral hingga basa sangat
lemah(pH 7-8).

B. Jamur Tiram
a. Analisis Suhu Pada Budidaya Jamur Tiram dan
Faktornya Terhadap Hasil Produksi Jamur
Berdasarkan analisis pada budidaya jamur tiram membutuhkan
beberapa step untuk berkembangbiak dan setiap stepnya
membutuhkan suhu yang berbeda beda. Step pertama ada inkubasi
yang membutuhkan suhu ruangan. Step yang kedua yaitu Pasteurisasi
membutuhkan alat yang bernama stimer dengan sistem boiler dan
suhunya mencapai 70°C sampai 100°C. Step tiga ada tahap Sterilisasi
suhunya mencapai 100°C sampai 110°C. Dan step keempat atau step
terakhir ada pertumbuhan jamur yang membutuhkan suhu hangat,
sekitar 31°C lebih bagus jika 33°C.
Perawatan jamur yang berada di dataran tinggi dengan yang
berada di dataran rendah berbeda cara perawatan karena suhu dan
kelembabannya sangat berpengaruh. Suhu sangat berpengaruh
terhadap hasil produksi jamur. Jamur tiram membutuhkan suhu yang
cukup dingin sekitar 20°C untuk berkembang biak, jika suhu diatas
20°C terlalu sulit untuk jamur berkembang biak. Hanya beberapa
jamur saja yang dapat berkembang biak di suhu yang panas sekitar
30°C. Jika suhu terlalu panas jamur akan keriting dan kemungkinan
jamur bisa saja kering dan tidak tumbuh/mati. Sebelum mekar/waktu
pinhead karena suhu yang panas jamur bisa saja mati/kering.
Suhu yang bagus untuk budidaya jamur. Karena jamur
memiliki jenis yang sangat banyak, maka setiap jenis jamur memiliki
suhu yang berbeda beda untuk menghasilkan hasil yang bagus. Ada
beberapa jamur yang tumbuh di suhu minus (-°C), ada yang 20°C, ada
juga yang 28°C. Tetapi untuk jamur tiram agar mendapatkan hasil
yang bagus suhu yang ideal sekitar 20°C tergantung dengan
lingkungan sekitar juga.

9
b. pH Tanah Pada Media Tanam Jamur Tiram dan
Sifatnya.
Berdasarkan literasi yang kami baca dari jurnal penelitian
berjudul Pengaruh Derajat Keasaman (pH) Media Tanam dan Waktu
Panen pada Fortifikasi Selenium Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus) dituliskan bahwa jamur akan lebih cepat dipanen bila
ditanam pada pH 8 karena miselium jamur cepat berkembang di pH 8,
namun kandungan selenium pada jamur akan lebih banyak bila
ditanam pada pH 6 karena miselium lebih lambat tumbuh.

Pengaruh pH terhadap Waktu Panen


40
35
Waktu panen (hari)

30
25
20
15
10
5
0
4 5 6 7 8 9
pH Media

Grafik 1 Pengaruh pH terhadap waktu panen


(Sumber: researchgate.net)

Pengaruh pH terhadap Adsorpsi Se


12
Absorpsi Se (mg)

0
8 7 6
pH media

Grafik 2 Pengaruh pH terhadap adsorpsi Se


(Sumber: researchgate.net)

Sedangkan menurut website gramedia.com, Jamur tiram


membutuhkan wadah atau habitat dengan kadar keasaman normal,

10
yakni pada kisaran angka 6,8-7. Sehingga media tanam dengan pH 7
merupakan pilihan terbaik karena jamur dapat tumbuh optimal dengan
kadar selenium yang pas dan waktu tidak terlalu cepat namun tidak
terlalu lama.
Jadi sifat tanah yang digunakan pada media tanam jamur
bergantung pada kebutuhan. Bila ingin cepat panen dapat
menggunakan basa sangat lemah(pH 8) sedangkan bila ingin kualitas
kandungan selenium yang baik dapat menggunakan tanam yang
bersifat asam sangat lemah (pH 6). Namun bila ingin jamur tumbuh
optimal bisa menggunakan media tanam yang bersifat netral (pH 7)
dengan hasil jamur yang mengandung selenium yang cukup dan waktu
panen yang tidak terlalu lama dibanding media tanam dengan pH 6

c. Besar Pajak UMKM Yang Harus Dibayarkan


Narasumber Budidaya Jamur Tiram
Pajak UMKM merupakan pajak yang dibebankan kepada para
pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berdasarkan Pasal 7
Ayat (2a) UU HPP menyebutkan, wajib pajak orang pribadi yang
memiliki peredaran bruto sampai dengan Rp 500 juta setahun tidak
dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Jadi yang kena pajak UMKM
sebesar 0,5% adalah pengusaha yang memiliki omset diatas 500 juta
per tahun, sedangkan bagi pengusaha dengan omset dibawah 500 juta
per tahun akan dibebaskan dari pajak UMKM. Dalam ketentuan baru
ini para pengusaha UMKM yang mempunyai omset lebih dari 500 juta
per tahun dalam perhitungan pajaknya tidak langsung dikali dengan
0,5 persen namun dikurangi dulu dengan 500 juta.
Dari hasil wawancara yang dilakukan OSIS SMAK Untung
Suropati, narasumber yang merupakan pembudidaya ikan lele
mengatakan bahwa omzet yang ia dapat sebesar 3-4 juta rupiah. Maka
akan diperoleh perhitungan sebagai berikut;
Omzet 1tahun=4 juta ×12 bulan=48 juta

11
Dilihat dari omzet per tahunnya, berdasarkan pasal 7 ayat (2a)
UU HHP narasumber tersebut termasuk golongan yang bebas pajak
UMKM karena penghasilannya dibawah 500 juta per tahun.

Sebagai contoh lain dikutip dari ringtimesbanyuwangi.com ada


seorang pemuda pemalang yang bernama Udin dan dirinya berasal
dari Brebes. Pemuda ini berjualan jamur crispy di Jalan Menur atau
lebih tepatnya di dekat perempatan pasar pagi. Udin berkata dirinya
memperoleh omset sebesar Rp. 2.000.000,- setiap harinya.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dirinya dalam
setahun memperoleh omset sebesar Rp. 730.000.000,- yang diperoleh
dari berjualan jamur crispy. Berikut adalah tabel perhitungan tentang
peredaran bruto atau omzet yang didapatkan oleh Udin setiap bulan
selama 1 tahun.

Bulan Hari Peredaran Bruto Peredaran Bruto


(Rp. 2.000.000,- x hari) Kumulatif

Januari 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 62.000.000,-

Februari 28 Rp. 56.000.000,- Rp. 118.000.000,-

Maret 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 180.000.000,-

April 30 Rp. 60.000.000,- Rp. 240.000.000,-

Mei 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 302.000.000,-

Juni 30 Rp. 60.000.000,- Rp. 362.000.000,-

Juli 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 424.000.000,-

Agustus 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 486.000.000,-

September 30 Rp. 60.000.000,- Rp. 546.000.000,-

Oktober 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 608.000.000,-

12
November 30 Rp. 60.000.000,- Rp. 668.000.000,-

Desember 31 Rp. 62.000.000,- Rp. 730.000.000,-

Tabel 3 Perhitungan omset setiap bulan


(Sumber: Penulis, 2022)

Omset yang diperoleh oleh Udin dalam satu adalah Rp.


730.000.000,- dari berjualan jamur crispy, maka dirinya memenuhi
syarat untuk membayar pajak UMKM. Berikut adalah tabel untuk
mengetahui waktu membayar pajak UMKM.

Bulan Peredaran Usaha Peredaran Usaha Keterangan


Kumulatif

Januari Rp. 62.000.000,- Rp. 62.000.000,-

Februari Rp. 56.000.000,- Rp. 118.000.000,-

Maret Rp. 62.000.000,- Rp. 180.000.000,-

April Rp. 60.000.000,- Rp. 240.000.000,-

Mei Rp. 62.000.000,- Rp. 302.000.000,-

Juni Rp. 60.000.000,- Rp. 362.000.000,- 500 Juta

Juli Rp. 62.000.000,- Rp. 424.000.000,-


tidak pajak

Agustus Rp. 62.000.000,- Rp. 486.000.000,-

September Rp. 60.000.000,- Rp. 546.000.000,- Kena pajak

Oktober Rp. 62.000.000,- Rp. 608.000.000,- Kena pajak

November Rp. 60.000.000,- Rp. 668.000.000,- Kena pajak

Desember Rp. 62.000.000,- Rp. 730.000.000,- Kena pajak

Tabel 4 Penghasilan kena pajak


(Sumber: Penulis, 2022)

13
Sehingga diketahui bahwa Udin harus membayar mulai bulan
September hingga Desember. Berikut adalah tabel perhitungan PPh
Final atau pajak UMKM yang harus dibayar.

Bulan Peredaran Bruto Peredaran Bruto PPh Final


Kumulatif Kena pajak (Peredaran bruto x
0,5%)

September Rp. 546.000.000,- Rp. 46.000.000,- Rp. 230.000,-

Oktober Rp. 608.000.000,- Rp. 62.000.000,- Rp. 310.000,-

November Rp. 668.000.000,- Rp. 60.000.000,- Rp. 300.000,-

Desember Rp. 730.000.000,- Rp. 62.000.000,- Rp. 310.000,-

Total PPh Final Rp. 1.150.000,-

Tabel 5 Perhitungan PPh Final


(Sumber: Penulis, 2022)

Sehingga diperoleh pajak UMKM (PPh final) yang harus


dibayar oleh Udin sebesar Rp. 1.150.000,-. Pajak UMKM yang
dibayar oleh Udin ini sesuai dengan ketentuan pajak yang baru.

d. Biaya Total Dalam Memproduksi Produk Olahan


Jamur Tiram
Dalam membuat suatu usaha tentunya kita haruslah membuat
perencanaan biaya yang akan dikeluarkan dalam memproduksi
produk. Biaya yang akan dihitung adalah biaya marginal dan biaya
total yang dikeluarkan. Oleh karena itu, kami akan membuat fungsi
untuk biaya marginal dan fungsi untuk biaya total produksi, di mana
kita akan menentukan fungsi biaya marginal terlebih dahulu dengan
bentuk MC=f (Q), di mana MC (atau dapat ditulis C’(Q)) adalah
biaya marginal dan f(Q) adalah fungsi biaya marginal. Lalu, untuk
bentuk fungsi dari biaya total produksi adalah bentuk pengintegralan

14
dari bentuk fungsi biaya marginal dengan formula TC=∫ MC × dQ ,
di mana TC adalah biaya total produksi.
Kelompok kami memproduksi produk olahan dari jamur tiram
sebanyak Q unit dengan biaya marginal dirumuskan dengan
C ' (Q)=6 Q+20. Untuk memproduksi 1 unit olahan jamur tiram ini
dibutuhkan biaya tetap sebesar Rp. 50.000,-. Maka untuk
mendapatkan fungsi biaya total produksi dapat menggunakan cara
sebagai berikut.
C ' (Q)=12Q+ 20
c=Rp . 50.000 ,−¿
T (Q)=∫ C ' (Q)×dQ
T (Q)=∫ (12 Q+20)dQ
12 2
T (Q)=( )Q + 20Q+ c
2
2
T (Q)=6 Q +20 Q+50.000

Sehingga didapatkanlah fungsi biaya total dengan cara


mengintegralkan persamaan fungsi biaya marginal, lalu menambahkan
biaya tetap yang berperan sebagai konstanta (c) ke dalam persamaan
tersebut. Persamaan fungsi biaya total adalah
2
T (Q)=3 Q + 20Q+50.000 . Maka untuk menghitung biaya total untuk
membuat produk olahan jamur tiram sebanyak 500 unit dapat
menggunakan cara sebagai berikut.
2
T (Q)=6 Q +20 Q+50.000

Q=500
2
T (500)=6( 500) +20( 500)+50.000
T (500)=6(250.000)+10.000+ 50.000
T (500)=1.500 .000+60.000
T (500)=Rp .1.560 .000

Sehingga didapatkan total biaya untuk membuat produk


olahan jamur tiram sebanyak 500 unit adalah Rp. 1.560.000,00.

15
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang berisi pembahasan, data
penelitian, dan hasil literatur pada bab sebelumnya. Peneliti dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
a. Sarana dan prasarana budidaya ikan lele meliputi: kolam, pakan lele,
pipa air, jaringan listrik, termometer air, serit, kipas (blower), dan
sistem air mengalir (aerasi). Sedangkan cara mengelola budidaya
benih lele melalui tahapan: pemilihan indukan lele, pemijahan,
merawat larva ikan lele, pendederan benih ikan lele, dan pemanenan
benih ikan lele.

b. Jamur tiram membutuhkan suhu yang cukup dingin sekitar 20°C


untuk berkembang biak, jika suhu diatas 20°C jamur sulit
berkembang biak. Suhu yang terlalu panas akan mempengaruhi
perkembangbiakan jamur. Jamur akan keriting dan kemungkinan

16
jamur bisa saja kering dan tidak tumbuh/mati. Hanya beberapa jamur
yang membutuhkan suhu panas sesuai jenisnya masing masing.

c. pH sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup,


sebagai contoh perkembangan jamur dan lele dipengaruhi oleh pH
media budidaya. Jamur yang ditanam pada media tanam dengan pH 6,
7, dan 8 akan terlihat perbedaan waktu pertumbuhannya dan kadar
seleniumnya. Sedangkan Ikan dianjurkan hidup di air kolam dengan
pH 7-8 (netral-asam sangat lemah) agar pertumbuhan ikan lele optimal
karena tingkat pH tersebut dapat menjaga nafsu makan ikan lele.

d. Edukasi mengenai perhitungan pajak UMKM sangatlah penting bagi


para pengusaha agar mereka paham besar pajak yang harus dibayarkan
sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.

e. Ilmu matematika juga penting dalam menjalankan suatu bisnis agar


kita dapat memperkirakan keuntungan dan efisiensi biaya produksi
suatu produk dengan menerapkan konsep Integral dan turunan untuk
menghitung biaya marginal dan biaya total.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait penelitian berjudul Usaha
Budidaya Jamur Tiram dan Lele sebagai berikut.
1. Bagi para pengusaha budidaya jamur tiram maupun ikan lele
khususnya bagi pemula perlu mempersiapkan diri dengan matang
baik secara teori dan praktek dalam menjalankan budidaya jamur
tiram dan ikan agar meminimalisir kegagalan budidaya dan
mendapatkan hasil optimal.
2. Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan Laporan
Karya Ilmiah ini masih ada banyak kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari

17
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

Daftar Pustaka

Zaskia, Neena. 2017. Pengaruh Derajat Keasaman (pH) Media Tanam dan
Waktu Panen pada Fortifikasi Selenium Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus). Fakultas Matematika dan IPA Universitas
Malang.
Rahmah, Novita A. 2022. Ingin Ternak Lele? Ketahui Cara Pembenihan Ikan
Lele Ini. https://paktanidigital.com/artikel/ingin-ternak-lele-ketahui-cara-
pembenihan-ikan-lele-ini/#.YgxdkVOyRPx, Diakses pada 16 Februari
2022.
Huda, Jaenul. 2021. Hanya Jual Jamur Crispy, Pemuda Pemalang Raih
Omset Rp 2 Jutaan Per Hari. https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-
rakyat.com/ekonomi-bisnis/pr-171936114/hanya-jual-jamur-crispy-
pemuda-pemalang-raih-omset-rp2-jutaan-per-hari?
page=2&_gl=1*1id8l3k*_ga*OHN6ZzV1V0hMeDBBVUQ4V0VLTV9

18
FSGZUaVE1UURvNUZvUVBuSG9MNVUtXzhrQVN3SXJjYTFFaDdJ
TlRMdnVReg, Diakses pada 15 Februari 2022.
Dinas Kelautan dan Perikanan Yogyakarta. 2015. Pentingnya Pranata
Mangsa Untuk Budidaya Ikan.
https://dislautkan.jogjaprov.go.id/web/detail/112/pentingnya_pranata_ma
ngsa_untuk_budidaya_ikan, diakses pada 16 Februari 2022.
Unsur TV. 2022, 4 Februari. Budidaya Lele [Video]. Youtube,
https://youtu.be/PEWQOn9yhEg.
Unsur TV. 2022, 7 Februari. Studi Luar Kelas 2022 | SMA KATOLIK
UNTUNG SUROPATI [Video]. YouTube, https://youtu.be/fhRJp-
SsHYw.
Mahyuddin, Kholish. 2007. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Depok:
Penebar Swadaya.

Lampiran

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai