Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL WAWANCARA BUDIDAYA

IKAN PATIN

Disusun oleh:

1. M. JAZRIEL BUSRIZON
2. FAZIRA
3. ARFAN MALIK
4. TIARA MARSYA UTARI
5. PUTRI DELFITA
6. KAYLA
7. ZOYA AUDIA PUTRI
8. LUTHFIA RAFIL

SMA NEGERI 1 PUJUD


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan tugas kelompok wawancara tentang budidaya ikan patin .

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini di waktu yang akan datang.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang budidaya ikan ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Pujud, 04 NOVEMBER 2023

Penyusun
Kelompok 3/XI1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................ ii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................... 1
1.3 Pertanyaan untuk Narasumber ................................................... 1

Bab II Kajian Teori


A. Klasifikasi lkan patin ....................................................................... 2
B. Proses Budidaya ikan patin ............................................................ 3

Bab III Pelaksanaan Wawancara


3.1 Tempat ........................................................................................ 9
3.2 Waktu .......................................................................................... 9
3.3 Lama .......................................................................................... 9
3.4 Hasil Wawancara ....................................................................... 9

Bab IV Foto Dokumentasi, Caption, serta Video


4.1 Foto Kelompok ............................................................................. 10
4.2 Foto Kelompok dan Narasumber ................................................. 10

Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 11
5.2 Saran .......................................................................................... 11

Daftar Pustaka
6.1 Link ............................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ikan bandeng dan udang sebagai ikan konsumsi memiliki rasa daging
yang enak dan harga yang terjangkau sehingga banyak dikonsumsi
oleh masyarakat. Karena itulah kami memilih ikan bandeng dan udang
untuk menjadi objek untuk observasi. Sedangkan teknik yang kami
pilih adalah teknik pembesaran ikan. Karena kami ingin mengetahui
lebih banyak mengenai teknik pembesaran ikan bandeng dan udang
yang tidak semua orang mengetahuinya. Untuk memperoleh informasi
mengenai teknik pembesaran ikan bandeng dan udang. Kami
melakukan wawancara ditempat orang yang mempunyai kolam
budidaya ikan bandeng dan udang. Karena menurut kami tempat
tesebut lebih sesuai dengan teknik yang kami pilih.

2. TUJUAN DAN MANFAAT


Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Prakarya yang terkait dengan materi pembuidayaan ikan patin. Selain
itu penulisan laporan ini juga bertujuan untuk mengetahui teknik
pembesaran ikan patin ditempat orang yang mempunyai kolam
budidaya ikan patin.Dalam hasil laporan dari wawancara yang kami
lakukan, kita mendapat pengalaman cara berbudidaya ikan patin
dengan teknik pemebesaran.

3. PERTANYAAN UNTUK NARASUMBER


1. Sejak kapan bapak melakukan usaha ini ?
2. Dimana lokasi kolam budidaya ikan patin bapak ?
3. Apa jenis kolam,Berapa ukuran dan kedalaman kolam ikan patin
yang bapak miliki?
4. Berapa jumlah bibit yang bapak gunakan ?
5. Kapan pertama kali bibit ikan dimasukan ?
6. Apa pakan yang biasa bapak gunakan untuk ikan patin ?
7. Berapa minimal berat untuk induk patin ?
8. Kapan waktu terbaik untuk panen ikan patin ?
9. Berapa keuntungan yang bapak dapat kan dari hasil budidaya ikan
patin ini?
10. Apa saja hal hal yang harus diperhatikan dalam membudidayakan
ikan patin?
BAB 2

KAJIAN TEORI

A. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI IKAN PATIN

Klasifikasi ikan patin (Pangasius pangasius) menurut Saanin (1984) adalah


sebagai berikut :

Ordo : Ostariophyri
Subordo : Siluroide
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius sp

Ikan patin (Pangasius sp)


merupakan jenis ikan konsumsi
air tawar, berbadan panjang
berwarna putih perak dengan
punggung berwarna kebiru-
biruan. Kepala ikan patin relatif
kecil, mulut terletak di ujung
kepala agak di sebelah bawah
(merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua
pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba (Subagja 2009).

Morfologi ikan patin (Pangasius sp) mempunyai badan memanjang dan


pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri
dan bersirip tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai
pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi
berwarna putih dan garis hitam di tengah. Ikan ini mempunyai panjang
maksimum 150 cm (Subagja 2009).

Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air. Artinya,
ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang
agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9) (Subagja 2009).
Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah
berkisar antara 3-6 ppm, sementara karbondioksida yang bias ditolerir berkisar
antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara

80-250 (Subagja 2009). Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada
dalam kisaran 28-30°C (Khairuman dan Suhenda 2002).
B. PROSES BUDIDAYA IKAN PATIN
1. PEMBENIHAN IKAN PATIN (PANGASIUS PANGASIUS)

Pembenihan adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam pematangan


gonad, pemijahan dan pembesaran larva hasil penetasan sehingga
menghasilkan benih yang siap ditebar di kolam, keramba atau ditebar
kembali keperairan umum. Secara umum pembenihan pada ikan dapat
dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Pembenihan secara alami adalah kegiatan untuk memproduksi benih


yang diperoleh semata-mata dari hasil pemijahan induk ikan yang ada di
alam tanpa ada campur tangan manusia.

b. Pembenihan secara semi alami atau semi buatan adalah kegiatan untuk
memproduksi benih yang sebagian dari kegiatan tersebut sudah ikut
campur tangan manusia.

c. Pembenihan secara buatan adalah kegiatan untuk memproduksi benih


yang semua kegiatannya adalah campur tangan manusia.

Pembenihan menyangkut dua hal yaitu ”Breeding dan Seeding”. Breeding


yaitu segala perlakuan atau treatmen terhadap induk sehingga menghasilkan
larva. Sedangkan Seeding adalah penanganan mulai dari larva sampai
dengan benih yang siap untuk di pasarkan (Hayati, 2004).

C. SYARAT LOKASI PEMBENIHAN

Fasilitas yang harus dimiliki oleh suatu balai benih ikan adalah:

a. Kolam pemijahan

b. Kolam pendederan

c. Kolam pemeliharaan calon


induk d. Kolam penampung calon
benih

e. Kolam pemberokan

f. Kolam filter dan reservoir

g. Kolam pemeliharaan ikan donor, dan

h. Peralatan bahan lainnya (Khairuman dan Amri, 2002).


D. KOMPONEN PEMBENIHAN

Pemijahan buatan atau kawin suntik dapat dilakukan apabila induk telah
matang gonad, langkah selanjutnya adalah penyuntikan hormon, menurut
Sutisna dan Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dapat dibagi tiga yaitu :

a. Intramuscular (penyuntikan di dalam otot)


b. Intraperitorial (penyuntikan pada rongga perut)
c. Intracranial (penyuntikan pada rongga otak melalui tulang occipital
bagian yang tipis).

Penyuntikan di dalam otot yaitu jarum suntik tersebut di arahkan ke


dalam otot punggung bagian belakang yang kemiringan jarum suntik 45
derajat, penyuntikan pada rongga perut ini yaitu ikan tersebut dibaringkan dan
disuntik dari arah samping perut diantara rongga tulang perut, dan pada
penyuntikan pada rongga otak melalui tulang occipital bagian yang tipis ini
yaitu jarum suntik diantara tulang pangkal kepala dan tulang pangkal punggung
ikan.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemijahan dibagi menjadi dua


kelompok yaitu : Faktor eksternal meliputi : suhu, curah hujan, intensitas
cahaya, dan sebagainya dan Faktor internal meliputi : kematangan gonad,
ketersediaan hormon, dan hormon gonadotropik.

E. PEMIJAHAN

Pemijahan adalah suatu proses pengeluaran sel telur oleh induk ikan
betina dan sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan
pembuahan. Pemijahan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : pemijahan alami,
pemijahan semi alami, dan pemijahan buatan. Ikan patin hanya dapat
dipijahkan secara buatan (Hayati, 2004).

Hernowo (2001) menyatakan bahwa, pemijahan buatan dapat


dilakukan dengan cara menstriping atau mengurut perut sampai ke arah lubang
kelamin induk jantan dan induk betina. Agar telur dan sperma dari induk-
induk yang telah disuntik tersebut dapat dikeluarkan. Proses penstripingan
ini dapat dilakukan beberapa jam setelah penyuntikan.

Pembuahan dilakukan dengan cara mencampur telur dan sperma yang


diaduk secara perlahan dengan menggunakan bulu ayam selama lebih kurang
2 menit dan kemudian dicuci dengan menggunakan air bersih (aquades)
untuk menghilangkan lendir. Agar daya rekat telur hilang dan menghindari
penggumpalan pada telur, maka dilakukan pencucian dengan emulsi lumpur
yang terlebih dahulu telah dipanaskan pada suhu 1000 C guna menghindari
penyakit (Khairuman dan Suhenda, 2002).

F. PENETASAN DAN PENDEDERAN

Penetasan merupakan saat terakhir dari masa pengeraman (inkubasi)


sebagai hasil dari beberapa proses sehingga embrio keluar dari
cangkangnya. Penetasan terjadi karena adanya :

a) Kerja mekanik oleh karena embrio sering mengubah posisinya


karena kekurangan ruang dalam cangkangnya, dengan pergerakan
tersebut bagian cangkang telur yang lembek akan pecah sehingga
embrio akan keluar dari cangkangnya
b) Kerja enzimatik yaitu enzim dan unsur kimia lainnya yang
dikeluarkan oleh kelenjar endodermal didaerah pharink embrio
(Lagler et al, 1972).
Penetasan akan terjadi semakin cepat bila embio yang ada dalam
cangkang semakin aktif bergerak. Aktivitas embrio dan pembentukan
chorionase dipengaruhi oleh :

1) Faktor dalam yaitu hormone (yang dihasilkan oleh hipofisa dan tyroid
dan berperan dalam proses metamorfosa) dan volume kuning telur
(berperan dalam perkembangan embrio)
2) Faktor luar yaitu suhu, pH, salinitas, gas-gas terlarut (O2, CO2,
NH3) dan intensitas cahaya.
Nuraini (2001) menyatakan bahwa, proses penutupan blastopor
kemudian masuk kepada fase perkembangan embrio. Tanda-tanda aktifitas
embrio ikan terlihat dari pergerakan dan sering kali merupakan bagian yang
penting dalam proses penetasan. Proses ini terlihat bila embrio telah lebih
panjang dari lingkaran kuning telur. Selama penetasan, larva bergerak-gerak
sampai lepas dari kapsul telur, dan membutuhkan suhu yang cocok dan suplay
oksigen yang cukup.

Susanto dan Amri (2001) menyatakan bahwa telur disebarkan di dalam


aquarium yang disiapkan sebelumnya, yang diberi air bersih dan
diaerasi. Selanjutnya, diusahakan telur ikan jangan sampai menumpuk karena
berakibat telur

akan membusuk, oleh karena itu disebarkan dengan menggunakan bulu


ayam agar telur tidak pecah.

Menurut Susanto (1996), untuk mengatur suhu tempat penetasan agar


tetap konstan dapat digunakan heater dan thermostat pada tempat penetasan
atau dapat juga dilakukan dengan cara memasukkan air segar ke tempat
penetasan sehingga akan menstabilkan suhu air.

G. PEMELIHARAAN LARVA DAN BENIH

Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan larva ikan patin dari umur 14


hari sampai ukuran benih berkisar ukuran 5-10 cm yang siap untuk dibesarkan.
Kegiatan pendederan meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pengelolaan
rutin dan pemanenan (Arie, 1996).

Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 14 hari.


Kemudian dipanen dengan cara menyurutkan air kolam secara perlahan-lahan
sampai mencapai ketinggian tertentu. Benih diambil sedikit demi sedikit
dan ditampung d i bak penampungan. Benih yang berumur 14 hari ini
biasanya sudah berukuran 1-2 inci (Pataros dan Sitasit, 1976).

Hardjamulia (1975) menyatakan bahwa penebaran benih sebaiknya


dilakukan pada pagi hari dengan padat penebaran 100 ekor/m2. Pengontrolan
dilakukan setiap hari untuk memantau keadaan kolam, air masuk, hama dan
penyakit.

A. Pemeliharaan larva dilakukan dengan pemberian makanan,


penggantian air, pemberian aerasi, dan penyiponan untuk
pembuangan makanan yang tersisa atau kotoran dan bangkai
larva. Makanan diberikan setelah larva berumur 5-7 hari sejak
menetas, jenis makanan yang diberikan adalah makanan alami
berupa plankton hewani atau nabati yang diambil dari perairan
(Puspowardoyo dan Djarijah, 2003).

H. MAKANAN IKAN PATIN

Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan


ikan. Untuk merangsang pertumbuhan, diperlukan jumlah dan mutu makanan
yang tersedia dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi perairan.

Makanan yang diberikan pak marizal biasanya berupa pellet dan usus
ayam

ikan patin berupa rotifera, ikan kecil dan daun-daunan yang ada di perairan.
Apabila dipelihara di jala apung, ikan patin ternyata tidak menolak diberi
pakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan
mempercepat pertumbuhan ikan patin adalah :

1) Benih berumur 15 hari sebaiknya diberi pakan berupa artemia


agar pertumbuhannya lebih cepat dan gerakannya menjadi gesit
2) Benih berumur 30 hari dapat diberikan pakan berupa tubifex yang
dikombinasikan dengan pakan pellet serbuk
3) Patin dewasa dapat diberi pakan berupa pellet tenggelam.

I. KUALITAS AIR

Air sebagai media hidup haruslah diperoleh dengan mudah dan


mengalir sehingga terjadi siklus dan dapat mempercepat pertumbuhan ikan
patin

Kualitas air memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival


dan pertumbuhan larva. yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan adalah
suhu, konsentrasi oksigen terlarut, karbondioksida, amoniak, pH, alkalinitas
dan kekeruhan.

Dalam proses pembenihan ikan patin air yang digunakan sebaiknya air
yang tidak mengandung racun (sumber air bisa diperoleh dari air tanah, air
sungai, air danau atau waduk dan sebelum air tersebut digunakan terlebih
dahulu air diendapkan atau didiamkan lebih kurang 1 hari agar unsur-unsur
kimia dan bakteri yang terkandung di dalamnya tidak terbawa pada saat
digunakan di wadah atau akuarium.

J. PENYAKIT

Penyakit yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan
yaitu penyakit infeksi yang timbul karena gangguan organisme patogen dan
penyakit non infeksi yang timbul karena organisme lain. Penyebab penyakit
infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular. Sedangkan
penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi. Parasit
dapat dikendalikan dengan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu
gram metil biru dalam 100 cc air). Pengendalian jamur menggunakan malachyt
green oxalate sejumlah 2-3 g/m air (1 liter) selama 30 menit. Sedangkan
penyakit bakteri dapat dibasmi dengan merendam ikan dalam larutan kalium
permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30-60 menit, merendam ikan dalam
larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12-24 jam atau merendam ikan dalam
larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.
BAB 3

PELAKSANAAN WAWANCARA

1.1 Tempat : Kampung Sawah


1.2 Waktu : Siang hari
1.3 Lama : 60 menit

HASIL WAWANCARA
Budidaya Ikan Patin Oleh Pak MARIZAL S.Pi

Latar belakang Pak marizal mendirikan usaha ini adalah ingin berwirausaha
dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Usaha ini sudah dimulai sejak tahun 2022 dan
berlangsung sampai saat ini.Bapak marizal S.Pi yang tinggal di pujud. Beliau
memulai usaha budidaya dengan modal 25 juta. Awal kali bapak marizal membuat
kolam dengan ukuran 10x20 meter yang dibangun dengan kedalaman 2 m yang
terletak di kampung sawah dan membeli 1.000 bibit ikan patin,pertama kali bibit
dimasukan adalah bulan januari 2023.pakan yang biasanya bapak marizal gunkan
adalah pellet dan usus ayam tergantung umur ikan patin,menurut pak marizal
minimal berat induk patin yang sehat da siap untuk proses pemijahan adalah 2 kg,
pak marizal biasanya melakukan panen 6 bulan 1 kali atau 1 tahun 2 kali pada waktu
pagi hari.

Pak marizal memilih pembudidayaan sistem kolam tanah dengan air tawar
karena dianggap tidak sulit dalam proses pelaksanaannya dan memilih ikan
patindalam berbudidaya karena banyak masyarakat sekitar yang mengkonsumsi ikan
patin.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berbudidaya ikan patin menurut Pak
marizal adalah lahan pembibitan, pakan, dan kolam,kolam yang digunakan
sebaiknya mengalir sehingga terjadi silkusi dan dapat mempercepat pertumbuhan
ikan patin.Pemberian ikan dewasa yaitu 2 kali sehari pagi dan sore. Untuk pemberian
pakan bibit ikan yaitu 1kali sehari pada sore hari, panen akan dilakukan dalam waktu
6 bulan atau paling lama 7 bulan sekali. Dan proses pemasaran dilakukan disaat
pengepul datang ke kolam langsung, dengan nilai harga jual tergantung berat dan
besar kecilnya hasil panen per kg.biasanya penjualan perbulan bapak marizal adalah
50 kg,keuntungan kotor bapak marizal adalah 4.000.000 dan keuntungan bersih nya
2.500.000 dalam sekali panen. Kendala-kendala yang dihadapi Pak marizal adalah
jika ikan setress namun Ia mengatasinya dengan memberi obat utama lodan. Dan
wilayah ditempati Pak marizaljuga sering mengalami gagal panen. Harapan dari Pak
marizal adalah ingin usahanya maju dan lebih berkembang.

BAB 4

FOTO KEGIATAN

4.1 Foto Kelompok :

4.2 Foto kelompok + Narasumber :


PENUTUP
A. Kesimpulan

Budidaya ikan patin yang dilakukan pada praktikum budidaya hewan dan
tanaman adalah pembesaran di dalam kolam dengan dasar keramik. Selama
pembesaran, dilakukan perawatan dan pengukuran pertumbuhan meliputi panjang
dan

bobot ikan patin. Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam satu hari.

B. Saran

Untuk memaksimalkan budidaya ikan patin sebaiknya pembesaran


dilakukan di kolam tanah atau kolam semen di area terbuka dengan kondisi yang
memungkinkan unttuk pertumbuhan plankton sebagai pakan alami. Untuk
mempercepat pertumbuhan dapat diberikan pakan tambahan yang lebih intensif dan
rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawi,S.1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba.Cetakan Kedua.PT.Gramedia,


Jakarta.44 hal.

Arie, U. 1996. Teknik Pemijahan Lele Bangkok Alias Si Jambal Siam. Koran Pertanian
Sinar Tani, Nomor 2517-Tahun XXVI. Hal V.

Djarijah.A.A.2001. Budidaya Ikan Patin. Kanasius. Yogyakarta 87


hal. Djariah, A.S. 1995. Pakan Alami. Kanisius. Yogyakarta

Hayati, U. 2004. Keadaan Pembenihan Ikan Patin pada Hatchery Suhaimi di Desa Koto
Masjid Kecamatan 13 Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Usulan Praktek
Umum. UIR. Pekanbaru. 28 hal.

Hernowo. 2001. Pembenihan Patin Skala Kecil dan Besar Serta Solusi
Permasalahan. Penebar Swadaya. Jakarta. 66 hal.

Hardjamulia, A. 1975. Cara Memelihara dan Menternakkan Ikan Jambal Siam.


Departemen Pertanian, Jakarta.

Khairuman dan Amri, K. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka.
Jakarta.83 hal.

Wikipedia.org. 2010. Salinitas dan pH. http://id.wikipedia.org/wiki/Salinitas/pH. Akses


14 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai